Original
Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Dengan malu, An Kailun menceritakan masalah
tentang Zhu Fan, dan dia meminta bantuan Qiao Man untuk bantu berbicara dengan
He Ping. Dan Qiao Man merasa ragu, karena dia juga tidak terlalu akrab dengan
He Ping.
“Iya, iya, iya. Saya tahu hal ini cukup merepotkan, tapi sekarang saya sementara tidak bisa menemukan siapa pun, saya juga tidak bisa menemukan solusi yang lebih baik, jadi tolong bantu saya memikirkannya. Bantu saya,” pinta An Kailun, putus asa.
“Baiklah,” jawab Qiao Man dengan pelan. Dan
An Kailun pun langsung berterima kasih.
Selesai bertelponan, Qiao Man merasa pusing
sendiri. Karena dia barusaja semalam memarahi He Ping, jadi gimana caranya
menghubungi He Ping.
Dikantor. He Ping berbicara dengan
Pengacara Zhang. Dia menceritakan tentang masalah plagiat barang seni di
perusahaan mereka dan dia meminta bantuan Pengacara Zhang untuk segera
menggugat. Sebab karena masalah plagiat ini, perusahaan mereka jadi mengalami
kerugian yang banyak.
“Kalau begitu apakah kamu punya dokumen untuk
membuktikan kalau produk-produk seni ini adalah produk asli dari seniman yang
kalian kontrak?” tanya Pengacara Zhang.
“Tentu saja. Dalam proses mempersiapkan
pameran, kami sudah mencatat gerak-gerik seniman dan pemikirannya. Kita juga
bisa memintanya memberikan bukti,” jawab He Ping.
“Baiklah kalau begitu. Sekarang
bagian yang paling penting dari kasus pelanggaran hak cipta karya seni adalah pengakuan
orisinalitas. Selama kamu punya bukti dalam aspek ini, maka saya bisa segera menulis
surat pengacara untuk mengajukan gugatan ke pengadilan.”
“Kalau begitu mohon bantuanmu.”
Tepat ketika He Ping
sudah hampir saja selesai mengobrol, Yang Lan datang dan memberitahu He Ping
bahwa Qiao Man datang untuk menemui He Ping.
Ketika melihat Qiao Man
datang ke kantornya, He Ping merasa senang. Tapi ketika dia mendengar Qiao Man
membahas tentang masalah Zhu Fan dan ingin agar dia tidak menuntut An Group.
Dengan tegas, dia meminta Qiao Man untuk jangan ikut campur dalam masalah ini,
dan menjelaskan bahwa kalau dia tidak menuntut mereka, maka dia sama sekali
tidak bisa memberikan penjelasan kepada Dewan Direksi.
“Meskipun kamu mau menuntut, kamu juga tidak seharusnya menuntut An Group, benar kan?” tanya Qiao Man, berusaha untuk membujuk. “Ini adalah perbuatan Zhu Fan sendiri. Meskipun harus diberi sanksi, tapi itu juga seharusnya dia sendiri, tidak perlu menghancurkan reputasi satu perusahaan yang sebesar ini.”
“Qiao Man, Lipingge bukan
hanya milik saya sendiri. Meskipun saya menarik gugatan saya, para direktur
juga tidak akan setuju, dan juga, Hanson mungkin bersekongkol dengan Zhu Fan,”
jelas He Ping.
Mendengar kalau Hanson terlibat, Qiao Man tidak bisa percaya. Karena Hanson baru saja pulang ke China, dan bila Hanson berada di kantor An Group, maka itu wajar, karena Hanson adalah adik An Kailun. Namun jawaban Qiao Man ini tidak bisa menjawab pertanyaan di dalam hati He Ping.
“Kalau begitu kita jangan
membicarakan masalah Hanson dulu,” jelas Qiao Man. “Kamu katakan saja satu
patah kata. Apakah kamu menyelesaikan masalah Zhu Fan atau tidak?”
“Qiao Man, bukannya saya tidak
ingin membantumu, tapi saya sama sekali tidak bisa membantumu dalam masalah
ini,” jawab He Ping.
Dan melihat kalau Qiao
Man beneran akan pergi, He Ping pun berpura- pura sakit. Dia menjelaskan bahwa
luka karena dipukul oleh Hanson belum sembuh. Dan Qiao Man pun menyuruhnya
untuk pergi ke rumah sakit saja. Dan He Ping mengeluh dengan manja.
“Kalau begitu kamu pergi
ke dokter sekarang,” balas Qiao Man.
“Sekarang? Sekarang
tidak bisa.”
“Suka akting itu juga
adalah penyakit. Kamu penyakit yang harus disembuhkan. Cepat pergi,” kata Qiao
Man sambil tertawa dan menarik He Ping untuk ikut dengannya.
Pulang dari mengurut, Qiao Man menertawai He Ping yang kesakitan karena diurut barusan. Lalu dia memberikan berbargai macam obat yang bagus untuk He Ping.
“Qiao Man, terima kasih,” kata He Ping, senang. “Saya akan mempertimbangkan lagi masalah tuntutan terhadap An Group,” jelas nya.
“Sungguh? Bagus sekali.”
“Jangan senang dulu. Saya
harus berdiskusi dengan dewan direksi. Tapi, Zhu Fan harus diberi sanksi,”
jelas He Ping dengan serius.
“Apa maksudnya?” tanya
Qiao Man, kecewa.
“Kamu jangan cemas dulu. Ini
bukan masalah saya sendiri, saya harus berdiskusi dengan semua orang. Saya akan
berusaha sebisa mungkin.”
“Sama-sama,” balas He
Ping. Lalu diapun menyuruh Qiao Man untuk pulang duluan.
Setelah Qiao Man pulang.
He Ping mengenang masa lalunya.
Ketika Nan Sheng datang ke tempat pekerjaan Bibi Lan untuk mengantarkan bekal, dia tidak sengaja mendengar dan melihat kesulitan Bibi Lan saat bekerja. Namun walaupun sulit, Bibi Lan tetap saja mau melindungi dan merawat nya. Sehingga dia merasa tidak enak hati, karena dia telah menambah beban Bibi Lan.
Saat He Ping pulang ke rumah, dia heran karena Nan Sheng tidak ada. Dan lalu dia menemukan surat yang di tinggalkan oleh Nan Sheng di atas meja.
“Bibi
Lan, He Ping. Tidak sangka saya tinggal di sini sudah membuat masalah dan beban
yang sebanyak ini. Ini adalah hal yang paling tidak ingin saya lihat. Saya
pergi dulu. Kalian tidak perlu mencari saya. Nan
Sheng.”
Dijalan. Nan Sheng bertemu dengan tiga orang preman yang mengaku sebagai teman sekelas He Ping. Dan mereka ingin meleceh kan nya. Dengan takut, dia pun mengancam akan melapor ke polisi. Tapi mereka bertiga sama sekali tidak merasa takut. Dan tepat disaat itu, He Ping datang, dan dia langsung melindungi Nan Sheng serta menarik tangan Nan Sheng untuk ikut pulang bersama dengan nya.
Di rumah. He Ping memarahi Nan Sheng, karena telah pergi begitu saja dari rumah dan membuat nya merasa sangat khawatir. Dan Nan Sheng meminta maaf serta dia berjanji bahwa kelak dia tidak akan pernah perbuat seperti ini lagi.
“Tidak ada gunanya kalau
hanya berjanji. Tulislah surat jaminan,” jelas He Ping.
“Ini bukan di sekolah, kenapa
harus menulis surat jaminan?” tanya Nan Sheng, tidak mengerti.
“Harus tulis surat jaminan,” tegas He Ping sambil memberikan pena dan buku kepada Nan Sheng. “Cepat tulis surat jaminan,” paksanya. Dan Nan Sheng menolak.
Dengan paksa, He Ping
memegang tangan Nan Sheng dan memaksa nya untuk menulis. “Kamu lepaskan saya,”
pinta Nan Sheng sambil menatap He Ping.
“Bagaimana cara
menulisnya?” tanya Nan Sheng, bingung.
“Cukup tulis kelak apa
pun yang terjadi, saya tidak akan meninggalkan Lin He Ping dan Bibi Lan.”
Tags:
Beautiful Reborn Flower