Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 02 - 2


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 02 - 2
Images by : Channel 7
Lisa tampak bersalah pergi ke taman bunga tadi lagi. Don masih ada di sana.

Flashback
Mor memberitahu Lisa kalau bunga di taman itu adalah bunga yang di tanam oleh Don bersama pacarnya. Don sangat menyukai bunga di sana dan melarang siapapun untuk menyentuhnya, kecuali dirinya. Lisa masih bingung, kenapa Don begitu menyukai bunga itu padahal sudah putus dengan pacarnya itu?
“Itu karena pacar Don meninggal,” beritahu Mor. “Don dan Nat saling mencintai sejak masih sekolah. Setelah lulus, mereka langsung bertunangan. Tapi, terjadi kecelakan sebelum pernikahan. Don menjemput Nat untuk bertemu dengan tante Orn, membicarakan pernikahan. Tapi dalam perjalanan ke perternakan…”



Don menyetir sambil terus menatap Nat dengan penuh cinta. Nat juga menggenggam tangan Don dengan erat. Saat itu, sebuah motor tiba-tiba menyalip jalan dan membuat Don refleks membanting setir dan menginjak rem. Mereka selamat, tapi tiba-tiba sebuah mobil truk muncul dan menabrak mereka yang berhenti di tengah jalan.
“Dan setelah kecelakaan itu, Don menyalahkan dirinya atas kematian Nat. Dia tidak bisa melupakan hal tersebut. Jadi dia membangun tembok di dalam hatinya dan tidak pernah mencintai orang lain lagi. Dan tidak ada yang pernah bisa melewati tembok tersebut.”
End
Lisa kembali ke sana untuk membersihkan bunga yang telah hancur di guntingnya. Dia benar-benar merasa bersalah. Sayangnya, Don masih marah dan mengusirnya. Lisa bicara dengan lembut kalau dia akan tetap datang walaupun Don melarangnya.
“Aku datang untuk minta maaf. Aku tahu sekarang betapa pentingnya bunga-bunga ini untukmu. Mor Mee sudah memberitahuku,” ujar Lisa.
Don kesal karena Mor memberitahu Lisa. Lisa meminta Don untuk tidak marah pada Mor karena dia yang memintanya bercerita. Don masih tetap bersikap kasar dan menarik Lisa agar tidak menyentuh bunganya. Lisa meminta maaf dan menyesal sudah melakukannya. Jika tahu Don akan seperti ini, dia tidak akan melakukan apa yang Pit katakan.
“Apa hubungan ini dengan Pit?” tanya Don.
--

Don pergi ke kediaman Ratda dengan penuh amarah. Lisa berusaha menenangkannya, tapi Don tidak bisa tenang. Don merasa Pit sudah kelewatan karena melakukan hal seperti ini. Don menyuruh Lisa untuk tidak mengikutinya dan tunggu saja di sana. Lisa menarik tangan Don, dia ingin ikut karena dia merasa ini adalah salahnya. Don sudah tidak marah karena Lisa melakukan itu tanpa tahu yang sebenarnya, jadi itu bukan kesalahan Lisa. Sebaliknya, Don meminta maaf karena sudah bersikap kasar pada Lisa tadi.
--
Begitu tiba di kediaman Ratda, Don langsung berteriak memanggil Pit. Lisa memintanya untuk tenang baru bicara, tapi Don tidak mau mendengarkan. Dia terus berteriak memanggil Pit dan begitu Pit muncul, Don langsung meninju wajahnya. Untung ada Lisa yang langsung menahan Don.
Pit tidak terima di pukuli dan ingin membalas, tapi Lisa menghalangi. Don memberitahu kesalahan Pit yang sudah menyuruh Lisa memangkas bunganya. Pit berbohong kalau dia tidak ada menyuruh dan Lisa hanya salah paham saja.
Woah, singa di bangunkan. Lisa yang jadi marah karena Pit tidak mengakui kesalahan dan melempar kesalahan padanya. Lisa langsung ingin menendangnya, tapi untung ada Don yang menahannya. Hahhaha.

Ratda dan Pat keluar dari kamar mendengar suara ribut. Pit langsung ngadu pada ibunya kalau Don sudah memukulinya dan memakinya. Ratda tidak terima putranya di pukuli walaupun Don sudah memberitahu kesalahan Pit. Lisa membela Don yang terluka juga karena perlakuan Don, bukan secara fisik tapi secara emosional. Pit menggunakannya untuk menyakiti Don. Ratda terus saja berkata tidak mengerti apa yang Lisa katakan.
“Aku tidak pernah mengira orang tua yang sudah melewati asam manis kehidupan begitu banyak seperti Anda, tetap tidak mengerti yang ku katakan. Atau mungkin itu karena Anda jarang menggunakannya?”
“Jarang menggunakan apa?” tanya Ratda, bingung.
Lisa langsung menunjuk ke kepalanya. Ratda langsung tersinggung karena Lisa mengatainya jarang menggunakan otak. Lisa tidak merasa bersalah karena bukan dia yang bilang, tapi Ratda tampaknya mengerti maksunya. Ratda emosi dan hendak menampar Lisa. Don langsung menahan tangan Ratda dan memperingatinya untuk tidak menyentuh istrinya. Lisa tertegun mendengarnya.
Don juga memberi peringatan agar Ratda memperingati Pit untuk tidak mencampuri kehidupan pribadi atau bisnisnya. Jika Pit melakukannya lagi, dia akan melakukan hal lebih daripada yang di lakukannya hari ini.

Ratda tidak terima. Karena Don dan Lisa sudah menerobos masuk ke rumahnya dan menghajar Pit, maka dia ingin melaporkan masalah ini ke polisi. Pat langsung protes kalau ibunya terlalu berlebihan dengan masalah kecil seperti itu. Ratda tidak mau mendengarkan dan menyuruh Pit menelpon polisi. Pat yang tahu ibunya tidak bisa di hentikan segera pergi keluar menuju kediaman Nenek.
Don dan Lisa tidak bisa pergi karena Ratda menyuruh mereka untuk menunggu. Polisi sudah dalam perjalanan dan mereka harus menunggu untuk hukuman mereka.
“Polisi tidak akan datang Ratda,” terdengar suara Nenek yang datang bersama Pat. “Aku sudah menelpon dan memberitahu inspektur kalau ini adalah masalah keluarga. Dan kita bisa menyelesaikan-nya sendiri.”

Ratda tidak terima dan ngadu kalau Don memukuli wajah Pit, dan dia tidak bisa membiarkannya. Nenek beneran kesal dan menyebut Ratda bodoh karena ingin mempermalukan keluarga mereka hanya karena masalah sepele seperti ini.
Ratda malah menyebut Nenek yang selalu memihak pada Don padahal Pit juga adalah cucu Nenek. Nenek menegaskan kalau dia tidak pernah memihak siapapun. Dia selalu bersikap rasional. Dan dia sudah tahu kalau Pit yang salah karena ingin mengadu domba Don dan Lisa. Dia tahu kalau Pit ingin Don dan Lisa bercerai. Benar bukan?
Pit diam sesaat, kaget karna Nenek tahu rencananya. “Aku tidak berpikir seperti itu,” bohong Pit. “Aku hanya lupa kalau Don begitu posesif dengan bunga-bunga itu.”
“Bohong! Bagaimana bisa kau lupa!” marah Don
“Kenapa nggak? Yang mati bukan pacarku!” balas Pit.
Nenek memarahi Pit yang berkata buruk seperti itu. Dia memerintahkan Pit untuk meminta maaf pada Don dan Lisa. Pit tidak mau. Nenek menatapnya marah dan memaksanya meminta maaf karena sudah salah. Dengan menahan marah, Pit meminta maaf setengah hati dan langsung pergi keluar.
Ratda mengejar Pit. Pit berteriak pada ibunya kalau dia sudah tidak ingin tinggal di rumah ini lagi. Dia merasa Nenek tidak pernah menganggapnya sebagai cucu. Nenek bahkan menyuruhnya untuk minta maaf pada Don dan Don sekarang pasti tertawa senang.
“Pit, jika kau tetap tidak sabaran seperti ini kau tidak akan pernah menang melawan Don!”
“Lihat, ibu memihaknya?”
“Tidak. Tapi, ibu mengatakan yang sebenarnya! Kau perlu mengontrol temperamen mu. Kau harus fokus jika kau ingin melakukan hal besar. Jika kau terus bertingkah seperti anak kecil temperamental, kau tidak akan pernah mendapatkan perternakan ini. Sayang, ayo masuk dan kita pikirkan solusinya.”
Pit masih kesal dan ingin waktu sendiri dulu.
--

Don dan Lisa mengantarkan nenek kembali ke kediamannya. Don menuntun Nenek, sementara Lisa berjalan di belakang mereka. Nenek cerita pada Don kalau dia kecewa dengan Pit dan merasa Pit sama persis seperti Ratda. Dia mengira Pit akan berubah ketika dewasa, tapi malah semakin buruk. Dia yakin kalau Pit tidak akan berhenti berbuat jahat.
Lisa penasaran apa yang Nenek dan Don bicarakan. Dia tidak bisa mendengar sama sekali karena suara Nenek begitu kecil. Karena kepo, dia mendekat untuk bisa menguping. Eh, bukan mendekat lagi, dia benar-benar meletakkan telinganya di sebelah kepala Nenek. Don dan Nenek heran melihatnya nguping terang-terangan.

Lisa tersadar dan langsung minta maaf. Nenek jadinya nyuruh Don kembali saja ke perternakan dan dia akan jalan pulang bersama Lisa sekalian bicara.
Nenek bicara dengan suara keras pada Lisa, berbeda saat bicara dengan Don. Nenek berterimakasih karena Lisa sudah bersedia menikah dengan Don demi Orn bahagia.
“Tidak perlu berterimakasih padaku, nek. Ini memang yang seharusnya ku lakukan karena…”
“Karena apa?” potong Nenek.
Lisa gugup karena sudah cara bicara. Dia memperbaiki perkataannya, maksudnya dia memang harus menikahi Don karena memang sudah seharusnya. Nenek untung percaya dan memuji Lisa orang yang sangat baik. Karena bagi wanita, pernikahan adalah mimpi untuk menikahi pria yang di cintai. Tapi, Lisa berkorban begitu banyak. Jika saja dia menilai secara negatif, dia sudah pasti mengira Lisa di bayar oleh Orn.
Lisa tertawa canggung, “Ini kehidupan nyata. Tidak ada hal seperti itu. Hal-hal seperti itu hanya ada di lakorn (dan ini memang lakorn hahaha).”
Saking canggungnya, Lisa ngajak nenek untuk lanjut jalan. Tapi, dia malah salah jalan. Untung nenek nggak begitu curiga.
--

Ko lagi makan di kantin. Dan Paula tiba-tiba muncul dan langsung merebut nasi dan minuman Ko. Dia tampak sangat lapar. Saat itu, Lisa datang mencarinya dan meminta tolong bantuan Paula.
--


Don, Orn dan Rin akan makan siang bersama di rumah. Lisa tidak ada. Orn menanyakannya pada Don dan memarahinya karena tidak menelpon Lisa untuk pulang dan makan bersama. Don menjawab singkat kalau dia tidak tahu dimana Lisa. Dia benar-benar tidak peduli.
Paula datang untuk melayani mereka. Tapi, saat nuang air, tangannya bergetar hebat macam kena gempa. Orn tentu menegurnya.
“Aku tidak tahu. Aku beneran nggak tahu apapun,” jawab Paula, padahal nggak ada yang nanya.
“Kau bertingkah aneh. Kau pasti tahu kemana P’Lisa kan?” tanya Rin.
“Tidak. Aku tidak bertingkah aneh. Aku beneran nggak tahu,” jawab Paula dengan takut dan langsung mau kabur.
Don memanggilnya dan menyuruhnya memberitahu dimana Lisa.
--

Lisa ada di kebun bunga. Dia membawa bunga-bunga yang ada di poly bag dan menanam bunga itu di taman. Tapi dia nanam tanpa melepas polybag-nya.
Don muncul dan Lisa langsung bilang dia tidak melakukan apapun, hanya menanam kembali bunga itu. Don melihat bunga yang Lisa tanam dan memberitahu kalau itu salah. Jika Lisa nanam dengan polybag seperti itu, bunga akan mati keesokan harinya. Lisa nggak tahu karena tidak pernah menanam bunga.

“Tak apa. Aku akan menanam ulang semuanya setelah melepas polybag-nya,” ujar Lisa.
“Tidak perlu melakukannya.”
“Kenapa? Kau tidak percaya padaku?”
“Aku tidak bilang begitu. Aku hanya tidak ingin orang lain menyentuh bunga Nat. Aku harap kau mengerti. Aku yang akan menjaga bunga yang kami tanam bersama ini. Aku tidak ingin bunga dari orang lain. Jika kau mengerti, kau bisa pergi.”
Lisa masih mengira kalau Don marah padanya. Don menjelaskan kalau dia sudah tidak marah. Hanya saja, dia tidak ingin mereka saling ikut campur masalah pribadi. Bagaimanapun, mereka tidak saling mengenal. Dan baginya, Lisa hanyalah orang asing yang tinggal bersama dengannya.

Lisa mengerti penjelasan Don. Dan dia kembali meminta maaf. Setelah itu, Lisa beranjak pergi.
Lisa sempat menoleh ke belakang dan dia meliaht Don mencabuti bunga-bunga yang di tanamnya tadi.
--
Paula masih di kediaman Orn. Dia menceritakan mengenai semua yang di ketahuinya, termasuk mengenai Pit yang hendak mengadu domba Lisa dan Don. Usai mendengar cerita Paula, Orn baru mengizinkan Paula pergi. Orn meminta ibunya untuk tetap tenang. Orn tenang hanya saja dia tidak suka mereka mengganggu Lisa.

Orn menghela nafas panjang, membuat Rin khawatir. Orn merasa akan sulit membuat Don dan Lisa saling jatuh cinta apalagi dari awal mereka sudah bertemu dengan cara yang salah.
--

Pit pergi ke klub untuk minum-minum. Dan kebetulannya, dia malah bertemu Ratree. Waktu Ratree ke perternakan, mereka belum ketemu. Pit memuji Ratree yang jadi semakin cantik. Ratree senang mendengarnya dan memberitahu kalau dia mengoperasi hidup, dagu dan juga suntik botox makanya jadi makin cantik. Dia melakukan operasi itu sebelum kembali ke Thailand.
Pit kemudian nanya, apa Ratree sudah ketemu Don? Ratree dengan senang menjawab sudah. Dia bahkan nyuruh Pit untuk memanggilnya ‘kakak ipar’ karena Nenek sudah mendesaknya agar segera menikah dengan Don. Tapi, anehnya, dia tidak bisa menghubungi Nenek beberapa hari ini. Apa Nenek baik-baik saja?
“Nenek baik-baik saja. Hanya saja, beberapa hari ini, rumah kami sedang sangat sibuk.”
“Ada apa?”
“Mereka sedang mengurus pernikahan.”
“Siapa yang menikah? Kau?”
Pit menggelengkan kepala.
“Bukan kau. Apa Nong Rin?”
“Bukan.”
“Pat, bukan?”
“Pat? Dia masih sekolah.”
“Jangan bilang nenek yang menikah lagi?” tawa Ratress.
“Don yang menikah.”
Tawa Ratree langsung menghilang. Wajahnya berubah menyeramkan. Dia memperingati Pit untuk tidak bercanda seperti itu. Karena Ratree tidak percaya, Pit menunjukkan foto pernikahan Don dan Lisa. Ratree langsung berteriak seperti kerasukan dan membanting handphone Pit. Para petugas mengira Pit melakukan hal jahat, langsung mengusirnya keluar.
--
Malam hari,
Lisa masih merasa bersalah karena kejadian tadi pagi. Tapi, dia juga cemas karena Don masih belum pulang juga. Dia benar-benar bingung. Saat mendengar suara langkah kaki, Lisa langsung berbaring di sofa dan memakai selimut hingga menutupi wajah.
Don udah masuk dan sempat melihat Lisa yang berbaring terburu-buru. Dia dengan sengaja berjalan tanpa suara dan jongkok di depan Lisa.

Lisa penasaran karena tidak ada suara. Jadi, dia membuka sedikit selimut untuk mengintip. Pas nampak wajah Don di depannya, Lisa terkejut. Dia langsung ngomel karena Don masuk tanpa suara.
“Aku datang untuk memeriksa apa kau masih hidup. Kau bisa bernafas di sana (selimut)?”
Lisa langsung melepas selimutnya dan duduk. Don nanya kenapa Lisa nggak tidur di kasur? Lisa menjawab kalau dia bisa tidur di sofa dan Don di kasur. Don sadar kalau Lisa masih merasa bersalah. Lisa membenarkan.
“Jika ada yang bisa ku lakukan, aku akan melakukannya sebagai kompensasi untukmu. Katakan saja. Aku bersedia melakukan apapun.”
“Kalau gitu… besok kau harus bangun jam 6 pagi. Dan kerja di perternakan dari jam 8 pagi s.d 6 sore. Dan mematuhi perintahku.”
“Kau gila?!” marah Lisa.
“Eh, kau mau menelan perkataanmu tadi? Kau barusan bilang akan melakukan apapun.”
Lisa tidak lagi membantah. Don senang dan langsung ke kamar mandi. Setelah Don pergi, Lisa mulai ngedumel kalau Don begitu licik memanfaatkan kesempatan.
--
Esok hari,
Sudah jam 06.17 pagi. Don bahkan sudah rapi dan siap ke perternakan. Sementara Lisa masih tidur lelap. Don berusaha membangunkannya, tapi Lisa masih ngantuk dan minta waktu 5 menit. Karena tidak bisa di bangunkan, Don akhirnya pakai kipas angin di arahkan pada Lisa.


Lisa mengeluh kedinginan. Tapi, tetap tidak mau bangun. Tangannya malah bergerak-gerak nyari selimut dan malah narik kerah baju Don, mengira Don adalah selimut. Don berteriak membangunkan Lisa. Lisa akhirnya membuka mata, dia kaget karna wajah Don ada sangat dekat dengannya. Saking kaget, dia mau tegak dan jadinya nyium Don.

Makin kaget, Lisa langsung teriak kencang dan menendang serta menampar Don. Lisa langsung teriak-teriak minta tolong. Don mau menjelaskan, tapi Lisa terus beteriak. Teriakan Lisa membuat Orn dan Rin terbangun dan langsung datang ke kamar.

Lisa langsung meminta Orn menolongnya. Orn malah senang, mengira mereka sudah melakukan itu. Lisa jadi bingung, apaan? Don langsung memotong percakapan, mengatakan kalau tidak ada apa-apa antara dia dan Lisa.
Don akhirnya menjelaskan apa yang terjadi dan dia tidak melakukan apapun. Lisa nggak percaya karena saat buka mata, Don ada di depannya dan mereka ciuman. Orn dan Rin semangat dan yakin masih ada harapan. Don menjelaskan kalau Lisa yang menariknya.
Hmmm. Orn, Rin dan Lisa tidak percaya. Bagaimana bisa pria besar seperti Don kalah dari wanita kecil seperti Lisa. Mereka menuduh Don sebagai opportunist. Mereka menatap Don seolah Don adalah tersangka kejahatan. Don kesal dan akhirnya mengalihkan topik nyuruh Lisa untuk segera bersiap untuk kerja.
--
Don membawa Lisa ke perternakan dan menjelaskan pekerjaan yang harus di lakukan. Pekerjaan akan di bagi menjadi shift. Saat shift pagi, Lisa harus memberi makan semua binatang yang ada di perternakan, membersihkan kotoran mereka dan merapikan. Akan ada waktu istirahat siang 1 jam. Kemudian, siangnya, Lisa harus membawa para turis berkeliling dan melakukan aktivitas di perternakan. Dan sore, Lisa harus memeriksa semua pekerjaan sudah di lakukan sebelum menulis laporan pekerjaan yang sudah di lakukan.
Lisa mendengarkan dengan kesal karena Don bicara terlalu banyak. Saking kesalnya, Lisa menutup telinganya agar nggak bisa dengar suara Don.
Don tidak tahu Lisa nutup telinga dan terus bicara. Dia memperingati Lisa agar tidak memberi terlalu banyak makanan pada para binatang. Jika terlalu banyak makan, para binatang itu akan sakit perut karna mereka tidak tahu kapan harus berhenti makan.

Saat membalikkan badan, dia melihat Lisa lagi nutup telinga. Lisa langsung melepas tangannya dari telinga dan mendekati Don. Lisa merasa kalau pekerjaan ini mudah. Don menyuruhnya untuk mulai bekerja memberi makan sapi. Semuanya.


Lisa mulai memberi makan para sapi. Dan karena terlalu banyak yang harus di berikan, Lisa langsung menuang sepenuh rumput di depan salah satu sapi. Belum selesai, memberi makan sapi, Ko udah datang dan menyuruh Lisa untuk bergegas memberi makan kuda. Lisa kaget karna ada kuda juga. Ko langsung memberitahu kalau yang harus di beri makan masih ada kuda, babi, ayam, bebek…
“Stop! Apa ini kebun binatang? Ini bukan perternakan namanya,” protes Lisa.
Lisa akhirnya sadar kenapa Don memberinya pekerjaan ini.
Ko membawa Lisa dengan mobil perternakan ke kandang kuda. Lisa yang awalnya kesal, mulai tampak menikmati pekerjaannya memberi makan para binatang. Ada kuda, kambing, ayam, itik, babi, bebek dll.




Post a Comment

Previous Post Next Post