Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Midnight Fantasy Episode 03- 2


Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Midnight Fantasy Episode 03- 2
Images by : GMM Tv
==Midnight Fantasy==

Tan udah mengambil buku tersebut. Tapi, Krathing tiba-tiba muncul dan merebut buku dari Tan dan menggunakannya untuk menutupi wajah. Karena buku itu, Tan dan Krathing jadi bertengkar. Krathing ternyata ingin menggunakan buku menutupi wajah karena di kejar para perempuan.
Tan akhirnya mendapatkan buku itu karena Krathing kembali kabur. Mimi langsung menghampirinya dan menanyakan kenapa Tan mengambil buku itu?
“Apa kau orangnya? Enggak kan? Tidak mungkin kau kan?” tanya Mimi, penuh harap kalau Tan bukanlah Titan.
Tan tampak kecewa, “Apa yang kau bicarakan?” ujar Tan ketus, menyembunyikan rasa kecewa-nya.
“Kenapa kau mengambil buku itu?”
“Kenapa? Aku nggak boleh ambil?”
Mimi tidak mau menjelaskan dan melarang Tan mengambil buku itu. Dia bahkan merebutnya dari tangan Tan. Tan malas berdebat dan akhirnya mengambil buku lain. Mimi mengembalikan buku ke tempat semula dan kembali menunggu.
--

Tan pulang ke rumah dengan perasaan jengkel. Dia curhat pada Phoebe mengenai sikap Mimi yang kelihatan sekali sangat berharap kalau dia bukanlah Titan? Kenapa? Tan tampaknya benar-benar marah dan kecewa. Tapi… dia heran sendiri kenapa begitu peduli dengan hal itu?
--
Mimi terus menunggu hingga perpustakaan kosong. Hingga dia harus di usir oleh petugas perpus. Dia pulang dengan rasa kecewa.
--
Jam 3 pagi.
Acara Midnight Fantasy hari ini di bawakan oleh DJ Gifgraph. Mimi kecewa karena Titan tidak muncul hari ini. Dia mulai menanyakan kemana Dj Titan?

Graph memberitahu kalau Titan mengambil cuti karena besok pagi-pagi harus ke kuil. Mimi terus nanya ngapain Titan ke kuil? Graph ya mana tahu.
--

Esok hari,
Tan sudah di kuil dan membawa tag name pasien itu. Tidak hanya Tan yang ke kuil, tapi juga ada Peemai yang adalah DJ di Middle Radio juga (di episode 01). Hubungan mereka berdua tampaknya tidak baik. Mereka ke sana untuk mengunjungi makam teman mereka, Daosao (Sanan Wongwiset).
Ibu Daosao sudah tiba terlebih dahulu dan menyambut mereka dengan hangat. Dia senang karena kedua sahabat anaknya datang di peringatan kematian Daosao. Ibu meminta mereka untuk berfoto bersama. Peemai sudah bersiap, tapi Tan hanya tegak saja.
“Tan, kau harus melepaskan masa lalu. Daosao juga pasti tidak ingin melihat kalian berdua yang bertengkar seperti ini selamanya,” nasehat Ibu Daosao.
Tan melunak. Dia mau berfoto dengan Peemai di depan makam Daosao.



Flashback
Terlihat saat SMA, kalau Tan, Daosao dan Peemai sangat akrab. Mereka bahkan bekerja sama untuk memasang plat nama “Klub Broadcasting.”
Setelah itu, mereka berfoto bertiga di depan ruangan broadcasting. Foto yang sampai sekarang masih di simpan Tan.
End

Biksu membacakan doa untuk almarhum Daosao. Daosao meninggal setahun yang lalu.
--
Mimi benar-benar kecewa karena Titan tidak mengambil tanda tangan View. Kebetulan, Tan lewat dengan wajah muram. Mimi memanggilnya dan memberitahu kalau dia sudah menyelesaikan bagian tugasnya, jadi Tan juga harus segera menyiapkan.

Tan tidak berkomentar apapun. Dia mulai mencari tempat duduk dan mengerjakan bagian tugasnya. Mimi melihat di pipi Tan ada daun kecil, jadi dia mau menyekanya. Tan mau menyeka sendiri, tapi dia tidak tahu dimana posisinya. Jadi, Mimi langsung menyeka. Sesaat, Tan sempat terperangah melihat wajah Mimi yang begitu dekat.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa ada daun itu di wajahmu?”
“Aku baru kembali dari kuil.”
“Kuil? Ngapain kau ke sana?”
“Untuk buat amal. Apa kau kira aku ke sana untuk jadi biksu atau sesuatu seperti itu?”
“Tidak. Aku hanya kaget karna pria sepertimu bisa ke kuil juga,” ujar Mimi.
Tapi, Mimi teringat kalau DJ Titan tidak membawakan acara subuh tadi karena mau ke kuil. Terlalu kebetulan dengan Titan. Tapi, Mimi tetap menyakinkan diri kalau Titan bukanlah Tan.
--
Jam 3 pagi,
DJ Titan menyapa para penggemar. Suaranya tidak seceria biasa.
“Sawasdee krub. Selamat datang ke Midnight Fantasy dengan DJ Titan. Banyak yang mungkin menyadari dan bertanya-tanya kenapa suaraku berbeda hari ini. Bolehkah aku menggunakan acara ini untuk menceritakan mengenai temanku. Selama 19 tahun sejak aku di lahirkan, aku dapat bilang kalau dia adalah teman terdekat yang pernah ku miliki. Dan aku tidak punya banyak teman lainnya. Orangtua ku bercerai ketika aku kecil. Ibuku memulai keluarga barunya, jadi aku tinggal bersama Ayahku. Ayahku selalu sibuk dan aku harus berulang kali pindah sekolah mengikuti-nya. Aku pergi ke banyak sekolah dan tidak bisa membuat hubungan pertemanan yang baik dengan siapapun.”


“Hingga aku bertemu seorang teman bernama Daosao. Dia sangat suka bicara dan suka membuat lelucon. Dia sangat bahagia ketika bicara dan tampak lebih bahagia ketika bicara di balik microphone.”

“Dia mengajakku untuk bergabung dalam klub radio. Dia tidak hanya memperkenalkan dunia baru bagiku, tapi juga memperkenalkan teman lain untukku. Salah satunya adalah Peemai, rekan DJ ku di Middle Radio juga. Setelah hari itu, kami bertiga menjadi sangat dekat dan selalu terlihat bersama. Kami melakukan banyak hal bersama. Kami mengejek dan mengerjai terus, tapi tidak pernah marah satu sama lain.”

Dan hingga tiba mereka melihat pengumuman kalau Middle Radio ingin mencari DJ. Daosao dan Peemai begitu bersemangat dan ingin mendaftar. Tan tidak begitu antusias, tapi Daosao dan Peemai memaksanya untuk ikut mendaftar. 
“Daosao mempunyai mimpi menjadi seorang DJ radio.”


Akan tetapi, suatu hari, Daosao mengalami kecelakaan mobil. Tan dan Peemai segera berlari ke rumah sakit, tapi ketika mereka tiba, Daosao sudah meninggal.

Daosao meninggalkan video untuk Tan. Video itu berisi pesan terakhir Daosao. Bagi Daosao, Tan adalah satu-satunya orang yang memahami dirinya dengan baik. Dia mempunyai satu keinginan yang belum tercapai dan ingin Tan membantunya mencapai mimpi itu. Dia meminta Tan menjadi DJ radio.
“Sejak hari itu, aku membawa mimpi-nya menjadi DJ radio. Sejujurnya, ini bukan yang aku inginkan. Dan inilah alasan kenapa aku tidak menunjukkan wajahnya. Aku merasa, jika aku menunjukkan wajahku, maka tujuanku menjadi DJ di sini bukanlah demi Daosao tapi demi diriku sendiri. Dan hari ini adalah 1 tahun peringatan kematian temanku itu. Jika kau mendengarku Daosao, aku ingin kau tahu kalau aku sudah berhasil mewujudkan mimpimu dengan menjadi DJ bagimu.”
Mimi akhirnya mengerti alasan Titan menyembunyikan wajahnya. Dia bisa merasakan kesedihan Tan. Karna itu dia mengirim pesan ke Midnight Fantasy untuk menyemangati Titan.

Titan seolah merasa ada Mimi di hadapannya. Memegang tangannya dan berkata kalau semua bukan salahnya, jadi berhenti menyalahkan diri sendiri. Mimi memintanya untuk tidak sedih. Walaupun Titan menjadi Dj bukan karena keinginan sendiri, tapi dia ngin Titan tahu, bahwa karena Titan, dia bisa mempunyai malam-malam yang indah. Dia menjadi tidak takut sendirian karena tahu ada Titan yang menemani.
Titan benar-benar terharu dengan pesan dari Mimi.
--

Esok hari,
Mimi pergi ke Middle Radio dan melihat Graph yang sedang asyik membaca novel. Tujuannya datang bukan untuk melihat Titan tapi memberikan surat. Mimi menyadari kalau Graph membawa buku novel Harry Potter.
“Ini bukan punyaku. Ini dari Titan. Dia meninggalkannya di sini jadi aku membacanya,” jelas Graph dan memberikan buku itu pada Mimi.
Mimi melihat buku itu memiliki tanda milik perpustakaan. Di halaman paling terakhir, tertempel kartu peminjam dengan nama : Thaitan Thitipakorn – NIM (Nomor Induk Mahasiswa) 632256021 .
--

Mimi dan Tan bertemu di kampus. Mereka akan menggabungkan semua bagian tugas yang sudah mereka kerjakan menjadi 1. Dan Mimi yang bertugas menggabungkannya. Dia melihat tugas yang sudah Tan lakukan dan terlihat kalau di lembar pertama ada nama lengkap Tan dan NIM-nya.
Mimi akhirnya sadar. Dia akhirnya membuat alasan untuk kembali ke asrama dengan alasan sakit kepala.
--
Titan membawa acara. Sudah jam 05.45 dan sudah akan berakhir. Malam ini sedikit sepi karna mereka tidak dapat telepon dari Mimi hari ini. Mungkin, Mimi tidak mendengarkan radio malam ini atau mungkin sudah tidak mau mendengarkannya lagi.
Graph masuk ke ruang siaran ketika lagu di putar. Dia memberikan titipan pagi tadi. Itu adalah surat bergambar dengan tulisan “Kau selalu memiliki dukunganku.”
Dan tiba-tiba saja, ada telepon masuk. Dari Mimi.
“Terimakasih atas hadiahmu. Aku sangat menyukainya.”
“Dapatkah aku mendapatkan hal lain selain daripada terimakasihmu?”
“Apa yang kau inginkan?”
“Dapatkah aku melihatmu sekarang?”
“Sekarang? Dimana kau ingin melihatku?”
“Di stasiun radio. Aku sebenarnya sudah ada di sini,” ujar Mimi.

Titan begitu terkejut. Dan benar saja, Mimi ada di depan ruang siaran. Menelpon dan menatapnya.
“Jadi DJ Titan adalah kau.”


Post a Comment

Previous Post Next Post