Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 11-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF
“Siapa kau sebenarnya?!” teriak
Weol Ju dengan mata berkaca-kaca.
Teriakannya membuat Gwi terkejut
tapi juga bingung. Dia tidak mengerti alasan Weol Ju berteriak penuh amarah
seperti itu. Gwi sama sekali tidak sadar kalau Weol Ju sudah mengetahui
identitasnya yang sebenarnya.
Weol Ju juga tidak jadi mendesak
Gwi untuk mengakui identitasnya.
“Tak apa-apa. Lupakan saja,” ujar
Weol Ju.
Gwi menghela nafas lega
mendengarnya. Dia kemudian menanyakan mengenai belanjaan Weol Ju. Karena Weol
Ju hanya diam dan tidak menjawab apapun, Gwi memutuskan untuk pergi sendiri
membeli bahan makanan kedai.
Mystic Pop-up Bar
Episode 11
Gwi sudah siap berbelanja dan
menyempatkan diri menemui Kang Bae, untuk memberitahu mengenai kontrak Weol Ju
yang sudah di batalkan. Kang Bae sangat senang mendengarnya dan memeluk Gwi
dengan erat.
Gwi kemudian membahas mengenai
Weol Ju yang tadi ke swalayan. Apa tidak bertemu dengan Kang Bae? Kang Bae
menjawab polos kalau tadi mereka bertemu, tapi Weol Ju pergi begitu saja saat
melihatnya bersama Yeo Rin.
“Begitu saja?” tanya Gwi, heran.
--
Malam hari,
Weol Ju membuat Kang Bae dan Gwi takut
karna berwajah tanpa senyuman. Dia juga menghindangkan makanan dengan melempar
piring ke atas meja. Gwi dan Kang Bae beneran bingung, apa yang terjadi pada
Weol Ju?
Saat kedai sudah sepi, Gwi
memberi kode pada Kang Bae agar menanyakan ada apa yang terjadi pada Weol Ju? Kang
Bae walau takut memberanikan diri bertanya, tapi jawabannya di jawab Weol Ju
dengan singkat dan ketus. Weol Ju bilang dia baik-baik saja dan tidak terjadi
apapun.
Kang Bae jadi makin bingung,
kenapa Weol Ju malah berwajah murung di hari membahagiakan seperti ini?
“Hari bahagia?”
“Benar! Guibanjang sudah
menyelamatkanmu dari Neraka Kepunahan. Guibanjang benar-benar sangat setia
kawan. Dia bertanggung jawab dan pintar cari solusi. Keren, 'kan?” puji Kang
Bae.
Gwi senang mendengar pujian Kang
Bae dan mulai bersikap sombong. Tapi, Weol Ju tetap bersikap ketus dan memarahi
Kang Bae karna hari ini belum menyentuh satupun pelanggan. Kang Bae menjelaskan
dengan takut kalau dia tidak bisa menyentuh pelanggan karena tadi ada terlalu
banyak orang.
Weol Ju semakin marah dan
mengingatkan kalau hanya tersisa 4 hari hingga tenggatnya. Dan masih ada 2
kasus yang harus mereka selesaikan. Karena takut akan di marahi Weol Ju juga, Gwi
langsung kabur keluar dengan alasan mau menyebarkan kupon kedai.
Kang Bae kepo mau tahu apa Weol
Ju marah pada Gwi? Kenapa? Apa karna Gwi tidak memilah sampah dengan benar? Auhhh,
Gwi pasti membuang tulang ayam dengan sampah makanan. Padahal dia sudah sering
mengatakan…
“Diam! Kau juga keluar!” usir
Weol Ju.
--
Gwi mengantar pulang Kang Bae
sembari membicarakan sikap aneh Weol Ju. Gwi memberitahu kalau Weol Ju mulai
bersikap aneh sejak kembali dari swalayan tadi siang. Apa terjadi sesuatu di
sana?
“Nona Weol-ju mendengarku
mengucapkan kata-kata manismu kepada Yeo-rin. Apa terlalu menggelikan?” cerita
Kang Bae.
“Kata-kata manis?”
“"Apa ini hanya pekerjaan bagimu? Namun, aku jatuh cinta
padamu." Kata-kata itu sangatlah berguna. Yeo-rin tampaknya suka.”
“Tunggu. Kau tak memberitahunya,
'kan? Kau beri tahu Weol-ju aku yang ajari itu?”
“Apa maksudmu? Tentu saja kuberi
tahu. Aku jelas mengatakan, Guibanjang, guru cintaku, yang mengajari kata-kata
manis itu,” beritahu Kang Bae dengan riang.
Mendengar itu, Gwi mulai sadar
alasan Weol Ju marah. Weol Ju sudah tahu identitasnya!!!
--
Alam Baka,
Weol Ju pergi ke
kediaman Samsin dengan perasaan kacau. Dia curhat mengenai perasaannya yang
tidak mengerti kenapa Gwi (Yi Hon) datang ke sisinya? Bagaimana bisa dia berani
berpikir untuk berada di sisinya?
“Katakan itu
padanya. Mengapa kemari?” komentar Samsin.
“Benar juga. Aku
tak bisa berkata apa pun saat melihat wajahnya. Tak tahu apa dan berapa banyak yang
harus kukatakan. Walau banyak yang ingin kukatakan hingga hatiku terasa akan
meledak, aku tak bisa berkata apa pun. Apa karena aku sangat membencinya?”
“Mungkin juga
karena dialah orang yang sangat kau rindukan,” ujar Samsin.
“Apa?”
“Tidak. Bukankah
rasa benci dan cinta seperti dua sisi koin?”
“Omong kosong. Semua
perasaanku berujung benci untuk dia. Apa kau juga tahu akan hal ini? Bahwa
Guibanjang adalah dia?” tanya Weol Ju, dengan tatapan curiga.
“Tidak! Aku tak
tahu,” bohong Samsin.
“Aku lelah dengan
takdir buruk ini. Satu-satunya cara mengakhirinya adalah meninggalkan Dunia
Nyata.”
--
Saat pulang kerja, Yeo Rin
meminta teman sekamarnya untuk menemaninya ke toko pakaian laki-laki. Dia ingin
membelikan hadiah karna Kang Bae sudah membelikan sepatu untuknya.
Tapi, dia bingung harus memilih
baju yang mana. Jaket hitam atau sweater putih? Keduanya pasti akan terlihat
sangat keren jika di pakai oleh Kang Bae. Astaga.
--
Pada akhirnya, Yeo Rin membelikan
kedua baju itu pada Kang Bae. Kang Bae juga langsung memakainya saat mereka
istirahat siang bersama dan makan di sebuah restoran. Yeo Rin yang sudah resmi
pacaran dengan Kang Bae juga tidak menutupi perasaannya lagi. Saat Kang Bae menanyakan
penampilannya dengan baju itu, Yeo Rin memujinya sangat tampannnn!
Kang Bae senang dengan pujian Yeo
Rin. Di tambah lagi, makan siang hari ini terasa seperti kencan baginya. Yeo
Rin dengan bahagia bercerita bahwa setelah pacaran dengan Kang Bae, dia merasa
lebih senang berada di tempat kerja daripada di rumah.
“Ini masalah besar. Itu hanya
akan makin parah. Kau akan segera tak bisa tidur karena ingin segera masuk
kerja. Aku tahu karena sudah mengalaminya,” gombal Kang Bae.
Wkwkwk, Kang Bae semakin lihai
dalam bermain kata-kata.
--
Saat dalam perjalanan kembali ke
kantor, karna masih ada sisa waktu 20 menit, Kang Bae mengajak Yeo Rin untuk
jalan-jalan sebentar.
Saat jalan, Yeo Rin sangat ingin
menggandeng tangan Kang Bae, jadi dia memberanikan dirinya untuk memegang
tangan Kang Bae duluan.
Tidak!! Jangan gandeng dia!!! Terdengar suara teriakan di dalam kepala Yeo
Rin, saat dia mau menyentuh tangan Kang Bae. Suara itu membuat Yeo Rin
ketakutan.
Walau begitu, Yeo Rin masih ingin
mencoba bergandengan tangan dari Kang Bae. Karena itu, saat Kang Bae mau
memegang tangannya, Yeo Rin membiarkannya.
Menjauh darinya!! Suara
itu kembali terdengar dan membuat Yeo Rin refleks menjauh dari Kang Bae. Kang
Bae merasa khawatir melihat Yeo Rin yang ketakutan, tapi Yeo Rin tidak
menjelaskan apapun selain meminta maaf dan berjalan pergi dengan cepat.
--
Gwi bingung, entah bagaimana
harus menghadapi Weol Ju. Dia berjalan mondar-mandir di depan Kedai, takut
untuk masuk ke dalam. Tapi, Weol Ju keluar dan melihatnya, membuat Gwi batal
untuk kabur.
Gwi masuk ke dalam kedai dan
berusaha bersikap seperti biasa. Tapi, Weol Ju bisa tahu kalau Gwi sudah tahu
dia tahu, karna Gwi tidak berani menatapnya. Gwi hanya bisa mengucapan satu
kata ‘maaf.’
“Apa ini menyenangkan?” tanya
Weol Ju, dengan nada getir.
“Aku tak bisa berkata apa-apa.”
“Karena itu kau mengamatiku? Di kehidupanku
sebelumnya, aku naif dan percaya kau akan melindungiku. Kini aku memintamu
untuk terus membantuku menyelesaikan 100.000 kasus. Aku pasti sangat memalukan.
Kau pasti berpikir aku bukan apa-apa tanpamu.”
“Bukan seperti itu. Aku datang
untuk membantumu.”
“Dulu kau tak membantuku, lalu
kenapa sekarang begitu? Apa kau senang mempermainkanku seperti ini?”
“Kau salah paham. Maaf bila aku
tak menjelaskan lebih awal, tapi...”
“Karenamu aku mati dan dihukum
selama 500 tahun. Apa itu remeh untukmu?” potong Weol Ju, tidak mau mendengarkan
penjelasan Gwi sama sekali. “Mereka yang mati adalah salah paham bagimu? Aku
bahkan melihat kau menggunakan baju pengantin. Itu juga salah paham?”
Gwi berusaha menjelaskan tapi
Weol Ju tidak memberikan kesempatan sama sekali. Dia terus mencerca dan
menyudutkan Gwi. Dia memberitahu kebenciannya yang mendalam bagi Gwi.
“Hidupku selesai pada saat itu, jadi,
apa yang harus kutahu? Aku bisa terima kau yang menikahi orang lain karena
keinginan orang tuamu. Waktu kita ternyata hanya mimpi. Itulah yang kupercayai.
Mengapa kau buat aku percaya pada janji-janjimu, lalu kau injak perasaanku? Kenapa
kau bunuh aku? Apa dosaku sebesar itu? Apa kesalahan ibuku? Setidaknya... Setidaknya
kau berusaha menghentikannya. Harusnya kau selamatkan ibuku! Apa kau puas
setelah merebut semua dariku? Aku yang tak punya tempat untuk bersandar. Sebenarnya,
tak hanya aku. Aku... Aku... Benar,” tangis Weol Ju, tidak bisa menyelesaikan
kalimat terakhirnya, mengenai anak yang ada di dalam kandungannya dan mati karnanya.
“Aku memang ingin menyelamatkan jiwa
yang tak bisa kuselamatkan dulu. Kau boleh marah dan memakiku. Tapi tunggu
hingga targetmu tercapai. Biarkan aku di sisimu sampai saat itu.”
“Mengapa kau tetap sama setelah
500 tahun berlalu? Untuk orang terhormat sepertimu, kau mengira hidup seseorang adalah tugas penting. Karena kini kau datang
ke sisiku, apa aku harus banyak berterima kasih kepadamu? Memang kau siapa?
Memang kalian siapa?” teriaknya, dengan suara penuh rasa sakit.
Gwi berteriak frustasi memohon
agar Weol Ju mendengarkan penjelasannya sekali lagi saja. Tapi, bukan
kesempatan yang di terima Gwi, tapi … plakk!
Sebuah tamparan. Weol Ju dengan penuh amarah menyuruh Gwi untuk pergi dan
tidak pernah muncul di hadapannya lagi. Baginya, Gwi dan Ibunda Ratu sama saja
baginya.
Tamparan itu membuat Gwi sadar,
mau seperti apapun dia menjelaskan, kebencian itu akan tetap ada di hati Weol
Ju.
--
Saat jam pulang kerja, Yeo Rin
bersikap aneh. Dia pulang tanpa menemui Kang Bae. Kang Bae ingin mengejar Yeo
Rin, tapi Jin Dong meminta bantuannya. Nenek Jin Dong sakit dan karena itu dia
meminta tolong Kang Bae untuk menggantikannya lembur hari ini. Dengan senang hati,
Kang Bae bersedia.
--
Yeo Rin dalam perasaan bingung
dengan dirinya sendiri. Dia tidak mengerti kenapa mendengar suara aneh saat mau
memegang Kang Bae? Suara apa itu?
Kegundahan hatinya itu membuatnya
sampai di depan kedai mistis. Dan karena itu, Yeo Rin memutuskan mampir untuk
minum soju.
Betapa terkejutnya dia saat
melihat Weol Ju yang berjualan. Dia dengan polosnya mengira kalau kedai mistis
adalah markas CIA yang di samarkan. Weol Ju yang juga dalam keadaan suasana
hati tidak baik, malas menjelaskan dan membiarkan Yeo Rin berpikir sesukanya.
Akhirnya, Weol Ju menutup kedai
dan menemani Yeo Rin minum soju. Dia tidak mengerti kenapa Yeo Rin minum soju?
“Soju terasa manis hari ini,”
ujar Yeo Rin.
“Alkohol akan terasa manis bila
hidup makin pahit. Namun, mengapa soju terasa manis bila kau baru saja
berpacaran? Apa Kang-bae berulah? Dia tak sadar situasi?”
“Masalahnya ada padaku, bukan di
Kang-bae.”
“Ada apa?”
“Sebenarnya tadi siang aku ingin menggandeng
lengan Kang-bae saat aku mendengar suara. "Tidak!
Jangan gandeng dia!" Aku jelas mendengar suara dalam kepalaku. Perasaanku
menjadi aneh,” cerita Yeo Rin. “Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku ingin
terus berada di sisi Kang-bae, tapi mungkin aku ditakdirkan tak bisa
berpacaran.”
“Itu bukan kesalahanmu,” ujar
Weol Ju, membuat Yeo Rin bingung.
Tapi, sayangnya pembicaraan
mereka harus terhenti karna ada orang ribut-ribut di depan kedai. Jadi, Weol Ju
menyuruh Yeo Rin menunggu sebentar sementara dia keluar melihat yang terjadi.
Di tinggal sendirian, Yeo Rin
lanjut minum. Tapi, karna soju sudah habis, Yeo Rin bangkit hendak mengambil
botol baru. Dan yang di temukannya adalah botol ssangapju.
Di luar, ternyata ada orang mabuk
yang mau masuk ke kedai mistis. Karna kedai di kunci tadi, dia jadi menendang
papan nama Kedai dengan marah. Weol Ju lebih marah lagi dan memakinya.
Selesai masalah, Weol Ju masuk
kembali ke kedai. Tapi, yang ada di dalam bukanlah Yeo Rin, tapi seseorang yang
mengenakan hanbok, berambut putih dengan wajah sama persis dengan Yeo Rin,
namun bicara dengan kasar dan blak-blakan. Wanita itu adalah sinabar.
“Jadi, ini alkohol yang membuka
pintu ke Dunia Mimpi,” komentar Sinabar, menatap ssangapju. “Ya, karena dia meminumnya, aku bebas menguasainya.”
“Berarti kau adalah sinabar?”
tanya Weol Ju, memastikan.
“Benar, itu aku. Ada masalah?”
balas sinabar dengan sengit.
“Tunggu, kau tetap saja roh
biasa. Mengapa seenaknya masuk Dunia Mimpi? Ini adalah wilayahku,” bentak Weol
Ju.
Sinabar tidak takut padanya. Dia
malah memarahi Weol Ju karna sudah ikut campur dalam kehidupan Kang Yeo Rin. Kenapa
terus berusaha menjodohkan Kang Yeo Rin dengan Han Kang Bae? Weol Ju membantah
di sebut menjodohkan karna dari awal Yeo Rin dan Kang Bae sudah saling menyukai
dan yang di lakukannya, hanyalah memberikan sedikit dorongan saja.
Mumpung lagi membahas itu, Weol Ju
menanyakan alasan sinabar meneriaki Yeo Rin saat mau berpegangan tangan dengan
Kang Bae. Sinabar menjawab dengan emosi kalau dia sangat benci dengan pria. Dia
sudah berhasil mengusir semua pria di sekitar Yeo Rin, tapi tidak berhasil pada
Kang Bae. Dia jadi tidak punya pilihan lain selain memperingatkan Yeo Rin.
“Dengar. Aku tak tahu kau punya
masalah apa, tapi biarkan mereka berpacaran.”
“Tidak boleh.”
“Kenapa?”
“Berpacaran itu... Maksudku, laki-laki...
menakutkan bagiku,” ujar Sinabar dengan suara pelan.
Flashback
500
tahun yang lalu,
Sinabar
adalah roh dari batu yang ada di dalam gua. Sama seperti yang di katakan ibu
Weol Ju, batu sinabar mempunyai roh besar yang seperti manusia. Dan dia adalah
wanita. Karna selalu terkurung di gua, Sinabar selalu penasaran akan dunia
luar. Dan karna itu, dia selalu menyamar sebagai wanita dan pergi ke desa.
Dia
yang adalah objek spiritual sering diam-diam pergi menyembuhkan orang sakit
serta mengusir roh jahat. Dan kemudian, dia bertemu dengan seorang pria dan jatuh
cinta pandangan pertama.
Pria
itu adalah Won Hyung.
Karena
mencintai Won Hyung, Sinabar selalu menemuinya diam-diam dan memberikan pecahan
kecil sinabar. Won Hyung menerimanya dengan gembira karna batu itu mempunya
kekuatan luar biasa dan bisa di jual mahal. Dia janji pada Sinabar akan
menggunakannya untuk membantu yang sakit dan miskin.
End
“Situasinya benar-benar
mendukung,” komentar Weol Ju, bersemangat.
“Dengarkan dulu sampai akhir. Pria
itu perlahan menunjukkan watak aslinya ketika aku tak lagi menemuinya.”
Flashback
Won
Hyung datang ke gua dengan membawa kapak. Saat menemukan bongkahan besar batu
sinabar, dia tertawa begitu lebar dan bersiap mengayukan kapaknya.
“Tidak!!!”
teriak roh Sinabar dan keluar dari dalam sinabar.
Dia
menatap Won Hyung dan bertanya dengan nada menekan, darimana Won Hyung bisa
tahu tempatnya? Apa dia mengikutinya diam-diam?
“Aku
datang mencarimu karena tak bisa menemukanmu. Bagian batu yang selama ini kau
berikan kepadaku masih tak cukup untukku,” ujarnya, tanpa rasa bersalah sama
sekali.
“Sinabar
adalah diriku. Bila kau hancurkan ini, aku akan menghilang.”
“Benar
begitu? Tapi itu... bukanlah masalahku. Saat ini aku membutuhkan banyak uang untuk
tentara dan senjata.”
“Tentara
dan senjata? Apa kau ingin membelot? Bukankah kau bilang sinabar untuk yang
sakit dan miskin?” teriak Sinabar, penuh amarah.
“Perdamaian
warga hanya bisa diraih dengan raja yang tepat. Sepertinya tak ada masa depan dengan
raja saat ini. Maka, raja yang ada lebih baik diganti demi masa depan warga,”
ujarnya dengan suara sangat sadis.
“Tidak!
Kau tak boleh gunakan batu ini untuk tujuan itu!” teriak Sinabar, mencegah dan
melarang.
Tapi,
Won Hyung adalah orang yang sangat kejam. Dia mendorong tubuh Sinabar hingga
terjatuh, kemudian mengayunkan kapaknya, memecahkan batu sinabar!! Dengan pecahnya
batu itu, sama saja dengan membunuh Sinabar. Menghancurkan tubuhnya.
End
Mendengar cerita nya saja bisa
membuat Weol Ju merasakan kesakitan kesedihan Sinabar. Dia bisa mengerti alasan
Sinabar membenci pria. Dirinya dan Sinabr sama-sama tak bisa memilih pria yang
tepat. Menurutnya, manusia yang rakus akan kekuasaan lebih menakutkan daripada
roh jahat.
“Hidupmu juga rusak karna pria?”
tanya Sinabar.
“Ya. Hidupku sangatlah hancur. Karna
seorang pria, aku harus menderita selama 500 tahun.”
Keduanya beneran emosi membahas
kisah cinta masa lalu mereka yang dratis. Sinabar makin emosi saat Weol Ju
memberitahu kalau ada orang yang selalu di sisinya dan mengamati rasa sakit
yang di alaminya dari segala sisi.
Tapi, ada hal yang membuat Weol
Ju penasaran. Kenapa Sinabar tiba-tiba tidak menemui pria itu lagi?
“Begini. Ada hal aneh yang
membuatku tak nyaman sehingga aku menjaga jarak dengannya.”
Flashback
Jadi,
suatu malam, saat Sinabar berkeliling desa, dia melihat Won Hyung berpakaian
serba hitam dan mengenakan penutup wajah, keluar dari sebuah rumah. Won Hyung
juga membawa pedang.
Jika
mau di bilang berselingkuh, tidak mungkin bawa pedang dan menutupi wajah dengan
mencurigakan begitu. Jika mau merampok juga tidak mungkin karna rumah yang di
masuki Won Hyung begitu sederhana untuk di rampok.
End
“Melihat dia membunuh dukun dan
membakar rumah itu, pasti ada yang dia inginkan,” ujar Sinabar.
“Kau bilang "dukun"?”
“Benar. Dia dukun hebat yang
sering mengunjungiku. Dia dan putrinya berakhir tragis. Putrinya gantung diri tak
lama setelah itu.”
“Apakah nama pria itu... adalah
Kim Won-hyung?” tanya Weol Ju, mulai menyadari siapa yang di bicarakan sedari
tadi.
“Kau juga mengenalnya?” kaget
Sinabar.
Dan raut wajah Weol Ju berubah
dratis, menjadi terkejut. Dia sudah tertipu kebohongan Won Hyung selama ini.
--
Gwi pergi ke butik Ji Hye. Dan
ketika dia tiba, butik itu sudah di berikan garis polisi dan ada polisi serta
detektif yang berjaga.
--
Gwi menemui Yeom (yang sebenarnya
adalah Won Hyung) dan memberitahu mengenai kematian Ji Hye. Gwi menggebu-gebu
memberitahu kalau dia yakin yang membunuh Ji Hye adalah roh jahat yang kabur
itu. Roh jahat itu pasti berusaha menghalangi mereka menyelesaikan target. Roh
itu membunuh yang perlu atau bisa membantu menuntaskan dendam. Dia bergerak
sampai memperhatikan mereka.
Karena itu, Gwi memohon agar Yeom
memberitahunya siapa roh jahat itu? Yeom diam, tidak mau memberitahu apapun.
Gwi tidak memaksa dan akan menanyakan sendiri pada Kematian.
Mendengar itu, Yeom jadinya mau
memberitahu. Dia berbohong kalau roh jahat itu sudah di tangkapnya kemarin dan
di serahkan ke Neraka. Jadi, Gwi tidak perlu merasa khawatir lagi. Gwi jadi
curiga karna biasanya Yeom selalu memintanya mengurus roh-roh jahat di sekitar,
kenapa sekarang di bereskan sendiri? Ada apa? Siapa roh jahat itu sebenarnya?
“Dia adalah Won-hyung. Dia lari
dari neraka untuk membalas dendam pada kalian.”
“Kalau begitu, kau seharusnya
langsung memberitahuku.”
“Walau berdosa besar, dia tetap
putraku. Bagaimana bisa aku melihat putraku dibunuh sampai dua kali? Ini adalah
karma untukku. Aku harus membereskannya sendiri,” ujar Yeom (Won Hyung) dengan
memasang ekspresi sedih. “Maaf. Bila aku lebih cepat menangkapnya, nyawa Ratu
pasti bisa diselamatkan. Sungguh disayangkan. Hanya dia yang bisa menunjukkan kehidupan
lalu Weol-ju. Bukankah kau melakukan ini untuk meluruskan kesalahpahaman?”
Gwi tidak bisa mengatakan apapun.
Yeom akhirnya pergi meninggalkan
Gwi. Dia tersenyum begitu puas karena hubungan dan kesalahpahaman Gwi dan Weol
Ju tidak akan bisa di perbaiki.
Tags:
Mystic Pop-up Bar
Lanjutannya please
ReplyDelete