Original
Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Qiao Man, Mo Hui, dan He Ping. Mereka bertiga
berkeliling di pasar sambil membawa brosur dan bertanya- tanya kepada orang
disekitar.
Namun ketika He Ping melihat topi yang bagus
untuk Qiao Man, dia menjadi tidak fokus dengan tujuannya. Dan dengan kesal,
Qiao Man mengingatkan nya. Dan He Ping beralasan bahwa bila dia tidak melayani
Qiao Man dengan baik, bagaimana bisa Qiao Man membantu nya secara maksimal.
“Pacarmu benar- benar baik,” puji pedagang
topi.
“Bukan, kami bukan pasangan,” balas He Ping.
Tapi raut wajahnya tampak senang.
“Kami hanya teman biasa,” tambah Qiao Man,
menjelaskan. Lalu dia menatap kesal pada He Ping.
Beberapa pedangan keramik mendekati Qiao Man
dan He Ping. Mereka menawarkan vas jualan mereka. Dan karena mereka terlalu
memaksa, tanpa sengaja vas tersebut jatuh dan pecah. Lalu Si pedagang memaksa
meminta ganti rugi yang lebih besar dengan harga yang ditawarkan sebelumnya.
Dan dengan terpaksa, He Ping pun membayar nya.
“Apakah jarimu terluka?” tanya Qiao Man
dengan perhatian. Lalu dia pergi untuk membelikan plester untuk He Ping.
He Ping menunggu di bangku taman, lalu Qiao
Man kembali dan membawa obat untuk He Ping. Dengan lembut, dia mengobati luka
di jari He Ping. Dan He Ping meringis karena perih, namun dia merasa senang
sampai dia terus fokus menatap Qiao Man.
Lin
He Ping : “Dia mirip sekali dengan Nan Sheng. Membuat saya tidak dapat menahan
rindu padanya. Rindu pada Nan Sheng.”
He Ping memperhatikan luka nya yang di obati
oleh Qiao Man. Lalu disaat itu, A Li menelpon nya dan dia mengangkatnya.
A Li menanyakan, bagaimana kabar barang
disana. Dan He Ping meminta maaf, sebab mereka belum menemukan satu petunjuk
pun. Dia tahu kalau A Li pasti sedang banyak tekanan disana, namun dia
menyakinkan A Li untuk tenang saja, sebelum pameran dibuka, dia akan berusaha
mencari barang tersebut sampai ketemu.
“Jika masih belum, maka kita undur saja waktu
pamerannya,” kata A Li, menyarankan.
“Takutnya tidak bisa, seluruh persiapan kita
semuanya sudah sesuai rencana, jika berubah takutnya kerugian kita bisa lebih
besar,” balas He Ping.
A Li mempertanyakan dengan ragu, apakah He
Ping bisa menemukan barang tersebut sebelum pameran dibuka. Dan He Ping tidak
bisa berjanji, tapi dia akan berusaha.
“Benar- benar sudah merepotkanmu. Kamu
sekarang berada di luar negeri, satu teman pun tidak punya. Kalau memang kamu
merasakan masalah ini sulit untuk dihadapi, maka lebih baik kita undur saja
pamerannya,” jelas A Li, perhatian.
“Tidak. Saya bisa mengatasinya,” balas He
Ping dengan yakin.
Keesokan harinya. Qiao Man membawa He Ping ke
restoran untuk makan. Dan He Ping menolak, sebab dia sedang tidak punya nafsu
untuk makan. Dengan percaya diri, Qiao Man menenangkan He Ping untuk jangan
pesimis, karena dia pasti akan membantu menemukan benda- benda seni itu.
“Semoga saja,” kata He Ping, berharap. Dan
Qiao Man merasa kalau He Ping tidak mempercayainya, jadi diapun menarik tangan He
Ping untuk mengikutinya.
Qiao Man membawa He Ping naik ke atas meja
makan. Dia memperkenalkan He Ping kepada semua pelanggan di restoran. Dan dia
menjelaskan masalah He Ping dengan menambahkan beberapa kebohongan supaya
setiap orang mau membantu.
“Istrinya sekarang mendapat penyakit kanker.
Dalam sisa masa hidupnya, Pak Lin berjanji akan melakukan sebuah hal untuknya,”
kata Qiao Man. Dan setiap orang merasa kalau itu adalah cerita yang romantis.
Qiao Man kemudian menunjukkan gambar- gambar
barang seni milik He Ping yang telah di curi, dia meminta bantuan semuanya
untuk membantu mereka menemukan itu. Dan bila ada yang berhasil, mereka akan
menghadiahinya sebesar 150.000 Euro. Ditambah dia akan berlari sambil
telanjang. Mendengar itu, semua pria merasa sangat bersemangat.
Dengan cepat, He Ping langsung menutup mulut
Qiao Man. Lalu menjelaskan kepada semuanya. “Tidak. Tidak. Tidak. Dia bicara
sembarangan. Sangat konyol. Tidak ada hadiah uang, tidak ada lari sambil
telanjang,” jelasnya dengan jujur. “Saya ini masih lajang, ok?”
Setelah mengatakan itu, He Ping langsung
menarik tangan Qiao Man untuk pergi darisana. Dan semua orang merasa
kebingungan sambil melihat brosur yang Qiao Man tinggalkan.
He Ping memarahi Qiao Man. Dan Qiao Man
merasa kalau perkataannya hanya sedikit berlebihan saja, dan lagian mereka
memang sedang membutuhkan orang banyak untuk mencari. Jika dia tidak mengatakan
‘telanjang’, siapa yang akan mau membantu.
“Anggap saja saya tidak dapat menemukan
barang- barang tersebut, juga tidak perlu kamu sampai harus lari sambil
telanjang kan?” keluh He Ping.
“Kenapa?” tanya Qiao Man, tidak mengerti. Dan
He Ping tidak bisa menjawab.
Mo Hui berhasil menemukan salah satu barang
kesenian yang dicuri. Dan kesal nya, barang itu malah dijual murah di pasar.
“Saya hanya ingin tahu berasal dari mana vas
bunga ini?” tanya Mo Hui kepada pedagang. Tapi Si pedagang tidak mau
memberitahu.
Zhuo Yang datang ke pasar. Dan Mo Hui
menjelaskan apa yang terjadi kepadanya. Mengetahui itu, Zhuo Yang merasa
terkejut, lalu dia mencoba membantu bertanya. Dengan sikap bersahabat, dia
merangkul Si pedagang dan bertanya.
“Kemarin ada seorang laki- laki yang
menjualnya pada saya. Saya lihat harganya murah. Vasnya juga lumayan, jadi saya
beli,” jelas Si pedagang, bercerita.
“Apakah kamu mengenal orang itu?”
“Mohon maaf, belum pernah terlihat
sebelumnya.”
Setelah mendapatkan sedikit informasi, He
Ping membeli barang tersebut. Dan lalu mereka bertiga pun pergi darisana.
He Ping menunjukkan vas tersebut kepada Qiao
Man.
Zhuo Yang yang masih berada di pasar, dia
mengabari He Ping bahwa sebentar lagi orang yang menjual vas tersebut kepada
pedagang akan datang. Dan dia sedang mengawasi. Dan He Ping mengerti serta dia
akan segera ke sana.
Mendengar pembicaraan itu, Qiao Man ingin
ikut. Tapi He Ping tidak mengizinkan, sebab takutnya akan berbahaya nanti.
Namun karena Qiao Man bersikeras mau ikut dan membantu, maka He Ping pun
mengizinkannya untuk ikut.
Sebelum berangkat, He Ping memberitahu Qiao
Man bahwa hp nya ketinggalan di kamar, dan dia ingin Qiao Man membantu
mengambilkannya. Dan setelah Qiao Man pergi, He Ping mengajak Mo Hui untuk
segera berangkat.
Didalam kamar. Qiao Man mencari dengan
buru-buru, tapi dia tidak dapat menemukan dimana hp He Ping. Kemudian akhirnya
dia tersadar kalau dia telah di tipu. Jadi diapun segera menyusul.
Peter datang ke pasar untuk menjual barang
seni curiannya. Dan Qiao Man kebetulan melihat itu dan dia mengenali Peter.
He Ping, Mo Hui, dan Zhuo Yang segera
mengejar Peter dan kawanannya.
Qiao Man teringat pada Hanson. Jadi dia pergi
untuk menemui Hanson.
He Ping dan Mo Hui memojokkan Peter supaya
tidak melarikan diri. Sementara Zhuo Yang, dia bersembunyi dan memotret
kejadian tersebut secara diam-diam.
Gerakan Peter sangat cepat, dia menjadikan Mo
Hui sebagai sandera. Lalu dia kabur darisana.
Setelah Peter kabur, Zhuo Yang mendekati He
Ping dan Mo Hui. Dia mengira He Ping akan mengejar Peter. Tapi ternyata tidak,
malahan He Ping tahu kalau dia ada memotret secara diam- diam barusan. Jadi dia
ingin melapor ke polisi menggunakan foto tersebut.
“Foto apa?” tanya Zhuo Yang, berpura- pura
bodoh.
“Foto mereka yang baru saja kamu ambil. Tadi
saya melihatnya,” tegas He Ping dengan yakin.
“Saya hanya ingin menghubungi polisi,” kata
Zhuo Yang, berbohong. Tapi He Ping menatap tidak percaya kepadanya.
Ketika Hanson keluar dari rumah. Qiao Man
langsung mengikutinya secara diam-diam, karena dia yakin kalau masalah ini ada
hubungannya dengan Hanson.
Setelah selesai melapor ke kepolisian, He
Ping mempersilahkanh Zhuo Yang untuk pergi. Dan Zhuo Yang pun pergi.
“Mo Hui. Apakah kamu merasakan, kalau Zhuo
Yang ini agak sedikit bermasalah?” tanya He Ping. Dan Mo Hui mengiyakan.
“Saat dia berada di kantor polisi, seperti
nya dia sangat takut jika orang lain bertanya padanya.”
“Tadi jelas- jelas saya melihat, kalau dia
sedang memotret orang berandalan itu. Dia malah mengatakan tidak ada. Saya rasa
dia pasti menyembunyikan sesuatu dari kita.”
Hanson datang ke sebuah tempat rahasia di
bawah tanah. Dan Qiao Man mengikutinya.
Tags:
Beautiful Reborn Flower