Original
Network : tvN
"Semua
karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”
Detektif dilapangan melapor. Sebuah mobil
datang ke tempat Jae Gyu. Dan ternyata orang yang berada didalam mobil tersebut
adalah Sung Dong.
Dong Baek dan Sun Mi datang ke tempat Jae
Gyu. Secara langsung Sun Mi bertanya, kenapa Sung Dong datang. Dan Sung Dong
tertawa. Dengan sikap seolah tidak tahu apa- apa, Jae Gyu bertanya, ada masalah
apa.
“Tentu saja. Dua komplotan kasus pembunuhan
ada di sini,” kata Dong Baek dengan ketus. “Kenapa kamu di sini?” tanyanya
dengan tegas pada Sung Dong.
“Kamu tidak punya harga diri, bukan?
Omong-omong, aku menerima informasi,” jawab Sung Dong.
“Tentang pembunuhan?” tebak Sun Mi.
Sung Dong menggelengkan kepalanya. “Tidak,
tapi sesuatu yang mengejutkan. Kudengar gadis belia nakal yang mendatangiku
adalah dirimu.”
“Kamu berhak tahu mengingat apa yang kamu
alami,” jelas Jae Gyu.
“Ini akan menjadi dokumenter yang sempurna.
Putri korban pembunuhan masuk kepolisian untuk membalas dendam,” kata Sung Dong
sambil bertepuk tangan dan tetawa.
Sun Mi merasa kesal, tapi dia diam. Sung Dong
dengan bangga menjelaskan kalau Jae Gyu mempunyai bakat menakjubkan, karena
Sung Dong berhasil mengetahui rahasianya yang dia tidak katakan kepada orang
lain. Jadi dia berniat untuk melakukan acara khusus dengan Jae Gyu.
“Lihatlah dirimu yang akrab dengan pembunuh,”
puji Dong Baek.
“Kalau begitu, fitnah,” kata Jae Gyu sambil
tersenyum.
“Kamu sungguh pembunuh?” tanya Sung Dong
kepada Jae Gyu sambil tertawa. “Begini, aku yakin si Algojo adalah orang yang
bernyali. Dia membakar hewan yang tidak bisa dihukum. Ini seperti punya salah
satu tempat pembakaran yang dibenci orang di lingkunganku. Jika Pak Jin adalah
Algojo, harus kuakui, ini tidak akan terlalu buruk. Aku bisa dengan mudah
melakukan wawancara eksklusif. Siapa lagi selain Algojo yang meragukan sistem keadilan
negara ini?” jelas nya dengan sangat bangga.
“Kamu menghargai rating daripada nyawa
orang?” tanya Sun Mi, kesal.
Sung Dong sama sekali tidak merasa bersalah.
Menurutnya para korban, contohnya Ayah Sun Mi, mereka layak menerima hukuman.
Mendengar itu, Dong Baek mencengkram kerah Sung Dong.
“Dia menjalankan tugas sebagai polisi dan
balas dendam adalah keahlianku. Mengerti?” kata Dong Baek, memperingatkan. Lalu dia melepaskan Sung
Dong.
Jae Gyu mulai bersikap aneh. Dia tampak
seperti kerasukan. “Jangan sentuh dia. Jangan menyentuh orang lain. Kamu tidak
mengerti? Apa persamaan tiga orang yang akan tewas? Kamu pasti melakukan kontak
dengan mereka.”
“Apa maksudmu? Tiga orang akan tewas?” tanya
Sung Dong, heran.
Jae Gyu menatap Dong Baek dengan serius. “Mereka
akan tewas mengenaskan. Saat mendekati bulan purnama, mereka yang pernah
melakukan kontak denganmu akan tewas mengenaskan. Satu sudah tewas, dan dua
orang akan segera menyusul.”
Dengan heran, semuanya hanya diam saja.
Sun Mi bertanya- tanya, apakah benar yang
dikatakan oleh Jae Gyu barusan. Dan Dong Baek menjawab bahwa mungkin saja itu
benar, namun mungkin juga itu tipuan, sebab Jae Gyu seharusnya tidak tahu
dengan siapa saja dia pernah melakukan kontak fisik. Kecuali Jae Gyu adalah
cenayang sungguhan.
“Kalau begitu…”
“Mari kita lihat seberapa banyak yang dia
tahu,” sela Dong Baek.
Dong Baek dan Sun Mi menemui orang tua si
Anak TK untuk meminjam hp nya. Mereka menjelaskan tentang hp si Anak yang telah
di pakai untuk melakukan kejahatan, tapi mereka tidak bisa menjelaskan apa dan
siapa pastinya.
“Tidak bisa kami berikan jika tidak diberi
tahu,” kata si Ayah anak TK, menolak.
“Jin Jae Gyu,” kata Dong Baek, memberitahu.
“Jangan mendekatinya.”
Orang tua si Anak TK merasa terkejut serta
kebingungan mengetahui informasi tersebut. Si Ayah anak TK menjelaskan bahwa
beberapa bulan, tidak lama setelah mereka pindah ke sini, Jae Gyu datang
menemui mereka untuk membeli peralatan. Sebab dia ada menjalankan bisnis ekspor
kecil. Jae Gyu membeli pompa air darinya, dengan alasan kalau rumahnya
kebanjiran. Dan saat itu dia bilang kepada Jae Gyu kalau menyewa peralatan
lebih murah daripada membeli, tapi Jae Gyu bersikeras untuk membeli.
Sebenarnya, dia tidak bisa menjual eceran, tapi dia memberikan pengecualian
kepada Jae Gyu, karena mengingat kalau mereka adalah tetangga.
Si Ibu anak TK juga ikut menjelaskan.
Beberapa hari kemudian setelah itu, Jae Gyu datang dan memberikan sebuah hp,
dengan alasan itu adalah hadiah untuk anak mereka. Lalu Jae Gyu juga menawarkannya
untuk bekerja di rumah kaca nya.
Dong Baek membuat daftar orang yang pernah
disentuhnya. Dan dia mengirimkan itu ke Sun Mi. Itu untuk berjaga- jaga bila
Jae Gyu memanglah seorang cenayang sungguhan. Dan Sun Mi melihat daftar
tersebut, tapi dia heran, kenapa dia tidak ada didalam daftar. Dan Dong Baek
tidak menjawab.
“Aku akan tetap di sini. Masih ada yang harus
kulakukan,” kata Dong Baek. Lalu dia pergi.
Rekan A menghubungi Sun Mi dan menyuruhnya
untuk menonton berita sekarang.
Diberita seorang polisi menceritakan kisah
Sun Mi. Tapi siapa polisi tersebut, tidak diketahui, sebab wajah dan suaranya
disamarkan. “Ayahnya dibunuh karena dendam. Dia menggali kasus tidak
terpecahkan itu selama bertahun-tahun. Dia manusia yang mengerikan. Mungkin
karena itu dia dibunuh.”
Host : “Ini sangat serius. Itu artinya dia
menggunakan wewenangnya untuk alasan pribadi. Korban yang menyelediki kasus
pribadinya tidak hanya melanggar hukum, tapi juga tidak pantas.”
Dikantornya. Shin Woong juga menonton berita
tersebut.
Dikantor polisi. Para detektif menggosipi
kasus Sun Mi. Ketika Sun Mi datang, mereka semua langsung diam dan memberikan
hormat padanya.
Sun Mi masuk ke dalam ruangan media. Dia
menyadari sikap aneh para rekannya saat menghindari tatapannya. Tapi Sun Mi
tidak memperdulikan itu dan bersikap profesional.
Lapangan sembilan melapor. Dua anak ayam (Se
Hoong dan Kyung Tan) memasuki area anjing liar. Dua anak ayam mengubah warna
bulunya.
Se Hoong dan Kyung Tan ditugaskan oleh Dong
Baek untuk mencari pompa air. Se Hoong mengomentari kalau Kyung Tan bukannya
orang murah hati, tapi orang bodoh. Sebab Kyung Tan membesarkan orang yang
kasar seperti Dong Baek. Dan Kyung Tan paling mudah di suruh- suruh.
“Apa kamu meniru Baek?” geram Kyung Tan.
“Kamu mengomel, tapi selalu menerima. Karena
itu dia tidak berhenti.”
Lim dan Woon Jang mengikuti mereka berdua
dari jauh.
Sun Mi mendapatkan surat mutasi. "Pembebastugasan, Tugas Baru: Belum
Ditentukan". Dan kantor pusat memanggilnya.
Ketua Direksi di stasiun berita TVC. Dia
menyuruh semua depatermen untuk menyelidiki Sun Mi dan Dong Baek. Semakin buruk
dan kotor, maka itu semakin bagus.
“Mereka membenci semua wartawan, tapi aku
berusaha keras untuk memasang saluran. Ini solid,” kata Rekan 1, menyarankan
satu orang. Dia menatap Ji Eun.
“Pemula?” tanya Ketua sambil memandang Ji
Eun. “Sebaiknya kamu bekerja dengan baik. Gunakan alat perekam, kamera
tersembunyi, apa pun. Bawakan aku rahasia kotor Dong Baek, bagaimanapun
caranya. Masa depanmu bergantung pada ini,” jelas nya, memperingatkan.
Sung Dong tertawa senang menonton rapat para
karyawannya.
Sun Mi menemui Shin Woong yang sedang berada
di dalam ruangan latihan tembak. Dia datang untuk menanyakan, apa alasan
tindakan Shin Woong.
“Kamu tahu banyak tentang anjing?” tanya Shin
Woong. “Orang yang menggonggong lebih dahulu tidak cukup yakin untuk menggigit.
Orang yang percaya diri menyerang diam-diam tanpa menggonggong.”
“Aku tidak pernah tahu kamu ahli soal
anjing,” balas Sun Mi, ketus.
“Media adalah anjing. Mereka bahkan tidak
bisa menatapmu jika melihatmu secara langsung, tapi mereka menggonggong seperti
pemberani di depan kamera dan pena. Kenapa? Karena mereka tahu makin mereka
menggonggong, TV, radio, dan koran akan menjadi penghalang dan melindungi
mereka,” jelas Shin Woong, mengajarkan.
Sun Mi masih tidak mengerti dengan maksud
Shin Woong, menurutnya untuk membungkam anjing yang menggonggong adalah dengan
menghancurkan rahang nya. Dan Shin Woong menjelaskan bahwa itu salah, itu hanya
membuat Sun Mi kalah, karena jika kita menendang satu anjing, maka semua anjing
didaerah itu akan menggonggong. Itulah naluri bertahan para pengecut. Oleh
sebab itu, jika Sun Mi menghilang, maka semua anjing akan langsung diam.
“Kedengarannya seperti kekalahan dan
penghinaan, hanya dilebih-lebihkan,” komentar Sun Mi. “Bukankah memalukan
memecatku hanya karena laporan sampah padahal pembunuh berantai sudah ada dalam
genggaman kita?”
“Siapa yang memecatmu?” balas Shin Woong,
bertanya. “Kamu masih memimpin tim khusus. Terus selidiki. Kamu akan menunggu
tugas paling lama selama sepekan. Jika si pembunuh tidak ditangkap saat itu,
akan kukatakan aku membutuhkanmu dan menugaskanmu kembali. Meski pembunuhnya
tertangkap sebelum itu, kamu yang mengumumkan. Kamu akan terus tumbuh sebagai
ikon kepolisian tanpa ternoda,” jelasnya.
Sun Mi bersikap sangat keras kepala. Baginya
beberapa jam saja itu penting, jadi dia tidak bisa menunggu selama sepekan. Dan
Shin Woong menegaskan untuk Sun Mi terus menyelidiki secara diam-diam. Dia sudah
bicara dengan Young Soo untuk mengirimkan Sun Mi sebagai kepala Metro, tapi Sun
Mi tidak boleh datang ke kantor polisi selama sepekan dan Sun Mi harus menjauh.
Mendengar penjelasan tersebut, Sun Mi diam
dan berpikir. Namun akhirnya dia menerima.
Saat Sun Mi akan pergi, dia tidak sengaja
melihat hp Shin Woong bergetar karena telpon masuk. Dan itu adalah telpon masuk
dari Sung Dong. Melihat itu, Sun Mi tidak jadi pergi, dia kembali menghadap
Shin Woong. “Apa kamu dekat dengan Pak Jo Sung Dong?” tanyanya.
Shing Woong tampak terkejut mendengar
pertanyaan Sun Mi. Namun hanya sesaat dia langsung kembali bersikap tenang.
“Aku pernah bertemu dengannya di sebuah acara. Kenapa?” balasnya.
Sun Mi berusaha memancing Shin Woong, dia
bertanya, apakah mungkin Shin Woong sudah mengenal Sung Dong sejak 20 tahun
yang lalu. Dan saat Shin Woong hanya diam saja, Sun Mi pun pamit dan pergi.
Shin Woong melihat hp nya. Dan ketika dia
melihat panggilan masuk dari Sung Dong, dia pun akhirnya mengerti kenap Sun Mi
bersikap seperti itu.
Dong Baek berkeliling mencari pompa air. Dan
akhirnya dia menemukan apa yang di carinya. Lalu dengan segera, dia langsung
menghubungi Sun Mi.
“Aku tahu trik Jin Jae Gyu.”
Gedung yang ditemukan oleh Dong Baek. Dulunya
gedung tersebut milik perusahaan asing, tapi kemarin, pemilik nya beralih ke
orang lain. Beralih kepada anak SMA dan dia adalah putra Sung Dong. Namun
sekarang dia sedang belajar di luar negri bersama dengan Ibunya.
“Pak Tua, aku ingin kamu menemui Jo Sung
Dong,” kata Dong Baek kepada Kyung Tan di telpon. “Tanyai dia kenapa dia
menerima gedung ini.”
“Menerima dari siapa?” tanya Kyung Tan, tidak
mengerti.
“Jin Jae Gyu,” jawab Dong Baek.
“Berpura-puralah tidak tahu bagian itu. Tanya saja padanya kenapa dia membeli
gedung itu.”
“Pria itu adalah kepala stasiun penyiaran.
Kamu pikir dia akan menemuiku?” tanya Kyung Tan, ragu.
“Dia akan menemuimu jika bilang aku yang
mengirimmu,” jawab Dong Baek. Kemudian tanpa menjelaskan lebih lanjut, dia
langsung mematikan telponnya.
Dengan kesal, Kyung Tan mengomel tapi dia
masih tetap mengikuti perintah Dong Baek. Dengan sikap tidak mengerti, Se Hoong
mengomentari betapa bodohnya Kyung Tan.
Sun Mi mempertanyakan, bagaimana Dong Baek
menemukan tempat ini. Dan Dong Baek menjawab pompa air. Dia tidak bisa menemukan
pompa air dirumah Jae Gyu, karena itulah dia mencari.
“Mari minta surat perintah penggeledahan…”
kata Sun Mi ingin menyarankan. Tapi Dong Baek mengabaikannya dan langsung masuk
ke dalam gedung begitu saja.
Didalam gedung. Dong Baek menemukan sebuah ruang
tanah. Dia menemukan itu dari pipa air berwarna merah yang terulur panjang. Dan
Sun Mi mengikuti nya dari belakang.
“Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini
hanya dengan pompa air?” tanya Sun Mi, penasaran.
“Operation Anthropoid. Film tentang membunuh
pengurus senior Nazi selama Perang Dunia Kedua. Tentara berhasil membunuh
target, tapi mereka terkurung di rubanah gereja. Tapi mereka tetap memiliki
harapan walau dikepung. Kenapa? Karena mereka pikir ada jalan rahasia di
rubanah gereja,” jelas Dong Baek.
Dong Baek dan Sun Mi hampir tiba di ujung
pipa merah tersebut. “Pada akhirnya, mereka gagal menemukan jalan rahasia. Saat
musuh mulai menuang air ke rubanah, mereka semua bunuh diri,” kata Dong Baek,
masih menjelaskan.
“Tapi apa hubungannya film itu dengan ini?”
tanya Sun Mi, tidak mengerti.
“Itu satu-satunya film yang dia miliki,” kata
Dong Baek. Dia melihat itu di rak buku milik Jae Gyu. “Buku-buku geologi
membantuku menebaknya,” katanya, kagum kepada Jae Gyu.
“Aku tidak percaya dia terinspirasi dan membuat
rute pelarian.”
“Dia butuh pompa air karena terus terisi air.
Itu sebabnya aku mencari jalan keluar dengan pipa air.”
Diujung bawah tanah. Dong Baek dan Sun Mi
menemukan sebuah pintu. Dengan waspada Dong Baek membuka pintu tersebut dan
memeriksa nya. Saat pintu terbuka, mereka berdua masuk ke dalam dan menemukan
alat- alat untuk penyamaran. Serta ada tangga untuk ke atas juga.
Sun Mi merasa penasaran. Dia naik ke atas
tangga tersebut.
Dong Baek memperhatikan seluruh peralatan
milik Jae Gyu dan memeriksa barang- barang nya.
Sun Mi membuka pintu tersembunyi di atas
atap. Dan pintu tersebut ternyata terhubung dengan rumah kaca milik Jae Gyu.
“Mari kita siapkan perangkap dan menunggunya…”
“Sudah terlambat,” sela Dong Baek. Dia
menunjukkan apa yang ditemukannya. Ada jejak ban motor ditanah.
Jae Gyu menaiki motor dan kabur.
Sun Mi menghubungi tim nya. “Jin Jae Gyu
melarikan diri lewat jalan rahasia. Lacak motornya sekarang.”
“Mustahil melacaknya secara langsung,” jawab
rekan A.
“Kami memulihkan ponselnya, dan sepertinya dia mencari nama,” lapor Seul
Bi.
“Choi Poong Won dan Jaksa Woo Seok Do,” lapor
Bong Kook.
Mendengar kedua nama tersebut, Dong Baek dan
Sun Mi langsung bergerak. Dong Baek merasa kalau kedua orang tersebut memang
layak mati. Poong Won telah banyak melakukan hal buruk, tapi masih tetap hidup
mewah setelah meminta pembebasan medis bersyarat. Jaksa Oh atau Seok Do, dia
menghalangi penyelidikan dan membunuh Ye Ri, tapi malah dipromosikan menjadi
kepala jaksa.
Detektif A mengawasi Jaksa Oh. Dan dia masih
baik- baik saja.
Dong Baek menebak kalau korban berikutnya
mungkin saja adalah Jaksa Oh. Dan Sun Mi merasa ada yang salah, ntah mengapa
dia seperti merasa ada yang aneh, segalanya terlalu mudah. Jadi dia curiga
kalau mereka sudah melewatkan sesuatu. Dan Dong Baek tidak mengerti.
“Lihat. Ini adalah pola pembunuhan. Jin Jae
Gyu selalu memancing kita dengan petunjuk. Dia selalu meninggalkan petunjuk di
sisi korban yang tewas,” jelas Sun Mi.
“Kita tahu siapa dia sekarang, jadi,
mungkin…”
“Tidak, ini sangat penting baginya.
Kemenangan sempurna mengharuskannya menaati aturan permainan,” kata Sun Mi
dengan yakin.
Dong Baek menepikan mobilnya. Dan melihat apa
yang Sun Mi tunjukan. Foto TKP Yeon Tak.
“Kaus yang dipakai korban dilapisi plester.
Palu,” jelas Sun Mi.
“Oh Yeon Tak,” gumam Dong Baek. Lalu dia
berpikir keras.
Diruangan media. Setelah Young Soo
mendapatkan panggilan mendadak dari Sun Mi. Dia langsung berteriak, memerintah
semuanya. “Kalian mendengarnya!”
“Jawablah,” pinta Dong Baek, geram.
Pria bermantel hitam mendekati Sung Dong. Dan
Sung Dong terus berjalan mundur untuk menghindarinya. Tapi akhirnya dia
tersudutkan dan sama sekali tidak ada jalan untuknya melarikan diri.
“Aku Jo Sung Dong, pemimpin media negeri
ini,” teriak Sung Dong, panik.
Pria bermantel hitam mengambil pena dan
mengarahkannya kepada Sung Dong.
Setelah selesai melakukan kejahatannya, Pria
bermantel hitam keluar dari dalam rumah Sung Dong dengan cara melompat keluar
dari jendela.
“Berhenti! Tangan di atas kepalamu.
Berlutut,” perintah Kyung Tan dan Se Hoong sambil mengarahkan pistol mereka
dari belakang kepada Pria bermantel hitam.
Pria bermantel hitam melakukan apa yang
diperintahkan padanya.
Se Hoong mendekat untuk memborgol tangan Pria
bermantel hitam. Tapi gerakan nya terhenti seolah- olah ada sesuatu yang
merasukinya.
“Apa yang kamu lakukan? Sadarlah!” perintah
Kyung Tan. Tapi Se Hoong sama sekali tidak bereaksi. “Sadarlah!” teriaknya,
heran dan panik.
Kyung Tan ikut memegang tangan pria bermantel
hitam. Dan lalu sama seperti Se Hoong, gerakannya langsung terhenti.
Dengan mudah, Pria bermantel hitam melepaskan
dirinya. Dia berdiri dan mengambil pistol yang Kyung Tan pegang.
“Tunggu,” panggil Kyung Tan. “Dimana aku?”
“Ya, disini…” jawab Se Hoong.
Pria bermantel hitam mengarahkan pistol nya
kepada Kyung Tan. Melihat itu, Se Hoong meneteskan air mata. Dia ingin bergerak
tapi sayang nya dia tidak bisa.
Dong Baek dan Sun Mi masih dalam perjalanan.
Pistol di tembakkan . Dorr…!!
Tags:
Memorist
Aah apa ini, bikin gemesh, lanjut ya kakðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteSumpah bener-bener bikin gregetan campur penasaran .
ReplyDeleteLanjoet eps 8 ya kak
Lanjut dong
ReplyDeletefilmnya terlalu gelap
ReplyDelete