Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 11-1


Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 11-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF


 “Siapa kau sebenarnya?!” teriak Weol Ju dengan mata berkaca-kaca.



Teriakannya membuat Gwi terkejut tapi juga bingung. Dia tidak mengerti alasan Weol Ju berteriak penuh amarah seperti itu. Gwi sama sekali tidak sadar kalau Weol Ju sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya.
Weol Ju juga tidak jadi mendesak Gwi untuk mengakui identitasnya.
“Tak apa-apa. Lupakan saja,” ujar Weol Ju.



Gwi menghela nafas lega mendengarnya. Dia kemudian menanyakan mengenai belanjaan Weol Ju. Karena Weol Ju hanya diam dan tidak menjawab apapun, Gwi memutuskan untuk pergi sendiri membeli bahan makanan kedai.



Mystic Pop-up Bar
Episode 11




Gwi sudah siap berbelanja dan menyempatkan diri menemui Kang Bae, untuk memberitahu mengenai kontrak Weol Ju yang sudah di batalkan. Kang Bae sangat senang mendengarnya dan memeluk Gwi dengan erat.
Gwi kemudian membahas mengenai Weol Ju yang tadi ke swalayan. Apa tidak bertemu dengan Kang Bae? Kang Bae menjawab polos kalau tadi mereka bertemu, tapi Weol Ju pergi begitu saja saat melihatnya bersama Yeo Rin.
“Begitu saja?” tanya Gwi, heran.
--




Malam hari,
Weol Ju membuat Kang Bae dan Gwi takut karna berwajah tanpa senyuman. Dia juga menghindangkan makanan dengan melempar piring ke atas meja. Gwi dan Kang Bae beneran bingung, apa yang terjadi pada Weol Ju?




Saat kedai sudah sepi, Gwi memberi kode pada Kang Bae agar menanyakan ada apa yang terjadi pada Weol Ju? Kang Bae walau takut memberanikan diri bertanya, tapi jawabannya di jawab Weol Ju dengan singkat dan ketus. Weol Ju bilang dia baik-baik saja dan tidak terjadi apapun.
Kang Bae jadi makin bingung, kenapa Weol Ju malah berwajah murung di hari membahagiakan seperti ini?
“Hari bahagia?”



“Benar! Guibanjang sudah menyelamatkanmu dari Neraka Kepunahan. Guibanjang benar-benar sangat setia kawan. Dia bertanggung jawab dan pintar cari solusi. Keren, 'kan?” puji Kang Bae.


Gwi senang mendengar pujian Kang Bae dan mulai bersikap sombong. Tapi, Weol Ju tetap bersikap ketus dan memarahi Kang Bae karna hari ini belum menyentuh satupun pelanggan. Kang Bae menjelaskan dengan takut kalau dia tidak bisa menyentuh pelanggan karena tadi ada terlalu banyak orang.


Weol Ju semakin marah dan mengingatkan kalau hanya tersisa 4 hari hingga tenggatnya. Dan masih ada 2 kasus yang harus mereka selesaikan. Karena takut akan di marahi Weol Ju juga, Gwi langsung kabur keluar dengan alasan mau menyebarkan kupon kedai.


Kang Bae kepo mau tahu apa Weol Ju marah pada Gwi? Kenapa? Apa karna Gwi tidak memilah sampah dengan benar? Auhhh, Gwi pasti membuang tulang ayam dengan sampah makanan. Padahal dia sudah sering mengatakan…


“Diam! Kau juga keluar!” usir Weol Ju.
--

Gwi mengantar pulang Kang Bae sembari membicarakan sikap aneh Weol Ju. Gwi memberitahu kalau Weol Ju mulai bersikap aneh sejak kembali dari swalayan tadi siang. Apa terjadi sesuatu di sana?

“Nona Weol-ju mendengarku mengucapkan kata-kata manismu kepada Yeo-rin. Apa terlalu menggelikan?” cerita Kang Bae.
“Kata-kata manis?”
"Apa ini hanya pekerjaan bagimu? Namun, aku jatuh cinta padamu." Kata-kata itu sangatlah berguna. Yeo-rin tampaknya suka.”

“Tunggu. Kau tak memberitahunya, 'kan? Kau beri tahu Weol-ju aku yang ajari itu?”

“Apa maksudmu? Tentu saja kuberi tahu. Aku jelas mengatakan, Guibanjang, guru cintaku, yang mengajari kata-kata manis itu,” beritahu Kang Bae dengan riang.

Mendengar itu, Gwi mulai sadar alasan Weol Ju marah. Weol Ju sudah tahu identitasnya!!!
--

 Alam Baka,
Weol Ju pergi ke kediaman Samsin dengan perasaan kacau. Dia curhat mengenai perasaannya yang tidak mengerti kenapa Gwi (Yi Hon) datang ke sisinya? Bagaimana bisa dia berani berpikir untuk berada di sisinya?
“Katakan itu padanya. Mengapa kemari?” komentar Samsin.
“Benar juga. Aku tak bisa berkata apa pun saat melihat wajahnya. Tak tahu apa dan berapa banyak yang harus kukatakan. Walau banyak yang ingin kukatakan hingga hatiku terasa akan meledak, aku tak bisa berkata apa pun. Apa karena aku sangat membencinya?”
“Mungkin juga karena dialah orang yang sangat kau rindukan,” ujar Samsin.
“Apa?”
“Tidak. Bukankah rasa benci dan cinta seperti dua sisi koin?”
“Omong kosong. Semua perasaanku berujung benci untuk dia. Apa kau juga tahu akan hal ini? Bahwa Guibanjang adalah dia?” tanya Weol Ju, dengan tatapan curiga.

“Tidak! Aku tak tahu,” bohong Samsin.

“Aku lelah dengan takdir buruk ini. Satu-satunya cara mengakhirinya adalah meninggalkan Dunia Nyata.”
--


Saat pulang kerja, Yeo Rin meminta teman sekamarnya untuk menemaninya ke toko pakaian laki-laki. Dia ingin membelikan hadiah karna Kang Bae sudah membelikan sepatu untuknya.
Tapi, dia bingung harus memilih baju yang mana. Jaket hitam atau sweater putih? Keduanya pasti akan terlihat sangat keren jika di pakai oleh Kang Bae. Astaga.
--


Pada akhirnya, Yeo Rin membelikan kedua baju itu pada Kang Bae. Kang Bae juga langsung memakainya saat mereka istirahat siang bersama dan makan di sebuah restoran. Yeo Rin yang sudah resmi pacaran dengan Kang Bae juga tidak menutupi perasaannya lagi. Saat Kang Bae menanyakan penampilannya dengan baju itu, Yeo Rin memujinya sangat tampannnn!


Kang Bae senang dengan pujian Yeo Rin. Di tambah lagi, makan siang hari ini terasa seperti kencan baginya. Yeo Rin dengan bahagia bercerita bahwa setelah pacaran dengan Kang Bae, dia merasa lebih senang berada di tempat kerja daripada di rumah.

“Ini masalah besar. Itu hanya akan makin parah. Kau akan segera tak bisa tidur karena ingin segera masuk kerja. Aku tahu karena sudah mengalaminya,” gombal Kang Bae.
Wkwkwk, Kang Bae semakin lihai dalam bermain kata-kata.
--
Saat dalam perjalanan kembali ke kantor, karna masih ada sisa waktu 20 menit, Kang Bae mengajak Yeo Rin untuk jalan-jalan sebentar.

Saat jalan, Yeo Rin sangat ingin menggandeng tangan Kang Bae, jadi dia memberanikan dirinya untuk memegang tangan Kang Bae duluan.
Tidak!! Jangan gandeng dia!!! Terdengar suara teriakan di dalam kepala Yeo Rin, saat dia mau menyentuh tangan Kang Bae. Suara itu membuat Yeo Rin ketakutan.

Walau begitu, Yeo Rin masih ingin mencoba bergandengan tangan dari Kang Bae. Karena itu, saat Kang Bae mau memegang tangannya, Yeo Rin membiarkannya.
Menjauh darinya!!  Suara itu kembali terdengar dan membuat Yeo Rin refleks menjauh dari Kang Bae. Kang Bae merasa khawatir melihat Yeo Rin yang ketakutan, tapi Yeo Rin tidak menjelaskan apapun selain meminta maaf dan berjalan pergi dengan cepat.
--

Gwi bingung, entah bagaimana harus menghadapi Weol Ju. Dia berjalan mondar-mandir di depan Kedai, takut untuk masuk ke dalam. Tapi, Weol Ju keluar dan melihatnya, membuat Gwi batal untuk kabur.
Gwi masuk ke dalam kedai dan berusaha bersikap seperti biasa. Tapi, Weol Ju bisa tahu kalau Gwi sudah tahu dia tahu, karna Gwi tidak berani menatapnya. Gwi hanya bisa mengucapan satu kata ‘maaf.’

“Apa ini menyenangkan?” tanya Weol Ju, dengan nada getir.
“Aku tak bisa berkata apa-apa.”
“Karena itu kau mengamatiku? Di kehidupanku sebelumnya, aku naif dan percaya kau akan melindungiku. Kini aku memintamu untuk terus membantuku menyelesaikan 100.000 kasus. Aku pasti sangat memalukan. Kau pasti berpikir aku bukan apa-apa tanpamu.”
“Bukan seperti itu. Aku datang untuk membantumu.”
“Dulu kau tak membantuku, lalu kenapa sekarang begitu? Apa kau senang mempermainkanku seperti ini?”
“Kau salah paham. Maaf bila aku tak menjelaskan lebih awal, tapi...”
“Karenamu aku mati dan dihukum selama 500 tahun. Apa itu remeh untukmu?” potong Weol Ju, tidak mau mendengarkan penjelasan Gwi sama sekali. “Mereka yang mati adalah salah paham bagimu? Aku bahkan melihat kau menggunakan baju pengantin. Itu juga salah paham?”
Gwi berusaha menjelaskan tapi Weol Ju tidak memberikan kesempatan sama sekali. Dia terus mencerca dan menyudutkan Gwi. Dia memberitahu kebenciannya yang mendalam bagi Gwi.
“Hidupku selesai pada saat itu, jadi, apa yang harus kutahu? Aku bisa terima kau yang menikahi orang lain karena keinginan orang tuamu. Waktu kita ternyata hanya mimpi. Itulah yang kupercayai. Mengapa kau buat aku percaya pada janji-janjimu, lalu kau injak perasaanku? Kenapa kau bunuh aku? Apa dosaku sebesar itu? Apa kesalahan ibuku? Setidaknya... Setidaknya kau berusaha menghentikannya. Harusnya kau selamatkan ibuku! Apa kau puas setelah merebut semua dariku? Aku yang tak punya tempat untuk bersandar. Sebenarnya, tak hanya aku. Aku... Aku... Benar,” tangis Weol Ju, tidak bisa menyelesaikan kalimat terakhirnya, mengenai anak yang ada di dalam kandungannya dan mati karnanya.
“Aku memang ingin menyelamatkan jiwa yang tak bisa kuselamatkan dulu. Kau boleh marah dan memakiku. Tapi tunggu hingga targetmu tercapai. Biarkan aku di sisimu sampai saat itu.”
“Mengapa kau tetap sama setelah 500 tahun berlalu? Untuk orang terhormat sepertimu, kau mengira hidup seseorang  adalah tugas penting. Karena kini kau datang ke sisiku, apa aku harus banyak berterima kasih kepadamu? Memang kau siapa? Memang kalian siapa?” teriaknya, dengan suara penuh rasa sakit.

Gwi berteriak frustasi memohon agar Weol Ju mendengarkan penjelasannya sekali lagi saja. Tapi, bukan kesempatan yang di terima Gwi, tapi … plakk! Sebuah tamparan. Weol Ju dengan penuh amarah menyuruh Gwi untuk pergi dan tidak pernah muncul di hadapannya lagi. Baginya, Gwi dan Ibunda Ratu sama saja baginya.

Tamparan itu membuat Gwi sadar, mau seperti apapun dia menjelaskan, kebencian itu akan tetap ada di hati Weol Ju.
--

Saat jam pulang kerja, Yeo Rin bersikap aneh. Dia pulang tanpa menemui Kang Bae. Kang Bae ingin mengejar Yeo Rin, tapi Jin Dong meminta bantuannya. Nenek Jin Dong sakit dan karena itu dia meminta tolong Kang Bae untuk menggantikannya lembur hari ini. Dengan senang hati, Kang Bae bersedia.
--

Yeo Rin dalam perasaan bingung dengan dirinya sendiri. Dia tidak mengerti kenapa mendengar suara aneh saat mau memegang Kang Bae? Suara apa itu?
Kegundahan hatinya itu membuatnya sampai di depan kedai mistis. Dan karena itu, Yeo Rin memutuskan mampir untuk minum soju.
Betapa terkejutnya dia saat melihat Weol Ju yang berjualan. Dia dengan polosnya mengira kalau kedai mistis adalah markas CIA yang di samarkan. Weol Ju yang juga dalam keadaan suasana hati tidak baik, malas menjelaskan dan membiarkan Yeo Rin berpikir sesukanya.

Akhirnya, Weol Ju menutup kedai dan menemani Yeo Rin minum soju. Dia tidak mengerti kenapa Yeo Rin minum soju?
“Soju terasa manis hari ini,” ujar Yeo Rin.
“Alkohol akan terasa manis bila hidup makin pahit. Namun, mengapa soju terasa manis bila kau baru saja berpacaran? Apa Kang-bae berulah? Dia tak sadar situasi?”
“Masalahnya ada padaku, bukan di Kang-bae.”
“Ada apa?”
“Sebenarnya tadi siang aku ingin menggandeng lengan Kang-bae saat aku mendengar suara. "Tidak! Jangan gandeng dia!" Aku jelas mendengar suara dalam kepalaku. Perasaanku menjadi aneh,” cerita Yeo Rin. “Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku ingin terus berada di sisi Kang-bae, tapi mungkin aku ditakdirkan tak bisa berpacaran.”
“Itu bukan kesalahanmu,” ujar Weol Ju, membuat Yeo Rin bingung.
Tapi, sayangnya pembicaraan mereka harus terhenti karna ada orang ribut-ribut di depan kedai. Jadi, Weol Ju menyuruh Yeo Rin menunggu sebentar sementara dia keluar melihat yang terjadi.
Di tinggal sendirian, Yeo Rin lanjut minum. Tapi, karna soju sudah habis, Yeo Rin bangkit hendak mengambil botol baru. Dan yang di temukannya adalah botol ssangapju.
Di luar, ternyata ada orang mabuk yang mau masuk ke kedai mistis. Karna kedai di kunci tadi, dia jadi menendang papan nama Kedai dengan marah. Weol Ju lebih marah lagi dan memakinya.

Selesai masalah, Weol Ju masuk kembali ke kedai. Tapi, yang ada di dalam bukanlah Yeo Rin, tapi seseorang yang mengenakan hanbok, berambut putih dengan wajah sama persis dengan Yeo Rin, namun bicara dengan kasar dan blak-blakan. Wanita itu adalah sinabar.
“Jadi, ini alkohol yang membuka pintu ke Dunia Mimpi,” komentar Sinabar, menatap ssangapju. “Ya, karena dia meminumnya, aku bebas menguasainya.”
“Berarti kau adalah sinabar?” tanya Weol Ju, memastikan.
“Benar, itu aku. Ada masalah?” balas sinabar dengan sengit.
“Tunggu, kau tetap saja roh biasa. Mengapa seenaknya masuk Dunia Mimpi? Ini adalah wilayahku,” bentak Weol Ju.

Sinabar tidak takut padanya. Dia malah memarahi Weol Ju karna sudah ikut campur dalam kehidupan Kang Yeo Rin. Kenapa terus berusaha menjodohkan Kang Yeo Rin dengan Han Kang Bae? Weol Ju membantah di sebut menjodohkan karna dari awal Yeo Rin dan Kang Bae sudah saling menyukai dan yang di lakukannya, hanyalah memberikan sedikit dorongan saja.
Mumpung lagi membahas itu, Weol Ju menanyakan alasan sinabar meneriaki Yeo Rin saat mau berpegangan tangan dengan Kang Bae. Sinabar menjawab dengan emosi kalau dia sangat benci dengan pria. Dia sudah berhasil mengusir semua pria di sekitar Yeo Rin, tapi tidak berhasil pada Kang Bae. Dia jadi tidak punya pilihan lain selain memperingatkan Yeo Rin.
“Dengar. Aku tak tahu kau punya masalah apa, tapi biarkan mereka berpacaran.”
“Tidak boleh.”
“Kenapa?”
“Berpacaran itu... Maksudku, laki-laki... menakutkan bagiku,” ujar Sinabar dengan suara pelan.

 Flashback
500 tahun yang lalu,
Sinabar adalah roh dari batu yang ada di dalam gua. Sama seperti yang di katakan ibu Weol Ju, batu sinabar mempunyai roh besar yang seperti manusia. Dan dia adalah wanita. Karna selalu terkurung di gua, Sinabar selalu penasaran akan dunia luar. Dan karna itu, dia selalu menyamar sebagai wanita dan pergi ke desa.

Dia yang adalah objek spiritual sering diam-diam pergi menyembuhkan orang sakit serta mengusir roh jahat. Dan kemudian, dia bertemu dengan seorang pria dan jatuh cinta pandangan pertama.
Pria itu adalah Won Hyung.

Karena mencintai Won Hyung, Sinabar selalu menemuinya diam-diam dan memberikan pecahan kecil sinabar. Won Hyung menerimanya dengan gembira karna batu itu mempunya kekuatan luar biasa dan bisa di jual mahal. Dia janji pada Sinabar akan menggunakannya untuk membantu yang sakit dan miskin.
End
“Situasinya benar-benar mendukung,” komentar Weol Ju, bersemangat.
“Dengarkan dulu sampai akhir. Pria itu perlahan menunjukkan watak aslinya ketika aku tak lagi menemuinya.”

Flashback
Won Hyung datang ke gua dengan membawa kapak. Saat menemukan bongkahan besar batu sinabar, dia tertawa begitu lebar dan bersiap mengayukan kapaknya.

“Tidak!!!” teriak roh Sinabar dan keluar dari dalam sinabar.
Dia menatap Won Hyung dan bertanya dengan nada menekan, darimana Won Hyung bisa tahu tempatnya? Apa dia mengikutinya diam-diam?  
 “Aku datang mencarimu karena tak bisa menemukanmu. Bagian batu yang selama ini kau berikan kepadaku masih tak cukup untukku,” ujarnya, tanpa rasa bersalah sama sekali.

 “Sinabar adalah diriku. Bila kau hancurkan ini, aku akan menghilang.”
“Benar begitu? Tapi itu... bukanlah masalahku. Saat ini aku membutuhkan banyak uang untuk tentara dan senjata.”
“Tentara dan senjata? Apa kau ingin membelot? Bukankah kau bilang sinabar untuk yang sakit dan miskin?” teriak Sinabar, penuh amarah.
“Perdamaian warga hanya bisa diraih dengan raja yang tepat. Sepertinya tak ada masa depan dengan raja saat ini. Maka, raja yang ada lebih baik diganti demi masa depan warga,” ujarnya dengan suara sangat sadis.
“Tidak! Kau tak boleh gunakan batu ini untuk tujuan itu!” teriak Sinabar, mencegah dan melarang.

Tapi, Won Hyung adalah orang yang sangat kejam. Dia mendorong tubuh Sinabar hingga terjatuh, kemudian mengayunkan kapaknya, memecahkan batu sinabar!! Dengan pecahnya batu itu, sama saja dengan membunuh Sinabar. Menghancurkan tubuhnya.
End
Mendengar cerita nya saja bisa membuat Weol Ju merasakan kesakitan kesedihan Sinabar. Dia bisa mengerti alasan Sinabar membenci pria. Dirinya dan Sinabr sama-sama tak bisa memilih pria yang tepat. Menurutnya, manusia yang rakus akan kekuasaan lebih menakutkan daripada roh jahat.

“Hidupmu juga rusak karna pria?” tanya Sinabar.
“Ya. Hidupku sangatlah hancur. Karna seorang pria, aku harus menderita selama 500 tahun.”
Keduanya beneran emosi membahas kisah cinta masa lalu mereka yang dratis. Sinabar makin emosi saat Weol Ju memberitahu kalau ada orang yang selalu di sisinya dan mengamati rasa sakit yang di alaminya dari segala sisi.
Tapi, ada hal yang membuat Weol Ju penasaran. Kenapa Sinabar tiba-tiba tidak menemui pria itu lagi?
“Begini. Ada hal aneh yang membuatku tak nyaman sehingga aku menjaga jarak dengannya.”
 Flashback
Jadi, suatu malam, saat Sinabar berkeliling desa, dia melihat Won Hyung berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah, keluar dari sebuah rumah. Won Hyung juga membawa pedang.
Jika mau di bilang berselingkuh, tidak mungkin bawa pedang dan menutupi wajah dengan mencurigakan begitu. Jika mau merampok juga tidak mungkin karna rumah yang di masuki Won Hyung begitu sederhana untuk di rampok.
End

“Melihat dia membunuh dukun dan membakar rumah itu, pasti ada yang dia inginkan,” ujar Sinabar.
“Kau bilang "dukun"?”
“Benar. Dia dukun hebat yang sering mengunjungiku. Dia dan putrinya berakhir tragis. Putrinya gantung diri tak lama setelah itu.”
“Apakah nama pria itu... adalah Kim Won-hyung?” tanya Weol Ju, mulai menyadari siapa yang di bicarakan sedari tadi.
“Kau juga mengenalnya?” kaget Sinabar.

Dan raut wajah Weol Ju berubah dratis, menjadi terkejut. Dia sudah tertipu kebohongan Won Hyung selama ini. 
--
Gwi pergi ke butik Ji Hye. Dan ketika dia tiba, butik itu sudah di berikan garis polisi dan ada polisi serta detektif yang berjaga.
--

Gwi menemui Yeom (yang sebenarnya adalah Won Hyung) dan memberitahu mengenai kematian Ji Hye. Gwi menggebu-gebu memberitahu kalau dia yakin yang membunuh Ji Hye adalah roh jahat yang kabur itu. Roh jahat itu pasti berusaha menghalangi mereka menyelesaikan target. Roh itu membunuh yang perlu atau bisa membantu menuntaskan dendam. Dia bergerak sampai memperhatikan mereka.

Karena itu, Gwi memohon agar Yeom memberitahunya siapa roh jahat itu? Yeom diam, tidak mau memberitahu apapun. Gwi tidak memaksa dan akan menanyakan sendiri pada Kematian.
Mendengar itu, Yeom jadinya mau memberitahu. Dia berbohong kalau roh jahat itu sudah di tangkapnya kemarin dan di serahkan ke Neraka. Jadi, Gwi tidak perlu merasa khawatir lagi. Gwi jadi curiga karna biasanya Yeom selalu memintanya mengurus roh-roh jahat di sekitar, kenapa sekarang di bereskan sendiri? Ada apa? Siapa roh jahat itu sebenarnya?
“Dia adalah Won-hyung. Dia lari dari neraka untuk membalas dendam pada kalian.”
“Kalau begitu, kau seharusnya langsung memberitahuku.”
“Walau berdosa besar, dia tetap putraku. Bagaimana bisa aku melihat putraku dibunuh sampai dua kali? Ini adalah karma untukku. Aku harus membereskannya sendiri,” ujar Yeom (Won Hyung) dengan memasang ekspresi sedih. “Maaf. Bila aku lebih cepat menangkapnya, nyawa Ratu pasti bisa diselamatkan. Sungguh disayangkan. Hanya dia yang bisa menunjukkan kehidupan lalu Weol-ju. Bukankah kau melakukan ini untuk meluruskan kesalahpahaman?”
Gwi tidak bisa mengatakan apapun.

Yeom akhirnya pergi meninggalkan Gwi. Dia tersenyum begitu puas karena hubungan dan kesalahpahaman Gwi dan Weol Ju tidak akan bisa di perbaiki.


1 Comments

Previous Post Next Post