Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 14 - 1


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 14 - 1
Images by : Tencent TV


Yunyi berdiri di balkon lantai 2, di tempat biasanya dia menenangkan perasaannya. Ziqian tahu Yunyi akan ada di sana. Yunyi benar-benar ingin Junhao kembali. Tapi, dia juga meminta maaf pada Ziqian, mungkin dia menyadari perasaan Ziqian. Ziqian menyuruhnya untuk tidak usah meminta maaf karena dia melakukan semuanya dengan ikhlas, dan ikhlas tidak memerlukan pembalasan atau hasil. Yang harus Yunyi lakukan sekarang adalah berpakaian cantik menyambut kepulangan Junhao. Yunyi harus membuat Junhao melihat Yunyi yang bahagia, dan hal itu sudah cukup untuknya. Semua akan segera membaik.
--


Qianyu membawa Tonghao ke suatu tempat yang asing. Dia meminta Tonghao turun dari mobil dan melanjutkan permainan mereka tadi, karena sekarang adalah giliran Tonghao untuk bermain. Tonghao menuruti Qianyu. Dia membiarkan Qianyu mengikatkan kain itu menutupi matanya. Qianyu berkata dia sudah menyiapkan kejutan dan akan membawa Tonghao ke tempat yang menyenangkan. Dia juga menyuruh Tonghao untuk tidak takut karena dia akan menjadi mata Tonghao. Tonghao tersenyum, percaya sepenuhnya pada Qianyu.
Qianyu menggenggam tangan Tonghao dan menuntunnya memasuki gerbang sebuah rumah mewah. Itu adalah rumah Shan Junhao. Tonghao tidak tahu apapun, hanya merasa bahagia bisa menggenggam tangan Qianyu dan berharap dia bisa menggenggam tangan itu selamanya.
Semakin mereka berjalan mendekati rumah, semua Qianyu tidak bisa menahan air matanya. Tonghao tiba-tiba berhenti berjalan. Dia ingin menyentuh wajah Qianyu dan Qianyu refleks segera menghapus air matanya. Dia ingin mengenali wajah Qianyu lebih jelas lagi agar jika dia tidak bisa melihat kelak, Qianyu tidak bisa kabur darinya. Tonghao tiba-tiba meraih tangan Qianyu dan menciumnya.

Hal itu membuat Tonghao sadar kalau tangan Qianyu basah. Qianyu segera mengelap tangannya dan beralasan kalau cuaca terlalu panas hingga tangannya basah karena keringat. Qianyu mengajak Tonghao kembali berjalan.

“Tonghao, di sini ada selembar kartu harapan,” ujar Qianyu dan meletakkannya di saku baju Tonghao. “Kau harus membantuku mengabulkannya.”
“Baiklah.”

Qianyu memeluk Tonghao dengan erat untuk terakhir kalinya. Tonghao tidak tahu apa yang sedang Qianyu rasakan dan juga tidak melihat Qianyu yang sedang menangis, membalas pelukan Qianyu dengan wajah tersenyum.

Qianyu kembali menggenggam tangan Tonghao dan menuntun-nya menaiki tangga pintu masuk. Tonghao masih belum sadar apa yang terjadi. Qianyu memberitahu kalau di depan Tonghao sekarang ada sebuah pintu. Dia mengarahkan tangan Tonghao, mengenggam gagang pintu rumah.
“Jika kau percaya padaku, kau buka pintunya,” ujar Qianyu. “Tapi, sebelum masuk, harus menghitung hingga 20 kali.”

Tonghao percaya sepenuhnya pada Qianyu. Dia mulai menghitung 1…2…3, dan seiring dengan Tonghao yang mulai menghitung, Qianyu melepaskan tangannya dari Tonghao. Perlahan, Qianyu berbalik pergi dengan air mata. Dengan menahan suara langkahnya agar tidak terdengar, Qianyu meninggalkan Tonghao. Dia sudah melakukan tugasnya, mengembalikan Shan Junhao kepada keluarganya.
Qianyu menguatkan dirinya untuk meninggalkan Tonghao. Walau itu menyakiti hatinya, Qianyu tetap melakukannya. Perpisahan.

Tonghao masih belum sadar kalau Qianyu sudah pergi. Begitu dia selesai menghitung sampai 20, dia membuka pintu rumah itu dan berjalan masuk masih dengan mata tertutup. Di dalam sudah ada Ny. Shan, Ziqian dan Yunyi yang menunggunya. 
Yunyi langsung menggenggam tangan Junhao dan Tonghao masih mengira itu adalah Ye Qianyu.
“Junhao, selamat kembali,” ujar Yunyi.
Mendengar suara Yunyi, Tonghao segera melepas penutup matanya. Dan melihat keluarganya di depan matanya, Tonghao hanya mempedulikan Qianyu. Dia mencari Qianyu. Ny. Shan bingung, siapa Qianyu? Dan bertambah bingung saat Junhao tidak mengenalinya.
“Aku tidak mengenalmu,” tegas Junhao.
Ny. Shan sadar ada yang tidak beres dan menatap Ziqian serta Yunyi, menuntut penjelasan. Tonghao teringat kartu harapan yang Qianyu letakkan di sakunya. Dia melihat kartu itu (tidak tahu apa tulisannya) dan tersadar dengan situasi sekarang ini. Tonghao marah dan menyebut mereka yang sudah menyuruh Qianyu menipunya dan membawanya kembali.

Tonghao ingin pergi mencari Qianyu, tapi Yunyi dan Ny. Shan langsung menahannya. Yunyi bahkan menyebut Qianyu penipu, jadi kenapa harus mencarinya!
“Tolong bicara dengan hati-hati. Qianyu adalah pacarku. Dia keluargaku. Kau tidak berhak bicara seperti itu mengenainya!” marah Tonghao.
Ziqian yang tersinggung dengan ucapan kasar Junhao pada Yunyi. Dia mencengkeram kerah baju Junhao, tapi Junhao mendorongnya.
“Tidak ada yang bisa memisahkan ku dari Qianyu!” tegas Tonghao dan langsung lari keluar mengejar Qianyu.

Ny. Shan menangis karena Junhao tidak mengenalinya padahal dia adalah ibunya. Ziqian dan Yunyi tidak bisa berbohong lagi dan memberitahu kalau Junhao mengalami amnesia karena kecelakaan itu. Dia tidak ingat keluarganya dan identitasnya sendiri. Ny. Shan terpukul dengan kenyataan tersebut.

Qianyu sudah masuk ke dalam mobilnya. Dia tidak bisa menghentikan tangisnya setelah mengembalikan Tonghao kepada kehidupannya yang sebenarnya. Saat melihat Tonghao berlari dan muncul di depan mobilnya, Qianyu mengeraskan hatinya dan menginjak gas, meninggalkan Tonghao.

Tonghao tidak bisa membiarkannya pergi dan terus berlari mengejarnya. Tidak peduli sekencang apapun dia berlari, dia tetap tidak bisa mengejar mobil Qianyu. Dia terus berteriak memanggil nama Qianyu.
“Tonghao, aku tidak ada pilihan lain. Aku hanya bisa mengantarmu kembali ke sampingnya. Mereka adalah keluargamu.”
Tonghao masih terus mengejar, tanpa menyerah. Hingga di persimpangan, Tonghao berhenti dan menelpon Qianyu. Qianyu berusaha mengabaikan telepon dari Tonghao, tapi pada akhirnya, Qianyu memutuskan berhenti dan mengangkat telepon Tonghao.


Tapi, begitu telepon di angkat, yang terdengar adalah suara Tonghao di tabrak dan bunyi rem mobil.

Tonghao di tabrak oleh sebuah mobil van putih. Pengemudinya memakai masker hitam. Itu adalah kecelakaan yang di rencanakan. Qianyu panik dan segera memutar balik mobilnya. Dan dia melihat dua orang berpakaian hitam dan memakai masker hendak membawa tubuh Tonghao yang tidak sadarkan diri.

Qianyu segera turun dan berteriak pada kedua orang itu untuk memanggil ambulans. Ini di luar rencana para penjahat itu. Mereka beralasan akan membawa Junhao ke rumah sakit. Tapi, Qianyu curiga melihat penampilan mencurigakan mereka. Sadar kalau Qianyu mulai curiga, salah seorang pria mengeluarkan tongkat dari sakunya (tongkat yang bisa di panjangkan) dan dengan tongkat itu, mereka memukul kepala Qianyu dengan sangat keras hingga Qianyu terkapar pingsan.
Mereka hendak membawa tubuh Junhao dan Qianyu, tapi karena ada suara mobil lain, mereka memutuskan untuk kabur sebelum masalah menjadi semakin besar.
Mobilnya yang datang itu adalah mobil Ziqian. Dia melihat Junhao dan Qianyu yang tidak sadarkan diri di jalan, segera menelpon polisi. Saat itu, ponsel Qianyu berbunyi.
Yang menelpon adalah Jinzhi karena hari sudah larut tapi Qianyu masih belum pulang juga. Shengzhe juga mencoba menelpon Tonghao.
--

Qianyu dan Tonghao di bawa ke rumah sakit bersama, namun di rawat secara berbeda. Tonghao di rawat dengan VIP, sementara Qianyu di bawa ke ruang biasa.
Jinzhi cemas karena Qianyu dan Tonghao tidak bisa di hubungi. Hatinya merasa tidak tenang.
--

Ziqian ternyata membawa ponsel Qianyu dan Tonghao. Dia mengangkat telepon Tonghao yang berbunyi. Jinzhi jelas heran karna ponsel Tonghao ada di tangan orang lain. Mana Tonghao?
“Tong.. Terjadi sesuatu pada Junhao.”
“Siapa Junhao?”
“Junhao adalah Tonghao,” beritahu Ziqian.
Jinzhi tidak mengerti. Yang dia ingin tahu, kemana Tonghao dan Qianyu? Ziqian memberitahu kalau terjadi sesuatu dan mereka berdua ada di rumah sakit sekarang. Dia juga tidak tahu yang terjadi dan sudah menghubungi polisi. Jinzhi shock.


2 Comments

Previous Post Next Post