Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar Belakang adalah Fiksi
Se Ri bersembunyi di dalam kantor
manajemen parkir yang memiliki layar CCTV. Dia memperhatikan Cheol Gang yang seperti berjalan ke arah nya.
Dan dia merasa panik serta takut.
“Jangan,” pintanya berharap.
Hp Se Ri yang terjatuh berbunyi.
Mendengar itu, Cheol Gang langsung berhenti berjalan mendekat ke arah kantor
manajemen. Dia berbalik dan pergi mencari sumber suara.
Se Ri merasa sangat lega saat melihat
Cheol Gang menjauh.
Cheol Gang menemukan hp Se Ri yang
tergeletak di lantai. Dan dia mengangkat telpon masuk dari Jung Hyuk.
“Syukurlah bisa menemui mu di Selatan. Kupikir kamu tidak akan datang. Aku
kagum,” puji nya.
Se Ri memperhatikan Cheol Gang dari
jauh dengan perasaan cemas. Saat dia mendengar perkataan Cheol Gang, secara
diam- diam, dia keluar dari kantor manajemen dan bersembunyi di tempat lain.
Cheol Gang menyuruh Jung Hyuk untuk
datang menemui nya. Lalu dia berjalan mendekat ke kantor manajemen, dan dia
tidak bisa menemukan siapapun. Dia pun mulai mencari Se Ri lagi.
Se Ri bersembunyi di dalam gudang.
Saat dia mendengar suara langkah orang berlari, dia membuka pintu sedikit dan
mengintip, lalu diapun melihat Jung Hyuk datang. Dan dia mendengar Cheol Gang
menggunakan namanya untuk mengancam Jung Hyuk, sambil mengarahkan pistol kepada
Jung Hyuk.
Se Ri merasa panik. Dia melihat ke
sekeliling nya untuk mencari alat. Dan tanpa sengaja dia melihat panel kendali
lampu di dekatnya.
Se Ri mematikan semua lampu. Kemudian
dia keluar dari dalam gudang dan bersembunyi di belakang dinding. Dia lalu
berbicara dengan suara keras. “Cho Cheol Gang! Jangan membual! Dia berbohong.
Dia pegang pistol. Aku tak apa-apa, larilah.”
Jung Hyuk menutup matanya dan fokus
mendengarkan suara Se Ri untuk mencari tahu dimana keberadaan nya.
Se Ri berniat untuk segera pergi
darisana secara diam- diam, tapi tiba- tiba seseorang menarik tangannya dan
hampir membuatnya berteriak karena terkejut. Namun orang yang menarik tangan
nya tersebut langsung menutup mulut nya. Dan saat Se Ri sadar siapa orang yang
berada di dekat nya, dia merasa lega. Begitu juga dengan Jung Hyuk.
Karena semua lampu di gedung padam
secara tiba- tiba. Maka petugas keamanan pun datang untuk memeriksa. Mendengar
kedatangan mereka, Cheol Gang membuang hp Se Ri dan menginjak nya hingga
hancur, lalu dia pergi darisana.
Se Ri menghubungi karyawan nya. Dia
menyuruh karyawannya untuk menyelidiki bagaimana cara nya Cheol Gang bisa masuk
ke tim petugas keamanan. Serta dia juga ingin mengganti susunan tim untuk shift
malam. Dia tidak ingin melapor ke polisi, tidak ingin kejadian ini tersebar,
dan meminta untuk semua rekaman kamera CCTV dikirimkan padanya.
“Benar juga. Kamu menemukan ponsel
ku?” tanya Se Ri.
“Sudah. Tapi ponselnya di lindas
mobil. Sudah rusak, kurasa tidak bisa digunakan lagi,” jawab orang ditelpon.
Dan Se Ri mengerti.
Saat melihat Dokter yang memeriksa
Jung Hyuk sudah keluar dari dalam. Se Ri langsung mematikan telpon nya dan
menanyakan keadaan Jung Hyuk. Dan Dokter menjawab bahwa Jung Hyuk tidak
memiliki cedera serius, hanya luka gores kecil. Se Ri pun merasa lega.
“Omong- omong, siapa dia?” tanya
Dokter.
“Dia hanya…” kata Se Ri, ragu untuk
menjawab. “Pokoknya, terima kasih sudah membantu. Kurasa kamu tahu jawabanku.
Pastikan untuk merahasiakannya,” pinta Se Ri.
Dokter keluar dari apatermen dan masuk
ke dalam mobil Se Hyung. Dia melaporkan segala nya. Se Hyung yang tidak tahu
apa- apa, dia mengatai Se Ri bodoh karena berpacaran disaat seperti ini. Tapi
Sang Ah berbeda, dia memiliki rasa curiga kepada Se Ri, sejak dia melihat
sepatu pria di dalam rumah Se Ri. Dia bertanya- tanya kenapa Jung Hyuk di rawat
dirumah dan bukannya rumah sakit.
“Pernahkah Se Ri membawa pacarnya ke
rumah?” tanya Sang Ah pada Se Hyung.
Se Ri memperhatikan Jung Hyuk dengan
tatapan khawatir, sebab belum lama Jung Hyuk tertembak, sekarang Jung Hyuk
malah di tusuk. Dan seperti biasa, Jung Hyuk menjawab tidak apa- apa.
“Tidak. Aku harus melakukan ini. Lagi pula
aku sungguh tidak menyangka Cho Cheol Gang, bajingan tengik itu dapat pekerjaan
di perusahaanku dengan KTP palsu demi semua ini. Aku tidak bisa memaafkannya.
Aku tidak berdaya di Utara, tapi di sini berbeda,” kata Se Ri dengan yakin.
Dengan lembut, Jung Hyuk memegang
tangan Se Ri dan menarik nya untuk duduk disebelahnya. “Kamu melindungiku.
Pasti sangat menakutkan.”
“Kau pasti bersyukur,” balas Se Ri.
“Kalau begitu jangan pergi sampai
lukanya pulih. Hanya sampai lukanya pulih. Berjanjilah kepadaku. Begitu pulih,
walau kamu langsung menghilang, aku akan menerimanya,” kata Se Ri. Dan Jung
Hyuk menganggukan kepalanya.
Petugas di kantor perumahan. Dia
menonton berita di TV yang membahas tentang terowongan di sekitar gua tempat
udang fermentasi di simpan. Menurut penyelidikan awal, terowongan itu diduga
terhubung ke tambang terlantar yang ada di Korea Utara. Menonton berita
tersebut, petugas merasa biasa saja. Namun saat Se Ri datang ke tempat nya, dia
terpesona oleh Se Ri.
Chang Sik dan manajer pembelian merasa
bingung kenapa Se Ri membeli rumah diarea yang cukup berbahaya. Dengan tenang,
Se Ri menyuruh mereka berdua untuk jangan khawatir, karena dia adalah wanita
yang telah melalui neraka dan permasalahan berat (yaitu pengalamannya selama di
Utara). Dan Seoul adalah wilayahnya, jadi semuanya akan baik- baik saja.
Setelah mengatakan itu, Se Ri memakai
kaca mata hitamnya dan berjalan dengan penuh percaya diri. Walaupun tidak
mengerti, tapi Chang Sik dan manajer pembelian tetap mengikutinya.
Se Ri masuk ke dalam rumah yang telah
dibelinya. Itu adalah rumah dimana Jung Hyuk diserang. Dia masuk dengan penuh
percaya diri dan duduk dengan santai di depan para preman yang ada didalam
rumah. Sementara Chang Sik dan manajer pembelian, mereka berdiri disebelah Se
Ri.
“Halo,” sapa Se Ri. “Penghuni Unit
25-1, 25-2, dan 25-3. Kalian pasti sudah dengar, aku telah memiliki gedung yang
kalian tinggali mulai hari ini,” kata Se Ri sambil menunjukkan buktinya ke
mereka.
Para preman berpura- pura tidak
mengerti, dan mereka berbicara menggunakan bahasa Mandarin. Mereka ingin
mengintimidasi Se Ri. Tapi Se Ri sama sekali tidak terintimidasi oleh mereka
dan tetap tenang. “Aku juga punya kejutan kecil untuk kalian semua. Sepekan
lalu, sekumpulan pria setempat yang fasih bahasa Korea dan Mandarin berkelahi
dengan seorang pria tampan. Aku yakin kalian tahu soal insiden itu,” kata Se Ri
menggunakan bahasa Korea. Dan para preman masih berpura- pura tidak mengerti
sambil terus berbicara menggunakan bahasa Mandarin.
“Kenapa kalian tidak tahu padahal
pisau beterbangan di sini?!” bentak Se Ri dengan keras. Mengejutkan Chang Sik
yang berdiri di sebelahnya.
Para preman juga terkejut, mereka
tidak menyangka kalau Se Ri bisa berbahasa Mandarin. Dan Se Ri mengabaikan
keterkejutan mereka. “Aku menunggu informasi mengenai orang-orang itu. Mengenai
siapa dalangnya. Orang yang memberikanku bukti yang kuat tidak perlu membayar
biaya sewa dan pemeliharaan bulanan mulai sekarang,” jelas Se Ri, memberikan
penawaran.
Mendengar penawaran tersebut, para
preman merasa tertarik.
Se Ri kemudian membagi- bagikan foto
Cheol Gang kepada mereka. “Orang yang menemukan pria ini akan diberi hadiah.
Lebih cepat, lebih besar uang hadiahnya,” jelas Se Ri dengan bahasa Mandarin.
Kemudian dia pergi darisana.
Para preman segera menelpon kawan-
kawan mereka. Mereka meminta bantuan untuk membantu mencari Cheol Gang
secepatnya.
Dalam perjalanan pulang. Chang Sik dan
manajer pembelian memuji betapa hebat nya Se Ri.
“Aku selalu membalas. Entah kebaikan
atau dendam,” jelas Se Ri. “Bicara soal itu, mengenai teman yang kamu
bicarakan, orang yang mengurus asuransiku,” tanya nya pada Chang Sik.
“Maksudmu, Su Chan?”
Dihalte bus. Su Chan menonton video
kembalinya Se Ri ke Korea Selatan. Dia tertawa dan bersyukur sebab Se Ri masih hidup.
Namun sayangnya, walaupun Se Ri masih hidup, tapi dia tetap di pecat dari
pekerjaan nya. Dengan kedinginan, dia memeluk dirinya sendiri dengan erat.
Se Ri berhenti di depan Su Chan dan
menyapa nya. “Halo, Pak Park Su Chan,” panggil Se Ri. “Kamu tidak kenal aku?”
tanyanya sambil melepaskan kacamata hitam yang di pakainya. “Aku adalah Ewa
WiÅ›nierska dari Korea, Yoon Se Ri.”
Melihat Se Ri ada dihadapannya, Su
Chan merasa terkejut.
Se Ri menjelaskan bahwa dia sudah
mendengar soal perbuatan Su Chan untuknya, saat dia tidak ada di Korea Selatan.
Su Chan berusaha mati- matian untuk mencarinya. Dan Se Ri merasa sangat
tersentuh serta berterima kasih kepada Su Chan, sebab dirinya hanyalah orang
asing, tapi Su Chan bersikap tulus kepadanya lebih daripada yang lain.
“Aku menghargai obsesimu. Jadi, aku
ingin memberimu pekerjaan. Aku tahu kamu sudah mapan di pekerjaan sekarang,”
kata Se Ri dengan ramah.
Dengan malu, Su Chan menundukkan
kepalanya. “Tidak, tidak seperti itu. Sebenarnya, aku baru dipecat…”
“Kuberi kamu gaji tiga kali lipat.
Dengan banyak insentif. Bagaimana?” tanya Se Ri.
“Aku mau, Bu Yoon,” jawab Su Chan
sambil menangis terharu.
“Aku yang harus berterima kasih, Park
Su Chan-ssi.”
Jung Hyuk membaca pesan yang di tinggalkan
oleh Se Ri di dapur. “Kamu bisa menyeduh
kopi dengan ini alih-alih dengan kuali.”
Jung Hyuk menuruti pesan yang
ditinggalkan oleh Se Ri. Dia menyeduh kopi menggunakan mesin kopi. Sambil
menyeduh kopi, dia memikirkan kembali tentang kejadian Cheol Gang kemarin. “Dia sampai lebih cepat dari dugaanku.”
Jung Hyuk duduk di depan komputer. Dia
mencari tahu informasi tentang Cheol Gang. “Cho
Cheol Gang melindungi kriminal dari Selatan dan negara lain demi uang. Kini,
dia mendapat bantuan mereka di sini. Dia lebih pandai dan tangguh dari
dugaanku. Setelah tahu aku ada di sini, dia tidak akan gegabah. Dia pasti akan
mencoba lagi,” pikir Jung Hyuk.
Sebuah notifikasi game masuk di layar
komputer. “JIKA KAU YAKIN, COBA SAJA! PECUNDANG KE LAUT SAJA! UNDUH PERMAINAN”.
Membaca pesan itu, Jung Hyuk pun mencobanya.
Beberapa hari ini. Man Bok terus
mengikuti para karyawan di perusahaan Se Ri dan menguping pembicaraan mereka.
Tapi dia tidak sadar kalau dia melewati Se Ri yang sedang makan bersama dengan
Chang Sik serta Manajer pembelian. Sebab dia terlalu fokus mendengarkan gosip
yang di bicarakan oleh para karyawan.
Disauna. Man Bok menceritakan gosip
yang di dengarnya. “Pak No dari tim pemasaran, dan Bu Yang dari tim penjualan
luar negeri ternyata berpacaran. Tapi, istri Pak No mengirim surat anonim ke
perusahaan,” katanya, bercerita sambil memperlihatkan apa yang sudah di catat
nya.
“Kenapa malah mendengarkan itu? Itu
tidak ada hubungannya dengan Yoon Se Ri,” sela Sersan Pyo dengan kesal. Karena
semua yang Man Bok ceritakan tidak penting.
Man Bok tidak senang diremehkan oleh
Sersan Pyo, jadi dia menanyakan, apa yang Sersan Pyo dapatkan. Dan dengan
bangga, Sersan Pyo menunjukkan uang yang di milikinya. Melihat itu, semua orang
merasa terkejut.
“Yoon Se Ri selalu bilang dia makan
daging untuk dua dari tiga makanannya sehari. Daging bisa berarti hewan darat,
yaitu daging sapi, babi, atau ayam,” jelas Sersan Pyo. Dan semuanya mengiyakan.
“Jadi, aku mengikuti daging ayam, dan menunggu di restoran ayam terkenal di
kawasan itu.”
Sersan Pyo berdiri didepan restoran
ayam dan menatap para orang- orang yang memakan ayam dengan tatapan kepengen.
Tapi tiba- tiba banyak orang yang memberikan kunci mobil dan uang kepadanya.
Itu mereka lakukan, karena mereka mengira kalau Sersan Pyo adalah tukang
parkir. Dan menerima itu, Sersan Pyo sangat senang serta membantu mereka untuk
memakirkan mobil dengan baik.
Karyawan restoran yang melihat itu
memanggil Sersan Pyo. “Jadi, ada salah paham. Tukang parkir kami tidak masuk
hari ini, jadi, aku kaget ada yang memarkirkan,” jelasnya.
“Maafkan aku,” kata Sersan Pyo dengan
suara pelan.
“Sebenarnya, kami kekurangan orang.
Aku sedang mencari orang. Kamu bisa menyetir motor?” tanya si karyawan. Dan
Sersan Pyo langsung mengiyakan.
“Kamu jadi pengantar ayam goreng?”
tanya Man Bok, tidak menyangka.
”Pikirkanlah. Mengantar ayam goreng
dari rumah ke rumah, aku bisa menemukan rumah Se Ri karena dia sangat suka
daging,” jelas Sersan Pyo dengan bangga.
“Lalu? Kamu sudah mengantarkan ayam
goreng ke rumah Se Ri?” tanya Man Bok. Dan semua orang menatap Sersan Pyo
dengan penasaran. Dan Sersan Pyo mengelap keringatnya seolah capek.
Sersan Pyo mengantarkan banyak pesanan
ke berbagai tempat. Dan dia merasa sangat capek. Tapi dia juga merasa sangat
bahagia, karena dia bisa memakan ayam goreng kesukaannya.
Jung Hyuk menemukan brosur restoran
ayam. Dan dia menelpon ke sana untuk memesan.
Sersan Pyo sedang asyik memakan ayam
gorengnya, dan tiba- tiba telpon berbunyi. Dia melihat kalau tidak ada siapapun
disekitarnya, dan dia malas untuk mengangkat telpon itu. “Biarkan aku istirahat
sejenak!” keluhnya. Lalu dia menggantungkan telpon itu supaya tidak terus
berbunyi.
Setelah telponnya diangkat, tapi tidak
ada jawaban. Maka Jung Hyuk pun mencoba menelpon lagi, tapi kali ini telpon
yang dihubunginnya tidak bisa di hubungi.
“Kurasa, dia sudah makan daging sapi
hari ini,” jelas Sersan Pyo. “Tapi, dia mungkin makan ayam goreng setidaknya
sekali dalam tiga hari.”
“Jadi, kamu tidak dapat apa pun
sepertiku,” balas Man Bok. Lalu dia mengambil uang Sersan Pyo dan menyimpannya.
Sersan Pyo tidak terima diremehkan.
Dia mempertanyakan, Ju Meok dan Eun Dong, yang menjalankan misi ke warnet untuk
mencari informasi di internet. Dan Ju Meok menjelaskan dengan sikap berlebihan,
dan tanpa perlu dia menyelesaikan perkataannya, Sersan Pyo sudah bisa menebak
kalau Ju Meok menonton drama korea lagi pastinya. Dan dengan malu, Ju Meok
menundukkan kepala.
Di warnet. Ju Meok menonton drama
korea sambil menangis. Eun Dong bermain game dengan serius, seolah dia sedang
menghadapi musuh yang sulit.
Dan musuh sulit yang dilawan oleh Eun
Dong adalah Jung Hyuk. Hasil game nya, Jung Hyuk kalah, dan dia merasa sangat
kecewa. Dia menarik nafas dan mencoba untuk menenangkan dirinya.
Saat Se Ri pulang, dia melihat Jung
Hyuk bersiap untuk pergi keluar. Dan saat dia mengetahui kalau Jung Hyuk keluar
untuk bertemu seseorang, Se Ri menjadi waspada. “Kenapa? Kamu mau…”
“Bukan.”
“Pokoknya, jangan pergi. Lukamu belum
pulih. Berbahaya berkeliaran di luar,” jelas Se Ri dengan perhatian. Tapi Jung
Hyuk tetap ingin pergi.
Ternyata Jung Hyuk ingin keluar untuk
bertemu lawan game nya. Dengan sikap merasa bersalah, Jung Hyuk mencoba untuk
beralasan. Tapi Se Ri tidak mudah percaya, karena dia ada menerima pesan pembelian dari dalam game.
“Aku ini penyihir. Untuk menguasai
medan dan naik level, dibutuhkan buff
kombo dan area. Untuk menjelajahi area tempur dan kuat melawan pemain lain, aku
juga membutuhkan pelindung. Mencari uang dan naik level di dungeon juga butuh waktu. Jadi, itu pertempuran yang berat,” jelas
Jung Hyuk sambil menghela nafas berat.
“Begitu rupanya. Kamu seharusnya
istirahat setelah pertempuran melelahkan. Kamu mau ke mana?” balas Se Ri. Dan
Jung Hyuk diam. Se Ri melihat layar game Jung Hyuk dan membaca tulisan
notifikasi ‘Yok tarung’ . “Apa
artinya, Jung Hyuk?” tanya Se Ri dengan lembut.
“Aku juga tidak tahu artinya, jadi,
aku mencarinya. Artinya, ‘Ayo baku hantam.’,” jawab Jung Hyuk sambil
mengalihkan tatapan dari Se Ri.
“Jadi, kamu mau bertemu dan berkelahi
dengan pemain itu di Pintu Keluar Tiga Stasiun Cheongdam?” tebak Se Ri. Dan
Jung Hyuk langsung menyangkal.
“Bukan begitu. Dia melukai perasaan
orang dengan caci makinya dan sikapnya mengancam. Aku harus mengomelinya dan
memberinya pelajaran,” jelas Jung Hyuk.
“Lepaskan jaketmu,” tegas Se Ri. Dan
Jung Hyuk menurut.
Se Ri kemudian berdiri dan
mempersilahkan Jung Hyuk untuk duduk. Dia menyuruh Jung Hyuk untuk keluar dari
game. Dan Jung Hyuk menolak. Dengan tegas, Se Ri menyuruhnya untuk keluar. Dan
dengan berat hati Jung Hyuk pun menekan tombol mouse.
Di Pintu Keluar Tiga Stasiun Cheongdam. Eun Dong berdiri menunggu Jung Hyuk sambil menahan rasa dingin. Ketika Jung Hyuk tidak datang juga, dia merasa sangat senang dan bangga. Sebab itu berarti Jung Hyuk pengecut.
Jung Hyuk duduk di sofa dengan wajah cemberut. Tanpa memperdulikan itu, Se Ri menjelaskan bahwa dia sudah mengatur game ke versi anak- anak, jadi Jung Hyuk tidak akan bisa mengakses situs game ataupun situs dewasa. Lalu dia juga hanya mengizinkan Jung Hyuk untuk memakai internet dua jam sehari. Dia melakukan ini sebab bermain game terlalu berlebihan akan sangat berbahaya bagi pria yang kompetitif seperti Jung Hyuk.
“Tidak,” tegas Se Ri.
Di sauna. “Aku menyuruhmu mencari informasi, tapi kamu malah ingin berkelahi dengan pria bernama Pemanen Tomat?” omel Sersan Pyo.
“Maafkan aku,” balas Eun Dong.
Selanjutnya giliran Letnan Park yang
bercerita. Dia menjelaskan bahwa dia sempat mencari di sekitar kawasan
Cheongdam- dong. Tapi dia mengalami kesulitan. Dan dengan penasaran, semuanya
bertanya kenapa.
“Tiap aku melangkah, orang-orang
mendekatiku dan memberiku kartu-kartu ini,” jelas Letnan Park sambil
menunjukkan kartu- kartu agensi yang di terima nya.
“SN? YJ? JYB? Kode apa ini?” pikir
mereka tidak mengerti.
Seorang agen pencari bakat mendekati Letnan Park dan memberikan kartu namanya. Dia menjelaskan kalau Letnan Park adalah orang yang dicarinya. Mendengar itu, Letnan Park merasa bingung.
“Gwang Beom, kau mengungkap
penyamaran?” tanya Ju Meok, panik.
“Aku tidak seperti orang luar, aku
bisa berbaur dengan orang Selatan. Tapi, kamu memang agak mirip orang Utara,” komentar Sersan Pyo
dengan bangga.
“Maafkan aku,” balas Letnan Park
dengan lesu.
Dengan lemas semuanya menunduk kan kepala. Sebab ternyata tidak mudah untuk menemukan Jung Hyuk dan Se Ri. Yang paling gawat adalah uang mereka sudah menipis.
Seorang petugas melapor kepada Direktur Militer. “Kami dapat kabar dari Letnan Kolonel Cho Cheol Gang. Dia bilang melihat Ri Jung Hyuk di Selatan. Dia akan menghubungi keluarga Yoon Se Ri dan membawanya kemari untuk mengungkap segalanya,” jelas nya.
“Kamu tahu? Jika ini sampai gagal, aku
bisa terseret masalah ini,” kata Direktur Miiliter sambil tersenyum puas. “Aku
yakin Direktur Biro Politik Umum sudah tahu soal ini. Jangan gegabah sebelum
semuanya jelas,” katanya, memperingatkan.
“Baik, Pak.”
Tags:
Crash Landing On You