Original
Network : tvN
"Semua
karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”
Sun Mi mempersilahkan Dong Baek, Kyung Tan,
dan Se Hoong untuk masuk ke dalam kantornya. Tapi dia melarang Ji Eun untuk
ikut masuk.
Didalam ruang rapat. Sun Mi menjelaskan bahwa
Ki Dan sudah membakar semua bukti pembunuhan, tapi dia yakin bahwa masih ada
yang belum terbakar. Ki Dan hanya membakar bukti yang di ingat nya, oleh karena
itu dia ingin mencari bukti yang tidak diingat oleh Ki Dan.
“Omong kosong apa itu?” komentar Kyung Tan.
“Pertama, kita akan mencatat semua yang
dilihat Detektif Dong. Setelah itu, kita akan berusaha mencari apa yang
kurang,” kata Sun Mi, menjelaskan.
“Aku tidak memindai semuanya. Aku tidak
sempat, jadi, hanya dua pembunuhan terakhir yang kulihat,” balas Dong Baek. Dan
Sun Mi tidak masalah.
Dimulai dengan Kim Seo Kyung. Yang bertugas
mempersiapkan dan membersihkan adalah Han Man Pyeong. Dia mengikat Seo Kyung di
tempat tidur, lalu memakaikan jubah putih kepada Ki Dan serta sarung tangan
juga kepadanya. Kemudian sebelum membunuh, Ki Dan selalu berkhotbah. Dia
merasionalkan perbuatan nya untuk Man Pyeong dan dirinya sendiri.
“Berapa lama? Total khotbah dan pembunuhan
itu,” tanya Sun Mi.
Dong Baek mengingat ketakutan dan jeritan Seo
Kyung. Dan dia merasa pusing mengingat itu. Melihat kondisinya, Kyung Tan
merasa khawatir. “Satu jam untuk Kim Seo Kyung. Lebih dari 10 menit untuk Yoon
Ye Rim,” jelas nya.
“Dia dikejar waktu karena aku,” gumam Sun Mi,
menyimpulkan. “Hasrat seksual dan sensasi pembunuhan dipadukan untuk
memaksimalkan sinergi. Siapa yang membersihkan?”
“Kondom digulung di sarung tangan,” jelas
Dong Baek.
Setelah selesai membunuh korban, Ki Dan
melepaskan jubah putih dan sarung tangan yang dipakainya. Kemudian dia pergi
melewati jalan hutan. Dan sesampainya dirumah, dia akan membakar semuanya.
“Tapi aku tidak mengerti,” kata Kyung Tan.
“Dia membersihkan dirinya, tapi membuang mayatnya dengan gegabah.”
“Dia pamer,” balas Dong Baek.
Dong Baek menggambarkan titik- titik mayat
dibuang. Lalu dia menghubungkan titik- titik tersebut dan terbentuklah sebuah
gambar. Ki Dan ingin mengisyaratkan kelahiran kerajaannya, karena itu Ki Dan
berencana untuk membunuh 13 orang. Mengetahui itu, Kyung Tan sangat merasa
kesal dan ingin mencari pistol nya.
“Kenapa Kim Seo Kyung dibuang hidup-hidup?
Bagaimana jika dia pulih?” tanya Sun Mi, heran. Dan mendengar itu, Kyung Tan
pun duduk kembali dengan tenang untuk mendengarkan.
“Jangan membuangnya di tempat yang terlalu
terpencil,” kata Ki Dan, memberitahu Man Pyeong, setelah selesai membunuh Seo
Kyung. “Tidak akan menyenangkan jika dia terlambat ditemukan,” jelasnya.
Man Pyeong memasukkan mayat Seo Kyung ke
dalam mobil. Tapi tiba- tiba dia merasa sesuatu yang aneh. Dan saat dia
memeriksa nadi Seo Kyung, dia merasakan kalau Seo Kyung masih hidup.
“Han Man Pyeong membiarkannya hidup. Park Ki
Dan mengetahuinya kemudian,” jelas Dong Baek. “Han Man Pyeong bukan psikopat.”
“Itulah yang terjadi saat orang bodoh
memiliki keyakinan yang kuat,” komentar Kyung Tan.
“Dia yakin para korban akan ditebus melalui
hukuman Park Ki Dan,” komentar Sun Mi.
Sun Mi mem-print hasil diskusi mereka semua.
Dan lalu Se Hoong membagikan itu kepada masing- masing. Sun Mi menjelaskan
bahwa dia ingin mereka untuk melupakan semua prasangka dan melihat dengan sudut
pandang yang baru, bukan sudah pandang nya atau Dong Baek.
“Ini seperti memainkan Cari Perbedaannya.,”
kata Kyung Tan. “Ini keahlianku.”
Mereka berempat berkeja sama dan
mendiskusikan ulang semuanya. Mereka bekerja sampai larut malam, bahkan sampai
matahari bersinar terang.
Didalam kamar mandi. Dong Baek mencuci
wajahnya dan menatap dirinya sendiri di cermin.
Saat Dong Baek kembali ke ruangan, Sun Mi
menyarankan semuanya untuk menyegarkan diri dan berkumpul kembali nanti. Tapi
tiba- tiba Se Hoong menemukan sesuatu yang janggal.
“Setelah membunuh Seo Kyung, dia membakar 13
barang di perapian. Dari baju olahraga hingga ransel,” jelas Se Hoong. “Tapi
setelah membunuh Ye Rim, dia hanya membakar 12. Sarung tangan lateksnya hilang.
Sarung tangan lateks tempat dia menggulung kondomnya. Aku penasaran apakah kamu
lupa menyebutkannya,” katanya.
Mendengar itu, Dong Baek mulai mengingat
kembali dengan perlahan. “Tunggu. Dia tidak membakarnya,” katanya mengingat.
“Bagaimana jika dia jatuhkan di suatu tempat?”
“Maka Han Man Pyeong akan membuangnya,” jawab
Sun Mi.
“Bagaimana jika tergeletak di suatu tempat?”
tanya Dong Baek. “Sarung tangan itu bisa saja jatuh ke celah atau pipa air.”
“Pantas diperiksa,” balas Sun Mi.
Se Hoong berkomentar, seandainya mereka
berhasil menemukan itu, maka mereka akan mempunyai DNA korban dan DNA Ye Rim.
Mendengar itu, Dong Baek dan Sun Mi segera berangkat ke tempat kejadian.
“Bangunkan Kapten Koo dan hubungi tim
forensik,” kata Dong Baek dengan terburu-buru.
“Dan minta berapa petugas?” balas Se Hoong.
“Semuanya!”
Diruang bawah tanan. Dong Baek dan Sun Mi
berhasil menemukan sarung tangan yang mereka cari didalam lubang saluran air,
tapi mereka tidak bisa mengambilnya dan harus menunggu ahli forensik.
Tiba- tiba saat mereka sedang membicarakan
itu, atap diatas mereka berbunyi.
Dong Baek dan Sun Mi keluar dari dalam ruang
bawah tanah. Dan ternyata sedang ada pekerja konstruksi serta pengacara Park
yang ingin menghancurkan ruang bawah tanah. Pengacara Park menjelaskan bahwa
dia datang mewakili pemilik tempat ini. Dan Sun Mi menjawab bahwa pemiliknya
sudah meninggal.
“Dia meninggalkan wasiat yang menyatakan
bahwa semua asetnya akan diserahkan ke klienku,” jelas Pengacara Park.
“Siapa itu?” tanya Sun Mi.
“Cari tahu sendiri,” balas Pengacara Park.
Lalu dia memanggil pekerja konstruksi. “Sekarang, bekerjalah. Maju!”
perintahnya. Dan Sun Mi marah.
Pengacara Park ingin menutup ruang bawah
tanah dengan alasan mereka ingin menstabilkan tanah dengan beton. Sun Mi dan
Dong Baek merasa marah, mereka berdua mengingatkan Pengacara Park untuk tidak
boleh merusak TKP, karena jika Pengacara Park melakukannya, maka Pengacara Park
dan semua pengikutnya akan ditangkap. Tapi Pengacara Park tidak peduli, sebab
dia tahu kalau Dong Baek sedang di skors.
“Kami dari Unit Investigasi Metropolitan.
Minggir atau ditangkap,” ancam Sun Mi.
“Tapi timmu sudah dibubarkan,” balas
Pengacara Park sambil mendengus meremehkan. “Dasar pecundang,” ejek nya.
Dong Baek menebak kalau Pengacara Park pasti
dikirim oleh Ki Dan untuk datang ke sini. Tepat disaat itu, seseorang datang
dan orang itu adalah Kepala Im dari kejaksaan wilayah Utara. Pengacara Park
memperkenalkan Kepala Im sebagai orang yang bertanggung jawab.
“Kamu?” kata Dong Baek, tidak menyangka.
“Ini pertemuan pertama kita?” tanya Kepala Im
sambil menunjukkan kartu namanya kepada Sun Mi. "Firma Hukum Hwang dan Ann, Pengacara Im Joong Yeon"
“Pengacara?” tanya Sun Mi, heran.
“Berkat kamu, aku dipaksa memilih karier
ini,” jawab Kepala Im sambil menatap ke arah Dong Baek.
“Tapi kamu akan segera dipenjara,” balas Dong
Baek.
“Tidak bersalah sampai terbukti bersalah.
Akan butuh sekitar tiga tahun agar pengadilan bisa memutuskan. Aku tidak bisa
berhenti hidup selama bertahun-tahun, bukan?” balas Kepala Im, tenang.
Dong Baek merasa sangat marah. Dia ingin
menyerang Kepala Im, sebab Ye Rim mati karena Kepala Im. Tapi sebelum Dong Baek
sempat menyentuh Kepala Im, para pengikut Kepala Im menahan Dong Baek ditanah.
Termaksud dengan Sun Mi juga.
“Itu adalah penistaan dan fitnah,” kata
Kepala Im dengan sinis. Dan Dong Baek mengancam akan membunuh Kepala Im. “Aku
akan menambahkan tuntutan ancaman,” balasnya.
“Mengacaukan TKP adalah kejahatan!” kata Sun
Mi, mengingatkan.
Kepala Im menatap Sun Mi dan menanyakan,
dimana surat perintah Sun Mi. Dan Sun Mi tidak bisa menjawab, sebab dia tidak
memilikinya.
“Jangan berdiri saja. Bawa mereka keluar,”
perintah Kepala Im kepada para pengikutnya.
Dong Baek dan Sun Mi berusaha untuk
melepaskan diri mereka dari pegangan para pengikut Kepala Im. Tapi sayangnya
mereka tidak bisa. Jadi dengan sangat menyedihkan, mereka hanya bisa melihat
saat petugas konstruksi memasukkan semen ke dalam ruang bawah tanah.
“Tidak!” teriak Sun Mi.
Kepala Im berterima kasih, karena Ki Dan
telah memberikan kesempatan untuk nya. Dan Ki Dan merasa puas mendengar itu.
Dia menanyakan, berapa yang Kepala Im butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini. Dan Kepala Im menjawab dengan percaya diri, dia menjawab uang muka lima
dan lima lagi setelah berhasil.
“Apa satuannya?” tanya Ki Dan, merasa ragu.
“Juta, tentu saja,” jawab Kepala Im.
Ki Dan merasa tarif yang Kepala Im ajukan
termaksud tinggi. Dan mendengar itu, Kepala Im tertawa, kemudian dia
menjelaskan bahwa ini bukanlah masalah kriminal biasa, tapi tuduhan pembunuhan.
Jika Ki Dan ingin menabung untuk memasuki akhirat nanti, maka tidak apa- apa.
“Dahulu kamu tidak terlalu tertarik dengan
uang,” komentar Ki Dan.
“Saat kamu tidak bisa naik lebih tinggi,
hanya satu hal yang tersisa. Jika kamu serahkan kepadaku, kamu bisa hidup
bahagia dengan tenang,” balas Kepala Im.
“Pengacara pembela terbaik sepanjang masa,”
puji Ki Dan. “Kita sepakati sembilan saja dikurangi perpuluhan,” katanya
mencoba bernegosiasi. Dan Kepala Im setuju.
“Kehidupan abadi,” seru mereka berdua dengan
puas.
Didalam mobil. Kepala Im tertawa senang,
setelah dia telah berhasil menyelesaikan tugas nya.
Didalam ruangan yang gelap. Seorang
Ibu yang penuh dengan darah terkurung di dalam sebuah tempat kecil tanpa bisa
bergerak. Didepannya dia melihat dan mendengar putranya menangis sambil
memanggil- manggil. “Ibu… Ibu… Ibu…” panggil nya.
Namun Ibu tidak bisa perbuat apapun.
Kemudian Ibu melihat sebuah terror, seseorang memegang palu besar dan seperti
ingin memukul. Bang!!
Dong Baek terkejut dengan cahaya yang tiba-
tiba menyinari matanya. Dia segera menangkap tangan orang yang ada di
hadapannya.
Dokter yang sedang memeriksa kondisi Dong
Baek merasa terkejut karena tindakan Dong Baek.
“Tenanglah, Baek. Kapten Koo membawamu
kemari,” kata peneliti, memberitahu.
“Berapa lama aku pingsan?” tanya Dong Baek.
“Tiga jam?”
“Tapi di luar gelap,” komentar Dong Baek.
Peniliti menatap Dong Baek dengan heran.
“Kamu terbangun dan pingsan lagi. Kamu tidak ingat?” tanyanya. Dan Dong Baek
menatap bingung padanya. “Kamu berdiri dan berjalan.”
“Apa yang kamu…” kata Dong Baek, tidak
mengerti.
Peneliti menujukkan video saat Dong Baek
bangun dan berjalan sendiri. Dong Baek keluar dari kamar dan duduk melamun
ditangga selama satu jam sampai Dong Baek di temukan. Mengetahui hal tersebut,
Dong Baek melepaskan infus di tangan nya.
“Ini dari gegar otak. Aku baik-baik saja
sekarang,” kata Dong Baek, menjelaskan.
“Ini jauh lebih buruk daripada gegar otak.
Kamu pingsan saat memindai ingatan seseorang sebelumnya. Ada masalah. Jangan
memindai ingatan siapa pun sampai penyebabnya ditemukan,” kata peniliti,
mengingatkan dengan tegas.
“Aku harus pergi.”
Saat Dong Baek baru saja ingin pergi, Se
Hoong dan Kyung Tan datang menemuinya. Mereka berdua meminta maaf, sebab telah
terlambat datang ke tempat kejadian. Dan dengan lemas, Dong Baek duduk ditempat
tidur kembali.
“Para penjaga melukai diri mereka dan
mengklaim kamu memukul mereka agar kamu tidak bisa melaporkan mereka,” kata Se
Hoong, memberitahu berita buruk lainnya.
“Bahas pekerjaannya nanti,” kata peniliti,
menegur Se Hoong dan Kyung Tan.
Sun Mi datang ke kantor Shin Woong dan
meminta untuk diberikan wewenang. Lalu dia akan menangkap Ki Dan. Mendengar
itu, Shin Woong menghela nafas lelah, dan menanyakan pendapat Sun Mi, menurut
Sun Mi, apa peran polisi. Apakah untuk menghancurkan kejahatan.
“Kita harus menghancurkan mereka sebisa
mungkin,” jawab Sun Mi.
“Itu masalahmu,” balas Shin Woong. “Kamu
sakit. Karena kamu tidak tahan saat melihat orang jahat. Polisi ada untuk
sedikit menyeimbangkan keadaan. Keseimbangan yang wajar antara kebaikan dan
kejahatan. Dengan begitu, kamu tidak akan sakit,” jelas nya, menasehati.
Sun Mi tidak mengerti dengan maksud Shin
Woong. Dan Shin Woong dengan sabar pun menjelaskan, menurutnya sekarang
bukanlah waktu yang tepat untuk menghancurkan Ki Dan. Mendengar itu, Sun Mi
masih tidak mengerti, dengan sikap keras kepala dia tetap kekeh pada prinsipnya,
yaitu sebagai polisi dia harus menahan pembunuh dan membawanya ke pengadilan.
“Sesulit itukah?” tanya Sun Mi kepada Shin
Woong.
Dong Baek bersiap- siap untuk sidangnya.
Kyung Tan dan Se Hoong menunggu dibawah. Saat
Dong Baek keluar, mereka menatapnya dengan tatapan simpati. Dan dengan lemas,
Dong Baek masuk ke dalam mobil.
“Itu disebut "sidang", tapi
sebenarnya perburuan. Tujuannya adalah mempermalukanmu daripada mengungkap
kebenaran,” kata Se Hoong, memberitahu.
“Dia mungkin lebih muda darimu, tapi dengarkan
dia,” kata Kyung Tan, menyarankan Dong Baek.
Se Hoong menyuruh Dong Baek untuk jangan
mengaku bahwa Dong Baek ada membaca ingatan orang tanpa persetujuan. Jika
tidak, maka Dong Baek akan menerima hukuman.
“Jika aku menolak?” tanya Dong Baek, lemas.
“Mereka berencana menggunakan ini untuk
meloloskan UU yang melarang pemindaian ingatan,” jelas Se Hoong. Dan Kyung Tan
sependapat dengannya.
“Kamu harus memohon agar hakim
berbelaskasihan di pengadilan,” jelas Kyung Tan. “Bagaimana jika kamu
kehilangan lencanamu karena keras kepala? Kamu mau dikeluarkan dari
kepolisian?”
“Mengubah risiko menjadi peluang. Mari
gunakan peristiwa ini sebagai titik balik,” tambah Se Hoong.
“Lupakan yang lainnya. Memohon sajalah,”
tambah Kyung Tan. “Memohon dan mintalah pada orang-orang berkuasa. Mengerti?”
tanyanya. Dan Dong Baek diam, mengabaikan mereka berdua.
Diruang persidangan. Banyak wartawan yang
berkumpul. Disana Dong Baek di tanya, apakah Dong Baek benar ada membaca
ingatan seseorang tanpa persetujuan. Dan Dong Baek mengiyakan dengan jujur, dia
ada membaca ingatan orang tanpa persetujuan.
“Pindaian tanpa surat perintah adalah hal
ilegal dan pelanggaran berat. Anda setuju?” tanya Jaksa.
“Ya,” jawab Dong Baek.
Para masyarakat yang menonton persidangan itu
merasa ngeri. Mereka takut kalau Dong Baek akan memindai ingatan mereka.
Ibu pembersih satu menonton berita tersebut
juga.
Ki Dan menonton dengan perasaan senang.
“Anda akan menuduh siapa pun atas kejahatan
tanpa surat perintah dan hal-hal seperti itu?” tanya Jaksa.
“Tidak,” jawab Dong Baek.
“Anda yakin?”
“Ya, saya yakin. Mulai besok,” jawab Dong
Baek.
Mendengar jawaban Dong Baek, ‘mulai besok’,
semua orang merasa terkejut dan heran. Dong Baek tersenyum dan berdiri. Dia
memberitahu semuanya bahwa masih ada tugas yang harus di kerjakan nya hari ini.
Lalu dia mulai mengumumkan kejahatan Ki Dan.
“Saya tahu siapa Pembunuh Palu Cakar yang
sebenarnya,” kata Dong Baek. Dan para jaksa merasa panik. “Pembunuh memilih
gadis cantik dan mensponsori mereka. Beberapa tahun kemudian, dia berbohong
bahwa mereka menjadi jahat dan Han Man Pyeong menculik mereka.”
“Jaga mulut Anda!”
“Dia bilang mereka akan selamat,” kata Dong
Baek, terus berbicara. “jika mereka menerima tubuhnya. Dia memerkosa mereka
dengan kejam. Dan akhirnya, dia menghantam mereka dengan palu cakar. Berulang
kali sampai mereka mati.”
“Berhenti bicara!”
“Dia menyamarkan hasrat menjijikkannya
sebagai penyelamatan dari dewa. Namanya
adalah…” kata Dong Baek dengan jawaban yang sengaja di gantung. Dan semua orang
merasa panik.
Sun Mi menonton berita tersebut juga. Dia
tampak tegang.
“Begitu menyebut namanya, Anda akan
dipenjara!”
Walaupun diancam seperti itu, Dong Baek tetap
berbicara, “Namanya adalah …”
“Diam!”
“Park Ki Dan,” kata Dong Baek. “Kalian semua
tahu siapa dia! Dia pemimpin kultus terkenal, Park Ki Dan!” teriaknya,
menegaskan.
Para masyarakat terkejut mengetahui berita
mengejutkan tersebut.
Para petinggi dan jaksa marah kepada Dong
Baek.
Para wartawan sibuk merekam.
Ibu pembersih satu terkejut menonton berita
tersebut.
“Dia baru saja menghunuskan pedang bermata
dua,” gumam Sun Mi.
“Dasar…” umpat Ki Dan.
Dimedia. Para petinggi protes. Jika hukum
ditegakkan dengan benar, maka semua ini tidak akan pernah terjadi. Maksudnya adalah
Dong Baek sudah seharusnya dari dulu di tangkap. Sebab tindakan Dong Baek hari
ini adalah ilegal.
Host acara mendapatkan kabar dari headset
yang di pakainya. Jadi karena itu, dia pun menyela perkataan protes para
petinggi dan mengakhiri acara berita. “Pendapat para panelis tidak berkaitan
dengan perusahaan penyiaran,” jelasnya kepada masyarakat.
Sesampainya dikantor, Ji Eun terkejut melihat
seluruh kantor sangat sibuk. Mereka sibuk dikarenakan banyak masyarakat yang
marah dan mereka tidak berhenti menelpon.
Kepala Im mengadakan wawancara untuk
melakukan klarifikasi. “Kami akan mengajukan gugatan pidana dan perdata. Kedua,
Pak Park telah memutuskan untuk mundur dari jabatannya dan menjauh dari sorotan
untuk sementara walaupun para penatua gereja berusaha menghentikannya. Dia juga
memintaku memberi tahu masyarakat negara ini untuk mendoakan agar kondisi buruk
Detektif Dong dapat membaik,” katanya dengan sikap seolah dia orang yang baik
dan tulus.
Ji Eun dan para reporter yang lain melakukan
siaran di depan gedung tempat tinggal Dong Baek. “Detektif Dong, yang biasanya
tinggal di hotel, baru-baru ini pindah kembali ke tempatnya sendiri dan belum
keluar sejak kejadian itu. Sementara
itu, permintaan untuk menghukum Park Ki Dan diunggah di situs web Rumah Biru.
Hanya dalam beberapa jam, tiga juta orang menyukai unggahan itu. Itu
menunjukkan tingkat partisipasi tertinggi. Pagi ini, kejaksaan mengumumkan
rencana mereka untuk meminta surat penangkapan untuk Detektif Dong. Tapi
tampaknya mereka memutuskan untuk mundur karena sentimen publik.”
Didalam apatermen. Dong Baek meremas
rambutnya dengan sikap depresi. Kemudian saat hpnya berbunyi, dia pun
mengangkatnya.
Sun Mi menanyakan dengan perhatian, apakah Dong Baek baik- baik saja. Dan dia juga mengucapkan terima kasih, sebab karena tindakan Dong Baek, maka dia berhasil untuk mendapatkan surat perintah. Jadi dia akan segera mencari bukti yang terkubur tersebut.
“Aku 99 persen yakin. Aku akan mendapatkannya
selama kami tidak membuat kesalahan besar,” jawab Sun Mi dengan percaya diri.
“Tidak, bukan itu maksudku. Apa itu akan
diakui sebagai bukti hukum?” tanya Dong Baek sambil mendengus geli.
“Itu mengandung DNA Park Ki Dan, jadi, sudah
sewajarnya…”
“Di negara ini, akal sehat tidak berarti di
pengadilan.”
Sun Mi heran mendengar perkataan Dong Baek.
Sebab dahulu Dong Baek adalah pria yang paling gegabah. Lalu dia pun mematikan
telpon, karena dia berpikir Dong Baek butuh beristirahat.
Setelah telpon mati, Dong Baek tetap diam
tanpa semangat.
Pagi hari. Inspektur A dan B datang ke tempat Dong Baek. Dan karena panggilan mereka, maka diapun terbangun.
“Kamu akan tahu saat kita tiba.”
Seseorang datang dengan membawa palu. Dia
berjalan mendekati Ki Dan dan memukulnya.
“Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku,”
kata Sun Mi. “Semua umat yang ada di sana tidak bisa ingat bagaimana Park Ki
Dan dibunuh.”
“Kamu mencoba menghancurkan hidupku, bukan? Aku sudah hampir ditangkap,” balas Dong Baek dengan sikap malas dan tidak peduli.
“Ini permintaan resmi. Aku bahkan mendapat
persetujuan tertulis,” balas Sun Mi.
“Ada banyak saksi! Kenapa kamu
membutuhkanku…”
Sun Mi mengabaikan penolakan Dong Baek dan menatap kedua inspektur. Mereka membawa Dong Baek untuk bertemu dengan semua orang disana. Dan setelah Dong Baek selesai menyentuh semua orang, dia terduduk dengan lemas.
“Tidak ada. Tidak ada di ingatan mereka,” kata Dong Baek dengan lemas. “Seolah-olah ada yang menghapus adegan kematian Park Ki Dan dari ingatan mereka,” jelasnya, masih heran kenapa bisa begitu. Kepadahal dia melihat semuanya dengan jelas di dalam ingatan Ki Dan.
Tags:
Memorist
Semangadh tolong dilanjutkan ya
ReplyDeleteMntappp. Semangats kak. Ditunggu sinopsis episode selnjutnya
ReplyDeletemin... semangat meski bulan puaza...
ReplyDelete