Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 01 - 2


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 01 - 2
Images by : Channel 7
Orn dan Rin mengajak Lisa berbincang. Mereka ingin tahu yang terjadi antara Lisa dan Don. Lisa menjelaskan kalau mereka hanya kebetulan bertemu. Don tidak melakukan apapun dan malah menolongnya. Dia kemarin terlalu mabuk dan Don melihatnya tidak sadarkan diri, jadi membantunya. Eh, dia jarang sekali minum kok, hanya sesekali.
“Jangan membuat alasan. Aku juga peminum,” ujar Orn.
Rin membenarkan. Orn mengajak Lisa untuk minum bersama lain kali dan Lisa setuju. Don yang melihat kedekatan ibunya dan wanita aneh itu, hanya bisa diam saja.
--
Makan siang sudah selesai. Lisa pamit pulang. Orn mengundang Lisa untuk sering berkunjung untuk makan bersama lain kali. Tidak hanya itu, Orn juga meminta Panom, supir keluarga mereka, untuk mengantarkan Lisa pulang. Lisa menolak dengan sopan karena dia bisa pulang sendiri. Orn tetap ingin mengantar Lisa karena tidak aman jika pulang sendiri. Karena Orn memaksa, Lisa akhirnya menerima.

Setelah Lisa pergi, Rin menanyakan alasan sebenarnya ibunya nyuruh Panom mengantarkan Lisa pulang. Dia tahu alasan ibunya sebelumnya hanyalah bohong. Dia meminta ibunya untuk jujur padanya karena dia akan selalu ada di pihak Orn.
“Rin, menurutmu Lisa gimana?
“Jangan bilang ibu mau menjodohkan P’Don dengan P’Lisa?”
“Sstt. Jangan keras-keras. Nanti kedengaran yang lain.”
--

Ratda mempunyai mata-mata ternyata. Pekerja perternakan bernama Gigi. Gigi melapor kalau dia mendengar dengan telinganya sendiri kalau Orn akan menjodohkan Don dengan seorang wanita. Dan Khun Orn sangat menyukai wanita ini. Karena sudah mendapatkan laporan dari Gigi, Ratda nyuruh Gigi pergi.
Ratda jadi cemas. Dia bergumam kalau Orn sangat licik. Tapi, tidak peduli apapun, dia tidak akan membiarkan rencana Orn sukses. Perternakan itu pasti akan menjadi milik Pit.
--


Don mendapatkan laporan mengenai penjualan café yang ada di perternakan. Dari hasil laporan, terlihat kalau Pit berhutang sebesar 10.000 baht. Manager café tidak berani membantah Khun Pit yang datang dan memesan walaupun Don menyuruhnya untuk tidak membiarkan Don berhutang sepert itu. Don mengerti dan akan mengurus hal itu.
Don pergi menemui Pit yang sedang membawa teman-temannya dan menikmati makanan di café. Teman-teman Pit sudah sering datang ke sana untuk berpesta dan makan gratis karena Pit bilang itu adalah perternakan miliknya termasuk café.

Don mengajak Pit untuk bicara berdua agar Pit tidak malu di depan teman-temannya, tapi Pit menolak dan menyuruh Don langsung bicara saja. Dia kan tidak punya rahasia yang bisa membuatnya malu di depan teman-temannya.
“Ini tagihan 10.000 baht untuk makananmu. Aku ingin kau membayarnya sekarang juga!” ujar Don.
Pit malu dan berbisik mengajak Don bicara di luar. Don tidak mau dan bicara dengan keras, mengingatkan Pit yang tadi mau dia bicara langsung di sini. Don bahkan memerintahkan Pit untuk memberitahu teman-temannya itu kalau mereka tidak bisa makan dan minum sesuka hati dengan gratis di café ini! Jika Pit tidak punya uang untuk bayar, maka minta saja uang kepada teman-temannya itu.
Teman-teman Pit jadi tidak enak dan tidak jadi makan lagi.

Pit beneran malu dan mengejar Don keluar. Dia memperingati Don untuk tidak menganggap diri sendiri sebagai pemilk perternakan dan bertingkah sesuka hati karena jika Don tidak bisa menyelesaikan syarat dari Kakek, maka dalam waktu satu tahun, perternakan akan menjadi miliknya!
--

Lisa memberikan uang yang di dapatnya kepada kedua orang tuanya. Dia mengambil beberapa pekerjaan di Bangkok dan mendapatkan sekitar 100.000 baht. Kedua orang tua Lisa berterimakasih tapi uang itu bahkan tidak cukup untuk menutupi bunga hutang mereka. Ayah memberitahu kalau mereka sudah menjual beberapa emas dan jika di gabungkan dengan uang Lisa, mereka dapat sekitar 2juta baht.
Ibu khawatir kalau rentenir itu tidak akan menerimanya. Rentenir itu sudah memperingatkan mereka untuk membayar semua hutang hari ini. Lisa meminta mereka untuk tidak khawatir dan akan mencoba bicara dengan para rentenir itu.

Baru juga di bicarakan, rentenir itu muncul. Dan seperti yang sudah di duga, rentenir itu tidak mau menerima uang 2juta baht. Dia ingin semua hutang di lunasi hari ini, 10juta baht. Ayah protes kalau dia hanya berhutang 5juta baht! Dengan enteng, rentenir berkata kalau 5juta nya lagi adalah bunga. Di dalam kontrak kan sudah di tulis kalau bunganya sebesar 150% dan kalau peminjam tidak mengembalikan uang dalam waktu 1 minggu, bunga akan bertambah dua kali lipat per harinya.
Lisa protes karena perjanjian itu sangat merugikan. Rentenir tidak peduli karena ayah Lisa sudah tanda tangan dan tanpa paksaan. Ayah mengakui itu dan menjelaskan pada Lisa kalau dia mengira bisa mengembalikannya segera. Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini.

Lisa meminta waktu tambahan dari rentenir. Rentenir mau saja, tapi bunganya akan bertambah dua kali lipat setiap harinya! Lisa marah karena kalau begitu sama saja hutang mereka tidak akan pernah lunas. Rentenir tidak peduli yang penting mereka harus membayar hutang hari ini. Jika tidak, dia akan menjual Lisa ke tempat **********! Ayah dan ibu marah mendengar putri mereka akan di jual ke tempat seperti itu.

Para anak buah rentenir hendak membawa Lisa, tapi Lisa pandai bela diri. Rentenir akhirnya mengeluarkan pistolnya dan menyuruh Lisa untuk tidak melawan atau dia akan menembak ayah Lisa. Ayah dan Ibu lebih memilih mati di tempat daripada menjual Lisa.
“Stop!” terdengar suara teriakan.

Orn muncul bersama para pengawal berpakaian hitam. Dengan keren, Orn bilang akan membayar semua hutang keluarga Lisa. Dan itulah gunanya Panom mengantar Lisa kemarin, jadi Orn bisa tahu dimana rumah Lisa. Dan kebetulan terjadi masalah seperti ini dan tanpa ragu Orn langsung membayar semua hutang keluarga Lisa, sebesar 10juta baht.
Tentu saja, tidak lupa, Orn meminta surat hutang keluarga Lisa dan merobeknya menjadi sobekan kertas kecil kemudian memasukkannya ke dalam mulut rentenir. Rentenir marah dan hendak menyerang tapi takut pada para pengawal Orn. Jadinya, dia memilih membawa pergi uang 10baht itu daripada memperpanjang masalah.

Keluarga Lisa sangat berterimakasih pada bantuan Orn. Orn menyuruh mereka untuk tidak berterimakasih karena dia hanya membalas budi pada Lisa yang pernah menolongnya. Ibu merasa membalas budi dengan melunaskan hutang mereka 10juta baht, terlalu berlebihan. Orn berkata kalau apa yang Lisa lakukan tidak bisa di bandingkan dengan uang yang nilainya kecil sepert itu. Orn meminta Lisa untuk bicara berdua dengannya.
--

Permintaan Orn pada Lisa adalah memintanya untuk menikah dengan putranya, Don. Lisa kaget mendengar permintaan tidak masuk akal dan tiba-tiba. Yang paling penting, dia tidak mencintai Don, jadi bagaimana mungkin mereka menikah? Dengan santai, Orn menjawab kalau mereka bisa saling mencintai setelah menikah. Dia juga percaya bahwa kebaikan Lisa akan memenangkan hati putranya. Dan juga, dia beneran ingin Lisa menjadi menantunya.

Lisa tidak bisa mengabulkan permintaan itu. Orn masih terus membujuk dan memberikan waktu 3 hari untuk Lisa memikirkan permintaannya.
“Dan… bagaimana jika aku bersedia? Apa Don juga setuju?”
“Jika kau setuju, aku yang akan mengurus mengenai Don,” jawab Orn santai.
--

Pit pulang dengan hati marah. Baru juga pulang, dia sudah mendapat laporan dari ibunya kalau Orn akan menjodohkan Don dengan seorang wanita. Jika Don sampai menikah dengan wanita itu, apa yang akan mereka lakukan?
“Jangan khawatir, bu. Selama aku masih hidup, aku tidak akan membiarkan Don menikah!”
Itulah yang Ratda inginkan dari putranya.
--
Don mencoba bicara pada pengacara kakek. Apa syaratnya tidak bisa di ubah? Syarat itu terlalu sulit baginya. Bagaimana mungkin dia bisa mencari istri dengan waktu sesingkat itu. Tapi, syarat itu sudah tidak bisa di negosiasi lagi.  

Rin yang kebetulan berkunjung ke kantor Don, mendengar apa yang Don bicarakan dengan pengacara di telepon. Dan dengan begitu, tidak ada jalan lain selain Don mencari istri. Don menghela nafas panjang dan merasa kalau dia akan kalah dari Pit kali ini. Pit tadi sudah sangat yakin akan mendapatkan perternakan ini. Rin dengan santai menyuruh Don tutup mata dan menikahi saja yang ada.
“Ini tidak semudah yang kau katakan.”
“Karena P’Natt, kan?” tanya Rin, sedih. “Aku minta maaf. Tidak seharusnya aku mengungkit hal itu,” lanjut Rin saat melihat wajah Don yang berubah muram.
Don mengalihkan topik dengan menanyakan ibu yang tidak kelihatan dari pagi. Dengan tersenyum, Rin menjawab kalau Orn sedang pergi mencari istri untuk Don. Don kaget. Rin malah tertawa dan bilang itu hanya candaan.
Wkwkwkw, padahal itu beneran.
--

Sahabat Don yang juga bekerja sebagai dokter di perternakan, Mor Mee, sedang memeriksa para hewan dan menyuntikan obat. Don datang menemuinya untuk curhat mengenai masalahnya. Mor langsung bertingkah seolah itu masalah yang sangat mudah. Dia bahkan pamer punya banyak kenalan, tinggal Don pilih mau yang mana? Yang putih, tinggi, Asia, Prancis apapun kriterianya dia ada?!
“Oh, kau bicara seolah sedang jualan barang,” sindir Don.
Mor tetap santai dan menyuruh Don memilih. Don menegaskan kalau dia ini sedang membicarakan istri, bukannya hal lain. Mor tahu dan yang harus Don lakukan hanyalah menjalankan wasiat kakek. Lewatkan mengenai cinta dulu, tapi cari istri dan ibu untuk anak Don.
Don kesal karena Mor bicara begitu gampang. Okelah masalah istri, tapi ini mengenai anak. Dia tidak bisa seperti itu. Rasanya seperti dia mengambil keuntungan dari wanita dan merusak masa depannya.
“Kalau gitu, cari orang yang kau cintai,” saran Mor.
“Kau tahu aku tidak bisa mencintai orang lain.”
“Ini tidak bisa, itu juga tidak bisa. Jadi mau gimana?!”
“Aku tidak tahu.”
--

Ny. Tuptim (nenek Don, selanjutnya aku sebut ‘Nenek’ saja ya) memanggil Don ke kediamannya. Dia ingin mempertemukan Don dengan seseorang yang penting. Begitu tiba dan melihat orang yang ingin di pertemukan nenek dengannya, wajah Don tidak tampak bahagia sama sekali. Sebaliknya, wanita itu malah begitu bahagia dan langsung memeluk Don. Don dan wanita itu, Ratree, sudah saling mengenal lama. Mereka sudah tidak bertemu selama beberapa tahun. Ratree baru saja kembali dari luar negeri.      

Nenek berpura-pura ingin istirahat dan menyuruh Don untuk menemani Ratree. Dari raut wajah Don, tampak dia tidak menyukai Ratree. Waen, pembantu Nenek, juga ragu meninggalkan Don dan Ratree berdua. Tapi, nenek menyuruhnya tidak usah takut karna Ratree sudah berubah dan tidak sama seperti dulu.

Flashback
Don menerima bunga dari seorang gadis yang menyatakan cinta. Don berterimakasih atas bunga itu, tapi dia menolak perasaan gadis tersebut dengan alasan ingin fokus  belajar. Walau begitu, gadis itu masih tetap mengaggumi Don.

Setelah Don pergi, Ratree muncul dan menyeret gadis itu ke tempat sepi. Dia memukuli gadis itu dan memperingatinya untuk tidak mendekati Don karna Don adalah miliknya. Dia terus menghajar gadis itu seperti sudah gelap mata. Untungnya, Don kembali karena dia sempat melihat Ratree.
Gadis itu memanfaatkan kesempatan dan kabur. Don memarahi Ratree karena sikapnya kelewatan. Bukannya merasa menyesal, Ratree malah terus berteriak ingin memberi pelajaran para gadis itu. Dia terus berteriak kalau Don adalah miliknya!
“Aku bukan milikmu! Dan aku tidak pernah menyukaimu. Berhenti berhalusinasi!” teriak Don.

Ratree tidak terima. Dia memukuli Don. Bukan hanya memukuli, Ratree mengambil batako yang ada di sana dan memukulkannya ke kepala Don sambil berteriak kalau dia tidak gila! Setelah melakukan itu, Ratree baru ketakutan.
End

Dan karna itu, saat Ratree mendekat, Don langsung menjauh. Ratree sadar kalau Don menganggapnya masih sama seperti dulu. Ratree bicara dengan sangat lembut kalau saat itu, dia masih terlalu muda dan tidak bisa berpikir jernih. Tapi sekarang, dia sudah tidak temperamental seperti dulu. Dia sudah tahu mengenai apa yang bisa di terima dan tidak bisa di terima. Dan juga, dia minta maaf dulu pernah melukai Don.
Mau bicara semanis apapun Ratree, Don tetap saja menjaga jarak darinya.
“Menjauhlah dari putraku sekarang!” perintah Orn yang datang bersama Rin.
Ratree tersenyum dan memberi salam sambil memanggil Orn : ‘khun Mae’ (Ibu). Orn langsung memperingati Ratree untuk tidak memanggilnya Ibu, karena dia bukan Ibu Ratree. Orn juga mengajak Don untuk pulang bersamanya.

Ratree masih bicara lembut. Meminta maaf atas kelakuannya dulu. Tapi, kejadian itu sudah lama, 10 tahun yang lalu. Dan dia rasa sudah saatnya Orn melupakan apa yang dulu terjadi.
“Aku tidak akan pernah melupakan apa yang kau lakukan padaku!” tegas Orn. “Aku tidak mempercayaimu dulu dan sampai hari ini juga.”
“Apa yang harus ku lakukan agar tante bisa percaya padaku?”
“Kau tidak perlu melakukan apapun. Percuma untuk melakukannya. Hanya melihat sekilas saja aku sudah tahu kalau kau tidak akan pernah berubah. Kau tidak akan bisa mendekati putraku lagi hanya karena Ibuku mengizinkanmu. Biar ku katakan sekarang, hal itu tidak akan pernah terjadi!”
Orn langsung menarik tangan Don untuk pulang bersamanya.
Dan Ratree tampak marah.
--

Entah apa yang Ratree katakan pada Nenek, hingga Nenek begitu marah dan menilai Orn membully Ratree. Ratree terus bicara lembut agar Nenek tidak marah pada Orn karena dia tahu alasan Orn speerti itu padanya. Dia malah meminta Nenek agar memberi waktu pada Orn dan Don agar bisa menerimanya.
“Tapi, sudah tidak ada waktu lagi,” ujar Nenek.
“Apa maksudnya?”
Nenek tidak mau menjelaskan dan menyuruh Ratree untuk menunggu di sini sementara dia pergi menemui Orn.
--
Nenek menemui Orn dengan di dampingi Waen. Dia menegaskan pada Orn kalau dia hanya mengakui Ratree menjadi cucu menantunya dan tidak akan pernah menerima orang lain. Orn membalas kalau dia tidak akan pernah menerima Ratree menjadi menantunya.
Nenek marah karena Orn tidak membiarkan Don memilih sendiri calon istrinya. Ibu macam apa Orn ini? Orn langsung membalas kalau Nenek macam apa yang tidak membiarkan cucu sendiri memilih calon istrinya?
Nenek langsung diam. Dan Orn menegaskan kalau dia tidak akan menerima Ratree. Apa Nenek sudah lupa betapa jahatnya Ratree?
“Itu ketika dia masih kecil dan belum bisa berpikir benar.  Tapi, sekarang dia sudah dewasa. Dia tahu mana yang benar dan salah. Kau tidak ingin memberinya kesempatan?”
“Bagaimana ibu bisa yakin kalau dia benar-benar sudah berubah? Mana tahu dia hanya akting.”
Nenek tetap pada pendiriannya. Orn juga demikian. Nenek bahkan memuji Ratree orang yang pintar, cantik, berkemampuan dan berasal dari keluarga baik. Baginya, Ratree sempurna. Hanya pria buta yang tidak akan memilih Ratree.
“Ma, di dunia ini bukan hanya dia yang cantik, berkemampuan, pintar dan dari keluarga baik.”
“Jangan bilang kau sudah menemukan calon istri untuk Don?”
Orn tidak menjawab dan hanya tersenyum penuh arti.


Post a Comment

Previous Post Next Post