Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 05-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Mereka akhirnya duduk bersama
di meja. Seung Kwon marah karena Hyun Yi menyembunyikan ini dari mereka. Hyun
Yi bilang kalau dia tidak menyembunyikannya dan bos mereka (Sae Ro Yi) juga
tahu.
“Belum. Aku harus menabung
untuk itu,” jawab Hyun Yi.
Seung Kwon makin speechless. Yi
Seo juga berkata kalau ada banyak café transgender di Itaewon, tapi kenapa Hyun
Yi ke kelab ini?
“Karena aku ingin ke sini,”
jawab Hyun Yi, santai. “Yi-seo, ternyata kau berpikiran sempit,” komentar Hyun
Yi lagi. “Aku sedih kalian cari meja di sini tanpa aku. Apa ada hal baik hari
ini?”
Semua diam. Tidak ada jawaban
sama sekali.
“Sepertinya kalian canggung
karenaku. Aku tak akan ganggu,” ujar Hyun Yi, sadar. Dia bahkan langsung pergi.
Geun Soo merasa tidak
enak jadinya. Tapi, Yi Seo jadi tampak lebih memikirkan sesuatu.
--
Sementara itu, para mantan
teman SMA Yi Seo, sibuk men-stalk ig
Yi Seo. Dari ig tersebut, mereka jadi tahu kalau Yi Seo kerja di DanBam. Mereka
kesal melihat ekspresi bahagia Yi Seo. Guk Bok Hee (di episode 03, yang
membully dan menjadi viral karena postingan Yi Seo) marah melihat itu karena
gara-gara Yi Seo dia jadi tidak bisa lulus. Dia merasa hidupnya hancur karena
Yi Seo.
--
DanBam kembali buka. Masih ada
banyak pelanggan tapi tidak sebanyak kemarin. Salah satu pelanggan memanggil Yi
Seo dan protes karena menemukan rambut di makanan mereka. Yi Seo meminta maaf
dengan sangat dan segera mengganti makanan dengan yang baru.
Salah satu pelanggan menekan
bel. Dia meminta di bawakan garam karena jjigae
–nya terasa hambar. Yi Seo mendengar semua keluhan para pelanggan tersebut.
Dengan marah, Yi Seo langsung masuk ke dapur dan memarahi Hyun Yi. Dia menunjukkan rambut yang di temukan di makanan pelanggan dan juga marah karena Hyun Yi tidak mencoba makanan-nya sebelum di berikan ke tamu?! Dia menyebut Hyun Yi yang hanya santai dan dengan mudahnya mendapatkan gaji! Jika tidak ada keterampilan, berhenti saja dari sini! Kau bahkan tidak bisa memasak dengan benar, untuk apa tetap bekerja di sini!
Untungnya, Sae Ro Yi mendengar
suara marah Yi Seo kepada Hyun Yi. Dia segera ke dapur dan bertanya ada masalah
apa? Hyun Yi hanya diam, merasa bersalah. Yi Seo masih emosi, tidak menjawab
apapun dan langsung keluar.
--
Hyun Yi tampaknya benar-benar
terpukul. Dia sibuk mencuci piring dan tampak berusaha untuk tetap tenang.
Sementara itu, Sae Ro Yi
mengajak Yi Seo bicara berdua. Seung Kwon dan Geun Soo juga ada di sana. Sae Ro
Yi benar-benar sudah tahu kalau Hyun Yi adalah transgender sejak mereka masih
bekerja bersama di pabrik (benarkah karakter Hyun Yi
adalah transgender?). Seung
Kwon terkejut karena hanya dia yang tidak tahu dari awal.
“Aku tanya kepadamu. Kenapa kau
rekrut dia?” tanya Yi Seo, dingin.
“Ya, tapi dia tak bisa memasak.
Itu satu-satunya masalah di kedai ini. Promosi, pelayanan, suasana. Semua itu
tak cukup. Yang terpenting adalah rasa. Tapi rasanya hanya begitu saja. Kedai
ini tak bisa beroperasi lama,” tegas Yi Seo.
Sae Ro Yi mengerti maksud Yi Seo, jadi apa yang Yi Seo inginkan? Dengan berani, Yi Seo meminta Sae Ro Yi untuk memecat Hyun Yi. Dan semua pembicaraan mereka terdengar oleh Hyun Yi, sangat jelas. Yi Seo bahkan bilang kalau Hyun Yi tidak bisa memasak lebih baik daripada Sae Ro Yi yang adalah bos. Dan bagaimana jika ada rumor mengenai koki yang transgender? Akan ada tamu yang menolak hal itu. DanBam bisa lebih baik daripada ini.
“Tentu kau akan merasa tak enak
dan sedih akan hal ini, tapi kau harus putuskan,” akhiri Yi Seo.
Dan karena itu, Sae Ro Yi
menyuruh Geun Soo untuk memanggil Hyun Yi kemari. Geun Soo dan Seung Kwon ragu,
tapi Sae Ro Yi tampak sudah memutuskan sesuatu. Dia ingin Hyun Yi di panggil.
Akhirnya, Hyun Yi datang dan
berbicara dengan Sae Ro Yi.
“Ya.”
“Saat ini kita semua bekerja
keras, tapi ini tetap tak cukup. Aku ingin membuat DanBam lebih besar lagi. Tapi
salah satu masalah besar saat ini adalah masakanmu. Masakanmu biasa saja. Ini
tak bisa dibiarkan. Kau tahu, 'kan?” ujar Sae Ro Yi, sangat serius.
“Aku mengerti.”
“Terima kasih untuk segalanya
selama ini,” ujar Hyun Yi, tulus dan bersyukur. Matanya juga berkaca-kaca.
“Aku beri dua kali lipat,”
lanjut Sae Ro Yi, membuat semuanya terkejut. Awalnya, mereka mengira Sae Ro Yi
akan memecat Hyun Yi, namun tidak. “Bila kau suka dengan kedai ini, bekerjalah
dua kali lebih keras seperti gajimu ini. Apa kau bisa?”
Hyun Yi jelas menyanggupi. Semua
terkejut dengan keputusan yang Sae Ro Yi ambil. Mata Sae Ro Yi pun
berkaca-kaca. Yi Seo tidak bisa mengerti dengan keputusan Sae Ro Yi.
“Satu lagi. Dengar ini
baik-baik. Aku adalah mantan narapidana yang dihindari orang-orang. Dan kalian,
Yi-seo, Geun-soo, Seung-kwon... Kalian adalah orang yang membuat kedai ini
tutup sementara. Hyun-yi? Dia bekerja keras dan tak merugikanku satu detik pun.
Sama dengan kalian, dia orangku. Itu penting bagiku. Kalian bisa tak nyaman
dengannya. Aku senang jika kalian mengerti. Aku tak akan paksa bila tak bisa. Namun,
jika kalian tak ingin bekerja dengannya hanya karena dia transgender, katakan
padaku sekarang. Tak peduli siapa pun itu, aku akan ambil keputusan.”
Semua diam. Tidak ada yang
protes sama sekali. Yi Seo juga tidak protes lagi dan menyuruh Hyun Yi untuk
bekerja dengan baik. Hyun Yi dengan yakin menjawab kalau dia akan demikian.
--
Yi Seo berjalan ke DanBam
dengan cemas. Tapi, di tengah jalan, dia sudah di tunggu oleh Guk Bok Hee and the gang. Yi Seo mah tidak peduli
dan jalan pergi begitu saja. Mereka malah memanggilnya dan menyebut Yi Seo
mengabaikan mereka yang satu alumnus SMA. Yi Seo langsung membenarkan kalau
mereka tidak lulus SMA yang sama dengannya, jadi tidak bisa di sebut alumnus.
Kebetulan sekali, Geun Soo
lewat dan langsung memihak Yi Seo. Bok Hee menegur Geun Soo untuk tidak ikut
campur. Mereka mulai saling berdebat. Bok Hee masih tidak terima.
“Ini diskriminasi terbalik atau
apa? Anak pejabat dikeluarkan dari sekolah, tapi anak SMA ketahuan minum dilepaskan
saja?” omel Bok Hee.
“Astaga, bagaimana kau bisa
tahu itu? Apa kau mengikutiku? Kau penguntit?”
Yi Seo benar-benar terkejut.
Dia mengira Soo Ah yang melapor dan Soo Ah juga mengakui itu pada Sae Ro Yi,
tapi ternyata semua salah.
Geun Soo juga marah karena
perbuatan Bok Hee, bos DanBam harus menderita kerugian karena mereka. Bok Hee
tidak peduli dan malah lebih galak. Dia hendak memukul Yi Seo juga, tapi Yi Seo
yang balas menamparnya. Yi Seo bahkan bilang kalau dia jadi teringat saat
menampar wajah ibu Bok Hee dulu seperti itu juga (di episode 3).
Kedua teman Bok Hee jadi takut.
Apalagi saat mereka melihat Bok Hee yang melawan, tapi tidak bisa dan jadinya
di tampar berulang kali oleh Yi Seo. Yi Seo benar-benar marah karena perbuatan
Bok Hee, Sae Ro Yi jadi harus merugi karena harus tutup kedai selama 2 bulan. Saking
marahnya, saat Geun Soo memegang tangannya, Yi Seo menampiknya.
--
Soo Ah ada di atas kedai
Jangga. Dia melihat diluar ada mobil polisi dan tampaknya ada sesuatu terjadi.
Melihat mobil polisi, Soo Ah jadi teringat kejadian di hari itu.
Soo
Ah waktu itu, memang menelpon 112 dan hendak melaporkan kedai DanBam yang
menerima anak di bawah umur. Tapi, ketika sudah tersambung, dia mengurungkan
niatnya dan tidak jadi melapor.
Saat
itu, Bok Hee dan temannya lewat dan tidak sengaja menabrak Soo Ah. Dan kebetulan
sekali, mereka melihat Yi Seo di dalam kedai DanBam. Mereka segera memfoto hal
itu dan segera melapor polisi, melapor. Soo Ah ada di sana dan melihat apa yang
Bok Hee dan temannya lakukan.
End
Entah apa yang di pikirkan oleh
Soo Ah sekarang ini.
--
Yi Seo merasa tidak tenang usai
tahu kalau bukan Soo Ah yang melapor ke polisi hari itu. Dia terus
memikirkannya sampai malam dan merenung di atap. Park Sae Ro Yi menghampirinya.
Dia mengira kalau Yi Seo stress karena memikirkan mengenai Hyun Yi.
“Merugi karena rasa peduli? Mereka
sebut orang seperti itu pecundang,” ujar Yi Seo.
“Baguslah. Kau bukan pecundang.
Jangan ubah pemikiranmu dan ajari Hyun-yi agar kita tak merugi,” pinta Sae Ro
Yi.
“Tapi kau tahu rasa yang enak
atau tidak, 'kan? Beri saja reaksi yang jujur kepadanya. Sesuai standarmu.
Dengan reaksi jujurmu, Hyun-yi akan
terus meningkatkan rasa masakannya. Lalu suatu saat...”
--
Dan karena permintaan Sae Ro Yi, Yi Seo setiap harinya mulai mencoba masakan Hyun Yi. Dia dengan blak-blakan memberi komentar pedas mengenai masakan Hyun Yi. Hyun Yi tidak sakit hati, sebaliknya, dia terus berusaha memperbaiki masakannya hingga menjadi sesuai selera Yi Seo.
“Ini enak. Ini benar-benar
enak,” puji Yi Seo, tulus. “Rambutmu terlihat sangat rusak. Kau lebih cantik
dengan warna hitam. Kak Hyun-yi.”
Hyun Yi sangat bahagia mendengarnya. Yi Seo telah menerimanya. Seung Kwon dan Geun Soo juga sangat senang karena masakan Hyun Yi akhirnya bisa memuaskan Yi Seo. Saking senangnya, mereka memberikan jempol mereka pada Hyun Yi.
Yi Seo menemui Sae Ro Yi. Yi Seo tahu kalau Sae Ro Yi pasti sudah bisa menebak semua ini dari awal. Sae Ro Yi berujar kalau dia percaya pada Hyun Yi dan juga pada Yi Seo. Dia membelai kepala Yi Seo dan mengucapkan “kerja bagus.”
Semua tampak senang.
--
Soo Ah minum di café hingga
mabuk. Dia bahkan tertawa kesal karena pusing memikirkan ucapan Presdir Jang
tempo hari yang menyiratkan agar dia berpihak pada Jangga bukan pada Sae Ro Yi.
Soo Ah pulang dengan langkah sempoyongan
karena mabuk. Sambil jalan, dia terus saja berujar ‘menyebalkan’ karena pusing
harus memilih Jangga atau Sae Ro Yi.
Termasuk Sae Ro Yi yang lewat
bersama karyawannya. Dia segera memegang tangan Soo Ah dan bertanya, siapa yang
membuat Soo Ah kesal? Soo Ah menampik tangan Sae Ro Yi dan menjawab, “Kau.” Soo
Ah juga menyuruh Sae Ro Yi untuk jujur saja. Pasti, bagi Sae Ro Yi dia juga
menyebalkan dan menjijikan bukan.
Sae Ro Yi tahu kalau Soo Ah
dalam keadaan mabuk, jadi dia menyuruh karyawannya untuk pergi duluan. Yi Seo
tidak mau pergi dan tetap melihat perbincangan Soo Ah dengan Sae Ro Yi.
“Aku berusaha menghindarimu
belakangan ini. Baguslah kita bertemu. Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Apa
rahasia kau bisa berjualan dengan baik? Tak bisakah kau beri tahu aku? Kita
teman, 'kan?”
“Karena aku punya manajer
berbakat?” jawab Sae Ro Yi.
Sae Ro Yi tahu kalau Soo Ah
sudah terlalu mabuk, jadi dia ingin mengantarkan Soo Ah pulang. Tapi, Soo Ah
tidak mau.
“Kau tahu? Aku tak merasa
bersalah padamu. Kau tahu alasannya? Karena aku merasa aku yang paling
berharga. Dan aku... hanya peduli diriku sendiri. Apa ini salah?” ujar Soo Ah.
“Jangan bicara omong kosong. Hei.
Kau menyebalkan… ketika berpura-pura mengetahui semuanya. Dikeluarkan dari
sekolah dan mantan narapidana. Kau membuat orang lain merasa tidak enak.”
“Kenapa kau begitu tertekan? Jangan
begitu. Apa pun yang kau lakukan, aku akan baik-baik saja. Kau hanya melakukan
yang terbaik untuk hidupmu. Kau tidak salah apa-apa.”
“Aku mohon... Aku mohon jangan
katakan itu kepadaku,” frustasi Soo Ah. “Sebenarnya… Saeroyi. Kau… bagiku... selalu...,”
ujar Soo Ah. “bersinar... terlalu terang,”
ujarnya di dalam hatinya.
Soo Ah begitu terbawa suasana
hingga dia maju semakin dekat, hendak mencium Sae Ro Yi. Sae Ro Yi bahkan sudah
memenjamkan matanya, siap menerima ciuman dari Soo Ah.
Momen romantis terhenti! Yi Seo
muncul di tengah mereka dan mendorong wajah Soo A dengan tangannya, membuat Soo
Ah dan Sae Ro Yi terkejut.
Tags:
Itaewon Class
Pict nyusul besok (16.02.20) krn masalah jaringan. Bener2 nggak bisa upload pict 🙏🙏
ReplyDeleteSuka
ReplyDeletesuka bgt ...ditunggu kelanjutannya
ReplyDelete