Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Midnight Fantasy Episode 02
- 2
Images by : GMM Tv
==Midnight Fantasy==
Mimi sangat ngantuk, sampai
nekan tombol lift saja dia tidak bisa fokus. Baitarn sampai harus membantu
menekan tombol lift. Baitarn kemudian curhat kalau kemarin dia menjatuhkan dompetnya
dan yang menemukan dompetnya adalah P’Tankhun. Baitarn sangat senang dan bahkan
mengajak P’Tankhun untuk selfie bersama. Saat mau ngambil ponsel-nya, Baitarn
baru sadar kalau buku catatannya ketinggalan, jadi dia meminta Mimi duluan ke
kelas dan mencari tempat duduk.
Daritadi ternyata James
memperhatikan mereka. Saat Baitarn udah pergi, dia langsung menghampiri Mimi
untuk menanyakan mengenai Baitarn. Mimi ternyata masih mengenali James sebagai
teman Tankhun.
“Aku ingin menanyakan mengenai
teman-mu. Aku kira dia suka perempuan. Tapi barusan, aku mendengar dia
mengagumi pria. Apa dia hanya kagum atau menyukai pria itu? Apa sebenarnya?”
“Bagaimana ya aku
menjelaskannya. Sebelumnya, Baitarn itu pacaran sama cowok. Membingungkan kan?
Aku juga tidak mengerti. Aku pernah bertanya padanya siapa yang sebenarnya dia
sukai. Dia bilang, apa dia harus menentukan apakah menyukai wanita atau pria? Ketika
dia menyukai seseorang, hanya itu saja yang di perlukan. Aku juga tidak begitu
mengerti apa maksudnya.”
James tersenyum senang dan
berterimakasih atas penjelasan Mimi. Itu artinya, masih ada kesempatan baginya
untuk mengejar Baitarn. James langsung pergi.
Mimi masuk ke dalam lift. Dan saat melihat Tan yang berjalan ke arahnya, Mimi langsung menekan tombol lift berulang kali agar segera menutup sebelum Tan masuk. Terlambat, Tan berhasil masuk. Dia meminta barangnya (ID tag) untuk di kembalikan. Dia sampai teriak-teriak. Mimi berteriak balik kalau dia menghilangkan ID tag itu dan jangan berteriak padanya.
Tan tampak marah dan menyuruh Mimi untuk mencari tag itu. Jika tidak, dia akan datang ke asrama Mimi dan mencarinya. Mimi menyuruh Tan untuk tidak mengancam-nya karena dia tinggal di asrama wanita dan pria tidak bisa masuk.
“Kau pikir aku tidak bisa
mencari cara untuk masuk ke asrama wanita?” balas Tan. “Ingat perkataan ku ini.
Jika aku bisa masuk ke sana, aku mungkin akan melakukan hal lebih daripada hanya
mengambil barangku.”
Mimi takut. Dan di saat yang tepat, pintu lift terbuka. Mimi langsung senang karena yang masuk adalah P’Krathing. Melihat Tan mengintimidasi Mimi, Krathing langsung mengintimidasinya balik karena mengganggu adiknya (kenalan-nya).
Mereka hampir saja bertengkar kalau
pintu lift tidak terbuka dan Mimi segera menarik Krathing pergi.
--
Mimi membuka jendela kamarnya.
Dia kemarin membuat ID tag itu keluar jendela dan untungnya ID tag itu nyangkut
di sela pagar balkon. Jadi, Mimi bisa mendapatkan kembali ID itu.
--
Mimi tiba di planetarium dan
Tan sudah menunggu. Tan menunggu sambil menggerakan jari-jarinya di tempat
duduk. Begitu melihat Mimi, Tan langsung marah karena sudah jam 10 lewat
padahal Mimi yang kemarin bilang mereka ketemu jam 10. Mimi menjelaskan kalau
dia tidur subuh tadi, jadinya telat bangun. Tan mana peduli karena dia juga
tidur subuh tapi tetap datang on time. Mimi bilang kalau kemarin malam ada
suara anjing menggonggong keras, jadi dia takut. Mimi bahkan menyalahkan nomor
kamarnya, 11, yang merupakan angka sial. Sejak dia pindah ke kamar itu, banyak
hal buruk terjadi padanya.
“Kau gila?! Jangan aneh-aneh.
Kalau itu angka sial, berarti seumur hidupku aku sial? 11 adalah tanggal
lahirku.”
“Tanggal lahirmu? Itulah kenapa
kau seperti ini.”
Tan jelas kesal. Mimi tidak mau
bertengkar jadi dia pamit pergi membeli tiket. Dia juga memberikan makanan yang
di bawanya. Itu sebagai permintaan maafnya karena sudah terlambat.
--
Ayah ternyata masih nggak
tenang dan membawa Ibu ke taman untuk mencari Mimi. Ibu sampai pusing melihat
tingkah suaminya. Lagipula, kalau mau kencan, ya pasti di mall atau bioskop.
--
Mimi sudah membelikan tiket dan memberikan satunya kepada Tan. Dan juga, dia mengembalikan ID tag itu. Mimi mau tahu, itu apaan? Tapi, Tan menjawab itu bukan urusan Mimi.
--
Mereka berkeliling di dalam
planetarium. Tapi, selama jalan, Mimi terus memengangi lengannya karena dingin.
Dia keluapaan membawa cardigan dan scarf hadiah P’Titan masih belum kering. Tan
walau marah-marah, tapi memberikan jaketnya untuk di pakai Mimi. Mimi
berterimakasih atas hal itu.
--
Mereka lanjut menonton acara di planetarium, seperti bioskop. Tanpa sengaja, tangan mereka saling menyentuh dan membuat keduanya jadi salting. Mereka lanjut nonton lagi.
Di dalam mimpinya, Mimi bermimpi ada di planet asing dan di serang oleh alien. Saat itu, dia berteriak memanggil P’Titan agar menyelamatkannya. Pria berpakaian putih muncul dan memusnahkan alien tersebut. Dan saat pria itu berbalik dan membuka tudungnya, dia adalah Tan. Mimi sangat kaget hingga terbangun dari tidurnya, membuat Tan juga terbangun.
Mimi gugup dan langsung
berdiri. Tapi, tasnya nyangkut di kursi dan membuatnya jatuh ke pangkuan Tan.
Tan memarahinya karena begitu ceroboh dan juga sangat berat. Mimi semakin grogi
dan langsung pergi keluar.
Diluar, Tan memarahinya karna
begitu terburu-buru. Mimi beralasan kalau dia lapar dan ingin mencari makan.
Tan mengomelinya karena mereka belum selesai observasi tapi Mimi sudah lapar?
Mimi beralasan kalau mereka harus mengisi perut biar bisa fokus mengerjakan
tugas.
Tan masih mengomelinya karna
tidur saat pertunjukan tadi. Mimi ternyata pintar. Walau tertidur, dia sudah
merekam semua ucapan di acara itu menggunakan perekam di ponsel.
Perhatian Mimi teralih pada seorang anak kecil yang menangis karna tersesat. Mimi langsung menenangkannya dan membawanya ke tempat pengumuman untuk mencari orang tuanya. Tan tampak sedikit tersenyum melihat Mimi yang perhatian.
Tan juga membagi makanan ringan kesukaannya pada anak itu. Dan juga, dia menyuruh anak itu untuk lain kali membawa kertas dan minta orang tua menulis di kertas itu identitasnya, jadi kalau lain kali hilang lagi, anak itu tidak kebingungan. Mimi memperhatikan Tan dan tersenyum tipis.
Setelah anak itu kembali ke orang tuanya, Tan memuji Mimi. Mimi juga membalas memujinya yang cukup baik pada anak kecil walaupun bermulut kasar. Dia mengira Tan membenci anak-anak.
“Kenapa aku harus membenci
mereka? Mereka tidak melakukan apapun padaku. Sebenarnya, saat melihat anak
kecil menangis karena hilang atau di tinggalkan, aku juga merasa sedih.”
“Kenapa?” tanya Mimi,
penasaran.
“Aku waktu kecil juga di
abaikan. Orangtuaku terlalu sibuk dan tidak punya waktu untukku. Aku tidak
ingat pernah makan bersama mereka. Aku bahkan meniup kue ulang tahunku
sendirian.”
“Dengan siapa kau tinggal
sekarang?”
“Sendiri. Ketika aku sudah
cukup besar untuk hidup sendiri, aku bilang pada ayahku aku ingin keluar. Bagus
hidup sendiri. Bebas. Aku bisa kemanapun yang ku sukai dan bahkan ke bioskop
dan makan sesuka. Mudah dan gampang.”
Mimi merasa kasihan. Apa Tan
tidak merasa kesepian? Tan menjawab tidak karena dia sudah terbiasa. Mimi
menggodanya sebagai ‘penyendiri level 99.’ Tan langsung menyuruhnya untuk tidak
kepo.
“Ya. Makanan manis bisa
membantuku untuk santai,” jawab Tan.
Mimi jadi kepikiran DJ Titan. DJ Titan pernah berkata seperti itu. DJ Titan kuliah di universitas yang sama. DJ Titan juga ulang tahun tanggal 11. DJ Titan juga suka menggerakan jari saat live streaming. Semua mirip dengan Tan.
Tags:
Midnight Fantasy