Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 02-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF
Kang Bae bersama seorang gadis di pinggir jalan. Mereka tampak sangat dekat dan Kang Bae sama sekali tidak canggung bersama gadis tersebut. Kang Bae bahkan berani menyentuh bahu gadis itu. Tidak hanya itu, Kang Bae bahkan bisa menggoda gadis itu dengan menyebutnya ‘pacar’ dan bersiap untuk mencium-nya.
Episode 02
Dan semua yang kita lihat
sedari tadi hanyalah dunia mimpi yang di buat oleh Weol Ju untuk Kang Bae.
Dalam tidurnya, Kang Bae terus tersenyum dan memonyongkan bibirnya. Gwi yang
melihat ikut bahagia melihat Kang Bae yang bisa berpacaran di dalam mimpi. Saat
Weol Ju ingin membangunkan Kang Bae, Gwi bahkan melarang karena Kang Bae baru
saja mulai. Tapi, tetap saja, tatapan sengit Weol Ju membuat Gwi terdiam dan
memilih menuruti perintah Weol Ju. Dia berbisik terlebih dahulu di telinga Kang
Bae, meminta maaf. Setelah itu, dia berteriak membangunkan Kang Bae.
Kang Bae terbangun dengan kaget dan masih linglung. Tapi, Weol Ju tidak memberikannya waktu untuk menenangkan diri dan langsung menawarkan Kang Bae untuk meneken kontrak. Setelah Kang Bae menandatangani kontrak dan bekerja untuknya selama sebulan, dia akan mengabulkan permintaan Kang Bae.
Kang Bae mau saja membantu Weol Ju, tapi masih merasa ragu apakah pantas membuat orang lain bercerita padahal orang itu tidak mau? Dia merasa tidak enak jika menyalahgunakan kekuasaannya seperti itu.
“Hei, dengar. Untuk apa mereka
menyimpan masalah bila aku bisa bantu menyelesaikannya? Kita menolong mereka.
Benar, 'kan?” bujuk Weol Ju. “Aku benar, 'kan?”
“Ya, kau benar. Kau benar
sekali,” dukung Gwi, membantu Weol Ju menyakinkan Kang Bae.
Kang Bae ternyata cukup teliti dan tidak asal tanda tangan. Dia membaca keseluruhan pasal yang ada di dalam kontrak. Dan di dalam kontrak, pada pasal ke-6, ada sebuah kalimat yang di tulis dengan huruf sangat kecil di banding yang lain : “Penglihatan spritualmu dapat meningkat selama bekerja dan efeknya bisa permanen.”
Wajah Weol Ju langsung tampak
panik karna Kang Bae ternyata melihat kalimat tersebut dan tidak tertipu. Kang
Bae menanyakan maksud dari kalimat tersebut. Weol Ju bersikap canggung dan
berkata kalau itu bukan apa-apa, tidak usah di pikirkan. Kang Bae bukan orang
bodoh, jadi dia memegang tangan Weol Ju agar Weol Ju tidak berbohong.
Teetttt!! Kemampuan Kang Bae
tidak bisa di gunakan pada Weol Ju ataupun Gwi, karna mereka adalah roh. Karena
Kang Bae sangat penasaran, maka Gwi mau menjelaskan.
“Aku akan beri tahu semuanya
kepadamu. Penglihatan spiritual adalah jalan di antara Dunia Nyata dan Alam
Baka. Kini penglihatan spiritualmu terbuka dan termasuk kasus spesial. Bila kau
bekerja dengan kami, penglihatan spiritualmu bisa makin terbuka. Meskipun masuk
ke dalam mimpi. kami masih bolak-balik di jalan menuju Alam Baka. Lalu apa yang
akan terjadi? Bila penglihatan spiritualmu makin terbuka, mungkin orang-orang akan
makin mengejarmu untuk bercerita hanya lewat sentuhan atau pandangan,” jelas
Gwi.
Kang Bae terkejut mendengarnya. Kalau gitu, dia bisa berada dalam bahaya. Sekarang dia bisa membuat orang bercerita melalui sentuhan, tapi kalau kemampuannya semakin meningkat, dia bisa membuat orang bercerita hanya dengan memandang mata nya saja. Tentu saja, Kang Bae jadi ragu untuk bekerja pada Weol Ju.
Weol Ju berusaha menenangkan
dan berkata kalau Kang Bae hanya perlu membawa 9 orang saja dalam sebulan dan
kemudian dia akan menyembuhkan (menghilangkan) kemampuan Kang Bae. Itu kan
keahliannya.
“Jika tak bisa dalam sebulan? Kau
takkan membantuku?” tanya Kang Bae, bersikap kritis.
“Bukannya takkan membantu, tapi
dia tak bisa mengubahmu. Bila tak mencapai target, dia akan diseret pulang,”
jawab Gwi.
Weol Ju langsung menampar mulut
Gwi yang udah asal nyeplos. Kang Bae jadi semakin ragu. Weol Ju beralasan kalau
pekerjaannya sama seperti pekerjaan di dunia manusia, kalau tidak bisa mencapai
target akan di pindahkan. Seperti itulah.
“Lalu aku?” tanya Kang Bae,
terdengar panik.
“Penglihatan spiritualmu akan
terus terbuka,” jawab Gwi. Jawaban yang membuat Weol Ju sangat kesal hingga
mencubit pahanya dengan keras.
“Selamanya dalam keadaan lebih
parah?” kaget Kang Bae. “Maaf, tapi aku tak bisa tanda tangan ini. Bila aku
tahu ada pasal ini, aku tak akan datang.”
Weol Ju masih terus berusaha
membujuk Kang Bae. Dia bahkan memamerkan bahwa sudah menyelesaikan masalah 9991
orang, jadi sisa 9 orang akan sangat mudah. Kang Bae tidak tertipu, kalau Weol
Ju begitu hebat, kenapa malah memperkerjakannya? Wkwkkwk, Gwi dan Weol Ju kaget
karna Kang Bae begitu pintar.
Setelah Kang Bae pergi, Weol Ju
melampiaskan kemarahannya pada Gwi. Dia akan mengirim Gwi ke neraka hari ini
juga. Dan tentu saja, Gwi langsung kabur.
--
Kang Bae ketakutan membayangkan
kalau kekuatan spritualnya meningkat dan bisa membuat orang bercerita hanya
dengan pandangan mata saja. Tidak bisa. Lebih baik tidak melakukannya dan tetap
hidup seperti ini.
Saat Kang Bae bersiap tidur,
tuan tanah mengetuk pintu kamarnya. Andong ahjumma
datang untuk memberikan makanan pada Kang Bae. Kang Bae sangat
berterimakasih atas kebaikannya yang selalu memberikannya makanan. Kang Bae
kemudian membahas pernikahan anak Andong ahjumma,
Eun Su, yang akan menikah tanggal 9 Mei. Bukankah itu hari ulang tahun Eun Su?
“Benar. Anakku, Eun Su, akan
menikah di hari ulang tahunnya,” jawab Andong, tampak bahagia. “Apa kau akan
datang ke pernikahannya, alih-alih berkencan pada akhir pekan?”
--
Weol Ju sudah agak tenang
setelah memukuli Gwi. Karena Weol Ju sudah tenang, Gwi baru berani nanya, apa
Weol Ju beneran tahu cara menyembuhkan Kang Bae?
“Ternyata mudah.”
“Dia hanya perlu tanda tangan
kontrak, tapi bagaimana agar dia mau?”
--
Weol Ju mengenakan dress mini
datang ke swalayan bersama Gwi. Dia datang tiba-tiba dan menghidangkan banyak
sekali makanan buatannya untuk Gwi yang sedang makan siang bersama
teman-temannya. Teman Gwei jelas kepo dan langsung menanyakan ada hubungan apa
antara Weol Ju dengan Kang Bae?
Weol Ju jujur kalau dia ada
bisnis di sekitar sini dan ingin memperkerjakan Kang Bae. Tapi, jangan khawatir
karna mereka bukan saingan swalayan dan mereka juga hanya beroperasi di malam
hari. Jadi, Kang Bae bisa bekerja dua pekerjaan.
Semua jadi makin kepo? Bisnis
apa yang Weol Ju jalankan dan kenapa hanya buka malam hari? Hmmm… Weol Ju
kesulitan menjawab dan menatap Gwi agar menjawab. Eh, Gwi malah kabur dengan
alasan akan menunggu di mobil.
“Aku tak bisa jelaskan
mendetail, tapi aku menyajikan alkohol dan menenangkan klienku,” jelas Weol Ju.
“Jadi, dia... akan bekerja di
bar? Siapa yang ditenangkan?” tanya teman Kang Bae, semakin penasaran dengan
penjelasan ambigu Weol Ju.
“Bakat Kang-bae sangat cocok dengan
kebutuhanku, jadi, aku datang menawarkan pekerjaan, walau ini tidak sopan.”
“Bakat? Kang-bae? Bakat seperti
apa?”
“Tak ada yang terlalu spesial. Namun,
tubuhnya pas untuk pekerjaan ini. Dia membuat para tamuku selalu jatuh hati
padanya,” jawab Weol Ju, jujur.
Masalahnya, semua jadi salah
paham mengira Kang Bae bekerja seperti itu. Ngerti lahhh. Kang Bae saja sampai
tersedak mendengar jawaban Weol Ju. Dia segera menarik Weol Ju untuk bicara
berdua.
--
Kang Bae menarik Weol Ju untuk bicara di tangga darurat. Dia marah karena Weol Ju datang ke tempat kerjanya padahal dia sudah menolak kemarin. Weol Ju tidak mau mendengarkan dan menunjukkan kertas kontrak yang di bawanya dan merayu Kang Bae agar tanda tangan. Kang Bae sudah membulatkan keputusan-nya, dia tidak mau. Walau seberat apapun hidupnya dengan kemampuan ini, tapi dia sudah berusaha hidup dengan baik, jadi dia tidak mau menjadi tamak.
Tapi, Weol Ju bukan roh yang
mudah menyerah.
--
Kang Bae lanjut bekerja menyusun sayuran. Dan di dekatnya, stan daging sedang mengadakan promo sehingga banyak para ibu-ibu yang mulai mendekat (karena diskon). Kang Bae bersiap kabur agar tidak terjebak kerumunan, tapi Weol Ju tiba-tiba muncul dan mendorong Kang Bae ke dalam kerumunan ibu-ibu yang mau berebutan membeli daging.
Syuttt!! Semua ibu-ibu yang
saling mendorong tentu jadi memegang badannya, dan dalam sekejap, semuanya
meminta Kang Bae untuk mendengarkan ceritanya. Ada yang ingin bercerita
mengenai suami, anak dan mertua. Banyak sekali.
Kang Bae refleks kabur, tapi para ibu itu tidak menyerah dan malah berlari mengejarnya seolah dia artis terkenal. Kang Bae berhasil kabur dengan bersembunyi di pajangan tempat tidur tingkat 2. Tapi, Weol Ju tahu tempat bersembunyi-nya dan ingin berteriak memberitahu semua ibu-ibu yang mencari Kang Bae, posisi Kang Bae. Kang Bae jadi panik apalagi mendengar kalau cerita mereka tidak akan habis walau di ceritakan berhari-hari.
“Akan ku lakukan,” ujar Kang
Bae akhirnya, menyerah.
--
Mereka akhirnya bicara di
sebuah tempat. Weol Ju sangat bahagia dan menyerahkan kontrak ke hadapan Kang
Bae. Dia bahkan sudah menyiapkan pena-nya.
“Kalau begitu, apa bisa coba satu
orang dulu?” pinta Kang Bae. “Mari kita coba satu orang sebagai tahap magang. Dengan
begitu, kita bisa tahu apakah target bisa dicapai dan apa aku cocok dengan
kebutuhanmu. Kontrak permanen bisa dilakukan setelahnya. Bagaimana?”
“Astaga. Terlalu berhati-hati membuat
hidupmu berantakan nanti. Baiklah,” setuju Weol Ju. “Datang ke kedai nanti
malam.”
--
Andong ahjumma dan Eunsu sedang jalan-jalan bersama. Eunsu membelikan
ibunya se-set alat make-up berbahan alami yang cocok untuk mereka yang alergi
make-up seperti Andong ahjumma. Dia
ingin ibunya terlihat cantik di hari pernikahannya. Andong ahjumma tidak suka mengenakan make-up karena dia tidak bisa
berdandan, jadi dia menyuruh Eun Su saja yang memakai-nya. Dia juga menyuruh
Eun Su menjelaskan kondisinya (yang tidak bisa pakai make-up karena alergi) ke
mertua Eun Su agar mereka tak salah paham. Eun Su mengerti dan mengalihkan
dengan mengajak makan malam.
Kebetulan sekali mereka melihat
kedai mistis yang ada di pinggir jalan dan tertulis menu hari ini adalah
makerel panggang. Eun Su jadi bersemangat dan mengajak ibunya untuk makan di
kedai itu.
--
Eun Su sangat menyukai makerel panggang. Dia memuji rasanya yang manis dan gurih. Kemudian, dia memarahi Kang Bae yang bekerja di kedai karena tidak memberitahunya bekerja di kedai dengan makanan lezat seperti ini. Kang Bae tersenyum dan menjelaskan pada Eun Su kalau ini juga adalah hari pertamanya bekerja.
Eun Su terus memuji rasa ikan
makerel yang lezat. Weol Ju jelas senang dan pamer kalau keahliannya memang
memanggang ikan. Eun Su langsung melanjutkan kalau rasanya tidak seenak buatan
ibunya, Andong. Ibunya membesarkannya sambil menjalankan restoran ikan bakar
selama 30 tahun. Hebat kan?
Gwi memuji Andong yang memang hebat. Tapi, entah kenapa, Andong terlihat pucat. Benar saja, saat Eun Su menerima telepon, Andong tampak menahan batuk dan menutupi mulutnya dengan sapu tangan. Ada darah yang keluar saat dia batuk. Dan itu terlihat oleh Weol Ju.
Eun Su mendapat telepon dari
calon suaminya yang menanyakan posisinya. Eun Su ternyata ada janji bertemu dengan
teman-teman calon suaminya dan dia lupa. Andong langsung menyuruhnya untuk
segera bergegas ke sana. Eun Su pamit pergi dan meminta Kang Bae untuk menjaga
ibunya. Melihat Eun Su yang begitu menyanyangi Andong, Gwi memuji Andong yang
berhasil mendidiknya dengan baik.
“Kau salah. Aku takkan pernah
bisa menjadi ibu yang baik untuknya,” ujar Andong.
Weol Ju terus memperhatikannya.
Dia memilih Andong sebagai klien selanjutnya yang akan dia selesaikan
masalahnya. Karena itu, dia memberi tanda pada Kang Bae untuk memegang Andong
agar Andong menceritakan masalahnya. Kang Bae malah tidak mengerti dan mengira
Weol Ju memberitanda agar dia memberikan air dan piring kecil untuk tulang.
Ugh, Weol Ju sampai geram. Dia
akhirnya memanggil Kang Bae mendekat dan menyuruh Kang Bae memegang tangan
Andong agar Andong bercerita. Lakukan sekarang.
“Aku sangat bersalah pada
Eun-su,” cerita Andong.
“Sangat bersalah?”
“Aku tak tahu harus bercerita
dari mana. Aku menjadi janda di usia muda, dan membuka restoran makerel bakar
untuk hidup. Saat itu, ada gadis yang membantuku. Dia adalah Lee Sun-hwa. Dia
anak yatim piatu, juga kesepian. Karena itu kami bisa menjadi dekat.”
Andong
semasa mudanya adalah wanita modis. Dia membuka kedai yang bernama ‘Bar Andong’
dan memperkerjakan seorang gadis muda, Lee Sun Hwa. Mereka berteman dengan
baik. Saat malam, mereka minum bersama dan bercerita.
Suatu malam, Andong menanyakan alasan Sun Hwa belum juga menikah. Apa Sun Hwa tidak pernah berpacaran? Sun Hwa dengan malu, mengiyakan. Itu karna Sun Hwa pemalu dan tidak percaya diri karna orang mengenalnya sebagai pembantu, jadi tidak mungkin ada yang mau dengannya.
Dan
juga, Sun Hwa takut ketika dia menikah dan punya anak, bagaimana jika anak nya
menjadi yatim piatu seperti-nya? Andong langsung memarahinya karena sudah
berpikir buruk seperti itu. Dan juga, jika terjadi sesuatu yang buruk pada Sun
Hwa, dia akan mengurus anak Sun Hwa. Cemaskan hal itu saat sudah ada suami
saja.
“Aku
sudah pernah menikah dan aku ingin melakukannya lagi,” ujar Andong. “Cobalah
menikah dulu.”
Pertemanan
mereka mulai rusak, saat ada seorang pria datang ke desa mereka. Andong
langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia sangat menyukai pria itu yang
menurutnya tampan, baik dan tulus.
Karena itu, setiap kali pria itu dandan, Andong akan berdandan sangat cantik. Anehnya, pria itu menanyakan Sun Hwa setiap kali tidak melihat Sun Hwa di kedai. Andong tidak menyadari hal itu dan mengira pria itu juga menyukainya karna setiap kali datang ke desa, pria itu selalu ke kedainya.
Suatu ketika, Andong, pria itu dan Sun Hwa mengambil foto bersama. Andong tersenyum sangat bahagia di foto tersebut tanpa mengetahui bahwa pria itu bergengaman tangan dengan Sun Hwa.
Kemudian, Sun Hwa melahirkan anaknya, tapi Andong tidak pernah mengunjunginya. Andong membenci Sun Hwa karena merebut pria yang di sukainya, jadia bagaimana bisa dia datang? Sebuah rasa cemburu yang berlebihan.
Tapi, belum sampai dia di sana, dia melihat mobil tn. Ko sudah melaju pergi melewatinya. Dan di belakang, Sun Hwa berlari memanggil tn. Ko agar tidak pergi. Dan saat itulah kecelakaan terjadi. Sebuah taksi menabrak Sun Hwa. Sun Hwa meninggal.
“Saat itulah, hidupku mulai seperti di neraka. Hanya aku yang bisa menjaga bayinya, sehingga aku harus mengurusnya walau aku ingin mati. Setiap aku melihat Eun-su yang makin mirip ibunya, rasa bersalahku ini makin tak bisa kuatasi. Aku tak tahu bahwa perkataanku saat mabuk bisa membuatku seperti di neraka selamanya. Sebelum aku meninggal, aku ingin Eun-su bertemu ayah kandungnya. Namun, aku tak bisa menemukan ayahnya sama sekali. Aku pun frustrasi karena penyakit kanker paru-paruku akan segera merenggut nyawaku,” cerita Andong, mengakhiri ceritanya.
“Pisau dan pistol bukan hanya senjata yang bisa membunuh seseorang. Lidahmu telah membunuh seseorang dan merusak keluarga orang lain,” ujar Weol Ju penuh kemarahan. Itu karna dia teringat dengan masa lalunya, dimana rumor yang keluar dari para tetangga-nya telah membuat hidupnya hancur. “Apa menurutmu... meminta maaf saja cukup? Kau pikir kau takkan ke neraka meski dimaafkan? Itu takkan terjadi. Kau seharusnya terus membawa rasa bersalahmu sampai mati dan diadili langsung di gerbang neraka.”
Di depan kedai, Kang Bae sudah mengintai. Saat melihat Weol Ju dan Gwi keluar untuk membawa wanita mabuk itu, Kang Bae langsung diam-diam masuk ke dalam kedai yang kosong. Beruntung sekali, arak ajaib itu ada di atas meja. Tanpa membuang waktu, Kang Bae segera menuang semua isi di dalam tempat arak ke dalam botol kosong yang sudah di bawanya.
Andong di bawa ke rumah sakit dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Eun Su menangis terisak-isak melihat kondisi ibunya. Kang Bae juga ada di sana, menemani.
Tidak lama, ponsel Kang Bae berdering. Telepon dari Gwi yang menanyakan apakah Kang Bae yang mencuri arak dari kedai mistis? Kang Bae pergi keluar kamar rawat untuk menjawab. Gwi memarahinya dan memperingatinya untuk tidak jangan meminum atau memegang arak tersebut. Gwi bicara dengan baik-baik, tapi Weol Ju langsung merebut ponsel dan berteriak menanyakan Kang Bae ada dimana?!
Di film di putar mengenai ingatan Eun Su mengenai Andong. Andong membesarkan Eun Su seperti membesarkan anak sendiri. Saat Eun Su sakit tengah malam, Andong sangat panik dan berlari ke rumah sakit. Saat Eun Su di marahi ibu anak lain karena bertengkar, Andong akan melindunginya dan memarahi ibu anak itu balik.
Itu adalah suara mesin Andong yang dalam kondisi kritis. Eun Su dan Kang Bae terbangun karena suara tersebut. Dokter juga tiba dan menyuruh semuanya keluar. Weol Ju tidak mau terlibat lebih jauh dan berjalan pergi. Tapi, Kang Bae menahan tangannya dan meminta Weol Ju agar mereka mewujudkan keinginan Andong ahjumma sebelum terlambat.
Karena itu, setiap kali pria itu dandan, Andong akan berdandan sangat cantik. Anehnya, pria itu menanyakan Sun Hwa setiap kali tidak melihat Sun Hwa di kedai. Andong tidak menyadari hal itu dan mengira pria itu juga menyukainya karna setiap kali datang ke desa, pria itu selalu ke kedainya.
--
Suatu ketika, Andong, pria itu dan Sun Hwa mengambil foto bersama. Andong tersenyum sangat bahagia di foto tersebut tanpa mengetahui bahwa pria itu bergengaman tangan dengan Sun Hwa.
Selesai
berfoto, mereka makan bersama dengan fotografer-nya juga. Dan hari itu,
kebahagiaan Andong runtuh saat pria itu memberitahu kalau Sun Hwa sudah
mengandung anaknya 3 bulan dan mereka akan segra menikah.
--
Sejak
hari itu, Andong terus berdandan tebal untuk menutup ekspresi wajahnya. Lebih
tebal dan lebih berwarna seperti orang gila.
Kemudian, Sun Hwa melahirkan anaknya, tapi Andong tidak pernah mengunjunginya. Andong membenci Sun Hwa karena merebut pria yang di sukainya, jadia bagaimana bisa dia datang? Sebuah rasa cemburu yang berlebihan.
--
Andong
minum sendirian di kedainya. Dia sudah sangat mabuk dan pria itu malah datang
berkunjung. Pria itu datang untuk memberikan barang sebagai rasa terimakasih
karena Andong sudah menjaga Sun Hwa selama ini.
“Pak
Ko. Aku senang melihat kalian berdua hidup bahagia seperti sekarang, tapi... Haruskah
kuberi tahu ini padamu? Tidak, lupakan saja,” ujar Andong dalam keadaan mabuk.
“Apa
terjadi sesuatu dengan Sun-hwa?”
“Kau
terlalu polos, Pak Ko. Dengar. Apa kau pikir anak perempuan itu adalah benar
anakmu? Kalian sering berpisah, 'kan? Kau juga tak tahu masa lalu Sun-hwa. Benar
juga. Bagaimana mungkin kau tahu bila dia tak memberitahumu?” ujar Andong,
berbohong dan membuat pria itu menjadi berpikir yang tidak-tidak.
“Aku
beri tahu ini karena kau seperti adikku, jadi, dengar baik-baik. Yang sebenarnya
terjadi adalah…,” ujar Andong dan berbisik ke telinga tn. Ko.
Mari
kita menebak sendiri apa yang Andong katakan, karena setelah mengatakan itu,
tn. Ko mengepalkan tangannya begitu erat, penuh kemarahan.
--
Begitu
pulang ke rumah, tn. Ko bertengkar hebat dengan Sun Hwa. Dia tidak mau
mendengarkan perkataan Sun Hwa walaupun Sun Hwa berkata hal itu tidak benar.
Di
saat yang sama, Andong juga dalam keadaan mabuk bergegas ke rumah Sun Hwa. Dia
memukuli dan menampar mulutnya sendiri serta memaki diri sendiri karena sudah
berbicara seperti itu pada tn. Ko. Dia harus segera ke rumah Sun Hwa untuk
mengatakan bahwa hal itu tidak benar.
Tapi, belum sampai dia di sana, dia melihat mobil tn. Ko sudah melaju pergi melewatinya. Dan di belakang, Sun Hwa berlari memanggil tn. Ko agar tidak pergi. Dan saat itulah kecelakaan terjadi. Sebuah taksi menabrak Sun Hwa. Sun Hwa meninggal.
Andong
sangat shock melihat Sun Hwa tertabrak tepat di depan matanya.
--
Anak
Sun Hwa dan tn. Ko, Eun Su, menjadi yatim piatu. Andong lah yang mengambil anak
itu dan membesarkan-nya.
End
“Saat itulah, hidupku mulai seperti di neraka. Hanya aku yang bisa menjaga bayinya, sehingga aku harus mengurusnya walau aku ingin mati. Setiap aku melihat Eun-su yang makin mirip ibunya, rasa bersalahku ini makin tak bisa kuatasi. Aku tak tahu bahwa perkataanku saat mabuk bisa membuatku seperti di neraka selamanya. Sebelum aku meninggal, aku ingin Eun-su bertemu ayah kandungnya. Namun, aku tak bisa menemukan ayahnya sama sekali. Aku pun frustrasi karena penyakit kanker paru-paruku akan segera merenggut nyawaku,” cerita Andong, mengakhiri ceritanya.
Kang Bae terkejut mendengar
kisah kelam Andong dan juga bahwa Andong mengidap penyakit kanker paru-paru.
Andong meminta Kang Bae tidak memberitahu Eun Su mengenai penyakitnya karena
dia tidak mau merusak hari bahagia Eun Su.
Setelah Andong selesai
bercerita, Weol Ju tampak marah. Dia emosi karena Eun Su tidak tahu bahwa
Andong adalah musuh dan malah memanggil Andong dengan sebutan ‘ibu’ selama
ini?! Dasar penipu!! Apa Andong tidak merasa bersalah sama sekali?!
Andong sudah mendapatkan
kesadaran nya kembali dan bingung kenapa dia menceritakan semua masalahnya?
Weol Ju beneran marah dan emosi
setelah mengetahui kisah Andong, berteriak menyuruhnya pergi. Dia bahkan
berujar tidak mau punya pelanggan pembunuh. Kang Bae protes karena merasa Weol
Ju kelewatan menyebut Andong ahjumma sebagai
pembunuh.
“Pisau dan pistol bukan hanya senjata yang bisa membunuh seseorang. Lidahmu telah membunuh seseorang dan merusak keluarga orang lain,” ujar Weol Ju penuh kemarahan. Itu karna dia teringat dengan masa lalunya, dimana rumor yang keluar dari para tetangga-nya telah membuat hidupnya hancur. “Apa menurutmu... meminta maaf saja cukup? Kau pikir kau takkan ke neraka meski dimaafkan? Itu takkan terjadi. Kau seharusnya terus membawa rasa bersalahmu sampai mati dan diadili langsung di gerbang neraka.”
Andong terdiam. Dia tidak
membantah karena merasa apa yang Weol Ju katakan benar. Dia meminta maaf dan langsung
pergi.
Kang Bae beneran marah pada
Weol Ju karena bersikap kejam. Juga, Andong akan segera meninggal, bukankah
mereka harusnya menolongnya? Weol Ju tidak mau.
“Untuk apa aku bekerja di sini?
Bukankah kau butuh aku untuk membuat orang lain terbuka? Kau tak bilang akan
memarahi dan mengusir mereka! Bagaimana kau bertanggung jawab bila dia pingsan
karena syok?” teriak Kang Bae.
“"Bertanggung jawab"? Dia yang seharusnya bertanggung
jawab. Hukum tabur tuai. Kau tak tahu itu?” teriak Weol Ju, balik.
Kang Bae diam. Dia merasa
percuma bicara dengan Weol Ju. Karena itu, dia melepas celemek-nya dan pergi
dari sana.
--
Karna masalah kemarin, Kang Bae
menjadi tidak semangat kerja. Temannya mengira kalau Kang Bae kelelahan karena bekerja
malam. Kang Bae tidak menjelaskan dan hanya berkata akan berhenti kerja. Dia
tidak bisa melakukan pekerjaan itu dan butuh alkohol.
--
Gwi masih bekerja memotong dan
mengupas bawang. Dia membahas mengenai Kang Bae yang tidak datang hari ini.
Weol Ju tidak peduli karna dia bisa mengurus semuanya sendiri.
Pas sekali, mereka kedatangan
tamu wanita mabuk dengan penampilan berantakan. Wanita itu meluapkan amarahnya
karna istri dari pria yang di kecaninya datang ke perusahaannya dan berteriak
menyebutnya perusak rumah tangga. Kemudian, istri pria itu menjambak rambutnya.
Masalahnya, dia sangat mencintai pria tersebut.
Woah, tanpa perlu di paksa
cerita, wanita itu sudah menceritakan semuanya. Weol Ju tidak membuang
kesempatan dan langsung memberikan arak yang bisa membuka dunia mimpi wanita
tersebut. Masalahnya, wanita itu beneran mabuk berat dan minum soju hingga
pingsan.
Di depan kedai, Kang Bae sudah mengintai. Saat melihat Weol Ju dan Gwi keluar untuk membawa wanita mabuk itu, Kang Bae langsung diam-diam masuk ke dalam kedai yang kosong. Beruntung sekali, arak ajaib itu ada di atas meja. Tanpa membuang waktu, Kang Bae segera menuang semua isi di dalam tempat arak ke dalam botol kosong yang sudah di bawanya.
--
Kemudian, Kang Bae bergegas
pulang. Namun, dia malah mendapati Andong yang jatuh tidak sadarkan diri di
lantai.
--
Andong di bawa ke rumah sakit dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Eun Su menangis terisak-isak melihat kondisi ibunya. Kang Bae juga ada di sana, menemani.
Tidak lama, ponsel Kang Bae berdering. Telepon dari Gwi yang menanyakan apakah Kang Bae yang mencuri arak dari kedai mistis? Kang Bae pergi keluar kamar rawat untuk menjawab. Gwi memarahinya dan memperingatinya untuk tidak jangan meminum atau memegang arak tersebut. Gwi bicara dengan baik-baik, tapi Weol Ju langsung merebut ponsel dan berteriak menanyakan Kang Bae ada dimana?!
Selagi Kang Bae tidak ada di
kamar, Eun Su yang terus menangis tiba-tiba batuk-batuk. Kebetulan dia melihat
botol air Kang Bae (yang berisi arak mistis) di atas meja dan tanpa ragu
langsung meminumnya.
Dan begitu Kang Bae masuk, Eun Su
sudah tidak sadarkan diri. Kang Bae panik dan memegan pundak Eun Su untuk
membangunkannya. Dan tentu saja, dia langsung masuk ke dalam mimpi Eun Su.
Mimpi Eun Su sangat gelap. Tidak ada lampu atau penerangan apapun.
Kang Bae ketakutan karena tidak bisa melihat apapun. Kakinya juga terkilir
karna terjatuh.
Weol Ju tiba di rumah sakit dan
mendapati Eun Su dengan Kang Bae yang tidak sadarkan diri. Huhhh… sudah ku duga
ini akan terjadi.
Kang Bae berjalan terpincang-pincang. Dia mulai menangis
memanggil ibunya karena ketakutan. Dan secercah harapan muncul saat melihat ada
seseorang di dekatnya.
Yup! Itu adalah Weol Ju. Weol Ju memarahinya karena tidak
menyalakan lampu. Klik, lampu menyala. Dan terlihat mereka ada di dalam gedung
bioskop.
“Beraninya kau mencuri ssanggapju,” teriak Weol
Ju.
Walau Weol Ju teriak, Kang Bae tidak peduli dan malah memeluknya
dengan erat. Dia sangat lega Weol Ju datang menyelematkannya.
“Siapa yang izinkan? Bila kau mau masuk ke Dunia Mimpi, aku
harus buat jalannya dulu. Kalau tidak, kau bisa terus terperangkap di alam
bawah sadar seseorang.”
“Jadi, kita sedang ada di mimpi Eun-su? Kita sepertinya ada di
bioskop. Apa ini juga rencanamu?” tanya Kang Bae.
“Ini pengaturan biasa. Bioskop ini akan memainkan pikiran dari
pemilik mimpi. Lupakan saja. Untuk apa kujelaskan ini kepada maling sepertimu?”
Pas lagi marah, lampu bioskop meredup. Jadinya, Kang Bae
mengajak Weol Ju untuk menonton sebentar ingatan Eun Su.
Di film di putar mengenai ingatan Eun Su mengenai Andong. Andong membesarkan Eun Su seperti membesarkan anak sendiri. Saat Eun Su sakit tengah malam, Andong sangat panik dan berlari ke rumah sakit. Saat Eun Su di marahi ibu anak lain karena bertengkar, Andong akan melindunginya dan memarahi ibu anak itu balik.
Saat Eun Su beranjak SMA dan ingin kerja paruh waktu, Andong
melarang karna dia masih sanggup membiayai Eun Su. Dia menyuruh Eun Su hanya
fokus belajar.
Saat Eun Su mau menikah, Andong memberikan semua buku tabungan
yang sudah di tabungnya untuk Eun Su gunakan.
Melihat semua itu, Kang Bae jadi sedih. Andong beneran telah
menjadi ibu bagi Eun Su. Namun, di mata Weol Ju, hal itu memang hal yang harus
di lakukan oleh Andong untuk bertanggung jawab.
Pembicaraan mereka terhenti karna lampu tiba-tiba menyala dan
terdengar suara mesin.
Itu adalah suara mesin Andong yang dalam kondisi kritis. Eun Su dan Kang Bae terbangun karena suara tersebut. Dokter juga tiba dan menyuruh semuanya keluar. Weol Ju tidak mau terlibat lebih jauh dan berjalan pergi. Tapi, Kang Bae menahan tangannya dan meminta Weol Ju agar mereka mewujudkan keinginan Andong ahjumma sebelum terlambat.
Tags:
Mystic Pop-up Bar