Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 15 part 1





Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Xingzhou sangat terkejut saat melihat kedatangan Shangguan Tou, apalagi saat Shangguan Tou menawarkan diri untuk membantu nya, dia lebih terkejut. Namun dia juga merasa senang, karena Shangguan Tou ingin membantu nya.

“Tou. Kamu serius ingin membantu ayah?” tanya Xingzhou, senang. Dan Shangguan Tou mengangguk kan kepalanya.




Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha. Mereka bertiga pergi ke rumah seseorang dan mencari orang yang tinggal disana. Tapi aneh nya, rumah tersebut kosong, dan bahkan makanan yang ada disana juga sudah berjamur. Lalu seorang Bibi lewat, dan mereka pun bertanya padanya, dimana orang yang tinggal di rumah itu.
“Awalnya ayahnya terkena penyakit demam dingin. Setelah itu, saling menular. Belum sampai sebulan, semuanya sudah meninggal,” kata si Bibi, memberitahu. “Kalian juga sebaiknya cepat pergi. Sekarang tidak ada orang yang berani datang ke rumah ini. Takut kena penyakit.”
“Terima kasih Bibi,” balas Xuezhi. Lalu diapun mengajak Liuli dan Zhu Sha untuk pergi.



Ditengah desa. Seorang dukun melakukan ritual, dan orang banyak berkumpul mengelilingi nya. Melihat itu, Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha, mereka bertiga berhenti berjalan serta memperhatikan nya.

“Pangu membuka dunia. Nuwa menciptakan manusia. Rerumputan, pohon, serangga dan ikan, burung dan binatang berkaki lainnya lahir karena takdir. Mulia dengan meminjam keberuntungan langit. Sekarang, wabah meluas. Semua itu karena ada orang yang mencuri keberuntungan langit. Sehingga membuat dewa langit menjadi marah,” kata si Dukun. Lalu dia menyebutkan satu persatu bencana alam yang baru saja selesai di tangani oleh pihak kerajaan serta penyakit menular yang terjadi sekarang sebagai contoh amarah langit. “Ini adalah hukum langit kepada kita. Satu-satunya cara sekarang adalah hanya dengan menjadikan 2 orang itu sebagai kurban, barulah dapat menenangkan amarah langit,” jelas nya dengan suara keras.



Mendengar perkataan si Dukun, banyak orang yang berseru dan mendukung tindakan nya. Sedangkan Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha, dengan keras mereka bertiga langsung menentang ritual kurban tersebut. Dan Xuezhi berusaha untuk menyakini banyak orang untuk jangan percaya, karena itu adalah hal yang konyol, dan ritual kurban ini tidak akan menghentikan penyakit demam dingin yang terjadi. Sebab wabah penyakit adalah penyakit. Bukan Iblis atau siluman. Jadi jika itu adalah penyakit, maka itu harus di obati dengan teknik medis. Mendengar itu, beberapa orang percaya dengan Xuezhi, tapi beberapa tidak percaya.
“Bukan kami tidak mempercayai teknik medis, tapi karena tidak ada obat yang bisa mengobati penyakit demam dingin ini,” kata satu orang, mengeluh. Dan yang lain mengikuti nya.

“Iya. Bahkan tabib juga jatuh sakit. Sekarang kita hanya bisa percaya pada dewa.”
Si Dukun tersenyum senang melihat banyak orang mempercayai nya. Sedangkan Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha, mereka bertiga berusaha untuk menenangkan banyak orang yang mulai mengeluh.


“Tenang. Tenang dulu,” teriak Liuli dengan tegas. “Semua warga di Kabupaten Anping. Istana Api Chong akan membantu kalian semua untuk menemukan cara mengobati penyakit demam dingin. Tapi sebelum menemukan caranya, silakan semuanya bersembunyi di dalam rumah, hindari berurusan dengan orang lain agar wabah tidak menyebar semakin luas,” jelasnya kepada banyak orang itu.
“Setelah menemukan caranya, kami akan segera memberitahukan kalian semua,” kata Zhu Sha, berjanji kepada banyak orang itu.

Mendengar janji itu, banyak orang itu masih merasa tidak puas. Mereka bertanya dengan berteriak secara bersamaan, apakah penyakit ini bisa di sembuhkan atau tidak. Mereka menginginkan kepastian. Dan Xuezhi pun langsung membentak mereka semua agar tenang.



“Sekarang kita memang tidak punya cara untuk mengobati penyakit demam dingin. Tapi itu bukan berarti ke depannya juga tidak punya cara untuk mengobati demam dingin. Kalian harus percaya padaku. Kami pasti akan membantu kalian semua untuk menemukan cara mengobati demam dingin,” jelas Xuezhi dengan tegas.

Tapi banyak orang itu masih tidak percaya dengan Xuezhi ataupun Istana Api Chong. Namun akhirnya, mereka semua memutuskan untuk pulang saja terlebih dahulu.


Shangguan Tou datang ke Kantor Pemerintah Kabupaten Anping. Dan Wuming yang sudah berada disana duluan langsung melapor kepada Shangguan Tou. Dia telah berbicara dengan Bupati, dan Bupati bilang bahwa mereka belum menemukan penyebab dan cara pengobatan penyakit demam dingin yang terjadi ini. Lalu untuk semua orang yang terkena penyakit itu, orang- orang tersebut di kirim ke klinik medis di pinggiran kota untuk melakukan pengobatan terpusat, dengan cara seperti ini, juga bisa menghindari penyebaran wabah. Mendengar itu, Shangguan Tou merasa bahwa pantas saja para warga yang ada di Kabupaten ini masih bisa hidup dengan normal.


“Tuan. Kenapa Anda tidak ingin pergi bertemu dengan Bupati, tapi menyuruhku untuk pergi tanya?” tanya Wuming, merasa heran.

“Aku bukan pejabat kerajaan, juga tidak ingin berurusan dengan pejabat. Aku datang kali ini hanya untuk menyelesaikan kekhawatiran ayah. Tidak berminat untuk menghadapi orang-orang itu,” jawab Shangguan Tou, menjelaskan.

Ketika sampai di pasar, Liuli merasa kagum. Sebab masih ada banyak orang di Kabupaten Anping, tidak sama seperti desa lainnya yang sudah hampir tidak ada penduduk. Zhu Sha kemudian menyarankan supaya mereka mencari tahu kondisi sekarang secara terpisah. Dan Xuezhi langsung setuju, sebab itu adalah ide yang bagus. Jadi mereka bertiga pun berpisah jalan.


Saat Xuezhi melewati toko lentera, dia berhenti. Karena dia melihat sebuah lentera kelinci tergantung disana, dan melihat itu, diapun teringat akan kenangan nya dengan Shangguan Tou. Dan mengingat kenangan itu, Xuezhi menyentuh lentera tersebut dan terus menatap nya.


“Kamu menyukai lentera motif ini? Nona. Selera Anda sangat bagus. Lentera kelinci ini hanya tersisa satu sekarang,” kata pemilik toko, memasarkan dagangan nya.
“Pemilik toko. Aku ingin lentera kelinci ini,” kata Xuezhi, bersedia untuk membeli. Tapi pada saat dia memegang kantongnya, dia tersadar bahwa dia tidak membawa uang. Jadi diapun segera pergi darisana untuk mengambil uangnya terlebih dahulu.



Tepat disaat Xuezhi pergi, Shangguan Tou datang. Dia berhenti dan melihat lentera kelinci itu juga. Dan melihat itu, dia teringat akan kenangan nya bersama dengan Xuezhi. Dan diapun langsung membeli nya.


“Anda sangat beruntung. Tadi lentera motif ini hampir saja dibeli oleh seorang nona,” puji si pemilik toko dengan senang.
“Nona?”
“Benar,” jawab si pemilik toko.

Mendengar itu, Shangguan Tou tersenyum kecil. Karena dia sudah bisa menebak siapa Nona tersebut.


Ketika Shangguan Tou ingin pergi darisana, seorang gadis kecil berdiri disebelahnya dan terus menatap lentera kelinci yang baru saja di belinya. Si gadis kecil itu bercerita bahwa Ibunya terkena penyakit demam dingin, dan Ayahnya bilang bahwa jika kita mengucapkan permintaan kepada lentera motif, maka permintaan kita akan terwujud. Jadi dia ingin membuat sebuah permintaan agar demam dingin Ibunya segera sembuh. Tapi dia tidak punya uang untuk membelinya.

Mendengar ceritanya, Shangguan Tou memberikan lentera kecil yang baru dibeli nya barusan kepada si Gadis kecil. Dan dengan senang, si Gadis kecil berterima kasih padanya.


Tidak lama kemudian, Xuezhi kembali ke toko lentera dengan membawa Liuli serta Zhu Sha bersamanya sambil berlari dengan terburu-buru. Tapi lalu dia merasa kecewa, saat dia mengetahui bahwa lentera kelinci yang ingin di belinya sudah di beli oleh orang lain. Dan diapun tidak berniat untuk membeli lentera yang lain. Jadi diapun pergi darisana.



Tepat ketika Xuezhi masih merasa kecewa, dia bertemu dengan si Gadis kecil, dan dia melihat Lentera kelinci ada dipangkuannya. Dan melihat lentera kelinci itu, Xuezhi pun mendekatinya serta berniat untuk menyentuh lentera kelinci tersebut. Namun dengan cepat, si Gadis kecil itu langsung menjauhkan Lentera kelinci nya dari jangkauan Xuezhi serta bertanya dengan marah.
“Adik kecil. Lentera kelinci kecilmu ini, kamu dapatkan dari mana?” tanya Xuezhi dengan ramah.
“Diberikan oleh seorang kakak laki-laki,” jawab si Gadis kecil dengan jujur.
“Jadi apa yang sedang kamu lakukan di sini?” tanya Xuezhi, ingin tahu.

“Ayah bilang, jika membuat permintaan kepada lentera motif, maka permintaan akan terwujudkan. Aku berharap penyakit demam dingin ibu dapat segera sembuh,” jawab si Gadis kecil.


“Di mana ibumu?”
“Di klinik medis. Ayah bilang disana ada orang yang bisa mengobati ibu.”
“Di mana klinik medisnya?”

”Di sana,” jawab si Gadis kecil sambil menunjuk ke sebuah arah. “Di dalamnya ada banyak orang yang sakit seperti ibu. Tapi ayah bilang aku tidak boleh pergi. Jika tidak, aku bisa sakit seperti ibu,” jelasnya. “Kakak. Menurutmu, bisakah kelinci kecil ini mendengar permintaanku? Apakah ibuku bisa kembali?” tanyanya dengan sikap polos.


“Kelinci kecil ini pasti bisa mendengar permintaanmu. Ibumu juga akan kembali,” jawab Xuezhi sambil tersenyum menenangkannya. Lalu diapun mengajak Liuli dan Zhu Sha untuk ke klinik medis.


Di klinik medis. Shangguan Tou memerintahkan Wuming untuk melakukan satu hal.



Sesampainya didepan Klinik medis, Xuezhi menyuruh Liuli dan Zhu Sha untuk menunggu nya diluar saja, sebab ini adalah penyakit menular. Dan karena dia pernah memakan pil raja racun, maka dia akan baik- baik saja, jadi lebih baik dia yang masuk ke dalam. Dan Liuli serta Zhu Sha mengerti, tapi mereka meminta Xuezhi untuk berhati- hati.


Didalam klinik medis. Xuezhi memperhatikan para pasien yang telah meninggal, dan para perawat yang sedang sibuk. Lalu tiba- tiba dia melihat bahwa ada sebuah pot obat yang meluap karena sudah terlalu mendidih. Jadi diapun segera ingin membuka tutup pot tersebut. Namun tutup pot tersebut sangat panas, sehingga dia tidak bisa membuka nya.


Dan tepat disaat itu, Shangguan Tou datang. Dia menawarkan bantuan dan membantu Xuezhi untuk mengangkat pot obat tersebut dan menuang kan obatnya ke dalam piringan kecil.


Melihat Shangguan Tou, Xuezhi merasa sangat terkejut. Sedangkan Shangguan Tou, dengan tenang dia menyapa Xuezhi dan menanyai, apakah selama setahun ini Xuezhi baik- baik saja. Dan Xuezhi mengiyakan. Mendengar itu, Shangguan Tou tersenyum kecil, lalu diapun pamit dan pergi menjauh darinya.


Shangguan Tou berjalan pergi dengan sedih. Dan Xuezhi yang menatap kepergiaannya merasa sedih juga.


Kemudian disaat itu, seorang Tabib datang menghampiri Xuezhi serta menyarani nya untuk lebih baik segera pergi dan jangan sampai tertular. Tapi Xuezhi menolak untuk pergi, malahan dia ingin tahu apa yang terjadi. Dan si Tabib menjelaskan bahwa para pasien yang di kirim ke tempat nya bukan untuk di sembuhkan, para keluarga si pasien mengirimkan si pasien ke tempat nya untuk menghindari penularan, karena mereka takut. Dan penyakit demam dingin ini juga sama sekali tidak ada obat untuk mengobatinya. Lalu terkadang ada beberapa orang baik yang mengirimkan obat- obatan serta makanan dari luar klinik untuk membantu mereka. Dan mereka mengandalkan itu untuk bertahan hidup sampai sekarang.

“Aku adalah ketua Istana Api Chong, Chong Xuezhi. Kedatanganku kali ini adalah untuk menyelidiki sumber penyakit demam dingin dan cara untuk mengobatinya,” kata Xuezhi, memberitahukan tujuan kedatangan nya.



“Nona. Lupakan saja. Tidak ada caranya.”
“Bagaimana mungkin tidak ada caranya?” tanya Xuezhi, tidak percaya. “Jika dapat menemukan sumber penyakitnya, maka akan dapat menemukan solusinya.”

“Sumber penyakitnya sudah ditemukan. Ada di Desa Qingxi. Sekarang seluruh desa hanya tinggal beberapa orang di sana…” jelas si Tabib sambil melihat ke arah seorang pasien yang ada di tempatnya. “yang masih hidup.”



Ketika Xuezhi sudah keluar dari dalam klinik, Liuli serta Zhu Sha segera menghampirinya dan bertanya. Dan Xuezhi memberitahukan informasi apa yang di dapatnya. Lalu dia memerintahkan Liuli serta Zhu Sha untuk pergi ke Desa Qingxi sekarang. Sedangkan dia sendiri akan tetap berada disini untuk menjaga para pasien. Dan mereka berdua mengiyakan serta segera pergi.



Xuezhi masuk kembali ke dalam klinik medis, dan dia bertemu lagi dengan Shangguan Tou yang masih berada disana. Kali ini dia bersikap lebih biasa. “Terhadap pengendalian wabah, apakah kamu punya strategi yang baik?” tanyanya secara langsung.

“Sekarang tidak ada cara untuk mengobati penyakit demam dingin. Tapi aku sudah mengutus orang kembali ke Lembah Bulan untuk mengundang raja obat, Yin Ci,” jelas Shangguan Tou, menjawab.



Xuezhi lalu menanyai pendapat si Tabib, apakah ada cara yang lebih baik. Dan si Tabib menjawab tidak, resep yang dimilikinya hanya bisa sedikit meringankan saja, namun sekarang obat- obatan diklinik nya hanya tersisa sedikit. Dan Xuezhi mengerti serta dia meminta resep obat si Tabib, biar dia yang pergi membeli obat nya.

“Baik, baik. Terima kasih banyak,” kata si Tabib sambil menunjukkan resep nya.


Muyuan datang ke Gerbang Timur untuk mengantarkan senjata pesanan kerajaan. Namun sebelum mereka masuk ke dalam, para penjaga memeriksa setiap mereka, dikarenakan masalah penyakit menular yang terjadi. Dan saat para penjaga tidak menemukan ada nya masalah, para penjaga pun membiarkan mereka untuk masuk ke dalam.

Ditoko obat. Xuezhi protes kepada pemilik toko, karena harga obat- obatan yang dijual disana sangat mahal. Dan malas meladeni nya, si pemilik toko menyuruh Xuezhi untuk ke tempat lain saja.

“Tolong lebih murah lagi,” pinta Xuezhi, memohon. Tapi si pemilik toko tetap menolak.


Xuezhi pulang ke klinik dengan perasaan kesal. Dan dia memberitahu Shangguan Tou mengenai keluhannya. “Obat-obatan di dalam kabupaten sudah naik harga. Tapi uangku tidak cukup jadi hanya bisa beli segini saja,” keluhnya. “Tapi bagi para pasien di sini, sedikit obat ini sama sekali tidak cukup.”

“Kenapa harganya naik?” tanya Shangguan Tou, heran sambil melihat resep tersebut.


“Karena sekarang penyakit demam dingin semakin parah. Jadi mereka menaikkan harga obat. Menjadikan nyawa orang lain sebagai peluang untuk mendapatkan uang,” jawab Xuezhi.

“Serahkan saja padaku,” balas Shangguan Tou.

Dalam perjalanan pulang setelah selesai mengantarkan senjata pesanan kerajaan, Chequ mengajak Muyuan untuk berhenti sejenak dan beristirahat. Tapi Muyuan menolak, sebab sedang ada wabah, jadi mereka harus segera kembali ke Istana. Dan Chequ mengerti.



Shangguan Tou pulang ke klinik dengan membawa banyak bahan obat- obatan. Melihat itu, Xuezhi menanyai, kenapa Shangguan Tou membeli sebanyak itu. Dan dengan bangga, Shangguan Tou menjawab bahwa masih ada lebih banyak lagi di luar yang belum di bawa masuk. Lalu dia mengajak Xuezhi untuk membantu nya.


“Tuan Shangguan. Apakah kamu tidak enak badan?” tanya Xuezhi, saat menyadari bahwa Shangguan Tou berkeringat sangat banyak dan tampak sangat lelah.

“Aku baik-baik saja,” jawab Shangguan Tou sambil tersenyum dan mengelap keringat nya.


Dihalaman klinik. Seorang pasien ingin pergi dari klinik untuk menemui putrinya. Dan si Tabib menahannya untuk jangan pergi. Lalu tepat disaat itu, Shangguan Tou dan Xuezhi keluar, dan mereka membantu si pasien yang terjatuh. Namun si pasien malah mendorong mereka berdua. Dan karena tubuh Shangguan Tou sangat lemah sekarang, maka diapun langsung terjatuh ke belakang dan merasa sakit.


“Kamu jangan ribut lagi. Aku pernah bertemu dengan putrimu,” teriak Xuezhi, memarahi si pasien. “Namanya Ying.”

“Kamu pernah bertemu dengannya di mana?” tanya si pasien.



“Setiap hari dia berlutut di lantai, memegang lentera motif dan berdoa untukmu. Semoga kamu dapat segera pulih. Jadi kamu harus bertahan. Hanya jika kamu pulih, baru dapat memberikan Ying sebuah keluarga yang lengkap,” jelas Xuezhi, dengan lembut membujuk si pasien.

Dan mendengar itu, si pasien tidak lagi memberontak untuk pergi. Serta dia menangis juga.



Setelah Tabib membawa si pasien pergi ke dalam ruang perawatan, Xuezhi menanyai Shangguan Tou, mengapa Shangguan Tou memberikan tenaga dalam kepadanya.
“Karena aku pernah bilang bahwa aku akan melindungimu dengan baik,” kata Shangguan Tou dengan sikap acuh.
“Kenapa kamu mewakili aku untuk membuat keputusan ini? Apakah kamu tahu tindakanmu itu akan membuatku merasa berhutang budi padamu,” balas Xuezhi.
“Jika merasa berutang budi padaku, maka bayarlah perlahan-lahan,” balas Shangguan Tou. Lalu dia berjalan pergi duluan. Dan Xuezhi terpaku menatap nya.

Post a Comment

Previous Post Next Post