Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 13- 2


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 13- 2
Images by : Tencent TV
Qianyu kembali menatap langit. Perasaannya sangat sedih sekarang ini. Tonghao menemaninya dan berkomentar kalau tidak ada bintang malam ini.
“Bintang adalah mata harapan. Tidak ada harapan, bintang akan redup.”
“Apa yang sedang kamu pikirkan?”
“Tonghao, sejak aku mengenalmu, aku tahu, suatu hari kau akan meninggalkanku. Semua yang ada di sini akan menjadi pemandangan yang berlalu. Walaupun begitu, aku masih menyukaimu. Bahkan aku berharap ingatanmu tidak kembali. Dengan begitu, kau bisa berada di sisiku selamanya,” jujur Qianyu.

Tonghao kembali menegaskan perasaannya pada Qianyu kalau dia akan selalu ada di sisi Qianyu selamanya. Qianyu tidak bisa membohongi hati nuraninya, karena Tonghao mempunyai keluarga yang menunggunya pulang. Tonghao tidak peduli dengan hal itu karena dia tidak mengingat keluarganya dan baginya hanya orang asing. Baginya, keluarganya adalah Qianyu dan rumahnya adalah Guanmei.
“Apa kau tega dengan keluargamu?!” marah Qianyu dengan keegoisan Tonghao. “Mereka susah payah mencarimu. Apa kau harus bersikeras tidak kembali?”
“Apa kau begitu berharap aku pergi?” balas Tonghao, kecewa.
“Jika aku ingin kau tidak pergi, apa kau bisa? Bagaimana dengan ibumu? Calon istrimu? Perusahaanmu?”

Tonghao tetap keras kepala tidak mempedulikan semua orang yang menantinya pulang. Baginya dia tidak mempunyai hubungan dengan mereka. Qianyu marah dan berteriak kalau semua orang itu ada hubungannya dengan Tonghao. Tonghao tetap pada pendiriannya kalau dia akan tetap di sisi Qianyu dan tinggal di Guanmei.
“Kau tidak pantas di Guanmei. Dahulu tidak, sekarang juga tidak! Seterusnya juga tidak!” teriak Qianyu dan masuk ke dalam rumah.
--


Esok hari,
Suasana di meja makan sangat dingin. Tonghao menyodorkan sarapan pada Qianyu, tapi Qianyu langsung menyudahi sarapannya. Jinzhi khawatir melihat mereka berdua karena dari kemarin sudah bersikap aneh. Shengzhe juga merasa demikian, dan sepertinya ini bukan pertengkaran biasa melainkan ada masalah besar.
“Qianyu, hari ini kita kencan saja,” ajak Tonghao, seolah tidak peduli dengan kemarahan Qianyu.
Jinzhi berkomentar sinis kalau Tonghao sudah kelewatan batas. Selama ini Tonghao tahu dia ingin Qianyu menikahi dengan orang kaya, tapi sekarang Tonghao mengajak Qianyu kencan terang-terangan di depannya. tn. Tang langsung berkomentar menyuruh Jinzhi untuk diam karena ada hal-hal yang tidak Jinzhi ketahui.
Qianyu menghindar dengan alasan akan mengantar barang. Tonghao segera mengikutinya. Tapi, Qianyu terus menghindar dan bahkan meninggalkan Tonghao di toko.
--

Di adakan rapat eksekutif membahas mengenai proyek pengembangan Desa Nelayan Guanmei.  Minghan tidak mau menghentikan proyek hanya karena ada lumba-lumba putih di desa Guanmei. Baginya, itu hanyalah akal-akalan penduduk desa untuk menghalangi Senwell. Mereka punya hak penuh menjelaskan kalau pengembangan tidak akan merusak habitat tempat hewan liar hidup, melainkan membantu melindunginya. Jadi, mereka harus bergerak cepat.
“Sebelum itu, ada hal penting yang ingin ku umumkan,” potong Ziqian. “Shan Junhao sudah kembali.”
Semua terkejut dengan berita mendadak tersebut.
--

Rapat selesai. Minghan tampak sangat marah. Dia masih belum lama menempati posisi GM dan sekarang Junhao sudah kembali? Bukankah Junhao menghilang karena kecelakaan? Dia akan menyuruh orang untuk memeriksa kebenarannya.
Direktur Qiu yang mendukung Minghan malah menyarankan agar mereka melenyapkan Junhao saja. Direktur Lin setuju dengan ide tersebut. Minghan jelas marah dengan mereka berdua. Mereka adalah pebisnis, bukannya mafia!
“Aku, Zhang Minghan, selalu bertanding dengan terhormat. Jika Shan Junhao kembali, mau bagaimana lagi! GM Senwell yang sekarang masihlah aku, Zhang Minghan!”
--

Qianyu pergi ke pinggir pantai. Duduk merenungi semua masalah ini. Dan Tonghao ternyata pergi mencarinya. Saat melihat Qianyu di pinggir pantai, Tonghao langsung duduk di sebelahnya. Melihat Tonghao di sampingnya, Qianyu meminta maaf atas kemarahannya kemarin malam.

Tonghao memanfaatkan hal itu untuk meminta Qianyu berkencan dengannya. Qianyu kesal karena Tonghao masih mengajaknya berkencan. Dia mengingatkan Tonghao kalau dirinya adalah orang yang merebut Tonghao dari keluarganya. Dan tn. Tang adalah orang yang menyembunyikan identitas Junhao sebenarnya. Bukankah harusnya Tonghao membenci mereka?
“Perasaanku pada mereka itu adalah hak-ku. Aku sekarang mau kencan denganmu, kau mau atau tidak?”
“Kita bukan orang di dunia yang sama. Sekarang kau harus pulang. Keluargamu menunggu.”
“Aku tidak mau pulang! Aku tidak mau meninggalkanmu! Aku ingin bersamamu!” tegas Tonghao, lagi dan lagi.

“Tonghao, jika suatu hari kamu menghilang, aku tidak bisa membayangkan betapa sedihnya aku. Aku akan selalu berharap kau pulang. Perasaan itulah yang sedang di rasakan keluargamu. Apa kau paham?”
Tonghao tetap pada pendiriannya, tidak ada ingatan mengenai masa lalu. Yang ada di ingatannya adalah Qianyu! Mau apapun yang Qianyu katakan, Tonghao tetap pada keputusannya. Dan juga, dia mendengar dari Ziqian, kalau sebelum dia di tabrak oleh Qianyu, dia sudah mengalami kecelakaan yang membuatnya jatuh ke laut. Dan dia merasa, kecelakaan itulah yang membuatnya hilang ingatan.
“Dan juga, walau kau yang menabrakku dan membuatku hilang ingatan, aku tidak bisa menyalahkanmu. Karena kau memberiku ingatan baru. Ingatan yang lebih menyenangkan dari apapun. Aku di takdirkan hidup untuk bertemu denganmu. Apa kau tidak merasa pertemuan kita spesial? Kau menyelamatkan nyawaku dua kali. Kalau di hitung, aku masih berhutang 1 nyawa padamu.”
“Kau benar-benar tidak membenciku?”
“Apa kau tahu, saat di rumah sakit sebelumnya, dokter bilang kalau aku bisa memulihkan ingatanku dengan operasi. Tapi, aku tidak melakukannya.”
“Kenapa?” kaget Qianyu.
“Aku memang ingin tahu masa laluku. Tapi bagi orang yang hilang ingatan, masa lalu adalah hal yang tidak di miliki, sudah tidak tersimpan. Tidak tersimpan berarti tidak penting. Bagiku sekarang kamulah yang terpenting. Kalau kau tidak membawaku pulang, mungkin aku sudah mati terlindas kendaraan. Kamu bilang ingin menyingkirkanku, tapi takut aku menjadi pekerja ilegal. Qianyu, demi menyuruhku pergi kamu tidak perlu bilang bahwa kau jahat. Aku mengenalmu. Aku hanya ingin melihat Qianyu ku yang sekarang. Dia adalah gadis yang baik hati. Gadis yang imut. Gadis yang sangat ku cintai. Jika suatu hari aku membencimu, mungkin hanya ada satu alasan. Kau tidak mencintaiku lagi.”
Qianyu terharu mendengar semua ucapan tulus Tonghao. Apalagi saat Tonghao memeluknya begitu erat, membuktikan rasa cintanya.
“Karena aku mencintaimu,” tegas Tonghao.
Dengan air mata yang menetes, Qianyu tersenyum.
--



Qianyu mengabulkan permintaan kencan Tonghao. Mereka pergi ke taman bermain dan menikmati semua wahana yang ada. Keduanya tidak berhenti tersenyum. Senyum bahagia.   
Tapi, kebahagiaan itu akankah terus berlangsung? Kenapa? Karna cincin yang ada di jari Qianyu, mulai terlihat longgar.
“Apa kau tahu, sepasang kekasih katanya tidak boleh naik komedi putar,” ujar Qianyu tiba-tiba. “Karena satu orang membelakangi yang lain dan kuda kayu berputar berulang-ulang. Yang terlihat hanya punggung orang tersebut dan bagaimanapun tidak akan terkejar. Jika dua orang berada di kir dan kanan, kuda kayu terlihat seperti berputar di sisi yang sama. Tapi, selamanya tidak bisa memotong jalur. Maka dari itu, arti dari kuda kayu adalah menunggu dan jarak,” jelas Qianyu.

“Qianyu. Ada sebuah rahasia yang ingin ku katakan padamu. Kemari.”
Qianyu mengarahkan kepalanya pada Tonghao dan Tonghao tiba-tiba mencium bibirnya. Membuat Qianyu tersipu malu.
“Lihat, kita bisa saling bersentuhan.”
“Tonghao, berjanjilah padaku. Kau harus selalu bahagia seperti sekarang.”
“Tentu saja. Selama bersamamu, aku akan selalu bahagia seperti ini.”
“Dan juga, jangan mengerutkan dahi lagi. Karena jika dahimu berkerut, kau jadi seperti orang tua.”
Mereka jadi saling menggoda. Menikmati waktu bersama.

Saat turun, seseorang menawarkan foto yang di ambilnya saat Tonghao mencium Qianyu tadi. Dia meminta bayaran 30 yuan untuk foto tersebut. Qianyu langsung mengomel karena harganya sangat mahal, tapi Tonghao sudah membayar. Dia menyukai foto itu.
Mereka melanjutkan permainan dengan bermain gelembung sabun.


Puas bermain, mereka beristirahat. Tonghao menunjukkan sesuatu, kumpulan kartu dengan cap jari jempol Tonghao. Di kartu-kartu itu, sudah ada tulisan mengenai Qianyu yang bisa melakukan ini itu padanya. Itu adalah kartu harapan. Masih ada banyak kartu kosong juga. Jika Qianyu menulis di kartu itu, dia akan mengabulkannya.

Qianyu tersenyum. Dia menulis di kartu bahwa semua hutang Tonghao padanya sudah lunas dan memberikan kartu itu pada Tonghao. Tonghao menerima kartu itu, dan menyuruh Qianyu juga menempel cap jari jempolnya di kartu itu, dengan begitu semua harapan bisa terkabul. Salah satu kartu adalah Tonghao meminta kecupan mesra dari Qianyu.

Dengan malu-malu, Qianyu mencium pipi Tonghao. Tonghao lebih agresif. Dia langsung mencium bibir Qianyu. Qianyu memberitahu perasaannya kalau dia benar-benar bahagia dan dia akan selalu mengingat hari ini untuk selamanya.
“Tonghao. Aku mencintaimu,” jujur Qianyu.
Tonghao bahagia dengan pengakuan cinta Qianyu. Dia akan terus mengingat hari ini selamanya. Tonghao memberikan semua kartu harapan itu pada Qianyu. Entah kenapa, wajah Qianyu menjadi muram. Dia tiba-tiba mengajak Tonghao untuk bermain dengannya.
Qianyu mengeluarkan sebuah kain dan mengikatnya, menutupi matanya. Dia benar-benar bisa melihat apapun, tapi dia akan percaya pada Tonghao yang membawanya kemanapun. Karna itu, permainan ini di namakan : Permainan kepercayaan.
Tonghao mengikuti permainan tersebut. Dia memegang tangan Qianyu dan menuntunnya berjalan. Walau bingung dengan permainan itu, Tonghao tetap memainkannya. Tonghao meminta Qianyu menceritakan mengenai cincin yang ada di jarinya itu. Qianyu akhirnya jujur kalau cincin itu di temukannya di pasir pantai dan waktu itu, Junhao bilang itu adalah cincin-nya dan ingin merebutnya. Saat itu, dia mengira kalau Tonghao adalah penipu ulung, tapi sekarang dia sudah tahu kalau dia adalah Shan Junhao. Dan cincin itu pasti adalah miliknya.
“Kalau kau yang mendapat cincin itu, berarti kita di takdirkan berjodoh kan?”
“Pasti ini cincin yang ingin kau berikan pada Yunyi,” ujar Qianyu dengan sedih. Dia membuka penutup matanya.
Qianyu ingin melepas cincin itu dari jemarinya, tapi sama sekali tidak bisa keluar. Tonghao menghentikannya.   
“Saat cinta sejati muncul, cincin ini akan mengikat erat di jarimu. Tidak akan bisa di lepas lagi,” ujar Tonghao.
“Apa yang kau bilang?”
“Aku juga tidak tahu. Di otakku tiba-tiba muncul kalimat ini,” jawab Tonghao. “Qianyu, tatap mataku. Tidak peduli siapa sebelumnya aku, apa yang ku lakukan, mulai hari ini sampai seterusnya, aku hanya bersedia menjadi Tonghao.”

Qianyu tersenyum menatap Tonghao. Tapi, senyumannya berubah menjadi tatapan sedih. Dia menggenggam erat cincin yang ada di jarinya.


Post a Comment

Previous Post Next Post