Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 02-1


Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 02-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF


Kang Bae bersama seorang gadis di pinggir jalan. Mereka tampak sangat dekat dan Kang Bae sama sekali tidak canggung bersama gadis tersebut. Kang Bae bahkan berani menyentuh bahu gadis itu. Tidak hanya itu, Kang Bae bahkan bisa menggoda gadis itu dengan menyebutnya ‘pacar’ dan bersiap untuk mencium-nya.
Mystic Pop-up Bar
Episode 02
Dan semua yang kita lihat sedari tadi hanyalah dunia mimpi yang di buat oleh Weol Ju untuk Kang Bae. Dalam tidurnya, Kang Bae terus tersenyum dan memonyongkan bibirnya. Gwi yang melihat ikut bahagia melihat Kang Bae yang bisa berpacaran di dalam mimpi. Saat Weol Ju ingin membangunkan Kang Bae, Gwi bahkan melarang karena Kang Bae baru saja mulai. Tapi, tetap saja, tatapan sengit Weol Ju membuat Gwi terdiam dan memilih menuruti perintah Weol Ju. Dia berbisik terlebih dahulu di telinga Kang Bae, meminta maaf. Setelah itu, dia berteriak membangunkan Kang Bae.

Kang Bae terbangun dengan kaget dan masih linglung. Tapi, Weol Ju tidak memberikannya waktu untuk menenangkan diri dan langsung menawarkan Kang Bae untuk meneken kontrak. Setelah Kang Bae menandatangani kontrak dan bekerja untuknya selama sebulan, dia akan mengabulkan permintaan Kang Bae.

Kang Bae mau saja membantu Weol Ju, tapi masih merasa ragu apakah pantas membuat orang lain bercerita padahal orang itu tidak mau? Dia merasa tidak enak jika menyalahgunakan kekuasaannya seperti itu.
“Hei, dengar. Untuk apa mereka menyimpan masalah bila aku bisa bantu menyelesaikannya? Kita menolong mereka. Benar, 'kan?” bujuk Weol Ju. “Aku benar, 'kan?”
“Ya, kau benar. Kau benar sekali,” dukung Gwi, membantu Weol Ju menyakinkan Kang Bae.

Kang Bae ternyata cukup teliti dan tidak asal tanda tangan. Dia membaca keseluruhan pasal yang ada di dalam kontrak. Dan di dalam kontrak, pada pasal ke-6, ada sebuah kalimat yang di tulis dengan huruf sangat kecil di banding yang lain : “Penglihatan spritualmu dapat meningkat selama bekerja dan efeknya bisa permanen.”
Wajah Weol Ju langsung tampak panik karna Kang Bae ternyata melihat kalimat tersebut dan tidak tertipu. Kang Bae menanyakan maksud dari kalimat tersebut. Weol Ju bersikap canggung dan berkata kalau itu bukan apa-apa, tidak usah di pikirkan. Kang Bae bukan orang bodoh, jadi dia memegang tangan Weol Ju agar Weol Ju tidak berbohong.
Teetttt!! Kemampuan Kang Bae tidak bisa di gunakan pada Weol Ju ataupun Gwi, karna mereka adalah roh. Karena Kang Bae sangat penasaran, maka Gwi mau menjelaskan.
“Aku akan beri tahu semuanya kepadamu. Penglihatan spiritual adalah jalan di antara Dunia Nyata dan Alam Baka. Kini penglihatan spiritualmu terbuka dan termasuk kasus spesial. Bila kau bekerja dengan kami, penglihatan spiritualmu bisa makin terbuka. Meskipun masuk ke dalam mimpi. kami masih bolak-balik di jalan menuju Alam Baka. Lalu apa yang akan terjadi? Bila penglihatan spiritualmu makin terbuka, mungkin orang-orang akan makin mengejarmu untuk bercerita hanya lewat sentuhan atau pandangan,” jelas Gwi.

Kang Bae terkejut mendengarnya. Kalau gitu, dia bisa berada dalam bahaya. Sekarang dia bisa membuat orang bercerita melalui sentuhan, tapi kalau kemampuannya semakin meningkat, dia bisa membuat orang bercerita hanya dengan memandang mata nya saja. Tentu saja, Kang Bae jadi ragu untuk bekerja pada Weol Ju.
Weol Ju berusaha menenangkan dan berkata kalau Kang Bae hanya perlu membawa 9 orang saja dalam sebulan dan kemudian dia akan menyembuhkan (menghilangkan) kemampuan Kang Bae. Itu kan keahliannya.
“Jika tak bisa dalam sebulan? Kau takkan membantuku?” tanya Kang Bae, bersikap kritis.
“Bukannya takkan membantu, tapi dia tak bisa mengubahmu. Bila tak mencapai target, dia akan diseret pulang,” jawab Gwi.
Weol Ju langsung menampar mulut Gwi yang udah asal nyeplos. Kang Bae jadi semakin ragu. Weol Ju beralasan kalau pekerjaannya sama seperti pekerjaan di dunia manusia, kalau tidak bisa mencapai target akan di pindahkan. Seperti itulah.
“Lalu aku?” tanya Kang Bae, terdengar panik.
“Penglihatan spiritualmu akan terus terbuka,” jawab Gwi. Jawaban yang membuat Weol Ju sangat kesal hingga mencubit pahanya dengan keras.
“Selamanya dalam keadaan lebih parah?” kaget Kang Bae. “Maaf, tapi aku tak bisa tanda tangan ini. Bila aku tahu ada pasal ini, aku tak akan datang.”
Weol Ju masih terus berusaha membujuk Kang Bae. Dia bahkan memamerkan bahwa sudah menyelesaikan masalah 9991 orang, jadi sisa 9 orang akan sangat mudah. Kang Bae tidak tertipu, kalau Weol Ju begitu hebat, kenapa malah memperkerjakannya? Wkwkkwk, Gwi dan Weol Ju kaget karna Kang Bae begitu pintar.
Setelah Kang Bae pergi, Weol Ju melampiaskan kemarahannya pada Gwi. Dia akan mengirim Gwi ke neraka hari ini juga. Dan tentu saja, Gwi langsung kabur.
--
Di rumah Kang Bae,
Kang Bae ketakutan membayangkan kalau kekuatan spritualnya meningkat dan bisa membuat orang bercerita hanya dengan pandangan mata saja. Tidak bisa. Lebih baik tidak melakukannya dan tetap hidup seperti ini.
Saat Kang Bae bersiap tidur, tuan tanah mengetuk pintu kamarnya. Andong ahjumma datang untuk memberikan makanan pada Kang Bae. Kang Bae sangat berterimakasih atas kebaikannya yang selalu memberikannya makanan. Kang Bae kemudian membahas pernikahan anak Andong ahjumma, Eun Su, yang akan menikah tanggal 9 Mei. Bukankah itu hari ulang tahun Eun Su?
“Benar. Anakku, Eun Su, akan menikah di hari ulang tahunnya,” jawab Andong, tampak bahagia. “Apa kau akan datang ke pernikahannya, alih-alih berkencan pada akhir pekan?”
“Aku harus menghadiri pernikahan Eun-su noona. Lagi pula, aku... tidak punya pacar.”
--
Weol Ju sudah agak tenang setelah memukuli Gwi. Karena Weol Ju sudah tenang, Gwi baru berani nanya, apa Weol Ju beneran tahu cara menyembuhkan Kang Bae?
“Aku hanya perlu ke Dunia Mimpi-nya dan menutup penglihatan spiritualnya,” jawab Weol Ju.
“Ternyata mudah.”
“Dia hanya perlu tanda tangan kontrak, tapi bagaimana agar dia mau?”
--

Esok hari,
Weol Ju mengenakan dress mini datang ke swalayan bersama Gwi. Dia datang tiba-tiba dan menghidangkan banyak sekali makanan buatannya untuk Gwi yang sedang makan siang bersama teman-temannya. Teman Gwei jelas kepo dan langsung menanyakan ada hubungan apa antara Weol Ju dengan Kang Bae?
Weol Ju jujur kalau dia ada bisnis di sekitar sini dan ingin memperkerjakan Kang Bae. Tapi, jangan khawatir karna mereka bukan saingan swalayan dan mereka juga hanya beroperasi di malam hari. Jadi, Kang Bae bisa bekerja dua pekerjaan.
Semua jadi makin kepo? Bisnis apa yang Weol Ju jalankan dan kenapa hanya buka malam hari? Hmmm… Weol Ju kesulitan menjawab dan menatap Gwi agar menjawab. Eh, Gwi malah kabur dengan alasan akan menunggu di mobil.
“Aku tak bisa jelaskan mendetail, tapi aku menyajikan alkohol dan menenangkan klienku,” jelas Weol Ju.
“Jadi, dia... akan bekerja di bar? Siapa yang ditenangkan?” tanya teman Kang Bae, semakin penasaran dengan penjelasan ambigu Weol Ju.
“Bakat Kang-bae sangat cocok dengan kebutuhanku, jadi, aku datang menawarkan pekerjaan, walau ini tidak sopan.”
“Bakat? Kang-bae? Bakat seperti apa?”
“Tak ada yang terlalu spesial. Namun, tubuhnya pas untuk pekerjaan ini. Dia membuat para tamuku selalu jatuh hati padanya,” jawab Weol Ju, jujur.
Masalahnya, semua jadi salah paham mengira Kang Bae bekerja seperti itu. Ngerti lahhh. Kang Bae saja sampai tersedak mendengar jawaban Weol Ju. Dia segera menarik Weol Ju untuk bicara berdua.
--

Kang Bae menarik Weol Ju untuk bicara di tangga darurat. Dia marah karena Weol Ju datang ke tempat kerjanya padahal dia sudah menolak kemarin. Weol Ju tidak mau mendengarkan dan menunjukkan kertas kontrak yang di bawanya dan merayu Kang Bae agar tanda tangan. Kang Bae sudah membulatkan keputusan-nya, dia tidak mau. Walau seberat apapun hidupnya dengan kemampuan ini, tapi dia sudah berusaha hidup dengan baik, jadi dia tidak mau menjadi tamak.
Tapi, Weol Ju bukan roh yang mudah menyerah.
--

Kang Bae lanjut bekerja menyusun sayuran. Dan di dekatnya, stan daging sedang mengadakan promo sehingga banyak para ibu-ibu yang mulai mendekat (karena diskon). Kang Bae bersiap kabur agar tidak terjebak kerumunan, tapi Weol Ju tiba-tiba muncul dan mendorong Kang Bae ke dalam kerumunan ibu-ibu yang mau berebutan membeli daging.
Syuttt!! Semua ibu-ibu yang saling mendorong tentu jadi memegang badannya, dan dalam sekejap, semuanya meminta Kang Bae untuk mendengarkan ceritanya. Ada yang ingin bercerita mengenai suami, anak dan mertua. Banyak sekali.

Kang Bae refleks kabur, tapi para ibu itu tidak menyerah dan malah berlari mengejarnya seolah dia artis terkenal. Kang Bae berhasil kabur dengan bersembunyi di pajangan tempat tidur tingkat 2. Tapi, Weol Ju tahu tempat bersembunyi-nya dan ingin berteriak memberitahu semua ibu-ibu yang mencari Kang Bae, posisi Kang Bae. Kang Bae jadi panik apalagi mendengar kalau cerita mereka tidak akan habis walau di ceritakan berhari-hari.
“Akan ku lakukan,” ujar Kang Bae akhirnya, menyerah.
--
Mereka akhirnya bicara di sebuah tempat. Weol Ju sangat bahagia dan menyerahkan kontrak ke hadapan Kang Bae. Dia bahkan sudah menyiapkan pena-nya.
“Kalau begitu, apa bisa coba satu orang dulu?” pinta Kang Bae. “Mari kita coba satu orang sebagai tahap magang. Dengan begitu, kita bisa tahu apakah target bisa dicapai dan apa aku cocok dengan kebutuhanmu. Kontrak permanen bisa dilakukan setelahnya. Bagaimana?”
“Astaga. Terlalu berhati-hati membuat hidupmu berantakan nanti. Baiklah,” setuju Weol Ju. “Datang ke kedai nanti malam.”
--
Malam hari,
Andong ahjumma dan Eunsu sedang jalan-jalan bersama. Eunsu membelikan ibunya se-set alat make-up berbahan alami yang cocok untuk mereka yang alergi make-up seperti Andong ahjumma. Dia ingin ibunya terlihat cantik di hari pernikahannya. Andong ahjumma tidak suka mengenakan make-up karena dia tidak bisa berdandan, jadi dia menyuruh Eun Su saja yang memakai-nya. Dia juga menyuruh Eun Su menjelaskan kondisinya (yang tidak bisa pakai make-up karena alergi) ke mertua Eun Su agar mereka tak salah paham. Eun Su mengerti dan mengalihkan dengan mengajak makan malam.
Kebetulan sekali mereka melihat kedai mistis yang ada di pinggir jalan dan tertulis menu hari ini adalah makerel panggang. Eun Su jadi bersemangat dan mengajak ibunya untuk makan di kedai itu.
--


Eun Su sangat menyukai makerel panggang. Dia memuji rasanya yang manis dan gurih. Kemudian, dia memarahi Kang Bae yang bekerja di kedai karena tidak memberitahunya bekerja di kedai dengan makanan lezat seperti ini. Kang Bae tersenyum dan menjelaskan pada Eun Su kalau ini juga adalah hari pertamanya bekerja.
Eun Su terus memuji rasa ikan makerel yang lezat. Weol Ju jelas senang dan pamer kalau keahliannya memang memanggang ikan. Eun Su langsung melanjutkan kalau rasanya tidak seenak buatan ibunya, Andong. Ibunya membesarkannya sambil menjalankan restoran ikan bakar selama 30 tahun. Hebat kan?

Gwi memuji Andong yang memang hebat. Tapi, entah kenapa, Andong terlihat pucat. Benar saja, saat Eun Su menerima telepon, Andong tampak menahan batuk dan menutupi mulutnya dengan sapu tangan. Ada darah yang keluar saat dia batuk. Dan itu terlihat oleh Weol Ju.
Eun Su mendapat telepon dari calon suaminya yang menanyakan posisinya. Eun Su ternyata ada janji bertemu dengan teman-teman calon suaminya dan dia lupa. Andong langsung menyuruhnya untuk segera bergegas ke sana. Eun Su pamit pergi dan meminta Kang Bae untuk menjaga ibunya. Melihat Eun Su yang begitu menyanyangi Andong, Gwi memuji Andong yang berhasil mendidiknya dengan baik.
“Kau salah. Aku takkan pernah bisa menjadi ibu yang baik untuknya,” ujar Andong.
Weol Ju terus memperhatikannya. Dia memilih Andong sebagai klien selanjutnya yang akan dia selesaikan masalahnya. Karena itu, dia memberi tanda pada Kang Bae untuk memegang Andong agar Andong menceritakan masalahnya. Kang Bae malah tidak mengerti dan mengira Weol Ju memberitanda agar dia memberikan air dan piring kecil untuk tulang.
Ugh, Weol Ju sampai geram. Dia akhirnya memanggil Kang Bae mendekat dan menyuruh Kang Bae memegang tangan Andong agar Andong bercerita. Lakukan sekarang.
Dengan ragu, Kang Bae melakukannya. Wusshh, Andong mulai mau menceritakan masalahnya.
“Aku sangat bersalah pada Eun-su,” cerita Andong.
“Sangat bersalah?”
“Aku tak tahu harus bercerita dari mana. Aku menjadi janda di usia muda, dan membuka restoran makerel bakar untuk hidup. Saat itu, ada gadis yang membantuku. Dia adalah Lee Sun-hwa. Dia anak yatim piatu, juga kesepian. Karena itu kami bisa menjadi dekat.”

Flashback
Andong semasa mudanya adalah wanita modis. Dia membuka kedai yang bernama ‘Bar Andong’ dan memperkerjakan seorang gadis muda, Lee Sun Hwa. Mereka berteman dengan baik. Saat malam, mereka minum bersama dan bercerita.

Suatu malam, Andong menanyakan alasan Sun Hwa belum juga menikah. Apa Sun Hwa tidak pernah berpacaran? Sun Hwa dengan malu, mengiyakan. Itu karna Sun Hwa pemalu dan tidak percaya diri karna orang mengenalnya sebagai pembantu, jadi tidak mungkin ada yang mau dengannya.
Dan juga, Sun Hwa takut ketika dia menikah dan punya anak, bagaimana jika anak nya menjadi yatim piatu seperti-nya? Andong langsung memarahinya karena sudah berpikir buruk seperti itu. Dan juga, jika terjadi sesuatu yang buruk pada Sun Hwa, dia akan mengurus anak Sun Hwa. Cemaskan hal itu saat sudah ada suami saja.
“Aku sudah pernah menikah dan aku ingin melakukannya lagi,” ujar Andong. “Cobalah menikah dulu.”

Pertemanan mereka mulai rusak, saat ada seorang pria datang ke desa mereka. Andong langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia sangat menyukai pria itu yang menurutnya tampan, baik dan tulus.

Karena itu, setiap kali pria itu dandan, Andong akan berdandan sangat cantik. Anehnya, pria itu menanyakan Sun Hwa setiap kali tidak melihat Sun Hwa di kedai. Andong tidak menyadari hal itu dan mengira pria itu juga menyukainya karna setiap kali datang ke desa, pria itu selalu ke kedainya.
--



Suatu ketika, Andong, pria itu dan Sun Hwa mengambil foto bersama. Andong tersenyum sangat bahagia di foto tersebut tanpa mengetahui bahwa pria itu bergengaman tangan dengan Sun Hwa.
Selesai berfoto, mereka makan bersama dengan fotografer-nya juga. Dan hari itu, kebahagiaan Andong runtuh saat pria itu memberitahu kalau Sun Hwa sudah mengandung anaknya 3 bulan dan mereka akan segra menikah.

Andong sangat marah. Dia mencengkeram gelas-nya dengan begitu kuat, tapi tetap berusaha tersenyum.
--
Sejak hari itu, Andong terus berdandan tebal untuk menutup ekspresi wajahnya. Lebih tebal dan lebih berwarna seperti orang gila.

Kemudian, Sun Hwa melahirkan anaknya, tapi Andong tidak pernah mengunjunginya. Andong membenci Sun Hwa karena merebut pria yang di sukainya, jadia bagaimana bisa dia datang? Sebuah rasa cemburu yang berlebihan.
--
Suatu malam,
Andong minum sendirian di kedainya. Dia sudah sangat mabuk dan pria itu malah datang berkunjung. Pria itu datang untuk memberikan barang sebagai rasa terimakasih karena Andong sudah menjaga Sun Hwa selama ini.
“Pak Ko. Aku senang melihat kalian berdua hidup bahagia seperti sekarang, tapi... Haruskah kuberi tahu ini padamu? Tidak, lupakan saja,” ujar Andong dalam keadaan mabuk.
“Apa terjadi sesuatu dengan Sun-hwa?”
“Kau terlalu polos, Pak Ko. Dengar. Apa kau pikir anak perempuan itu adalah benar anakmu? Kalian sering berpisah, 'kan? Kau juga tak tahu masa lalu Sun-hwa. Benar juga. Bagaimana mungkin kau tahu bila dia tak memberitahumu?” ujar Andong, berbohong dan membuat pria itu menjadi berpikir yang tidak-tidak.
“Apa maksudmu sebenarnya?”
“Aku beri tahu ini karena kau seperti adikku, jadi, dengar baik-baik. Yang sebenarnya terjadi adalah…,” ujar Andong dan berbisik ke telinga tn. Ko.
Mari kita menebak sendiri apa yang Andong katakan, karena setelah mengatakan itu, tn. Ko mengepalkan tangannya begitu erat, penuh kemarahan.
--
Begitu pulang ke rumah, tn. Ko bertengkar hebat dengan Sun Hwa. Dia tidak mau mendengarkan perkataan Sun Hwa walaupun Sun Hwa berkata hal itu tidak benar.
Di saat yang sama, Andong juga dalam keadaan mabuk bergegas ke rumah Sun Hwa. Dia memukuli dan menampar mulutnya sendiri serta memaki diri sendiri karena sudah berbicara seperti itu pada tn. Ko. Dia harus segera ke rumah Sun Hwa untuk mengatakan bahwa hal itu tidak benar.




Tapi, belum sampai dia di sana, dia melihat mobil tn. Ko sudah melaju pergi melewatinya. Dan di belakang, Sun Hwa berlari memanggil tn. Ko agar tidak pergi. Dan saat itulah kecelakaan terjadi. Sebuah taksi menabrak Sun Hwa. Sun Hwa meninggal.
Andong sangat shock melihat Sun Hwa tertabrak tepat di depan matanya.
--
Anak Sun Hwa dan tn. Ko, Eun Su, menjadi yatim piatu. Andong lah yang mengambil anak itu dan membesarkan-nya.
End

“Saat itulah, hidupku mulai seperti di neraka. Hanya aku yang bisa menjaga bayinya, sehingga aku harus mengurusnya walau aku ingin mati. Setiap aku melihat Eun-su yang makin mirip ibunya, rasa bersalahku ini makin tak bisa kuatasi. Aku tak tahu bahwa perkataanku saat mabuk bisa membuatku seperti di neraka selamanya. Sebelum aku meninggal, aku ingin Eun-su bertemu ayah kandungnya. Namun, aku tak bisa menemukan ayahnya sama sekali. Aku pun frustrasi karena penyakit kanker paru-paruku akan segera merenggut nyawaku,” cerita Andong, mengakhiri ceritanya.
Kang Bae terkejut mendengar kisah kelam Andong dan juga bahwa Andong mengidap penyakit kanker paru-paru. Andong meminta Kang Bae tidak memberitahu Eun Su mengenai penyakitnya karena dia tidak mau merusak hari bahagia Eun Su.
Setelah Andong selesai bercerita, Weol Ju tampak marah. Dia emosi karena Eun Su tidak tahu bahwa Andong adalah musuh dan malah memanggil Andong dengan sebutan ‘ibu’ selama ini?! Dasar penipu!! Apa Andong tidak merasa bersalah sama sekali?!
Andong sudah mendapatkan kesadaran nya kembali dan bingung kenapa dia menceritakan semua masalahnya?
Weol Ju beneran marah dan emosi setelah mengetahui kisah Andong, berteriak menyuruhnya pergi. Dia bahkan berujar tidak mau punya pelanggan pembunuh. Kang Bae protes karena merasa Weol Ju kelewatan menyebut Andong ahjumma sebagai pembunuh.

“Pisau dan pistol bukan hanya senjata yang bisa membunuh seseorang. Lidahmu telah membunuh seseorang dan merusak keluarga orang lain,” ujar Weol Ju penuh kemarahan. Itu karna dia teringat dengan masa lalunya, dimana rumor yang keluar dari para tetangga-nya telah membuat hidupnya hancur. “Apa menurutmu... meminta maaf saja cukup? Kau pikir kau takkan ke neraka meski dimaafkan? Itu takkan terjadi. Kau seharusnya terus membawa rasa bersalahmu sampai mati dan diadili langsung di gerbang neraka.”
Andong terdiam. Dia tidak membantah karena merasa apa yang Weol Ju katakan benar. Dia meminta maaf dan langsung pergi.
Kang Bae beneran marah pada Weol Ju karena bersikap kejam. Juga, Andong akan segera meninggal, bukankah mereka harusnya menolongnya? Weol Ju tidak mau.
“Untuk apa aku bekerja di sini? Bukankah kau butuh aku untuk membuat orang lain terbuka? Kau tak bilang akan memarahi dan mengusir mereka! Bagaimana kau bertanggung jawab bila dia pingsan karena syok?” teriak Kang Bae.
"Bertanggung jawab"? Dia yang seharusnya bertanggung jawab. Hukum tabur tuai. Kau tak tahu itu?” teriak Weol Ju, balik.
Kang Bae diam. Dia merasa percuma bicara dengan Weol Ju. Karena itu, dia melepas celemek-nya dan pergi dari sana.
--
Esok hari,
Karna masalah kemarin, Kang Bae menjadi tidak semangat kerja. Temannya mengira kalau Kang Bae kelelahan karena bekerja malam. Kang Bae tidak menjelaskan dan hanya berkata akan berhenti kerja. Dia tidak bisa melakukan pekerjaan itu dan butuh alkohol.
Tringg! Kang Bae teringat dengan alkohol Weol Ju yang bisa membawa-nya masuk ke dunia mimpi.
--
Malam hari,
Gwi masih bekerja memotong dan mengupas bawang. Dia membahas mengenai Kang Bae yang tidak datang hari ini. Weol Ju tidak peduli karna dia bisa mengurus semuanya sendiri.
Pas sekali, mereka kedatangan tamu wanita mabuk dengan penampilan berantakan. Wanita itu meluapkan amarahnya karna istri dari pria yang di kecaninya datang ke perusahaannya dan berteriak menyebutnya perusak rumah tangga. Kemudian, istri pria itu menjambak rambutnya. Masalahnya, dia sangat mencintai pria tersebut.
Woah, tanpa perlu di paksa cerita, wanita itu sudah menceritakan semuanya. Weol Ju tidak membuang kesempatan dan langsung memberikan arak yang bisa membuka dunia mimpi wanita tersebut. Masalahnya, wanita itu beneran mabuk berat dan minum soju hingga pingsan.


Di depan kedai, Kang Bae sudah mengintai. Saat melihat Weol Ju dan Gwi keluar untuk membawa wanita mabuk itu, Kang Bae langsung diam-diam masuk ke dalam kedai yang kosong. Beruntung sekali, arak ajaib itu ada di atas meja. Tanpa membuang waktu, Kang Bae segera menuang semua isi di dalam tempat arak ke dalam botol kosong yang sudah di bawanya.
--
Kemudian, Kang Bae bergegas pulang. Namun, dia malah mendapati Andong yang jatuh tidak sadarkan diri di lantai.
--

Andong di bawa ke rumah sakit dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Eun Su menangis terisak-isak melihat kondisi ibunya. Kang Bae juga ada di sana, menemani.

Tidak lama, ponsel Kang Bae berdering. Telepon dari Gwi yang menanyakan apakah Kang Bae yang mencuri arak dari kedai mistis? Kang Bae pergi keluar kamar rawat untuk menjawab. Gwi memarahinya dan memperingatinya untuk tidak jangan meminum atau memegang arak tersebut. Gwi bicara dengan baik-baik, tapi Weol Ju langsung merebut ponsel dan berteriak menanyakan Kang Bae ada dimana?!
Selagi Kang Bae tidak ada di kamar, Eun Su yang terus menangis tiba-tiba batuk-batuk. Kebetulan dia melihat botol air Kang Bae (yang berisi arak mistis) di atas meja dan tanpa ragu langsung meminumnya.
Dan begitu Kang Bae masuk, Eun Su sudah tidak sadarkan diri. Kang Bae panik dan memegan pundak Eun Su untuk membangunkannya. Dan tentu saja, dia langsung masuk ke dalam mimpi Eun Su.
Mimpi Eun Su sangat gelap. Tidak ada lampu atau penerangan apapun. Kang Bae ketakutan karena tidak bisa melihat apapun. Kakinya juga terkilir karna terjatuh.
Weol Ju tiba di rumah sakit dan mendapati Eun Su dengan Kang Bae yang tidak sadarkan diri. Huhhh… sudah ku duga ini akan terjadi.
Kang Bae berjalan terpincang-pincang. Dia mulai menangis memanggil ibunya karena ketakutan. Dan secercah harapan muncul saat melihat ada seseorang di dekatnya.
Yup! Itu adalah Weol Ju. Weol Ju memarahinya karena tidak menyalakan lampu. Klik, lampu menyala. Dan terlihat mereka ada di dalam gedung bioskop.
“Beraninya kau mencuri ssanggapju,” teriak Weol Ju.
Walau Weol Ju teriak, Kang Bae tidak peduli dan malah memeluknya dengan erat. Dia sangat lega Weol Ju datang menyelematkannya.
“Siapa yang izinkan? Bila kau mau masuk ke Dunia Mimpi, aku harus buat jalannya dulu. Kalau tidak, kau bisa terus terperangkap di alam bawah sadar seseorang.”
“Jadi, kita sedang ada di mimpi Eun-su? Kita sepertinya ada di bioskop. Apa ini juga rencanamu?” tanya Kang Bae.
“Ini pengaturan biasa. Bioskop ini akan memainkan pikiran dari pemilik mimpi. Lupakan saja. Untuk apa kujelaskan ini kepada maling sepertimu?”
Pas lagi marah, lampu bioskop meredup. Jadinya, Kang Bae mengajak Weol Ju untuk menonton sebentar ingatan Eun Su.

Di film di putar mengenai ingatan Eun Su mengenai Andong. Andong membesarkan Eun Su seperti membesarkan anak sendiri. Saat Eun Su sakit tengah malam, Andong sangat panik dan berlari ke rumah sakit. Saat Eun Su di marahi ibu anak lain karena bertengkar, Andong akan melindunginya dan memarahi ibu anak itu balik.
Saat Eun Su beranjak SMA dan ingin kerja paruh waktu, Andong melarang karna dia masih sanggup membiayai Eun Su. Dia menyuruh Eun Su hanya fokus belajar.
Saat Eun Su mau menikah, Andong memberikan semua buku tabungan yang sudah di tabungnya untuk Eun Su gunakan.
Melihat semua itu, Kang Bae jadi sedih. Andong beneran telah menjadi ibu bagi Eun Su. Namun, di mata Weol Ju, hal itu memang hal yang harus di lakukan oleh Andong untuk bertanggung jawab.
Pembicaraan mereka terhenti karna lampu tiba-tiba menyala dan terdengar suara mesin.

Itu adalah suara mesin Andong yang dalam kondisi kritis. Eun Su dan Kang Bae terbangun karena suara tersebut. Dokter juga tiba dan menyuruh semuanya keluar. Weol Ju tidak mau terlibat lebih jauh dan berjalan pergi. Tapi, Kang Bae menahan tangannya dan meminta Weol Ju agar mereka mewujudkan keinginan Andong ahjumma sebelum terlambat.

Weol Ju tidak mau sama sekali.

Post a Comment

Previous Post Next Post