Sinopsis C- Drama : Beautiful Reborn Flower Episode 3 part 2

Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi


Tanpa mengatakan apapun, Qiao Man mengambil buket bunga dari Hanson. Lalu dia melemparkan itu ke dalam kotak penyimpanan. Dan kemudian dia menutup kotak tersebut.


“Bunga lebih cocok bersama-sama dengan vasnya kan?” tanya Qiao Man. “Maaf, tidak bisa,” katanya dengan pelan.
Hanson merasa terluka. “Saya tidak percaya. Dibandingkan Lin He Ping itu, apa yang kurang dariku? Demi dia kamu mencuri lukisan, dan menolak lamaranku. Kamu tahu tidak, waktu yang paling membutuhkan keberanian  dari seorang laki-laki adalah saat melamar perempuan yang dia cintai? Saya sangat cinta kamu. Saya melamarmu, tapi kamu menolak?” tanyanya.


Qiao Man diam. Dia tidak mau membahas masalah lamaran ini, melainkan dia ingin membahas tentang semua barang seni yang ada. Dia mengatai kalau sekarang Hanson adalah pencuri. Mendengar itu, Hanson mengambil barang seni yang ada dan ingin merusak nya, sebab dia ingin mengagalkan pameran He Ping.
“Apa merusak barang orang lain menyenangkan buatmu?”
“Kamu yang memaksaku melakukannya. Kamu demi laki-laki lain menolak lamaranku. Saya akan merusak semua barangnya,” bentak Hanson. Lalu dia ingin menghancurkan vas keramik di tangannya. Tapi Peter langsung menghentikannya.


Peter tidak mau semua barang ini di rusak, karena semua barang ini adalah uang baginya. Tanpa peduli, Hanson meminta barang tersebut. Tapi dengan tegas, Peter menolak.
“Kalian yang memaksaku melakukannya. Kalian memaksaku. Kawan-kawan, hancurkan semuanya!” perintah Hanson, marah. Dan Peter, Xiaozhi, serta Qiao Man merasa panik.

Dengan terpaksa, Qiao Man mengatakan bahwa dia bersedia. Dan Hanson langsung memerintah kan semuanya untuk berhenti serta jangan hancurkan lagi.
“Kamu tidak membohongiku kan?” tanya Hanson, memastikan.
“Apa menurutmu saya ini seperti pembohong?”

Hanson menyuruh Qiao Man untuk melihat matanya. Dan Qiao Man melihat. Dengan senang, Hanson mengumum kan kepada semuanya bahwa hari ini adalah hari besar untuknya. Dia sudah punya istri dan dia akan hidup bahagia nantinya. Dan semua orang bertepuk tangan untuk kebahagiaan Hanson.
“Ayo. Saya akan memeluk tunanganku,” kata Hanson sambil memeluk Qiao Man dengan erat. “Ingatlah saya akan bersikap baik padamu seumur hidup,” janjinya. Dan dengan terpaksa, Qiao Man pun balas memeluknya.


Tepat disaat itu, He Ping datang.  Dan dengan tidak senang, Hanson memberitahu bahwa He Ping tidak diinginkan disini, karena dia sedang bersama dengan tunangan nya.
“Tunangan? Apa yang dia maksud itu kamu?” tanya He Ping sambil memandang Qiao Man. Dan Qiao Man diam, tidak bisa menjawab. “Dia adalah temanku. Kamu memaksanya menjadi tunanganmu. Saya tentu saja tidak setuju.”

“Apa urusannya denganmu? Kami saling mencintai. Dengarkan baik-baik. Ini adalah kesempatan terakhir bagimu untuk bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan utuh,” ancam Hanson.
Dengan berani, He Ping mengatai Hanson sebagai perampok dan dia tidak akan memaafkannya. Dan dengan sikap berkuasa, Hanson menjelaskan bahwa ini adalah Jalan 21 di Barcelona, area kekuasaannya, jadi He Ping tidak akan bisa keluar dari sini hidup- hidup. Setelah mengatakan itu, Hanson menyuruh semua teman geng nya untuk memberi He Ping pelajaran.



He Ping sudah siap. Dia melakukan pemanasan dan menyerang semua orang yang datang ke hadapan nya untuk menyerangnya. Dan Qiao Man ingin membantu He Ping. Tapi Xiaozhi langsung menariknya untuk bersembunyi saja, karena ini bisa bahaya. Tapi Qiao Man tidak peduli dan mencoba untuk menghentikan He Ping serta Hanson.
“Jangan pukul lagi. Dengar tidak?” teriak Qiao Man.

Xiaozhi segera mengambil hpnya dan memanggil bantuan. Di 112.



Seorang teman geng Hanson, dia mengambil kayu balok panjang dan menggunakan itu untuk menyerang He Ping dari belakang. Melihat itu, Qiao Man langsung berusaha untuk melindungi He Ping. Tapi menyadari hal tersebut, He Ping tiba- tiba teringat kenangannya bersama dengan Nan Sheng dulu, dan karena itu diapun balik melindungi Qiao Man. Sehingga dialah yang terkena pukulan tersebut. Lalu diapun pingsan dan tidak sadarkan diri.


Polisi datang ke tempat kejadian. Mendengar itu, Peter langsung menarik Hanson untuk kabur bersama mereka darisana. Namun Hanson tidak bergerak sedikit pun, karena dia merasa sedih melihat perhatian Qiao Man untuk He Ping. Tapi karena Peter terus menariknya dengan paksa, maka akhirya, dia pun bergerak mengikuti tarikannya.
“Xiao Zhi, cepat panggil ambulans,” panggil Qiao Man dengan panik. “Cepat, cepat cari orang. Cepatlah,” perintahnya.
“Saya, saya pergi cari orang,” kata Xiaozhi, mengerti.

Zhuo Yang dan Mo Hui datang ke rumah sakit. Dan Xiaozhi pun langsung menceritakan apa yang terjadi kepada He Ping.
“Kalau saja kamu lebih awal menjelaskan masalah ini, apa mungkin dia akan jadi begini sekarang?” keluh Qiao Man, marah kepada Zhuo Yang.
“Saya, saya juga tidak sengaja,” balas Zhuo Yang, gugup.
“Qiao Man, jangan salahkan dia lagi. Bukankah dia tidak mengatakannya karena memikirkan Hanson?” bujuk Xiaozhi, membela pacarnya Zhuo Yang.

Dokter keluar dari ruang gawat darurat dan memberitahukan keadaan He Ping. Kepala dan punggung He Ping terluka, namun untung saja tulang belakangnya tidak terluka dan tidak akan membahayakan nyawa nya. Tapi He Ping masih harus  di rawat untuk di awasi. Dan kalau ada masalah, dia berjanji untuk langsung menghubungi mereka semua.
Mendengar itu, semuanya pun merasa lebih tenang dan lega.

A Li merasa stress dengan pekerjaannya. Dia masih berniat untuk menunggu kabar dari He Ping sebelum membuat iklan pemasaran.
“Tapi, direktur, perusahaan pemasaran sudah tidak bisa menunggu lagi.”
“Apa kamu sekarang sedang memaksaku untuk membuat keputusan? Memangnya saya juga tidak tertekan?” tanya A Li, kesal kepada karyawannya.

Mo Hui menghubungi A Li dan mengabarkan apa yang terjadi. Mereka sudah menemukan pencurinya, tapi salah satu lukisan dirusak. Mengetahui itu. A Li merasa senang dan cukup puas, karena itu berarti, mereka masih bisa melanjutkan rencana pameran ini.

“Direktur, kami akan berusaha sekuat tenaga, tapi…” kata Mo Hui dengan ragu. “Pak Lin, demi karya-karya ini terlibat dalam sebuah kecelakaan.  Sekarang di rumah sakit.”
“Bagaimana mungkin bisa terjadi hal seperti ini? Parah tidak?” tanya A Li, khawatir.
“Dia sekarang sudah siuman. Tapi, keadaannya belum jelas, masih harus menunggu diagnosis dokter,” jelas Mo Hui.

A Li mengeluh kesal kepada Mo Hui yang tidak berguna dalam menjaga He Ping sampai jadi seperti ini. Dan Mo Hui pun meminta maaf. A Li kemudian melunak, dia memberitahu Mo Hui bahwa Yang Lan sedang dalam perjalanan ke Barcelona untuk membawa sebagian karya seni yang lain. Dan dia ingin Mo Hui untuk melaporkan keadaan He Ping setiap hari padanya. Jika Mo Hui perbuat kesalahan lagi, maka dia mengancam akan memecat Mo Hui.
“Direktur, saya mengerti. Saya dan Yang Lan akan mengurus hal ini dengan baik,” kata Mo Hui dengan hormat.
Mendengar nama Yang Lan disebut, Zhuo Yang langsung menjadi bersemangat. Dan dengan kesal, Mo Hui memarahi Zhuo Yang, bila bukan karena Zhuo Yang pengecut, maka masalah seperti ini tidak akan terjadi. Dan Zhuo Yang mengaku salah, lalu dia menanyakan tentang Yang Lan.
“Yang Lan. Yang Lan. Apa hubungan Yang Lan denganmu? Selalu mengungkit dia,” keluh Mo Hui, sinis.

“Kami adalah teman lama. Pekerjaan ini dia yang mengenalkannya padaku. Dia mau datang, apa kita tidak seharusnya menyambut dia dengan baik?” jelas Zhuo Yang.
“Saya lihat ekspresimu ini ya, jangan berbuat macam-macam.”

Tepat ketika He Ping terbangun, Qiao Man juga terbangun, dan dengan perhatian dia langsung memeriksa keadaan He Ping. Lalu dia menjelaskan bahwa Mo Hui sedang pergi untuk mengurus masalah pameran. Dan He Ping merasa lega mengetahu itu.
“Keadaanmu sudah begini, tapi kamu masih mengkhawatirkan masalah pameran. Tidak mengkhawatirkan keadaan diri sendiri,” komentar Qiao Man.
“Saya datang ke Barcelona demi urusan ini.”
“Terima kasih, kamu menerima pukulan itu untukku. Kalau kamu tidak melakukannya, yang akan berbaring di kasur ini adalah saya,” kata Qiao Man dengan tulus.
“Kenapa kamu tiba-tiba bicara begini? Kalau tidak ada kamu, barang-barang ini juga tidak akan kembali. Yang harus berterima kasih itu saya,” balas He Ping.

Qiao Man merasa senang dengan perkataan He Ping. Dan lalu dia meminta He Ping untuk berjanji satu hal padanya. Dan He Ping mengangguk. Kemudian Qiao Man pun menjelaskan bahwa sebenar nya barang- barang ini di rampok oleh Peter, dan dia ingin He Ping berjanji untuk tidak menginvestigasi Hanson karena hal ini.
“Dia memaksamu untuk menikahinya. Kamu masih begitu mempertimbangkan dia.”
“Kamu berjanjilah dulu,” pinta Qiao Man.
“Apa hubunganmu dengannya sebenarnya? Saya dengar dia adalah pacarmu.”


“Dia bukan pacarku. Tapi dia lebih penting daripada pacarku. Dia sama seperti keluarga. Bagaimanapun dia adalah orang yang sangat penting. Saya tidak bisa membiarkan dia terkena masalah,” jelas Qiao Man dengan jujur.
“Baiklah,” kata He Ping, berjanji.
“Terima kasih, Pak Lin.”

He Ping kemudian mengatakan kalau dia haus, dan Qiao Man langsung membantunya menuangkan air. Lalu He Ping pun meminum itu.

Hanson keluar dari kantor polisi dan langsung menghubungi Qiao Man serta menanyakan, bagaimana keadaannya. Dan Qiao Man balas bertanya, apakah Hanson masih berani untuk menelepon  nya, sebab karena Hanson, He Ping  mengalami sedikit gegar otak dan terbaring di ranjang.
“Kenapa kamu begitu jahat padaku? Bukan saya yang melukainya. Dan juga dia pantas mendapatkannya,” proter Hanson, kesal. “Saya juga mendapatkan hukuman, oke? Saya baru keluar dari kantor polisi. Kamu juga pedulikan sedikit tunanganmu ini, oke?” pintanya.
“Kamu pantas mendapatkannya,” balas Qiao Man.

“Cukuplah, cukup. Kalau ini masalah besar, saya akan pergi menemuinya. Begini sudah cukup kan?”
“Jangan, ini bukan tempat untukmu,” tegas Qiao Man. Lalu dia langsung mematikan telpon.

Peter di bawa oleh petugas polisi. Dan ketika dia melihat Hanson yang sudah di bebaskan, dia merasa marah dan menyalahkan Hanson.
“Peter,” panggil Hanson ingin menjelaskan.
“Tuan, jangan ikuti kami lagi,” perintah petugas polisi.
“Kalau bukan karena kamu yang membocorkan lokasi gudang pada Qiao Man, bagaimana mungkin Lin He Ping bisa datang?” kata Peter, menyalahkan Hanson.
“Peter, dengarkan penjelasanku,” pinta Hanson.
“Berhenti,” perintah petugas polisi, melarang Hanson untuk mendekat.


“Hanson, ingatlah, kau telah menghianatiku saya pasti akan kembali,” kata Peter dengan penuh kebencian. Lalu dia dipaksa masuk ke dalam mobil polisi. Dan Hanson merasa stress.


Qiao Man dan He Ping berjalan- jalan disekitar pantai. Lalu tiba- tiba saja, tali sepatu Qiao Man terputus, sehingga dia hampir saja terjatuh. Untungnya, He Ping langsung menangkapnya.
“Bagaimana ini?” tanya Qiao Man, bingung.
Dan tanpa mengatakan apapun, He Ping melepaskan tali sepatunya. Lalu dia menggunakan itu untuk mengikat sepatu Qiao Man. Dan Qiao Man memuji betapa pintar nya He Ping. “Cukup, cukup, saya saja, saya saja,” kata Qiao Man sambil mengikat sendiri sepatunya.

He Ping teringat kenangannya bersama dengan Nan Sheng. Dulu dia pernah membantu Nan Sheng untuk mengikatkan tali sepatu nya juga.

Post a Comment

Previous Post Next Post