Original Network : Channel 3
Pakboon bertemu
dengan si pria hitam, dan memarahinya, karena si pria hitam telah berani untuk
menyalahkan nya. Dan si pria hitam menjelaskan bahwa dia hanya khawatir, dia
takut Pakboon akan membuat kesalahan seperti barusan. Dan Pakboon mengakui
bahwa barusan dia memang salah, karena dia terlalu percaya diri. Dia mengira
setelah membunuh Kittiphong, kekuatannya akan meningkat dan melebihi Plerngfah.
Tapi tidak akan lain kali lagi. Jadi dia menyuruh si pria hitam untuk tidak
perlu khawatir. Mendengar itu, si pria hitam mengerti.
“Bagaimana
tentang masalah itu?” tanya Pakboon.
“Sudah siap. Tapi
apa kamu yakin, kamu ingin orang lain yang melakukan nya?” balas si pria hitam,
bertanya. “Biarkan aku melakukan nya seperti biasa. Itu akan lebih aman.”
“Rumah Ayahku
dijaga ketat oleh keamanan. Kita tidak bisa menggunakan cara yang sama. Tapi
kamu tidak perlu khawatir. Menurut mu berapa banyak orang yang aku tipu untuk
bekerja padaku? Bahkan ketika aku mengirim kan mereka ke kematian, mereka
melakukan semuanya untuk ku,” jelas Pakboon dengan kejam dan tanpa hati.
Joke, pria
pengantar barang. Dia datang ke kantor Ch 6 dan membagikan pesanan setiap
orang. Lalu dengan suara keras, dia mengumumkan usahanya. “Waktu yang tepat
untuk merayakan kembalinya Joke Delivery. Diskon 10% untuk biaya pengataran!”
teriak nya.
Mendengar itu,
Plerngfah sama sekali tidak tertarik. Namun kemudian terpikirkan sesuatu dan
memanggil Joke.
Plerngfah membawa
Joke ke tempat yang sunyi dan meminta bantuannya. Namun Joke menolak, sebab dia
adalah pengantar barang, bukan detektif. Dan Plerngfah pun menawarkan uang
deposit kepadanya sebagai umpan. Dan tanpa ragu, Joke langsung menerima nya.
“Kamu bisa
mengirimkan semua informasi ke emailku. Siapa yang ingin kamu selidiki atau
ikuti? Terserah!” kata Joke. Lalu dia menghitung uang deposit dari Plerngfah.
“Hati- hati ya.
Wanita ini bukan orang biasa,” kata Plerngfah, mengingatkan.
“Wanita? Siapa?”
Seorang wanita
datang menemui Pakboon untuk meminta bantuannya. Dan dengan ramah, Pakboon
melayani serta menipunya. Pakboon menjelaskan bahwa hanya ada satu cara supaya
si wanita bisa memutuskan karma nya dulu. Dan karena percaya kepada Pakboon,
maka si wanita bersedia melakukan apapun.
“Jika kamu
bersedia, cepat minum ramuan ini,” kata si pria hitam dengan ramah. “Kemudian
kita bisa pergi,” jelas nya.
“Ya. Ya,” jawab
si wanita. Lalu dia langsung meminum ramuan yang diberikan padanya. Dan melihat
itu, si pria hitam dan Pakboon tampak puas.
Sitang menemani
Plerngfah ke rumah Krat yang memiliki karakter misterius. Ketika masuk ke sana,
Plerngfah berterima kasih, karena bantuan Sitang, dia bisa masuk dengan mudah.
Dan dengan bangga, Sitang mengiyakan.
“Keuntungan
menjadi calon menantu,” canda Plerngfah. Lalu sebelum Sitang sempat mengatakan
apapun, dia langsung menjauh dan mulai memotret ke sekeliling.
Sitang kemudian
memanggil Plerngfah. Dia ingin tahu, apakah akan ada hal buruk yang terjadi
lagi kali ini. Sebab setiap kali karakter misterius muncul, maka sesuatu akan
terjadi dalam waktu 7 hari, tapi ini sudah 10 hari. Dan Plerngfah menjawab
bahwa sesuatu pasti akan terjadi. Jika apa yang dilihatnya adalah benar masa
lalu, bukan sekedar penglihatan, maka orang tersebut pasti akan melakukan
sesuatu sampai orang tersebut mendapatkan Idol.
“Itu benar Dewa
Gala sangat bernilai. Tapi itu hanya barang antik. Apa layak melakukan sebanyak
ini hanya untuk itu?” tanya Sitang, masih tidak mengerti.
“Ini yang harus
kita cari tahu. Dari apa yang aku tahu, Khun Uthaiyothi juga sangat takut pada
Idol itu, sehingga dia harus melakukan ritual mantra untuk menahannya,” jelas
Plerngfah.
Lalu Plerngfah menjelaskan
tentang sembilan orang yang menjadi kunci Idol. Sembilan orang tersebut harus
mati pada kehidupan yang sama, barulah mantra Uthayothi bisa menghilang. Dan Sitang
menjadi penasaran, bagaimana orang tersebut dapat mengetahui siapa sembilan
orang yang menjadi kunci Idol. Dan Plerngfah juga tidak tahu, namun dia ada
mencurigai satu orang.
Si pria hitam
menghubungi Pakboon dan menyuruhnya untuk jangan khawatir, karena dia telah
membawa si wanita tadi. Dan obat nya sudah bekerja.
Si wanita tadi,
dia tampak seperti boneka. Dia sama sekali tidak bergerak, kalau tidak di gerak
kan. Dan si pria hitam lalu menyalakan bom yang ada di dalam mobil nya.
“Tidak mungkin
dia akan menghancurkan rumahnya hanya untuk menemukan Idol itu,” kata Sitang,
tidak percaya dengan kecurigaan Plerngfah.
“Jika begitu,
mungkin ada seseorang yang bisa melihat masa lalu seperti dia. Dan orang itu
pasti mempunyai banyak uang dan kekuasaan untuk melakukan nya,” balas
Plerngfah. “Jadi menurut mu, siapa?” tanyanya.
“Aku tidak tahu!
Tapi pastinya bukan Khun Pakboon,” tegas Sitang dengan yakin. “Benar dia punya
uang. Tapi kekuasaan? Jangan bilang kamu berpikir kalau Paman Kit ada di balik
ini juga?” tebaknya. Lalu dia memarahi Plerngfah. “Kamu gila! Itu tidak
mungkin!”
Ketika penjaga
membukakan gerbang untuk mobil keluar. Tiba- tiba saja, si wanita tadi masuk
dengan mengendarai mobil yang melaju kencang. Dan para petugas keamanan
langsung berusaha untuk menghentikannya. Tapi si wanita tadi terus saja melaju
kencang sambil dia masuk ke dalam rumah. Dan sesudah dia masuk ke dalam rumah,
dia langsung tidak sadarkan diri di dalam mobil.
Mendengar
keributan diluar, Sitang dan Plerngfah keluar untuk melihat. Namun seorang
petugas keamanan melarang mereka berdua untuk mendekat. Karena mereka harus
mengecek terlebih dahulu.
Ketika Bom
didalam mobil menunjukkan angka nol detik, Bom tersebut meledak dengan besar
dan melukai setiap petugas keamanan yang berada di sekitar. Bahkan Plerngfah
dan Sitang yang berdiri agak jauh juga terkena dampak nya.
Saat terjatuh,
mata Plerngfah berubah menjadi hitam. Dan Sitang yang tidak sengaja menatap ke
arah nya, matanya juga ikut berubah menghitam. Dan mereka sama- sama melihat
masa lalu mereka berdua.
Tags:
Leh Bunpakarn