Sinopsis C- Drama : Beautiful Reborn Flower Episode 10 part 1



Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
=Rahasia Lili Merah=

He Ping membawa Qiao Man untuk tinggal dirumahnya. Dan mengetahui itu, Qiao Man ingin merebut kembali koper nya dan pergi saja. Namun He Ping tertawa dan langsung menjelaskan bahwa dia hanya bercanda saja. Dia ada menyewakan rumah untuk Qiao Man, dan rumah itu tepat berada di sebrang rumahnya sekarang. Mendengar itu, Qiao Man pun setuju.
“Dengan begini kita juga bisa saling membantu, benar kan?” kata He Ping.
“Memang bisa saling membantu. Pintar,” puji Qiao Man.

Ketika masuk kedalam rumah, Qiao Man merasa sangat senang dan puas. Sebab rumah yang disewakan untuk nya sangat besar dan luas, bahkan perabotan di dalam nya juga masih baru. Lalu dia meminta He Ping untuk memberikan gaji yang tinggi padanya, saat dia bekerja nanti. Sebab biaya listrik, sewa, dan air, serta sebagainya, itu pasti sangat besar dan dia tidak akan sanggup membayarnya. Dan mendengar itu, He Ping mengomentari Qiao Man sebagai mata duitan. Lalu dia menjelaskan bahwa Qiao Man tidak perlu khawatir, karena dia sudah membayarkan uang sewa rumah ini.

“Mm… Apa jangan-jangan kau memasang kamera CCTV di sini ya? Kau bukan orang yang suka mengintip kan?” tanya Qiao Man, curiga. Karena He Ping sangat baik.
“Apa yang kau pikirkan? Saya membantumu, semuanya hanya karena kau membantu saya memikirkan sebuah rencana anti-pemalsuan yang sangat bagus,” balas He Ping, menjelaskan. “Lagi pula saat di Barcelona, kau juga sering membantu saya. Di Tiongkok tentu saja saya harus membantumu,” jelas nya. Kemudian dia memberikan kartu resepsionis kepada Qiao Man.

Qiao Man menerima kartu resepsionis yang He Ping berikan, namun dia ingin He Ping membantunya jika misalnya ada apa- apa, seperti resepsionis tutup dan listrik rumah mati. Dan He Ping mengiyakan. Lalu dia mengingatkan Qiao Man untuk berhati- hati, sebab beberapa hari yang lalu rumah nya baru saja kemalingan. Mengetahui itu, Qiao Man merasa terkejut dan merasa tidak aman.

“Barang apa yang dicuri?” tanya Qiao Man.
“Karya seni yang saya koleksi,” jawab He Ping. “Pihak kepolisian sedang memeriksa, saya yakin sebentar lagi akan ada hasilnya.”

Mao Zhi datang menemui Duo sambil membawa lukisan- lukisan curian mereka. Dia mengeluh, karena ternyata lukisan yang dimiliki He Ping berasal dari pelelangan, jadi jika dia menjual itu, maka setiap orang akan tahu milik siapa lukisan tersebut. Sehingga tidak ada orang yang berani membeli lukisan tersebut. Mengetahui itu, Duo menyuruh Mao Zhi untuk menyimpan saja terlebih dahulu lukisan tersebut, nanti kalau sudah aman, baru lukisan itu akan di jual.
“Kalau begitu …”
“Sudahlah. Saya katakan padamu, sekarang yang terpenting bukanlah lukisan ini, melainkan buku harian itu, buku harian "Dunia Lain",” jelas Duo dengan serius.

Mao Zhi tidak mengerti, kenapa sebuah buku harian biasa, bisa sangat mahal dinilai oleh He Ping. Dan dengan tegas, Duo menjelaskan bahwa itu karena para seniman berbeda dengan mereka. Mereka mungkin merasa barang itu tidak berharga, tapi bagi seniman itu mungkin saja tidak ternilai harganya. Sesudah menjelaskan itu, Duo mengingatkan Mao Zhi untuk menyimpan lukisan curian mereka dengan baik. Dan cari buku harian ‘Dunia Lain’.
Mendengar itu, Mao Zhi pun mengiyakan serta langsung mengikuti Duo.


Yang Lan datang ke kantor auditor. Dengan ramah, dia menyuruh setiap orang untuk beristirahat dan makan dulu. Dan para karyawan auditor mengiyakan serta pergi darisana. Lalu setelah mereka semua pergi, Yang Lan langsung menukar dokumen asli yang ada disana, dengan dokumen pembukuan palsu yang sudah disiapkannya dan di stempel nya menggunakan cap He Jianfeng.
Saat tugas nya sudah selesai, dia pun langsung pergi darisana secara diam- diam.
Yang Lan kemudian menemui A Li dan melapor padanya. Dan mengetahui hasil kerja Yang Lan yang berhasil menukar dokumen pembukuan asli dengan dokumen pembukuan palsu, A Li merasa sangat senang. Karena akhirnya, masalah besar nya telah terlesaikan.


He Ping membawa Qiao Man ke perusahaan nya. Dia membawa Qiao Man menemui para direksi yang sedang mengadakan rapat. Dan ketika melihat Qiao Man, A Li merasa sangat terkejut. Karena wajah Qiao Man sangat mirip sekali dengan Nan Sheng.
“Maaf, saya pergi dulu. Saya pergi dulu,” kata A Li dengan panik. Lalu dia langsung berlari pergi dari ruang rapat.

A Li : “Nan Sheng? Yang saya lihat jelas-jelas adalah Nan Sheng. Saya tidak salah lihat kan? Saya tidak salah lihat kan?”
Melihat sikap aneh A Li, Qiao Man merasa heran. Namun He Ping tidak berniat untuk menjelaskan dan langsung menarik tangan Qiao Man serta memperkenalkannya dengan para anggota dewan direksi.

Didalam kamar mandi. A Li terduduk dengan lemas di dilantai. “Mana mungkin? Bagaimana mungkin bisa terjadi hal seperti ini? Kenapa wajahnya bisa begitu mirip? Apakah dia Nan Sheng?”



A Li mengingat kejadian saat di pantai dulu. Dia memaksa Nan Sheng untuk berbicara ditelpon. Namun Nan Sheng menolak dan menyuruh A Li untuk menyingkirkan ponsel itu dari nya. Tapi A Li tidak mau dan terus memaksa Nan Sheng. Lalu tanpa sengaja, Nan Sheng terjatuh ke dalam laut. A Li ingin menangkap tangannya, tapi dia tidak sempat dan gagal.
“Nan Sheng! Nan Sheng! Nan Sheng! Nan Sheng!” panggil A Li, panik.
Mengingat kejadian tersebut, A Li menangis ketakutan. Lalu saat dia teringat senyuman Qiao Man barusan, dia semakin ketakutan. Dengan segera dia langsung mencuci wajah nya untuk menenangkan pikirannya yang kacau.
“Xu A Li, kau tidak boleh membiarkan gadis ini terus berada di samping Heping. Tidak boleh.”

He Ping membiarkan Qiao Man untuk menjelaskan idenya kepada para dewan direksi. Dan selagi Qiao Man menjelaskan, He Ping memperhatikannya dari luar ruangan.
“Melihat tampang Qiao Man bekerja sangatlah cantik. Lin He Ping, kau harus mengerti apa yang sedang kau lakukan. Selama sukarela, tidak peduli lupa, atau pun mulai kembali, segalanya akan menjadi lebih mudah.”


A Li mendekati He Ping yang sedang sibuk memperhatikan Qiao Man. Dengan penasaran, dia menanyakan, darimana He Ping menemukan Qiao Man dan siapa Qiao Man sebenarnya. Dan dengan jujur, He Ping menjelaskan bahwa dia dan Qiao Man bertemu di spanyol.
“Qiao Man? Dia adalah Qiao Man?” gumam A Li, merasa lega. “Pantas saja, kalian selalu bersama. Jangan katakan pada saya, kau tidak tahu dia mirip siapa.”
“Ya, dia memang mirip Nan Sheng. Tapi ini tidak menghalanginya untuk bekerja untuk kita,” balas He Ping, melindungi Qiao Man. “Saat di Spanyol, dia pernah membantu saya. Kali ini dia juga mengusulkan rencana anti-pemalsuan, yang kebetulan kita butuhkan,” jelas nya.

Dengan tegas, A Li menyatakan ketidak setujuannya. Dia tidak setuju bila Qiao Man harus bekerja di perusahaan mereka ini. Dan dia juga ingin An Group di tuntut. Mendengar itu, He Ping merasa A Li tidak masuk akal. Sebab An Group sudah mengajukan kompesansi.
“Apa kau tidak bisa menuruti saya sekali saja?” tanya A Li, kesal.
“A Li, dulu kau bilang saya tidak mempertimbangkan demi kebaikan perusahaan. Sekarang siapa yang tidak mempertimbangkan demi perusahaan?” balas He Ping.
“Pokoknya, saya tidak akan setuju dia menetap di sini.”


Setelah Qiao Man selesai, dia langsung menemui He Ping yang sudah menunggu. Dan melihat itu, A Li segera pergi menjauh darisana.
“Bagaimana? Bagaimana pendapat para direktur?” tanya He Ping, ramah.
“Mereka merasa cukup puas,” jawab Qiao Man dengan bangga. “Tenang saja. Saat di Barcelona saya bisa membantumu melakukannya, di sini saya juga bisa membantumu.”
“Baiklah, ayo kemari,” ajak He Ping. Dan Qiao Man pun mengikutinya.


Duo akhirnya berhasil menemukan Ben, dan dia merasa sangat senang. Dengan bersemangat, dia menanyakan, apakah Ben ingat dengan buku harian yang pernah di jual nya. Dan Ben sama sekali tidak ingat buku harian yang mana.
“Sebenarnya begini, beberapa hari yang lalu, saya secara tidak sengaja menjual buku harian adik saya kepada Anda. Begitu saya pulang dia menangis dan memarahi saya, menyuruh saya untuk mencarinya kembali. Makanya saya kembali untuk meminta pada Anda. Saya ingin... saya ingin membelinya kembali,” jelas Duo, berbohong.
“Oh begitu. Kalau tidak kau cari saja, kalau ada di sini, berarti masih ada,” balas Ben.


Dengan senang, Duo pun langsung membongkar- bongkar buku ditempat dagangan Ben untuk mencari buku harian Dunia lain. Tapi sayang nya, dia sama sekali tidak bisa menemukan buku tersebut. Dan dia memohon supaya Ben bisa membantunya mencari buku tersebut. Namun Ben menolak, sebab dia sudah mau tutup toko dan pulang ke rumah.
“Sungguh, tolong Anda bantu. Bantu. Sepuluh kali lipat, bos,” pinta Duo, memohon dengan sangat.

“Kalau sudah tidak ada ya sudah tidak ada. Pergi,” usir Ben. Dan dengan lemas, Duo pun pergi darisana.

Post a Comment

Previous Post Next Post