Network : tvN Netflix
“Se Ri,
seharusnya kamu memberitahuku saat mengalami hal semacam itu,” kata Se Jun sok
perhatian.
“Aku ikut
prihatin,” tambah Hye Ji.
Se Ri tidak
mengerti maksud pembicaraan mereka berdua. Dan Se Jun pun menjelaskan bahwa dia
sudah tahu tentang Se Hyung yang mencoba untuk mencegah Se Ri kembali ke Korea
Selatan.
“Kalian tahu
dari mana?” tanya Se Ri, terkejut.
“Itu tidak
penting,” balas Se Jun.
“Yang
terpenting kita harus bersatu. Kita hancurkan keluarganya bersama,” jelas Hye
Ji. Dan Se Jun mengangguk kan kepalanya.
Ibu telah
memutuskan untuk mendukung Se Jun. Karena itulah sekarang Se Jun merasa sangat
percaya diri dan dia ingin Se Ri memihak mereka berdua juga. Serta dia ingin Se
Ri untuk jangan memblokir nomornya lagi.
“Begitu?
Lantas kenapa Ibu dan Kakak tidak bersatu mengusir Se Hyung, dan mendukungku?”
tanya Se Ri dengan serius. “Aku harus ambil alih perusahaan.”
Se Jun tidak
terima dan menolak. Dengan serius, Se Ri bertanya lagi, darimana Se Jun serta
Hye Ji tahu mengenai Se Hyung. Dan mereka berdua memberitahu tentang Manajer Oh
yang pernah menjadi bawahan Seung Jung. Mereka berdua tahu dari Manajer Oh,
tapi ada sesuatu yang mencurigakan tentang Manajer Oh, yaitu Manajer Oh ada
membeli apatermen 50 pyeong di Gangnam tanpa pinjaman, dan mereka menduga kalau
Manajer Oh pasti mendapatkan uang dari Se Hyung.
“Cari tahu
siapa dan alasannya, lalu beri tahu aku,” perintah Se Ri.
“Aku?” tanya
Se Jun terkejut. Dan Se Ri mengiyakan, lalu dia pamit dan pergi.
“Beraninya
dia menyuruhku,” keluh Se Jun.
“Tapi, dia
memintamu memberitahunya setelah semuanya jelas,” kata Hye Ji. “Berarti dia
tidak akan memblokirmu lagi. Dia setuju untuk memihak kita. Bagus. Kamu
berhasil,” pujinya. Dan Se Jun merasa sangat senang.
Se Ri
mendapatkan telpon dari Jung Hyuk. “Apa?” tanyanya terkejut.
Se Ri
menjemput Jung Hyuk dan timnya yang berada ditaman. “Tidak mungkin. Ada apa
ini? Bagaimana mungkin? Kalian tidak seharusnya kemari,” kata Se Ri dengan
perasaan bahagia serta cemas. Dia memeluk mereka semua.
Awalnya
melihat itu, Jung Hyuk tersenyum. Tapi kemudian dia merasa cemburu, dan
memisahkan mereka semua dari Se Ri serta memegang tangan Se Ri. Dia lalu
memperkenalkan Se Ri dengan Man Bok.
Se Ri
membawa mereka semua ke rumah nya. Saat Se Ri membuka pintu hanya dengan
menggunakan sidik jari, mereka berlima merasa sangat kagum.
“Jangan
tertipu oleh kemewahannya,” kata Sersan Pyo, mengingatkan semuanya.
Saat masuk
ke dalam rumah, Man Bok segera mencari penyadap di perabotan rumah Se Ri. Dan
mengetahui itu, Se Ri tertawa dan menjelaskan bahwa ini adalah rumahnya, jadi
tidak akan ada penyadap sama sekali. Tapi Sersan Pyo sama sekali tidak percaya,
sebab menurutnya tidak mungkin bagi Se Ri untuk tinggal di rumah sebesar ini
sendirian.
“Ada lima
kamar, kugunakan semua. Kamar tidur, ruang kerja, sisanya ruang olahraga, kamar
tamu, dan kamar kosong. Puas?” jelas Se Ri, bertanya.
“Kamu cukup
lihai. Ini pujian,” balas Sersan Pyo dengan sikap jaim.
Ju Meok
terpesona dengan air panas di rumah se Ri, karena mereka bisa mendapatkan air
panas setiap saat. Sementara Eun Dong terpesona dengan lampu di rumah Se Ri,
karena mereka bisa memakai listrik yang tiada batas. Dan Letnan Park kagum
dengan lantai rumah Se Ri, karena lantainya terasa hangat walau tidak ada
perapian.
Nam Sik
memasakkan makanan untuk Young Ae yang terbaring lemas tanpa semangat di tempat
tidur. “Ibu,” panggilnya sebelum mulai makan. “Kita akan meninggalkan desa
ini?” tanyanya.
“Jangan
bilang begitu. Kita belum tahu apa yang akan terjadi kepada ayahmu,” balas
Young Ae.
“Lalu kenapa
melarangku bermain dengan teman-temanku?” tanya Nam Sik, penasaran. Dan Young
Ae sama sekali tidak bisa menjawab, dia menutup mulutnnya untuk menahan rasa
sedih. Lalu tiba- tiba terdengar bunyi ketukan, dan Young Ae merasa cemas.
Young Ae
keluar dari rumah untuk melihat siapa yang datang. Dan ternyata yang datang
adalah Myeong Sun. Dia datang untuk mengantarkan kentang. Selanjutnya yang
datang adalah Ok Geum. Dia juga datang secara diam- diam ke rumah Young Ae
untuk mengantarkan roti.
“Kalian
sungguh tebal muka. Kalian bisa dihukum karena kemari. Segera pergi!” kata
Young Ae dengan cemas. Dia membuka pintu dan mengusir mereka berdua. Tepat
disaat itu, Wol Suk datang dengan gerobak berisikan kayu.
“Kamu keluar
tepat waktu. Kurasa kamu butuh kayu lagi, jadi, kubawakan untukmu. Jika mau
tetap sehat, kamarmu harus…” kata Wol Suk dengan perhatian. Lalu dia merasa
terkejut, saat melihat Myeong Sun dan Ok Geum keluar dari rumah Young Ae.
Kemudian
para Ibu- Ibu lain juga datang untuk mengantarkan makanan.
Young Ae
menangis. “Berbahaya jika kalian di sini! Pergilah jika tidak mau dihukum!”
katanya dengan cemas. Lalu dia jatuh ke tanah dan menangis.
Melihat itu,
mereka semua langsung mendekati nya dan menghiburnya. “Jangan menangis. Jangan
menangis, Young Ae. Jangan menangis.”
Sersan Pyo
memakan daging panggang Se Ri dengan lahap. Dia beralasan bahwa dia memakan ini
demi balas dendam karena Se Ri telah menghabiskan stok Jung Hyuk. Dan dengan
malas, Se Ri mengiyakan.
“Kenapa kamu
tidak makan?” tanya Letnan Park, memperhatikan Jung Hyuk yang hanya sibuk
memangangang daging tanpa memakannya.
“Makanlah.
Pasti sangat sulit jauh-jauh kemari. Memikirkannya saja membuatku sedih,” jelas
Jung Hyuk sambil menumpukkan banyak daging diatas nasi Se Ri.
“Aku ingin
terus terang saja. Kamilah yang menderita, kenapa dia dapat daging paling
banyak,” keluh Sersan Pyo, memperhatikan Jung Hyuk yang tampak pilih kasih. Dan
Se Ri tertawa.
“Kalian bisa
ambil daging sendiri. Dia berhak berikan kepada siapa pun,” kata Se Ri, membela
Jung Hyuk. Dan Ju Meok menyebut Jung Hyuk sebagai ‘pria dambaan’.
“Jika
dipikirkan, menyeberangi perbatasan hanya demi seorang wanita memang perbuatan
gila yang pantas dicatat sejarah,” komentar Sersan Pyo. Dan semunya tertawa.
“Bukan
begitu. Bukankah sudah kujelaskan apa yang terjadi?” balas Jung Hyuk,
menyangkal.
“Dia benar.
Jika begitu, Kapten Ri tak tertandingi. Kapten yang terbaik,” puji Eun Dong
sambil mengancung kan jempol. Dan sebelum Jung Hyuk bisa bicara, Se Ri menyuapi
daging untuk nya. Dan semuanya tertawa melihat itu. Kecuali Man Bok.
Saat keluar
dari kamar, Se Ri tidak sengaja mendengar pembicaraan Man Bok dengan Jung Hyuk.
Dan dia pun menguping secara diam- diam.
“Ayahmu
menyuruh kami membawamu pulang secepat mungkin. Kita harus pulang begitu Pesta
Olahraga Militer Dunia berakhir,” kata Man Bok, memberitahu. “Ayahmu sudah
memastikan kita akan pulang dengan selamat.
“Kau tidak
dengar perkataanku tadi? Cheol Gang bisa menculik Se Ri dan membawanya ke
Utara. Dia akan menyerang ayahku dan aku,” jelas Jung Hyuk dengan cemas.
Man Bok
mengerti kecemasan Jung Hyuk, tapi mereka tidak bisa menangkap Cheol Gang,
karena mereka tidak mengetahui dimana keberadaan Cheol Gang dan mereka akan
kehabisan waktu. Lagipula dia yakin kalau Se Ri pasti akan baik- baik saja,
karena Se Ri memiliki status sosial yang tinggi dan banyak yang mendukung Se
Ri. Mendengar itu, Jung Hyuk merasa bingung.
Se Ri merasa
sedih. Secara diam- diam, dia kembali ke dalam kamarnya.
Pimpinan
Yoon dan Yoon Hee makan berdua. Dengan kesal, Pimpinan Yoon mengeluh kan anak-
anak mereka yang tidak pernah makan bersama mereka, kecuali saat mereka
membahas uang. Yoon Hee mengingatkan kalau ini adalah ulang tahun Se Ri.
“Sejak kapan
kamu peduli?” tanya Pimpinan Yoon.
“Kamu pasti
sudah tahu. Se Ri terjebak di Korea Utara,” kata Yoon Hee dengan serius. Dan
Pimpinan Yoon langsung mendelik marah, dia seperti mengingatkan Yoon Hee untuk
jangan berbicara sembarangan, karena akan berbahaya jika ada yang mendengar.
Yoon Hee
menjelaskan bahwa pada hari itu Pimpinan Yoon pasti tidak keluar negri untuk
urusan bisnis, melainkan Pimpinan Yoon mengurus masalah tentang Se Ri.
Tebakan Yoon
Hee benar. Pimpinan Yoon mengisi dokumen- dokumen untuk mengurus masalah Se Ri.
“Kamu dengar
dari mana?” tanya Pimpinan Yoon.
“Kenapa
tidak cerita padaku? Menurutmu, aku akan memanfaatkan itu untuk
menjerumuskannya?” tanya Yoon Hee, dan Pimpinan Yoon tidak menyangkalnya. “Kamu
juga pasti tahu bahwa Se Hyung tahu Se Ri ada di sana dan menyuruh orang untuk
mencegahnya kembali?” tanyanya dengan perasaan terluka.
Chang Sik
dan Su Chan memperdengarkan suara Se Ri kepada Pimpinan Yoon. Mereka
menjelaskan semuanya sambil memandang ke arah Se Hyung.
“Banyak yang
mengaku melihatnya. Mereka mengaku punya rekaman video dan suaranya. Saat aku
mengunjungi mereka, ternyata semuanya palsu, termasuk ini. Ini penipuan,” kata
Se Hyung, beralasan.
“Bukan,
pak,” jawab Chang Sik dan Su Chan secara bersamaan.
“Kolega
terdekat Se Ri memberi salinan suaranya, dan pria ini, yang mengurus
asuransinya, memalsukan bukti demi dirinya,” jelas Se Hyung. Dan Su Chan ingin
menjelaskan, tapi Se Hyung langsung berteriak memanggil ayahnya. “Ayah! Apakah
Ayah akan percaya orang-orang asing ini, atau aku, putra Ayah?” tanyanya.
“Kamu
serius? Benarkah Se Hyung berusaha mencegah nya kembali?!” tanya Pimpinan Yoon,
terkejut. Mungkin awalnya dia mempercayai Se Hyung, jadi dia tidak menyangka
kalau Se Hyung menipunya.
Se Ri akan
berangkat bekerja. Dan melihat itu, Jung Hyuk memanggilnya. Se Ri menjawab
kalau dia mau berangkat bekerja untuk rapat, dan dia mau Jung Hyuk tetap
dirumah saja untuk menemani kelima anggota tim Jung Hyuk hari ini.
“Aku mau
bilang…” kata Jung Hyuk.
“Satu lagi,”
kata Se Ri, seperti takut mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan. “Bagaimana
lukamu?” tanyanya.
“Sudah
baik-baik saja. Bukan luka serius,” jawab Jung Hyuk.
“Begitu.
Syukurlah. Kamu memegang janjimu. Kamu tetap di sini sampai lukamu pulih. Kamu
tidak pergi. Mulai sekarang, walau kamu tiba-tiba hilang, aku tidak akan
terkejut. Aku tidak akan merasa terluka. Aku tidak akan menantikanmu. Jadi,
jangan khawatir. Sampai nanti,” kata Se Ri dengan sedih. Tapi dia berusaha
untuk bersikap tegar. Lalu dia pun pergi.
Saat keluar
dari dalam rumah. Se Ri hampir mau menangis.
Jung Hyuk
juga sama seperti Se Ri. Dia hampir mau menangis.
Se Ri sama
sekali tidak bisa fokus saat rapat. Dia melihat hp nya seperti menunggu
sesuatu.
Jung Hyuk
dan kelima anggota nya keluar dari dalam rumah Se Ri. Sebelum pergi darisana,
Jung Hyuk memandang sekali lagi ke dalam rumah Se Ri. Lalu dia menutup pintu
dan pergi.
Se Ri ingin
segera pulang. Tapi tiba- tiba Ibu datang ke tempatnya. “Ada apa? Aku harus
pergi sekarang,” kata Se Ri secara to the
point.
“Kamu
bertemu Se Jun, kan? Pasti kamu sudah dengar. Soal perbuatan Se Hyung,” jelas
Ibu. Dan Se Ri mengingat perkataan Se Jun yang meminta dukungannya. “Ibu tidak
akan membiarkan ini. Jadi…”
“Demi aku?”
sela Se Ri dengan sinis. “Atau demi anak tertua Ibu, Se Jun?”
“Se Ri…”
“Ibu harus
yakin. Karena Ibu mulai terdengar seperti ibu kandungku sendiri,” sela Se Ri.
“Kamu tidak
akan memercayai perkataan ibu,” kata Ibu dengan serius dan tulus. “Tapi, tidak
seperti itu…”
“Ibu benar.
Aku tidak percaya. Ibu tidak pernah kembali.”
Flash back.
Di pantai.
Yoon Hee
melepaskan tangan Se Ri yang menmegang tangannya.” Bisakah menunggu di sini
selagi ibu membeli minuman hangat?” tanyanya.
“Baiklah,”
jawab Se Ri.
Yoon Hee
kemudian berjalan pergi. Tapi sebelum dia berjalan terlalu jauh, Se Ri
memanggilnya. “Ibu,” panggil nya. Dia melambaikan tangannya. Dan melihat itu,
Yoon Hee mengabaikannya dan terus berjalan pergi darisana.
Se Ri
menunggu Yoon Hee sampai langit mulai gelap. Dia merasa ngantuk, tapi dia
menahan rasa kantuk nya karena takut Ibu akan datang saat dia tidur. Dia lalu
mulai menghitung dari angkat 1, berharap Ibu akan segera kembali saat
hitungannya mencapai angka 100.
“Sembilan
puluh sembilan …” kata Se Ri menghitung. Lalu dia diam dan mulai menghitung
kembali dari angka 1. Dia sengaja tidak mau menyebutkan angka 100.
“Sejak hari itu, ada laut malam yang dingin
di hatiku. Dan matahari tidak pernah terbit di laut itu.”
Pagi hari.
Se Ri di temukan oleh orang lewat.
Flash back
end
“Tidak
peduli harus kuhitung berapa kali, matahari tidak pernah terbit. Ibu juga tidak
pernah kembali. Sejak saat itu, satu pemikiran membekas di pikiranku. ‘Kenapa aku dilahirkan, dan mengubah hidup
ibuku menjadi neraka di dunia? Pasti akan lebih baik jika aku tak terlahir.
Maafkan aku karena aku bernapas.’,” jelas Se Ri.
Mendengar
itu, Ibu merasa sedih dan bersalah kepada Se Ri. “Baik. Kamu tidak perlu
percaya semua perkataan ibu.”
“Jangan
mengunjungiku lagi di hari ulang tahunku. Itu yang terburuk,” balas Se Ri
dengan ketus. Lalu dia pergi. Dan dengan sedih, Ibu berusaha untuk menahan air
matanya.
Manajer Oh
membawa Cheol Gang menemui Se Hyung dan Sang Ah. Dia menjelaskan tentang
kepetingan serupa yang mereka bertiga miliki, tapi tidak sama. Se Hyung dan Sang
Ah ingin Se Ri menghilang. Sedangkan Cheol Gang ingin membawa Se Ri kembali ke
Utara. Dan Manajer Oh yang menghubungkan mereka semua.
“Kamu ingin
Se Ri ikut denganmu? Apa maksudnya? Kamu ingin membawanya kembali ke Utara?”
tanya Se Hyung.
“Kenapa kamu
mau tahu? Bukankah kamu senang dia menghilang?” balas Cheol Gang.
“Kenapa
sikapnya begitu? Tentu aku harus tahu. Akankah dia baik-baik saja di sana?”
balas Se Hyung dengan kesal.
“Aku harus
membawanya ke sana untuk memastikan sesuatu. Dia membuatku kehilangan banyak
hal. Aku harus merebutnya kembali. Tapi, aku tidak bisa menjamin
keselamatannya. Bukankah itu yang kamu mau? Aku menyingkirkan masalah
mendatangmu,” jelas Cheol Gang.
Se Hyung
merasa ngeri. Dia tidak berniat untuk sampai menyingkirkan Se Ri, menurutnya
itu berlebihan dan bisa menghancurkan hidupnya. Dengan kesal, dia memarahi
Manajer Oh karena memperkenalkan Cheol Gang kepadanya. Jadi dia menganggap
kalau pertemuan ini tidak ada dan mereka tidak pernah bertemu. Setelah
mengatakan itu, Se Hyung pun pergi. Dan Manajer Oh segera mengikutinya.
“Bicara soal
itu, kamu akan butuh uang untuk menjalankan rencanamu. Kamu juga akan butuh
informasi,” kata Sang Ah, berbicara kepada Cheol Gang. Dan Cheol Gang tersenyum
mendengar itu.
Sang Ah
memberitahukan tempat tinggal Se Ri. Dan Cheol Gang pergi ke sana.
Se Ri merasa
ragu untuk membuka pintu rumahnya, karena dia takut kalau Jung Hyuk dan yang
lainnya sudah pergi. Dan saat dia masuk ke dalam rumah yang gelap serta sepi,
dia merasa takut. “Jung Hyuk-ssi,”
panggilnya.
Se Ri
mencari Jung Hyuk di dalam rumah. “Jung Hyuk-ssi,” panggilnya lagi. “Kamu sudah pergi?” tanyanya, tapi tidak ada
jawaban. “Sungguh pergi?” tanyanya lagi. Dan tetap tidak ada jawaban.
Dengan
sedih, Se Ri duduk di lantai dan menangis tersedu- sedu.
Tiba- tiba
semua lampu menyala. Jung Hyuk dan kelima anggota nya keluar dari persembunyian
dengan membawakan sebuket bunga, boneka, kue, dan hadiah untuk Se Ri. Mereka
ingin merayakan ulang tahun Se Ri. Dan mereka kaget saat melihat Se Ri duduk di
lantai sambil menangis.
“Bukankah
kamu bilang perayaan mereka seperti ini?” keluh Sersan Pyo sambil memukul Ju
Meok.
“Mereka
tampak menyukainya,” kata Ju Meok, merasa bingung juga.
“Se Ri, hari
ini ulang tahunmu. Selamat ulang tahun,” kata Eun Dong. Dan semuanya juga ikut
mengucapkan selamat ulang tahun.
Mendengar
itu, Se Ri semakin menangis tersedu- sedu. Lalu dia pergi. Dan semuanya merasa
bingung. Mereka lalu memandang Jung Hyuk dan memberikan kode supaya Jung Hyuk
mengikuti Se Ri. Dan Jung Hyuk pun melakukannya.
Dengan
kesal, Sersan Pyo memukuli Ju Meok. Dan mendesis padanya.
Jung Hyuk
mengejar Se Ri dan memanggilnya. Dengan malu, Se Ri memintanya untuk jangan
mendekat, sebab dia tampak sangat berantakan sekarang.
“Maafkan
aku. Kami mengejutkanmu hari ini,” kata Jung Hyuk.
“Bukan
begitu. Aku bukan terkejut. Aku ketakutan. Mulai sekarang, aku akan mengingat
hari ini saat ulang tahunku. Aku akan ingat hari bahagia ini,” jelas Se Ri
sambil menangis kembali.
Jung Hyuk
melangkah. Dia ingin mendekati Se Ri. Namun Se Ri tetap memintanya untuk jangan
mendekat. Tapi Jung Hyuk mengabaikan itu dan terus berjalan mendekati Se Ri.
Dia kemudian memeluk Se Ri dengan erat dari belakang.
“Tahun
depan, dan tahun setelahnya, dan bahkan setelah itu, semuanya akan bahagia.
Karena aku akan memikirkanmu. Aku akan bersyukur sudah terlahir ke dunia ini.
Aku akan bersyukur orang yang kucintai masih bernapas. Karena itulah hari ulang
tahunmu akan selalu jadi hari bahagia,” kata Jung Hyuk dengan lembut untuk
menghibur Se Ri.
Se Ri semakin menangis. Dia memegang tangan
Jung Hyuk yang memeluknya. Lalu dia berbalik dan menangis di dalam pelukan Jung
Hyuk.
Rekaman
bunuh diri Se Ri saat berada di jembatan Swiss :
Saat bermain
game. Jung Hyuk tidak sengaja menemukan rekaman bunuh diri Se Ri saat berada di
jembatan Swiss.
“Hari ini, tanggal 2 Februari. Ini hari ulang
tahunku,” kata Se Ri di dalam rekaman. Dan
Jung Hyuk melihat ke arah kalender di meja. “Aku berada di atas jembatan di Sigriswil. Aku tidak punya penyesalan.
Ayah, Kak Se Jun, Kak Se Hyung, dan Ibu. Aku akan pergi jauh. Jangan hidup
terlalu bahagia. Sesekali cobalah untuk memikirkanku.”
Jung Hyuk
merasa kaget mendengar rekaman itu. Tapi dia tambah kaget lagi, saat dia
mendengarkan suaranya didalam rekaman itu.
Jung Hyuk mengingat
tentang saat dia meminta tolong supaya Se Ri menfotokan dirinya dengan Seo Dan.
Mengingat itu, Jung Hyuk tersenyum.
“Lihat? Itu
bukan kebetulan. Tapi takdir,” gumam Jung Hyuk dengan senang.
Jung Hyuk bersiap
untuk pergi keluar. Dia ingin membelikan kado ulang tahun untuk Se Ri besok.
Tapi tepat disaat itu, Se Ri malah pulang.
Tags:
Crash Landing On You