Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 03-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Seong Hyeon membawa Geun Soo dan Yi Seo pergi makan ke restoran Jangga karena itu adalah restoran yang sangat terkenal di daerah ini. Dakbokkeumtang-nya sangat enak. Geun Soo terlihat tidak nyaman dan membujuk Seong Hyeon untuk pergi ke tempat lain saja. Yi Seo tidak mau dan mengajak semuanya masuk ke dalam.
Di dalam, pelayan langsung menyambut mereka dan meminta izin untuk mengecek tanda pengenal mereka dulu, terutama Yi Seo (karena terlihat di bawah umur). Yi Seo langsung menunjukkan KTP-nya. Pelayan langsung membandingkannya dengan wajah Yi Seo. Berbeda. Yi Seo tertawa santai dan beralasan kalau foto itu di ambil sebelum wajahnya di beri filler. Pelayan masih ragu dan meminta Yi Seo menyembutkan nomor NIK-nya. Yi Seo langsung menyebutkannya dengan santai.
Soo A ada di sana dan melihat mereka. Dia segera menghampiri mereka di saat pelayan sudah memberikan izin untuk masuk. Dia dengan sopan meminta izin mengecheck satu hal lagi. Dia bertanya, apakah mereka bertiga dekat? Jadi, siapa nama wanita yang bersama mereka ini?
Soo A langsung sinis, “Salah.
Keluar!” ujarnya dan menunjukkan KTP yang Yi Seo berikan, terlihat kalau KTP
itu adalah milik Kim So Hui. “Datang lagi setelah lulus.”
Malu. Mau tidak mau mereka
keluar.
Saat mereka jalan, mereka menemukan restoran DanBam. Yi Seo menyarankan agar mereka makan di restoran itu saja.
--
Sae Ro Yi sedang stress karena
bulan ini mereka benar-benar merugi. Tidak ada pelanggan sama sekali. Hyun Yi
berpikir kalau alasan kedai mereka sepi karena staff-nya terlihat menyeramkan
(Seung Kwon). Seung Kwon tidak terima dan menuduh kalau makanan-nya yang tidak
menarik. Mereka saling berdebat.
Sae Ro Yi jadi teringat saran
dari Yi Seo tadi, mengenai iklan di SNS lebih baik. Jadi, dia menanyakan apakah
mereka punya SNS? Seung Kwon hanya tahu SNS bernama MyHompy. Hyun Yi tertawa
karena itu SNS entah zaman kapan.
Sae Ro Yi kaget melihat mereka.
Seung Kwon langsung menyambut tamu sementara Sae Ro Yi izin keluar sebentar
untuk memeriksa kedai lain seperti apa. Sebelum pergi, dia mengingatkan Seung
Kwon untuk tidak lupa mengecheck tanda pengenal para tamu itu. Seung Kwon
mengiyakan.
Setelah Sae Ro Yi pergi, Seung Kwon langsung menghampiri meja pelanggan dan meminta izin memeriksa KTP mereka. Seong Hyeon hendak menunjukkan KTP nya, tapi Yi Seo sudah duluan mengeluarkan KTP-nya. Seung Kwon memeriksa dan sangat berbeda dengan Yi Seo (yang di tunjukkan masih KTP Kim So Hui). Yi Seo tertawa duluan sebelum di tanya dan berbohong kalau itu adalah foto yang di ambil sebelum dia operasi plastik.
Seung Kwon tahu jelas kalau Yi
Seo berbohong. Tapi, dia teringat wajah kecewa Sae Ro Yi karena mereka tidak
mempunyai pelanggan sama sekali. Jadi, dia berpura-pura tertipu dan menerima
mereka sebagai pelanggan.
--
Sae Ro Yi berkeliling di sekitar Itaewon. Dia melihat-lihat kedai sekitar yang penuh dengan orang. Dia berusaha mempelajari apa yang salah dari kedainya hingga tidak mendapatkan pelanggan satupun. Sae Ro Yi mengingat apa yang di pelajarinya dulu selama di penjara, dari buku biografi Presdir Jang.
Di sana ada tertulis : “Promosi
itu penting. Namun, yang terpenting adalah memiliki dasar. Kedai yang memiliki
dasar tak akan pernah rugi. Ketika bisnis berhasil atau tidak, itu semua ada
alasannya. Alasannya… selalu berada di bisnismu.”
--
Geun Soo heran karena Yi Seo
hanya diam saja dan tidak mengambil foto makanan maupun selfie, karena biasanya
Yi Seo selalu mengambil foto. Seong Hyeon penasaran dengan yang mereka
bicarakan. Geun Soo langsung memberitahu kalau Yi Seo adalah selebgram dengan followers lebih dari 700.000.
“Aku akan unggah foto di kedai
yang terlihat bagus,” jawab Yi Seo. “Kenapa tak ambil foto? Karena kedainya
terlihat jelek.”
Seong Hyeon setuju dengan Yi
Seo. Dia mulai mengambil kesempatan untuk menanyakan akun Yi Seo dan meminta di
follback. Geun Soo terlihat tidak
suka melihatnya.
--
Sae Ro Yi masih memikirkan
mengenai cara membuat kedai nya bisa mendapatkan pelangggan. Lagi berpikir, dia
malah berjumpa dengan Soo A. Soo A memberitahu dengan riang kalau dia di suruh
untuk mengelola Jangga cabang Itaewon. Dia datang untuk memeriksa.
Sae Ro Yi tampaknya kurang
suka. Tapi, dia hanya berkata kalau mereka akan sering bertemu. Soo A langsung
menggandeng lengan Sae Ro Yi dan bertanya kalau Sae Ro Yi pasti suka kan?
Soo A kemudian menanyakan apa
yang sedang Sae Ro Yi pikirkan karena tadi tampaknya Sae Ro Yi sedang melamun. Apa
ada masalah?
“Aku sedang memikirkan
kekurangan kedaiku.”
“DanBam? Kenapa? Kurasa kedaimu
bagus dan nyaman. Penjualan tak terlalu bagus?”
“Sekarang baru satu meja
terisi.”
“Selain bulan pertama saat
buka, kami terus merugi.”
“Jika boleh, bisa tunjukkan pembukuanmu
padaku?” tanya Soo A. “Mungkin ada pengeluaran yang tak penting. Aku bisa bantu
kau memeriksanya karena aku mempelajari itu.”
“Bukan itu masalahnya. Jumlah
karyawan pas, dan pengeluaran sudah 25 persen dari hasil penjualan. Aku juga
dapat barang murah karena kenal dengan distributor. Masalahnya ada di uang
sewa. Itu harusnya 10 persen dari penjualan. Namun, kedai kami…,” jelas Sae Ro
Yi.
Soo A tampaknya terkejut karena
Sae Ro Yi mengetahui semua hal mengenai pembukuan dan pencapaian titik impas. Saking
kagetnya, dia melepaskan pegangannya dari lengan Sae Ro Yi. Sae Ro Yi mengira
kalau Soo A kesal karena dia terdengar menyebalkan, jadinya dia meminta maaf.
Soo A membantah dengan gugup. Dia memuji Sae Ro Yi yang tahu banyak hal, belajar dari mana? Sae Ro Yi menjelaskan kalau dia sudah bermimpi membuka kedai selama tujuh tahun ini. Dia mempelajari beberapa hal dan juga membaca autobiografi Presdir Jang. Buku itu membuatnya menyadari Presdir Jang hebat. Dan itu banyak membantunya.
Mereka terus berjalan bersama,
menuju DanBam. Soo A berujar kalau Itaewon pada awalnya memang tempat yang
sulit. Mungkin, Sae Ro Yi ada pikiran untuk pindah tempat? (Hmmm. Jelas sekali,
Soo A ingin menyingkirkan kedai Sae Ro Yi dari Itaewon). Sae Ro Yi menjawab
kalau dia tidak ada niat untuk pindah.
“Walau sudah tujuh tahun
berlalu, kau tidak berubah sama sekali,” ujar Soo A.
“Kau juga. Sama sekali tidak
berubah.”
“Kau tetap cantik,” puji Sae Ro
Yi.
Sae Ro Yi tersenyum malu mendengar pertanyaan itu. Mereka sudah tiba di depan DanBam. Dan dari jendela, Soo A bisa melihat tamu yang ada di kedai DanBam. Dia terkejut karna mereka adalah para tamu yang dia usir dari Jangga karena di bawah umur.
Sae Ro Yi melihat wajah terkejut Soo A dan bertanya, apa Soo A mengenal mereka? Soo A berbohong kalau dia tidak mengenal mereka. Dia tadi salah lihat. Soo A bahkan langsung pamit untuk kembali bekerja.
“Soo A, bila kau ada waktu
setelah bekerja, maukah kau minum bir denganku?” ajak Sae Ro Yi.
“Baiklah. Aku mau. Akan ku
hubungi nanti.”
Sae Ro Yi tersenyum senang. Dia
masuk ke dalam tokonya. Sementara Soo A, senyumannya hilang. Dia tampak
memikirkan sesuatu.
Sae Ro Yi masuk dan di sambut
oleh Seung Kwon yang menanyakan bagaimana hasil inspeksi Sae Ro Yi? Sae Ro Yi
menjawab kalau semua kedai rame hanya mereka yang sepi.
Soo A masih ada di depan kedai
DanBam. Dia memikirkan pertanyaan Presdir Jang sebelumnya, siapa yang akan Soo
A pilih, dia atau Sae Ro Yi? Soo A sudah menentukan keputusannya. Dia mengeluarkan
ponselnya dan menekan tombol 112. Dia sepertinya, berniat melaporkan kedai
DanBam yang menerima anak di bawah umur (karena sudah lewat jam malam).
Soo A teringat ucapan Sae Ro Yi
tadi kalau dia belum berubah. Soo A bergumam pada dirinya sendiri : “Sebenarnya,
aku banyak berubah.”
Sae Ro Yi beranjak ke dapur,
tapi tiba-tiba saja, dia mendengar Seong Hyeon yang sudah mabuk, memanggil ‘pekerja
sambilan’ dan meminta di beri tambahan soju. Seung Kwon tidak emosi dan
tersenyum, mengambil soju dan memberikannya pada Seong Hyeon.
Tapi, sebelum dia meletakkan soju
itu, Sae Ro Yi menghentikannya. Emangnya, nama Seung Kwon : “Pekerja Sambilan”?
Sae Ro Yi menegaskan pada Seong Hyeon kalau butuh bantuan tekan bel saja yang
ada di meja jika tidak bisa bicara dengan sopan.
Geun Soo langsung meminta maaf. Yi Seo melongo tidak percaya melihat yang Sae Ro Yi lakukan. Seong Hyeon tidak terima di tegur. Dia sudah mabuk dan menantang balik dengan bertanya, apa bos mereka mengajari mereka seperti itu? Seung Kwon hendak maju, tapi Park Sae Ro Yi melarang.
“Belum aku ajari seperti itu.
Aku pemilik kedai ini. Karyawanku boleh begitu ke orang kurang ajar,” tegas Sae
Ro Yi.
Seong Hyeon semakin emosi. Dia memegang kerah baju Sae Ro Yi dan hendak memukulnya. Geun Soo berusaha mencegah, tapi Seong Hyeon malah mendorongnya dengan keras. Sae Ro Yi tidak takut dan menyuruhnya untuk tidak berlaku seperti ini. Dia dengan tenang menarik ke tempat yang ada CCTV dan menyuruh Seong Hyeon memukulnya di situ jika berani.
Seong Hyeon jelas melihat kalau
apa yang dilakukannya akan terekam CCTV. Dia tidak takut dan langsung
melayangkan tinjunya. Seung Kwon berusaha menghalangi, tapi tinju Seong Hyeon
sudah mengenai kepala Sae Ro Yi dan sedikit bibir Seung Kwon. Yi Seo yang
melihat itu semakin tertarik.
Seung Kwon emosi. Bibirnya terluka. Dia marah. Amat marah. Dia tidak marah karena di hina oleh Seong Hyeon, tapi dia marah karena Seong Hyeon memukuli Sae Ro Yi. Dia tidak bisa melihat Sae Ro Yi di pukul.
Geun Soo panik. Dia berulang
kali meminta maaf dan akan pergi sekarang.
Seung Kwon tidak
mendengarkannya. Dia sudah marah dan gelap mata. Dia menyebut Seong Hyeon sebagai
‘brengsek’ dan langsung menghajarnya. Sekali tinju, Seong Hyeon langsung
terjatuh dan pingsan sesaat.
Sae Ro Yi berusaha menahan Seung Kwon dari belakang, tapi Seung Kwon dengan mudahnya membanting tubuh Sae Ro Yi. Seung Kwon berjalan ke meja dan mengambil panci berisi sup panas. Dia mengangkat itu dan bersiap menuangnya pada tubuh Seong Hyeon. Geun Soo berusaha menghentikan, tapi Seung Kwon mendorongnya.
Seung Kwon menuang sup itu ke kaki Seong Hyeon hingga Seong Hyeon terbangun dari pingsan-nya dan menjerit kesakitan. Dia ketakutan. Yi Seo malah semangat menonton. Seong Hyeon memohon ampun. Seung Kwon tidak peduli dan mengambil botol soju, bersiap untuk memukulnya!
“Dasar preman!!” teriak Hyun Yi dari dapur. Dia baru keluar dapur dan melihat apa yang Seung Kwon lakukan. “Beraninya kau buat onar di sini! Sudah ku katakan, kan? Dia tidak bisa berubah. Untung kita tahu sekarang. Pecat saja dia.”
Seung Kwon langsung seperti
tersadar. Dia meminta maaf. Dia memohon pada Sae Ro Yi dan berjanji tidak akan
mengulangi perilakunya sekarang.
Yi Seo terperangan dan
bertanya-tanya, apakah Seung Kwon seorang psikopat?
Sae Ro Yi bangkit berdiri. Dia menyuruh
Hyun Yi untuk menelpon 119 dulu.
“Maaf. Kencan kita… lain kali
saja,” ujar Soo A, lebih kepada dirinya sendiri. Dia yang melapor pada polisi.
Polisi datang karena menerima laporan. Sae Ro Yi mengira itu karena keributan pertengkaran dengan pelanggan yang mabuk. Tapi, polisi datang karena katanya ada pelanggan di bawah umur. Sae Ro Yi kaget karena mereka hanya baru menerima satu meja pelanggan saja dan tidak ada yang di bawah umur. Dan kemudian, Sae Ro Yi seperti tersadar, apakah Yi Seo dan Geun Soo di bawah umur?
Seung Kwon semakin merasa
bersalah.
--
Geun Won sedang bersantai di sebuah restoran. Dia mendapat telepon dari sekretaris Kim yang melapor kalau Geun Soo ada di kantor polisi karena pergi ke kedai minum. Dan Presdir Jang memerintahkan Geun Won untuk pergi ke sana. Geun Won malah bertanya sinis, kapan dia punya adik?
--
Geun Soo, Yi Seo, Sae Ro Yi dan Seung Kwon berakhir di kantor polisi. Seung Kwon menegaskan pada polisi kalau dia sudah mengecek tanda pengenal mereka dan dia yang di tipu. Polisi menyuruh Seung Kwon untuk tenang karena Seung Kwon di sini juga karena laporan memukul orang.
“Kau suruh aku tenang? Kau tahu
berapa uang sewanya? Kami bisa bangkrut bila tutup sepekan. Mengerti? Tapi dua
bulan? Karena bocah-bocah itu?” marah Seung Kwon. “Hyung membuat kedai ini dengan susah payah.”
Sae Ro Yi menyuruh Seung Kwon untuk berhenti dan tidak boleh meneriaki polisi. Dan juga, apa benar Seung Kwon tidak tahu kalau mereka di bawah umur? Seung Kwon terdiam. Sae Ro Yi menegaskan dengan nada kecewa kalau dia sudah mempercayai Seung Kwon, tapi Seung Kwon seperti ini. Ini kesalahan kedai mereka kan?
“Tapi, ini bukan kesalahanmu,”
jawab Seung Kwon, bersalah.
Sae Ro Yi tidak marah pada
Seung Kwon. Dia meminta maaf pada polisi dan bersedia menerima hukumannya.
Geun Soo merasa tidak enak
karena mereka yang salah, tapi kenapa kedai Sae Ro Yi yang terkena dampaknya? Polisi
langsung berteriak menyuruh Geun Soo untuk diam saja dan tunggu sampai di
jemput wali. Geun Soo balas teriak kalau dia tidak punya wali. Dia yang akan
bertanggung jawab sendiri atas hukuman apapun!
Sae Ro Yi membelai kepala Geun Soo dengan lembut dan menyuruhnya untuk tenang saja. Geun Soo tidak akan bisa bertanggung jawab apapun, karena di bawah umur. Geun Soo tampak terharu dengan belaian Sae Ro Yi di kepalanya.
Eh, Geun Won malah datang ke kantor polisi menjemput Geun Soo. Untuk pertama kalinya setelah 9 tahun, Geun Won dan Sae Ro Yi bertemu. Geun Won tertawa keras saat sadar kalau adiknya tertangkap di kedai Sae Ro Yi.
Polisi mengenali Geun Won
sebagai putra dari Presdir Jang. Dia memberi hormat dengan sopan. Dan saat tahu
kalau Geun Soo adalah adik dari Geun Won, sikap polisi berubah.
“Dan dia adalah teman sekolahku,”
tunjuknya pada Park Sae Ro Yi. “Tidak juga. Dia dikeluarkan sebelum lulus. Jadi,
dia bukan alumnus. Bertemu lagi denganmu seperti takdir. Senang bertemu
denganmu, Park Sae-ro-yi.”
Sae Ro Yi tidak suka bertemu
dengannya. Dia bahkan tidak menyambut uluran tangan Geun Won. Dia hanya meminta
polisi segera menyelesaikan masalahnya. Geun Won sok berusaha menawarkan
bantuan agar masalah tidak di perpanjang. Polisi bahkan setuju membantu.
“Cita-citaku dahulu adalah
menjadi polisi. Tapi aku jadi mantan napi karena tak tahan emosi sekali saja. Ternyata
itu membuatku tak bisa jadi polisi. Aku mengerti dan melupakan mimpiku. Karena
polisi harus melindungi hukum. Harus lebih bersih dan benar dari siapa pun. Itulah
polisi yang kuidamkan dan kukagumi! Tapi kau. Apa yang kau lakukan? Siapa dia?
Presiden? Siapa dia sampai kata-katanya dipatuhi oleh polisi?” teriak Sae Ro
Yi, penuh amarah, membuat semua terkejut.
“Sebentar. Jangan salah paham.”
Yi Seo mengejarnya. Dia tidak
mengerti alasan Sae Ro Yi menolak bantuan dari Geun Won. Jika Sae Ro Yi seperti
ini, dia tidak bisa berjualan. Apa salahnya di bantu?
“Apakah ini tentang harga diri?
Harga dirimu lebih penting daripada kedai tutup dan bangkrut?” ejek Yi Seo.
“Apa ini? Kenapa kau terus cari
masalah?” kesal Sae Ro Yi.
“Karena ini tak masuk akal. Pebisnis
harus tahu cara menunduk kepada orang lain. Bagaimana bisa berbisnis seperti
ini?”
“Kau pernah katakan ini. Kau
tahu apa tentangku?”
“Sekali saja?!” teriak Sae Ro
Yi. “Sekali saja! Ini terakhir! Selalu begitu! Akan terasa nyaman saat itu. Tapi
asal kau tahu. Karena sekali dibiarkan, manusia bisa berubah total.”
“Dasar idealis,” gumam Yi Seo. “Bila
kau dilarang berjualan, tak akan ada sekali saja. Semua berakhir.”
Eh, Geun Won ternyata juga keluar dan mendengar ucapan Sae Ro Yi. Dia memuji ucapan Sae Ro Yi yang keren dan tidak berubah sama sekali. Menurutnya, Sae Ro Yi hanyalah amatir yang tidak tahu dunia. Tapi, kini dia bisa mengerti. Sae Ro Yi masuk penjara karena dirinya, di keluarkan dari sekolah juga karena dirinya dan pikir ayahnya meninggal juga karena dirinya kan?
“Tapi dengar ini. Yang kau pikirkan
itu benar,” bisik Geun Won di telinga Sae Ro Yi. “Hanya lulusan SMP, mantan
napi dan yatim piatu. Kasihan sekali hidupmu rusak karenaku. Astaga. Bagaimana ini?”
Sae Ro Yi menatapnya dengan marah. Geun Won tidak takut dan menantang Sae Ro Yi untuk menghajarnya lagi seperti dulu. Sae Ro Yi mengepalkan tangannya dengan erat, berusaha menahan emosi. Yi Seo memperhatikannya.
“Sembilan tahun. Aku tahan
semua sampai sekarang. Aku akan tahan sampai enam tahun lagi,” tegas Sae Ro Yi.
“Apa maksudmu?”
Jadi,
aku ada baca webtoon Itaewon Class yang sudah di terjemahkan ke english (masih
beberapa chapter saja). Dan apa yang ada di webtoon di gambarkan secara
mendetail di drama-nya dengan penambahan dan perubahan seperlunya.
Yang menarik,
di webtoon, Jang Geun Won menaiki vespa dan menabrak lari ayah Park Sae Ro Yi.
Dan pertemuan pertama Yi Seo dengan Park Sae Ro Yi adalah karena vespa itu
juga. Jadi, Jang Geun Won memberikan vespa jadul miliknya kepada Geun Soo. Geun
Soo sangat senang menerima vespa itu, tanpa tahu kalau Geun Won sudah merusak
rem vespa tersebut. Geun Soo membonceng Yi Seo menggunakan vespa menuju
Itaewon, dan tersadar kalau rem tidak berfungsi. Dia menurunkan kecepatan dan
memasukkan gigi untuk mengurangi kecepatan dan membuat vespa bisa berhenti, itu
yang membuat Yi Seo terlempar dari vespa dan menabrak Park Sae Ro Yi yang
sedang mengenakan kostum.
Geun Won
sengaja melakukannya, agar dia bisa menyingkirkan Geun Soo. Karena, ayahnya kan
ada bilang, kalau penerusnya bukan hanya Geun Won saja. Dia masih memiliki
seorang putra, walaupun itu anak haram, yaitu Geun Soo.
Tags:
Itaewon Class