Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 13-1


Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 13-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

Sebelum syuting acara Kedai Terhebat di mulai, salah seorang staff menemui PD acara dan menanyakan rencananya mengenai Ma Hyun Yi yang ternyata seorang transgender. Berita mengenai Hyun Yi mendapat respon buruk. Jadi, apakah sebaiknya mereka membuat Hyun Yi kalah dalam acara ini dan mengurangi waktu tampilnya? PD acara untungnya cukup bijaksana dengan menjawab agar para juri yang memutuskan siapa yang menang atau kalah.
Acara di mulai.



Sebelum memasak, Hyun Yi mengenakan sarung tangan dan menarik nafas panjang. Dia mengingat ucapannya sebelumnya dengan Yi Seo. Usai Yi Seo membacakan puisi “I am the Diamond”, Yi Seo meminta maaf karena merasa sudah terlalu jahat memaksa Hyun Yi untuk tetap tampil. Tapi, Hyun Yi tidak merasa demikian. Dia malah merasa bersyukur karna Yi Seo menyebutnya Diamond/Berlian. Dan karna itu, demi Sae Ro Yi, demi Yi Seo dan demi keluarga DanBam, dia akan tegar. Dia akan kuat.

Selama proses memasak, Sae Ro Yi selalu menatap Hyun Yi dengan tatapan : “Aku bangga padamu.” Hyun Yi bisa merasakan hal itu, dan itu memberikannya semangat dalam memasak.
Proses memasak sudah usai. MC menjelaskan kalau di babak terakhir ini, metode pencicipan adalah tutup mata. Jadi, para juri tidak akan di beritahu makanan siapa yang sedang di cicipi.
Sebelum pengumuman pemenang, MC melakukan wawancara singkat kepada kontestan. Dia menanyakan pendapat koki Park Jung Gi yang dari Jangga, apakah yakin akan menang hari ini? Koki Park dengan percaya diri, bilang kalau ini adalah masakan yang sering di buatnya dan dia memasak dengan perasaan yang sama setiap kalinya.
Kontestan selanjutnya yang di wawancarai adalah Ma Hyun Yi, koki DanBam yang sudah memenangkan juara pertama selama 2 pekan berturut-turut. Bagaimana perasaannya sekarang?
Hyun Yi diam sejenak sebelum menjawab. Dia menarik dan menghela nafas berulang kali, sebelum akhirnya menjawab.
“Hari ini, masalah pribadiku... tersebar ke publik tanpa sepengetahuanku. Aku tidak merasa baik sama sekali,” jawab Hyun Yi.
“Benar sekali. Ikut dalam tayangan seperti ini memang begitu,” timpal MC dengan tertawa, agar suasana tidak terlalu tegang.
“Aku... adalah seorang transgender,” akui Hyun Yi secara tiba-tiba kepada publik.
Semua jelas terkejut. Tidak menyangka Hyun Yi akan mengumumkan itu dalam siaran.
“Baiklah. Dia mengatakan bahwa masalah pribadinya tersebar di publik tanpa seizin dirinya. Aku percaya perasaannya sangat terluka saat ini. Walaupun begitu, kau tetap berdiri di panggung ini dengan percaya diri. Sepertinya kau ingin membuktikan rasa percaya dirimu pada babak ini,” ujar MC, mencairkan dan mengalihkan topik.
“Membuktikan? Aku tidak perlu... membuktikan diriku kepada orang lain,” jawab Hyun Yi, tegas.
“Begitu rupanya. Apakah aku bisa mendengar alasanmu berdiri di panggung ini?”
“Ada orang-orang yang membuatku kuat. Aku ingin membalas mereka dengan membuat makanan lezat. Itulah alasanku ada di sini,” jawab Hyun Yi sambil melihat ke arah Sae Ro Yi, Seung Kwon dan Tony.
“Tujuan yang sangat hebat. Teman kerjamu tentu sangat bangga padamu. Menurutmu, bagaimana penampilanmu hari ini?” tanya MC lagi.
“Konon orang selalu berkumpul dengan sesamanya. Aku bekerja di kedai terhebat di Korea, juga dengan teman yang terhebat. Aku tentu... juga akan jadi yang terhebat.”
Wawancara singkat berakhir. Dan saatnya adalah pengumuman pemenang.
Pemenang dari Kedai Terhebat adalah….
Jrengggg! Akan di umumkan 60 detik lagi, setelah iklan!
--
Yi Seo sudah tiba kembali di Seoul. Dia berada di bandara dan langsung menonton siaran Kedai Terhebat.
--
Acara sudah di mulai kembali.
Dan pemenangnya adalah….
Semua tegang.
JANGGA!!!!
Eits. Mimpi :p
Yang menang adalah MA HYUN YI dari DanBam!!!!!!


Konfeti mulai berjatuhan di sekitar Hyun Yi. MC menghampirinya untuk menanyakan perasaannya, tapi Ma Hyun Yi sudah terlebih dahulu berlari ke arah Sae Ro Yi dan yang lain. Mereka saling berpelukan. Mereka bangga pada Hyun Yi yang berhasil menjadi juara!
Soo Ah dan Geun Soo menatap mereka. Tatapan Geun Soo tampak berbeda. Dia mungkin senang, tapi di sisi lain juga sedih karena posisinya di Jangga terancanm. Dan juga, mungkin, iri pada DanBam yang tidak hancur walau dia sudah menusuk dari belakang.

Yi Seo yang melihat siaran itu juga bangga pada Hyun Yi.
--

Hari berikutnya.
Soo Ah dan Geun Soo menemui Presdir Jang. Tentu saja ini terkait Jangga yang kalah dalam kompetisi. Dan seperti yang sudah Presdir Jang katakan sebelumnya, Koki Park Jun Gi di pecat dari DanBam. Dan juga, Presdir bertanya pada Soo Ah, apa saja yang sudah Geun Soo lakukan dalam kompetisi?
“Karena popularitas koki DanBam, dia ubah peraturan menjadi pencicipan tutup mata, juga menekan koki Park Jun-gi, yang sama sekali tak gugup,” jawab Soo Ah.
“Pada akhirnya, nama Perusahaan Jangga tercoreng. Apa itu saja?”
“Selain itu, dia bocorkan masalah pribadi Ma Hyun-yi ke media untuk hancurkan mentalnya,” beritahu Soo Ah.
“Hal itu kulihat cukup baik dilakukan,” senyum Presdir.
Dia menyuruh Geun Soo untuk keluar dari ruangannya. Setelah Geun Soo keluar, Presdir Jang menanyakan pendapat Soo Ah mengenai Geun Soo. Geun Soo hanyalah anak yang kabur dari rumah dan tiba-tiba kembali dengan bilang ingin menjadi penerus Jangga. Jadi, bagaimana pendapat Soo Ah jika Geun Soo duduk di tempatnya? Apakah Geun Soo cocok menjadi penggantinya?
“Dia… mirip denganmu, Pak,” jawab Soo Ah. Walau wajahnya tampak sedih.
Presdir Jang tertawa, senang.
--
Geun Soo jalan keluar dari Jangga. Dia teringat amarah Soo Ah padanya karena sudah membocorkan rahasia Hyun Yi pada publik. Tampaknya, dia merasa cukup bersalah.

Tapi, di lobby Jangga, dia melihat kedatangan Yi Seo. Melihat Yi Seo, Geun Soo jadi teringat semua kenangannya bersama Yi Seo. Dulu, dia sudah merasa senang dengan Yi Seo ada di sisinya. Namun, perlahan, semkain perasaannya menguat, semakin dia tidak ingin kehilangan Yi Seo.
“Benar. Aku tak peduli akan apapun. Aku hanya butuh kau,” itu yang Geun Soo pikirkan saat ini.

Sayangnya, Yi Seo tidak peduli pada Geun Soo. Dia datang untuk menampar Geun Soo. Dia marah karena sadar bahwa berita mengenai Hyun Yi, pasti adalah perbuatan Geun Soo. Dia tahu Geun Soo pernah menjadi model selama tiga tahun dan kenal dengan banyak jurnalis, jadi mudah baginya menyebarkan hal itu.
“Benar. Itu perbuatanku. Lalu kenapa? Itu demi memenangkan kompetisi. Haruskah aku diam begitu saja hanya karena Hyun-yi dan aku pernah berteman? Apa kau juga begitu?” balas Geun Soo, dengan ekspresi tanpa rasa bersalah, sedikitpun.
“Jadilah dirimu sendiri. Kau lebih cocok menjadi pecundang,” ujar Yi Seo dan berbalik pergi.
“Kau pernah katakan, 'kan? "Jika kau sangat menginginkanku, jadilah pewaris Jangga."”
Setelah itu aku juga katakan itu hanya omong kosong, 'kan?” ingati Yi Seo. “Bila kau begini karena perkataan itu...”
“Jangan bercanda,” potong Geun Soo dengan ekspresi marah. Dia berjalan mendekat pada Yi Seo, “Akhirnya aku yang suka menyerah membuat pilihan bagi diriku sendiri. Karena perkataan itu, aku buang semua dan masuk ke sini. Kau tak boleh begitu.”
“Aku... tidak ingin menghancurkanmu,” ujar Yi Seo, lebih seperti hmmm… merasa bersalah (?). “Sebelumnya, Bos pernah berkata padaku tentang hal ini. Perasaan itu tidak ada hukum...”
“Bos! Selalu saja dia!!” teriak Geun Soo penuh amarah hingga suaranya menggema. “Apa pun yang bos itu katakan padamu, ini sudah terlambat. Aku tak bisa berhenti, Yi-seo. Aku... tak bisa berhenti menyukaimu.”
“Maafkan aku. Aku tak bisa terima perasaanmu. Maaf. Aku minta maaf,” ujar Yi Seo, tulus.
Dan tanpa mengatakan apapun lagi, dia segera pergi dari Jangga.
--

Yi Seo dalam perjalanan pulang dan ternyata Sae Ro Yi sudah menunggunya. Yi Seo jelas senang melihatnya apalagi saat melihat Sae Ro Yi melambai padanya. Tanpa ragu, Yi Seo berjalan mendekat. Dia membahas mengenai mereka yang menang Kedai Terhebat dan berarti akan mendapatkan investasi. Sae Ro Yi memujinya karena sudah bekerja keras.
“Hanya dengan kata-kata?” tanya Yi Seo, membuat Sae Ro Yi bingung. “Kau biasanya membelai kepalaku,” ingati Yi Seo dan menyodorkan kepalanya untuk di belai.
Sae Ro Yi yang jadi salting. Dia segera mengalihkan topik dengan alibi harus mempersiapkan kontrak dengan nenek besok.
--
Esok hari,
Ny. Kim (nenek) datang ke gedung DanBam untuk tanda tangan kontrak investasi. Yi Seo menyakinkannya kalau ini akan menjadi investasi yang takkan nenek sesali. Sae Ro Yi juga berterimakasih pada nenek karena sudah mau berinvestasi.
“Ada janji yang kau buat denganku, 'kan? Kau harus tepati janji itu,” ingati nenek. “Tujuanmu. Nomor satu di Korea Selatan.”
“Aku juga hidup menepati kata-kataku. Tentu akan aku tepati,” jawab Sae Ro Yi.
“Baiklah. Tepati itu.”
Dan dengan begitu, nenek menandatangani kontrak investasi tersebut.
--

Ibu Yi Seo, di kantornya, melihat berita mengenai perusahaan IC (kedai DanBam). Di sebuah artikel, tertulis kalau moto dari IC adalah mendapat investasi 10M Won. Ibu Yi Seo memuji pemilik kedai DanBam yang sangat hebat.
Dan dia jadi teringat pertengkarannya dengan Yi Seo dulu saat tahu Yi Seo tidak kuliah dan malah bekerja di kedai DanBam (yang saat itu hanyalah kedai kecil tanpa apapun). Ketika itu, Yi Seo menjawab kalau dia tidak di besarkan seperti itu. Dia lebih hebat dari yang ibunya bayangkan.
Melihat hal ini sekarang, Ibu jadi merasa bangga pada Yi Seo.
--

Geun Soo berada di ruangan kerjanya sendirian padahal semua orang sudah pergi. Saat mendapat telepon dari Seung Kwon pun, Geun Soo mengabaikannya. Soo Ah yang masih belum pulang dan kembali, melihat hal itu.
“Yi-seo tahu aku yang membuat berita itu.”
“Kini kau menyesal dan merasa bersalah, 'kan?”
“Menyesal?”
“Tapi apa yang akan Saeroyi katakan bila dia tahu? "Apa pun tindakanmu, aku akan baik-baik saja." Mungkin dia akan bilang begitu,” ujar Soo Ah. “Jangan lupa matikan lampu nanti,” lanjutnya karena sudah mau pulang.
“Aku kurang lebih tahu ceritamu dan Saeroyi. Sepertinya aku juga tahu alasan kau bekerja di Jangga. Apa pun yang aku lakukan, Saeroyi tidak akan berhenti? Kau tahu apa yang aku pikirkan saat kau mengatakan itu padaku? "Bagaimana caranya... agar Saeroyi jatuh?" Aku... berbeda denganmu.”
“Bagaimana kau bisa... menjadi seperti ini?” tanya Soo Ah, takut melihat perubahan Geun Soo.
--
di DanBam,
Semua pekerja berkumpul untuk merayakan investasi yang sudah mereka dapatkan. Seung Kwon sedikit kesal karna Geun Soo tidak mengangkat telepon padahal dia ingin mengajaknya ikut. Mereka sudah minum cukup banyak dan sudah cukup mabuk juga.
Dan kalau sudah mabuk, Seung Kwon pasti akan menceritakan pertemuannya dulu dengan Sae Ro Yi dan juga kata-katanya. Hyun Yi yang sudah muak mendengarkan cerita itu, menyuruh Seung Kwon untuk berhenti bercerita lagi. Seung Kwon sudah mau marah, tapi Yi Seo menyuruhnya untuk lanjut cerita karena ceritanya menarik.
Seung Kwon membahas mengenai ucapan Sae Ro Yi yang bilang : “Aku akan jadikan DanBam sebuah waralaba!” Dan lalu apa yang terjadi? Mereka berhasil mewujudkannya hari ini!
Seung Kwon menghampiri Sae Ro Yi dan memintanya untuk mengatakan sesuatu.
“Kalian semua telah bekerja keras. Sudah kukatakan, 'kan? Bila bersama, kita bisa lakukan apa pun atau tidak?”
“Kita bisa!!!!”
“Siapa kita?”
“IC!!!!”
“Apa kalian tahu? Karena ada kalian, aku... aku... akan menang,” ujar Sae Ro Yi, yang sudah mabuk berat. “Dan aku anak siapa? Ayahku... Dia bilang... dia bangga padaku. Dia sangat bangga pada putranya. Presdir Jang? Jangga? Coba saja hadapi aku. Aku tentu akan menang.”
Mendengar ucapan itu, semua merasa sedih untuk Sae Ro Yi, karna mereka sudah tahu kisah Sae Ro Yi.
“Tentu saja kau akan menang. Karena kau adalah bos kami,” ujar Yi Seo, sedih.
“Ya, 'kan? Aku akan menang, 'kan?”
“Benar. Kau pasti akan menang,” jawab Yi Seo, penuh keyakinan. Dia juga tersenyum manis.
Sae Ro Yi membalas senyumnya, kemudian pingsan karena mabuk. Seung Kwon yang panik dan mengira Sae Ro Yi mati. Seung Kwon sampai nangis memohon agar Sae Ro Yi tidak meninggal. Hahahaha.
--

Tengah malam,
Sae Ro Yi tertidur di dalam kedai DanBam yang sudah gelap gulita. Yi Seo masih ada di DanBam dan menatap Sae Ro Yi yang tidur. Dia menatapnya begitu lekat dan kemudian membelai kepala Sae Ro Yi.
“Malammu… masih pahit, kan?”
--
Perusahaan Jangga,
Presdir memanggil Geun Soo ke ruangannya. Dia membahas mengenai Geun Soo yang menyakinkannya kalau mereka bisa menang dalam Kedai Terhebat, tapi justru kedai Sae Ro Yi yang menang. Tidak hanya itu, bahkan kedainya berhasil mendapatkan investasi.
Geun Soo hanya diam saja dan fokus bermain baduk.
Sekr. Kim yang ada di sana, melihat jam dan memberitahu kalau 10 menit lagi rapat akan di mulai. Presdir Jang menghentikan permainan dan mengajak Geun Soo ikut bersamanya.


Presdir Jang membawa Geun Soo ke dalam ruangan rapat yang berisi para eksekutif perusahaan. Dia memperkenalkan Geun Soo yang adalah putra keduanya, dan dia berpikir untuk menjadikan Geun Soo sebagai pewarisnya.
Geun Soo cukup terkejut mendengar hal tersebut. Tapi, juga cukup senang. Hal itu terlihat dari tatapan di matanya.
--
Penjara kedatangan napi baru stock lama. Itu lho, napi yang dulu juga pernah satu penjara dengan Sae Ro Yi. Boss-nya Seung Kwon dulu. Tampaknya, dia cukup sering keluar masuk penjara, karena para napi menyapanya dengan sangat sopan dan hormat, seolah sudah kenal.

Kali ini, napi itu masuk penjara dan satu ruangan dengan Geun Won. Di dalam penjara, Geun Won tidak menyapanya dan hanya fokus melakukan push-up. Dan terlihat di sekitar Geun Won ada koran yang berisi headline mengenai : Jang Geun Soo menjadi Pemegang Saham Mayoritas Perusahaan Jangga.
--

Ho Jin, Yi Seo dan Sae Ro Yi duduk bersama di atap DanBam. Mereka senang karena mendapat banyak pertanyaan mengenai cabang DanBam.
“Setelah buat struktur perusahaan dan mengurus lokasi cabang, kita masih punya tujuh miliar,” beritahu Ho Jin.
Yi Seo sangat bersemangat dan menyarankan untuk membuka cabang DanBam di seluruh negeri. Kalau Ho Jin, dia merasa kalau mereka sudah cukup stabil, jadi bisa perlahan bergerak maju. Selamat untuk Sae Ro Yi karna sudah berhasil mewujudkan mimpi.

Tapi, berbeda dengan Yi Seo dan Ho Jin, Sae Ro Yi memiliki rencana jangka panjang yang berbeda. Dia menunjukan informasi mengenai adanya Pameran Waralaba Shanghai yang mengudang partisipan. Pameran waralaba itu akan di adakan di Tiongkok.
“Apa mungkin…”
“Kita harus targetkan pasar Tiongkok dan dunia, bukan hanya nasional. Ayo ubah sepuluh miliar itu menjadi 100 miliar,” ujar Sae Ro Yi. “Aku sudah bilang ke nenek Toni, ini bukan akhir mimpiku. Menjadi nomor satu di negara ini dan kalahkan Jangga. Ayo kita bergerak ke hal itu. Ini baru permulaan.”
Yi Seo tersenyum begitu lebar dan memuji Sae Ro Yi yang sangat hebat.
Bersama, Ho Jin, Yi Seo, Sae Ro Yi serta DanBam, akan melalui perjalanan selanjutnya, menjadi nomor satu di Korea Selatan dan juga pasar dunia!


1 Comments

  1. Makasih yaa udah dibikinin rangkuman filmnya

    ReplyDelete
Previous Post Next Post