Original
Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
=Rahasia Lili Merah=
Zhuo Yang bertemu dengan Xiaozhi dan dia menceritakan kepada Xiaozhi tentang orang yang mencuri barang milik He Ping. Orang itu adalah Peter. Dan Xiaozhi merasa itu tidak mungkin, sebab teman Hanson itu biasanya hanya bisa jual beli barang saja. Jadi Peter di suruh mencuri, dia merasa kalau Peter tidak mungkin punya nyali sebesar itu. Dan Zhuo Yang pun menunjukkan video yang direkamnya barusan. Tapi sayangnya, video tersebut kurang jelas.
“Apaan? Dari mana kamu punya uang?” tanya Zhuo Yang, heran.
“Uang ini bukannya sehari-hari dikumpulkan sedikit demi sedikit?”
balas Xiaozhi dengan bangga. “Kamu? Menunggu uangmu yang sedikit itu, kapan
akan cukup untuk membeli sebuah rumah?” tanyanya.
“Jadi maksudmu, uang yang kamu kumpulkan sekarang sudah cukup
untuk beli rumah?” tanya Zhuo Yang. Dan Xiaozhi mengiyakan dengan bangga. Dan
Zhuo Yang merasa senang untuknya.
“Lagi-lagi Lin Heping itu. Saya benar-benar sudah muak,” keluh
Hanson, marah. Lalu tiba- tiba dia teringat sesuatu. “Tunggu dulu. Siapa kamu
berani menyuruhku? Kamu siapa? Pacarku? Istriku?” tanyanya dengan sinis. “Jawab
saya. Kamu tidak bisa jawab kan?”
“Kamu bodoh ya?” tanya Qiao Man sambil mendengus geli. “Apa kamu
tahu sekarang kamu ini melanggar hukum? Kamu percaya atau tidak, saya akan
lapor polisi sekarang,” tantang nya.
“Astaga. Saya tidak percaya ini,” keluh Hanson sambil tertawa. “Lapor
polisi? Baiklah, saya mau lihat, demi si Lin He Ping itu, kamu akan sekejam apa
terhadapku,” tantang nya balik. Dan dengan sikap sangat kekanak- kanakan, dia
duduk dan menunggu.
“Kalau ini orang lain, tidak masalah. Tapi Lin He Ping, tidak
akan pernah, sayang,” tegas Hanson.
“Bajingan. Benar-benar keras kepala,” umpat Qiao Man sambil
menendang apa yang ada di depannya. Lalu diapun pergi darisana.
Mengetahui itu, Hanson mengerti dan berterima kasih kepada
Dokter. Lalu dia memperhatikan Qiao Man yang masih belum sadarkan diri.
“Dokter bilang padaku bahwa kamu amnesia. Jadi, untuk sementara waktu kamu akan seperti ini,” jelas Hanson dengan hati- hati.
Dokter datang dan melihat apa yang terjadi. Dengan tegas, dia
menyuruh Qiao Man untuk tenang. Dan akhirnya, Qiao Man pun tenang. Lalu Hanson
meminta izin Dokter untuk membawa Qiao Man keluar dari rumah sakit. Dan Dokter
mengizinkan, namun menurutnya kalau lebih baik Qiao Man pulang ke rumahnya
sendiri.
Hanson mengerti dan dia menatap ke arah Qiao Man. “Kamu boleh
pulang.”
“Kakak A Li, jangan panik dulu. Kita sudah lapor polisi. Mereka
juga bilang mereka akan membantu kita sekuat tenaga,” jelas He Ping,
menenangkan. “Kalau tidak, begini saja, kita pindahkan dulu sebagian karyanya. Kita cari sambil mempersiapkan pamerannya.”
“Baiklah, sekarang saya akan minta Yang Lan untuk mencari
pengurus bagian gudang. Sesegera mungkin,” balas A Li dengan serius.
A Li memanggil Yang Lan dan menyuruhnya untuk segera menghubungi
rekan dibagian gudang. Kemudian segera bawa barang yang ada ke Barcelona. Dia
ingin barang itu di letakkan terlebih dahulu di pertunjukan seni. Sebab pameran
kali ini akan mempengaruhi reputasi perusahaan mereka, jadi mereka harus bisa
mempersiapkan seni yang bagus.
“Baiklah, saya mengerti, direktur,” jawab Yang Lan. “Tapi,
direktur, bagaimana dengan He Jianfeng?” tanyanya.
“Kamu tidak perlu mengurus masalah ini. Serahkan saja padaku.”
“Saya benar-benar tidak tahu apa yang salah denganmu akhir-akhir
ini. Semua urusan yang diserahkan padamu, tidak ada satu pun yang beres,” keluh
A Li, tidak senang. “Saya dengar orang yang menjemput pak Lin di Barcelona kA
Li ini juga adalah orang yang kamu kenalkan.”
“Dia adalah temanku,” jawab Yang Lan dengan pelan.
“Apa kamu tahu betapa banyak masalah yang dia timbulkan di Barcelona?” tanya A Li dengan tegas. “Tidak rajin bekerja. Bahkan di bea cukai pun dia tidak bersedia menemani. Kalau saja dia bukan temanmu, saya sudah mengusirnya dari awal.”
“Maaf, direktur. Jangan marah. Masalah ini adalah tanggung
jawabku. Setelah saya tiba di Barcelona, saya akan meminta maaf pada Pak Lin
secara langsung. Saya juga akan memarahi orang itu,” jelas Yang Lan, merasa
bersalah.
Xiaozhi menemui Qiao Man yang sedang sibuk mewarnai dinding dengan raut wajah bad mood. Dan dia pun bertanya, karena dia akan membantu. Dengan ragu, Qiao Man memandang Xiaozhi dan menjawab bahwa dia baik- baik saja.
“Begini saja, saya beri tahu kamu satu berita bagus yang akan
membuatmu senang. Apa kamu tahu, saya pergi lihat rumah dengan Zhuo Yang hari
ini. Pencahayaannya bagus, rumahnya besar. Yang paling penting adalah Tony
membantu kami mendapatkan harga lebih murah. Saya sudah menghitung tabunganku, ditambah
dengan hipoteknya, jumlahnya pas. Jadi saya berencana untuk membelinya,” kata
Xiaozhi, bercerita dengan senang dan bersemangat.
“Woah… Senang sekali ya,” puji Qiao Man tanpa semangat sama
sekali. Sebab dia sedang sangat bad mood, dan ini karena karya seni milik He
Ping ada hubungannya dengan Hanson.
Mengetahui permasalahan Qiao Man, Xiaozhi langsung bergumam
tanpa sadar, dia mengatakan kalau ternyata masalah ini memang berhubungan
dengan Hanson. Mendengar itu, Qiao Man langsung memarahi Xiaozhi karena tidak
memberitahu nya. Dan Xiaozhi pun menceritakan apa yang diberitahu oleh Zhuo
Yang dua hari lalu.
“Kamu ya, hanya takut menyinggung Hanson ya. Saya tahu lah. Tapi
posisiku benar-benar sulit. Saya sendirian terjepit di tengah. Apa kamu tahu
betapa lelahnya?” tanya Qiao Man, mengeluh. “Saya juga tidak ingin pameran seni
Lin He Ping memamerkan tembok putih. Saya juga tidak ingin Hanson masuk
penjara. Kalau bukan karena Hanson pernah menyelamatkanku, dari awal saya sudah
lapor polisi,” jelas nya.
Xiaozhi terpikirkan sebuah ide bagus. Tidak ada guna nya
berkonfrontasi langsung dengan Hanson, jadi mereka bisa menyerang nya secara
diam- diam saja, yaitu dengan mencuri barang itu kembali. Dan Qiao Man merasa
sangat senang serta memuji kepintaran Xiaozhi.
“Kita berdua sekarang pergi sewa mobil, kemudian kita pindahkan
barangnya,” ajak Qiao Man langsung. Dan Xiaozhi menghentikannya dengan panik.
“Tidak, tidak, tidak. Sekarang, kita berdua ini, apa tidak
membuat kesalahan? Kita berdua hanyalah dua gadis lemah,” keluh Xiaozhi, masuk
akal. “Tapi di tempat Hanson mungkin semuanya pria gagah,” jelas nya.
“Masalah ini dari awal merekalah yang bersalah. Dan juga merekalah
yang merebut barangnya. Tidak mungkin Hanson akan berbuat sesuatu padaku,” kata
Qiao Man dengan yakin.
Xiaozhi berpikir. Lalu dia menyarankan supaya mereka menghubungi
He Ping saja dan meminta He Ping untuk datang dan membantu. Tapi Qiao Man
menolak, karena bila ini diketahui oleh banyak orang, maka ini tidak akan baik
untuk Hanson.
“Bu, bukan. Apa kamu bisa dipercaya?” tanya Xiaozhi, panik.
“Percayalah padaku. Kalau ada masalah, saya akan bertanggung
jawab. Ayo pergi,” kata Qiao Man dengan sangat percaya diri.
Tepat ketika Xiaozhi dan Qiao Man akan masuk ke dalam mobil,
Hanson datang dan menghalangi. Dengan kesal, Qiao Man pun mengeluh.
“Jangan naik mobil,” perintah Hanson. “Naik mobil laki-laki lain
itu berarti banyak hal. Kamu tidak boleh sembarangan begitu,” jelasnya,
cemburu.
“Saya ada urusan mendesak sekarang. Lin He Ping meminjamkan
mobil ini agar bisa saya gunakan untuk menyelesaikan urusan. Hal seperti ini
saja kamu tidak mengerti ya?” tanya Qiao Man, mengeluhkan sikap kenakak-
kanakan Hanson.
Hanson merasa cemburu. Karena Qiao Man tidak memiliki hubungan
apapun dengan He Ping, tapi Qiao Man dengan baik hati mau membantu He Ping.
Sementara dia, pabrik anggur nya di tutup dan dia kehilangan semua uang nya,
tapi Qiao Man tidak pernah membantunya nya, bahkan Qiao Man juga tidak
memerdulikannya. Lebih parahnya, Qiao Man bergabung dengan An Kailun untuk
melawannya.
“Pabrik anggurmu bangkrut itu adalah masalahmu sendiri. Kamu
masih menyuruh orang untuk pindah dalam waktu tiga hari, apa maksudmu
sebenarnya?” tanya Qiao Man.
“Apa maksudmu? Sebenarnya kamu berada di pihak mana?” keluh
Hanson. “Anggap saja kamu tidak mengakuinya. Tapi kita berdua ini adalah
sepasang kekasih. Saya pernah menyelamatkanmu. Saya ini penyelamatmu,” katanya,
mengungkit.
Mendengar Hanson terus mengungkit masa lalu, membuat Qiao Man
sangat kesal dan tidak tahan lagi. Dia berniat untuk membunuh dirinya sendiri
sebagai bayaran. Dan dengan ketakutan, Hanson langsung memintanya untuk tenang.
“Saya beri tahu kamu, jangan selalu terus-terusan bilang saya
berhutang nyawa padamu. Seharian membicarakan moral, buat apa? Saya hutang
padamu, saya akan mengembalikannya. Kamu juga bisa mencekikku!” bentak Qiao
Man, tegas.
“Cukuplah, cukup. Baiklah, saya takut padamu. Saya pergi, oke?
Saya pergi,” kata Hanson mengalah. Kemudian diapun pergi.
Peter dan teman- temannya masuk ke dalam ruang bawah tanah.
Mengawasi hal tersebut, Qiao Man langsung menyuruh Xiaozhi untuk menghubungi
Zhuo Yang. Tapi Xiaozhi menolak, sebab menurutnya Zhuo Yang tidak akan berguna.
Karena selama mereka pacaran, dia belum pernah melihat Zhuo Yang begitu berani
memarahi orang lain, apalagi bertengkar. Biasanya, malah dia yang turun tangan.
“Bukan menyuruhnya berkelahi,” jelas Qiao Man. “Kamu panggil dia
datang. Akan lebih baik kalau jumlah kita bertambah satu. Saya yakin Hanson tidak
akan berani berbuat sesuatu.”
“Kalau begitu coba telepon saja,” kata Xiaozhi, setuju.
Ketika Zhuo Yang mendapatkan telpon dari Xiaozhi dan
mendengarkan apa yang terjadi, dia bertanya- tanya, apakah mereka berdua gila.
Dan Xiaozhi segera menjelaskan apa yang di katakan oleh Qiao Man, yaitu Hanson
tidak akan berani berbuat apapun kepada mereka, tapi bagaimanapun gudang penyimpananya
sangat gelap dan sunyi, serta mereka berdua tidak tahu ada berapa orang disana.
Makanya dia menghubungi Zhuo Yang untuk memperbanyak jumlah mereka.
“Saya pergi bantu kalian? Apa gunanya kalau tambah saya?” tanya
Zhuo Yang, ragu.
“Bukan, yang penting adalah…”
Qiao Man tidak tahan dan langsung merebut hp Xiaozhi. “Halo,
kamu bisa datang tidak? Pengecut sekali. Kamu bukan cowok ya?” bentaknya.
“Bukan, saya, saya cari orang,” jawab Zhuo Yang, tergagap. Dan
Qiao Man merasa sangat kesal padanya dan langsung ingin bertindak sendirian
saja.
Xiaozhi merasa cemas, karena Qiao Man langsung keluar dari mobil
dan pergi begitu saja. Dengan segera, dia langsung mengirimkan lokasinya kepada
Zhuo Yang untuk berjaga- jaga.
Zhuo Yang merasa sangat bingung. “Tidak bisa. Di saat seperti ini tidak bisa tidak memberi tahu Lin He
Ping,” pikir nya. Lalu dia langsung menghubungi He Ping.
Ketika He Ping mengangkat panggilannya, Zhuo Yang langsung
mengakui kesalahan nya. Dia menjelaskan bahwa dia sebenarnya mengenal siapa
orang yang mencuri barang He Ping dan
benar dia ada mengambil foto saat kejadian. Lalu tentang mengapa, dia tidak
berani menunjukkan nya, itu adalah karena orang- orang yang mencuri tersebut
adalah gangster. Dan mereka berani melakukan apa saja di Barcelona. Dan dia
takut membuat masalah untuk dirinya sendiri. Serta Bos para gangster, yaitu
Hanson, dia sedang mengejar Qiao Man.
“Mengejar Qiao Man?” tanya He Ping, terkejut. “Sepertinya saya
pernah bertemu orang itu. Kenapa dia bersama dengan orang itu?” tanyanya, tidak
mengerti. “Di mana kamu sekarang? Bawa saya menemuinya.”
“Saya di lobi hotel Anda. Tapi sekarang Xiao Zhi dan Qiao Man sudah
pergi ke gudang Hanson. Mereka mau mengambil barang Anda,” jawab Zhuo Yang
dengan panik. “Mereka pasti dalam bahaya. Pak Lin, Anda perlu memikirkan cara.”
“Kamu bajingan, Zhuo Yang! Saya tahu ada sesuatu yang kamu
sembunyikan dariku,” umpat He Ping, kesal. Lalu dia segera berlari menuju ke
lobi.
Qiao Man dan Xiaozhi masuk ke dalam tempat penyimpanan dengan
diam-diam, dan memeriksa semua benda seni yang di sembunyikan disana. Tepat
disaat mereka melakukan itu, Peter dan teman geng nya datang menaiki motor dan
menggelilingi Qiao Man serta Xiaozhi.
“Kalian, kalian menjauhlah dariku. Saya beri tahu kalian ya,”
ancam Xiaozhi dengan gugup. “Qiao Man,” panggilnya, panik.
Hanson datang. Dia berjalan dengan gagah sambil membawa sebuket
bunga dan menyanyikan sebuah lagu yang indah. Lalu dia berlutut di hadapan Qiao
Man.
“Menikahlah denganku, Qiao Man,” pinta Hanson.
“Kalau kamu bersedia menjadi ipar kami, kami akan mengembalikan
semua barang ini pada Lin He Ping,” kata Peter, memberikan sebuah penawaran.
“Menikahlah denganku, oke?” tanya Hanson sekali lagi. Dan Qiao
Man diam.