Original
Network : tvN
"Semua
karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”
Ji Eun memberitahu rekannya bahwa dia
memiliki video kesaksian Dong Baek mengenai Si Penghapus. Dan rekannya meminta
untuk diperlihatkan video tersebut terlebih dahulu, baru mereka akan
memutuksan. Dan Ji Eun menolak, sebab dia takut video ini akan dihapus hanya demi
memperburuk citra Dong Baek.
“Jawab pertanyaanku dahulu. Maukah kamu
merilis video apa adanya?” tanya Ji Eun dengan tegas.
“Ji Eun. Menurutmu apa yang paling penting
bagi seorang reporter?” tanya Si Rekan. “Kebenaran. Yang penting adalah
kebenaran. Dan
kita semua reporter,” katanya dengan lembut untuk membujuk Ji Eun.
“Itu sebabnya kita harus memberi tahu orang
bahwa Detektif Dong dijebak,” jelas Ji Eun.
“Kebenaran tidak berasal dari luar. Dimulai
dari sini. Kita yang menciptakan kebenaran,” jelas Si Rekan dengan sikap
sombong. “Kebenaran yang harus kita buat sekarang adalah memastikan mutan itu
menghilang dari dunia ini. Mengerti?” jelas nya.
“Ji Eun, kamu masih pemula dan tidak tahu
banyak. Kami akan memberimu satu kesempatan lagi. Jadi, berhentilah keras kepala
dan bawakan klip videonya,” kata Rekan yang lain.
Mendengar kan perkataan mereka berdua, Ji Eun
pun menetapkan pendiriannya. “Kalian salah. Akulah yang menawarkan untuk
memberi kalian kesempatan terakhir,” jelasnya. “Aku akan pergi sekarang,”
katanya. Lalu dia langsung pergi.
“Hei! Hidupmu akan berakhir setelah kami
menuntut kompensasi dan memenjarakanmu! Ji Eun!” ancam Rekan yang lain. Tapi Ji
Eun tidak peduli dan terus berjalan pergi.
Tim SWAT bersiap di sepanjang sungai, dan
para Detektif yang menyamar mengawasi dari jauh. Sebab mereka belum ada melihat
sandera.
Diruang media. Shin Woong menyaksikan
semuanya dari video. Dan dia memberikan perintah. “Kalian punya izin untuk
menembak dan membunuh,” perintah nya.
Sun Mi dan Dong Baek mengawasi keadaan dari
dalam mobil. Dan mereka menggunakan pembesar di kamera hp untuk melihat dengan
jelas.
Sebagian Tim SWAT masuk ke dalam bangunan
gedung. Tapi mereka tidak menemukan apapun, tidak ada siapapun disana.
Para Tim Detektif yang mengawasi dari jauh merasa
terkejut.
Sun Mi mengajak Dong Baek untuk pergi, karena
dia memiliki satu tempat lagi yang dicurigainya. Yaitu gedung dimana Young Ah
melakukan bunuh diri 20 tahun lalu dengan keracunan karbon monoksida. Informasi
itu di dapatkannya dari Bong Kook, dan dia menjelaskan kepada Bong Kook bahwa
dia hanya ingin kepolisian metro saja yang tahu, yang lainnya jangan di
beritahu. Dan Bong Kook mengerti.
“Bagaimana kamu tahu?” tanya Dong Baek.
“Sama dengan kebanyakan pembunuh berantai. Pembunuhan
adalah ritual bagi si Penghapus. Aku tahu ada alasan dia datang jauh-jauh
kemari meski akan meninggalkan jejak,” jelas Sun Mi.
Kyung Tan masih belum sadarkan diri.
Cucu Kyung Tan mendekati Se Hoong, dan
berbisik di telinga Se Hoong. “Asal Paman tahu, ayahku tidak bisa melakukan apa
pun tanpa Paman dan Paman Dong Baek di sisinya.”
“Ya, itu juga benar,” kata Se Hoong sambil
tersenyum.
Ji Eun menelpon, dan Se Hoong mengangkatnya.
Ji Eun meminta bantuan Se Hoong untuk Dong Baek. Dan tanpa ragu, Se Hoong
langsung mengiyakan.
Dugaan Sun Mi benar. Sesampainya di gedung
terlantar tersebut, mereka berdua bertemu dengan Si Penghapus yang sudah
menunggu mereka berdua di atas atap. Dan Soo Kyun berada di dalam koper dalam
keadaan terluka. Tapi Soo Kyung masih hidup di dalam sana.
“Ambil dia dariku kalau bisa,” tantang Si
Penghapus.
“Yoo Soon Nam,” panggil Dong Baek. “Apa yang
kamu dapatkan dengan menyakiti Eun Soo Kyung?”
“Detektif Dong Baek dan Inspektur Han Sun
Mi,” balas Si Penghapus. “Apa yang kalian dapatkan dengan menyelamatkan
nyawanya? Rasa lega karena menyelamatkan orang yang tidak bersalah? Rasa
pembenaran yang lebih seperti fatamorgana?” balasnya, bertanya. Sambil membuka
topeng yang dikenakannya.
Dong Baek tidak mengerti dengan maksud Soon
Nam bertanya seperti itu. Dan Soon Nam menceritakan bahwa ada masa ketika itu
penting baginya. Tapi kenyataannya, emosi tersebut tidak berarti bagi manusia.
Itu hanya omong kosong, karena banyak orang yang akan lupa, seperti seorang
polisi yang menangkap pelaku dan petugas damkar yang menyelamatkan nyawa,
berapa orang yang akan mengingat jasa itu. Dia ragu itu akan bertahan sehari,
jadi kenapa mereka harus berusaha untuk sesuatu yang akan mudah dilupakan.
Menurutnya itu sia- sia.
“Tidak, aku tidak akan pernah berpikir
begitu,” kata Sun Mi dengan yakin.
“Sebenarnya, kamu sudah menyadari bahwa rasa
keadilanmu tidak bisa mengubah jalan dunia ini. Semakin kamu berusaha membantu,
semakin dunia akan menentangmu,” balas Soon Nam.
Mendengar itu, Dong Baek dan Sun Mi saling
mengingat pengalaman mereka, ketika masyarakat berdemo dan tidak menerima
dirinya.
Soon Nam menunjuk ke arah Soo Kyung yang
berada di dalam koper dan menjelaskan alasannya melakukan ini. Untuk
menciptakan dunia yang lebih baik, maka di perlukan pemimpin sejati. Suami Soo
Kyung adalah mantan anggota majelis. Ibu Soo Kyung yang kasar berpikir uang
bisa membeli segalanya. Jaksa parasit, polisi, dan media, itu hanyalah hewan di
balik topeng, sedangkan yang mereka butuhkan adalah pemimpin sejati. Jadi
menurutnya, ketakutan akan melahirkan keadilan sejati. Sehingga sebenarnya
sekarang, Eun Soo Kyung sekarat dengan terhormat.
Mendengar itu, Dong Baek merasa kesal, tapi
Sun Mi langsung menghentikannya supaya jangan bertindak gegabah.
“Apa yang kamu pikirkan?” keluh Dong Baek.
Sun Mi menjelaskan sambil berpikir.
Menurutnya sikap Soon Nam aneh. Sebab selama ini Soon Nam membelaskan dendam
Moon Yong Dae dan Yoo Ah Young dengan cara yang sama mereka berdua diperlakukan
tidak adil. Jadi pembunuhan adalah ritual baginya. Dan dia tidak akan tiba-
tiba mengubah cara pembunuhannya dengan cara tawar- menawar dengan mereka. Sun
Mi yakin kalau Soo Kyung tidak di dalam kopert tersebut, tapi dimana Soo Kyung
berada, itulah yang menjadi pertanyaan baginya.
Dong Baek mengerti dengan maksud Sun Mi. Jadi
diapun memberitahu Soon Nam bahwa dia bersedia mengikuti cara Soon Nam. Tapi
dengan satu syarat, sebelum Soon Nam membunuh Soo Kyung, dia ingin melakukan
pemindaian ingatan. Dengan alasan, dia membutuhkan informasi untuk berurusan
dengan Joon Seok dan Pil Seon yang mengusiknya.
“Kamu pikir aku akan tertipu dengan trikmu?”
tanya Soon Nam sambil tersenyum. “Ayolah.”
“Jika kamu benar-benar si Penghapus, kamu
akan melumpuhkan kami apa pun yang kami lakukan. Benar, bukan?” balas Dong Baek
dengan percaya diri. “Jadi, buka kopernya. Sepertinya tidak sesulit itu,”
tantang nya.
Soon Nam tampak ragu. Dan melihat itu, Dong
Baek menjadi yakin kalau Soon Nam bukanlah Si Penghapus yang asli. Dan karena
sudah ketahuan, maka Soon Nam pun mengancam akan membuang koper tersebut, jika
Dong Baek berani melangkah sekali lagi
ke dekat nya.
“Tidak apa-apa. Lagi pula, dia tidak ada di
sana,” kata Sun Mi dengan sangat yakin. Dan Dong Baek tersenyum mendengar itu.
Tanpa ragu lagi, Dong Baek mendekati Soon Nam
dan memindai ingatannya. “Eun Soo Kyung ada di gedung ini!” teriaknya, sesudah
dia memindai ingatan Soon Nam.
Mendengar itu, Sun Mi langsung berlari untuk
mencari Soo Kyung di dalam gedung.
Dong Baek bertarung melawan Soon Nam. Dan dia
berusaha sekali lagi untuk memindai ingatan Soon Nam. Tapi setiap dia melakukan
itu, dia merasa kesakitan sendiri. Dan karena itu, Soon Nam berhasil melawan
dan mendorong nya ke tepi atap.
Sun Mi berhasil menemukan Soo Kyung di dalam
salah satu ruangan.
Dong Baek melawan dan memutarkan balikkan
posisi mereka. Jadi sekarang, Soon Nam lah yang berada di posisi di tepi atap.
“Katakan. Siapa si Penghapus?” geramnya.
“Akulah si Penghapus!” teriak Soon Nam. “Semua
yang kukatakan padamu adalah yang kudengar darinya. Aku tidak datang hari ini. Dia
yang ada di sini,” jelasnya.
“Kamu tidak akan menyerah,” keluh Dong Baek,
kesal.
“Ingat apa yang kamu dengar hari ini. Dunia
tidak bisa berkembang menggunakan caramu. Jika dunia tidak berkembang, kamu
hanya akan menjadi orang luar yang dihukum selamanya!” teriak Soon Nam dengan
tajam.
Sun Mi memeriksa keadaan Soo Kyung yang
berada di dalam ruangan karbon monoksida. Dan setelah memeriksa kalau Soo Kyung
masih hidup, diapun langsung membuat ruang supaya udara segar bisa masuk ke
dalam ruangan.
Kemudian tiba- tiba terdengar suara tembakan.
Dan Sun Mi merasa terkejut.
Dong Baek terkejut, ketika seseorang menembak
Soon Nam dan dirinya dari belakang. Karena hal tersebut, pegangannya terlepas
dari Soon Nam. Dan Soon Nam terjatuh ke belakang.
Sun Mi berusaha untuk menyelamatkan Soo
Kyung.
Ternyata orang yang menembak Dong Baek dan
Soon Nam adalah Ki Soo. Karena tembakan tersebut, Dong Baek jadi tidak bisa
bergerak dan tidak bisa melakukan apapun.
Tim Detektif datang tepat waktu. Mereka
menembak Ki Soo untuk menghentikan gerakannya. Dan kemudian mereka menyuruhnya
untuk menurunkan senjata. Tapi karena Ki Soo bersikap keras kepala, maka mereka
pun menembak nya sekali lagi.
Disaat terakhir hidupnya, Ki Soo menatap ke
arah langit dengan tatapan menyesal. Kemudian dia membunuh dirinya sendiri.
“Baek! Baek! Kamu baik-baik saja?” panggil
Lim dengan khawatir. “Sial. Dia tertembak. Cepat. Panggil ambulans,”
perintahnya.
Sun Mi berhasil menyelamatkan Soo Kyung.
Young Soo datang dan melihat Soon Nam yang
telah meninggal.
Tim Detektif merasa panik untuk menyelamatkan
Dong Baek yang tidak sadarkan diri, karena terkena tembakan.
Do Soo melaporkan keadaan di tempat kejadian
kepada Shin Woong. Tapi dia tidak bisa mengonfirmasi keadaan Dong Baek
sekarang, karena pihak BIN tiba- tiba muncul.
“Ikuti mereka diam-diam,” perintah Shin
Woong.
“Baik, Pak.”
Shin Woong datang ke tempat Pil Seon untuk
melapor. Namun ketika dia melihat, raut aneh Pil Seon dan Joon Seok, dia
terdiam dan menatap ke arah dimana mereka menatap. Yaitu ke arah TV yang sedang
memberitakan tentang pernyataan Dong Baek.
"Pernyataan
Detektif Dong Baek terkait Kasus si Penghapus"
Dong Baek : “Aku ingin membuat pernyataan. Berdasarkan
ingatan yang kulihat saat berburu si Penghapus, itu cerita yang sudah lama
dimulai. Dua puluh tahun lalu. Bajingan yang menginjak dan membunuh anak muda
tidak berdosa, dan ibu yang menyebabkan kematian keluarga mereka yang selamat untuk
menyembunyikan dosa anaknya. Mereka penyebab sebenarnya penderitaan Eun Soo
Kyung. Mantan Anggota Majelis Bang Joon Seok dan Pimpinan Hwang Pil Seon. Dan Wakil
Kepala Chun Ki Soo, yang mengikuti perintah dan menutupi kejahatan, dan Lee
Shin Woong, Wakil Kepala Kepolisian Nasional. Mereka menyuap banyak orang untuk
menutupi pembunuhan dan pemerkosaan oleh Bang Joon Seok dan teman-temannya. Mereka
memalsukan kesaksian dan pembunuhan dibuat seolah bunuh diri. Terlebih lagi,
mereka mengatakan hal-hal mengerikan kepada korban yang saat itu masih sekolah,
dan membunuh gadis itu berulang kali. Chun Ki Soo, yang menutupi pembunuhan
atas perintah mereka, dan Lee Shin Woong, Wakil Kepala Kepolisian Nasional.”
Semua orang yang menonton berita tersebut
merasa merinding.
Rekan Ji Eun menelpon Ji Eun dan memerintah
kan Ji Eun untuk menghapus unggahan di Internet tersebut sekarang juga. Dan dengan
tegas, Ji Eun menolak, sebab dia tidak punya pilihan. Baginya hal terpenting
bagi reporter adalah kebenaran.
Setelah mengatakan itu, Ji Eun langsung
mematikan telponnya. Dan Se Hoong memuji betapa kerennya Ji Eun.
“Aku keren dan menganggur,” kata Ji Eun,
membenarkan.
“Aku juga harus melakukan itu. Kepada Baek dan
Kapten Koo. Aku juga harus bicara seperti itu pada mereka,” balas Se Hoong
dengan bangga.
“Hubungi aku saat kamu dipecat,” balas Ji Eun
sambil tersenyum. Dan Se Hoong mengiyakan.
Se Hoong mengkhawatirkan kondisi Dong Baek
sekarang, sebab walaupun Dong Baek tampak baik- baik saja, tapi sebenarnya
tidak. Dan dengan yakin, Ji Eun mengatakan kalau Dong Baek akan baik- baik
saja, karena banyak orang yang mendukung nya.
“Jika aku tahu dia pergi ke TKP, aku juga
akan pergi. Dia butuh seseorang di sana untuk menahannya,” kata Se Hoong sambil
menghela nafas tidak berdaya.
“Kamu khawatir dia akan terluka, bukan?”
tanya Ji Eun.
“Tidak. Siapa tahu dia memukuli seseorang,”
balas Se Hoong. Dan Ji Eun tertawa geli. “Dia tidak mudah terluka. Meskipun
begitu, dia langsung bangun dan mengeluarkan jarum infus… Dan…”
“Inspektur Han menemaninya, jadi, aku yakin
dia baik-baik saja.”
Sun Mi datang ke atas atap dan meliihat jejak
darah Dong Baek yang berada di lantai.
Joon Seok memarahi anak buahnya. Dia ingin
video tersebut di hapus sekarang juga. Dan Si anak buah mengiyakan, tapi ini
akan menjadi sulit, karena video tersebut juga tersebar di luar negri. Setelah
mengatakan itu, Si anak buah pun pergi.
Shin Woong menatap kondisi Pil Seon dan Joon
Seok yang tampak tidak berdaya sama sekali, lalu diapun berniat untuk pergi.
Tapi Pelayan Jo langsung menghalanginya. Dan Shin Woong melawan balik dengan
mengulurkan pistolnya. Dengan terkejut, Pil Seon langsung berdiri untuk
melindungi Joon Seok.
“Sudah kuperingatkan 20 tahun lalu. Jika kamu
tidak memperbaiki sikapmu, kamu akan membusuk di penjara seumur hidupmu,” geram
Shin Woong.
“Kamu pikir bisa lolos dengan ini?” teriak
Joon Seok.
“Berhenti. Kita harus memperbaikinya dahulu,”
kata Pil Seon, berusaha untuk menenangkan semuanya. “Tidak ada yang mustahil
bagiku. Tidak di negara ini. Lakukan saja seperti biasanya. Ikuti saja
perintahku! Aku yang memutuskan,” katanya dengan yakin.
Shin Woong menolak untuk mengikuti perintah
Pil Seon. Dia akan mengurusnya menggunakan caranya sendiri, sebab sekarang, ini
bukanlah hanya masalah keluarga Pil Seon lagi. Tapi juga masalahnya. Dia
teringat akan Putranya yang terluka karena dirinya.
“Kamu akan memutuskan hubungan denganku karena
situasinya tidak memihakmu?” tebak Pil Seon. “Kamu pikir hanya kamu yang
bekerja untukku di negara ini?” tanyanya, mengingatkan.
“Kamu lupa siapa yang membantumu sampai
sejauh ini?” balas Shin Woong. Kemudian diapun pergi darisana.
Stasiun berita memberitakan tentang kondisi
Dong Baek yang sudah koma selama 15 hari setelah tertembak. Dan sampai
sekarang, Dong Baek masih belum sadarkan diri juga.
Sun Mi datang menjenguk Dong Baek. Dia
memperhatikan Dong Baek dengan khawatir. Tapi tiba- tiba Dong Baek berbicara
kepadanya. “Kamu akan terus menatapku seperti itu?” tanyanya. Dan Sun Mi merasa
terkejut.
“Kamu baik-baik saja?”
“Tentu saja,” jawab Dong Baek sambil
tersenyum. “Kamu pikir aku tidak akan baik-baik saja?”
“Tapi menurut berita…”
“Apa mereka bilang aku akan mati?” tanya Dong
Baek sambil tertawa. Dan akhirnya Sun Mi pun mengerti, Dong Baek ingin
menyentuh publik.
Sun Mi dan Dong Baek mengobrol di teras rumah
sakit. Lalu tiba- tiba Dong Baek terpikir akan sesuatu, dia bertanya- tanya apakah
keadaan akan sampai sejauh ini bila dia tidak terluka. Karena ketika dia
terluka, segalanya seakan berjalan jauh lebih baik. Pertanyaan ini muncul dalam
benak nya, karena dia teringat perkataan Soon Nam. “Semakin kamu berusaha membantu, semakin dunia akan menentangmu.”
“Kamu harus beristirahat,” tegas Sun Mi. “Berhentilah
mengkhawatirkan itu. Itu tidak cocok untukmu. Fokus saja memulihkan diri agar
kamu bisa kembali bekerja,” jelasnya. Dan Dong Baek tersenyum mendengar itu.
Ketika Dong Baek berjalan untuk kembali ke
dalam kamarnya, dia terkejut melihat semua petugas yang berjaga di lorong dalam
keadaan pingsan. Dan satu-satunya petugas yang tersadar malah tampak bodoh
seperti tidak tahu apapun.
Dong Baek mengendarai motor untuk menemui Si
Penghapus yang sebenarnya.
"Jika
ingin tahu kebenarannya, mari bertemu di mana semuanya dimulai" .
Itulah pesan yang ditinggalkan oleh Si Penghapus didalam kamarnya.
Dong Baek sampai di tempat Si Penghapus
menunggu. Dan ketika dia melihat Si Penghapus, dia langsung menyapanya. “Seo
Hui Soo,” panggilnya.
Dong Baek mengetahui siapa Si Penghapus
melalui ingatan Soon Nam yang dilihatnya. Namun ketika itu, dia masih tidak
terlalu yakin, tapi sekarang dia sangat yakin.
“Aku akan mulai dengan mengatakan yang
sebenarnya. Dong Baek. Adikku,” kata Hui Soo sambil tersenyum. Dan Dong Baek
menatap nya dengan bingung.
Tags:
Memorist
Wah yang bener aja makin kesini makin gmn gitu...
ReplyDeleteTrimakasih banyak min mau nyinop ni drakor...dri semua drakor yg on going ini yg paling ku suka
ReplyDeleteMakasih Min sinopsisnya 👍👍. Mantap , klo gk sempat nonton terbantu banget dengan sinopsis ini
ReplyDeleteMakasih min sinopsis nya ....
ReplyDelete