Original Network : Tencent Video iQiyi Youku
iQiyi
Xingzhou
sangat terkejut saat melihat kedatangan Shangguan Tou, apalagi saat Shangguan
Tou menawarkan diri untuk membantu nya, dia lebih terkejut. Namun dia juga
merasa senang, karena Shangguan Tou ingin membantu nya.
“Tou. Kamu
serius ingin membantu ayah?” tanya Xingzhou, senang. Dan Shangguan Tou
mengangguk kan kepalanya.
Xuezhi,
Liuli, dan Zhu Sha. Mereka bertiga pergi ke rumah seseorang dan mencari orang
yang tinggal disana. Tapi aneh nya, rumah tersebut kosong, dan bahkan makanan
yang ada disana juga sudah berjamur. Lalu seorang Bibi lewat, dan mereka pun
bertanya padanya, dimana orang yang tinggal di rumah itu.
“Awalnya
ayahnya terkena penyakit demam dingin. Setelah itu, saling menular. Belum
sampai sebulan, semuanya sudah meninggal,” kata si Bibi, memberitahu. “Kalian
juga sebaiknya cepat pergi. Sekarang tidak ada orang yang berani datang ke
rumah ini. Takut kena penyakit.”
“Terima kasih
Bibi,” balas Xuezhi. Lalu diapun mengajak Liuli dan Zhu Sha untuk pergi.
Ditengah
desa. Seorang dukun melakukan ritual, dan orang banyak berkumpul mengelilingi
nya. Melihat itu, Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha, mereka bertiga berhenti berjalan
serta memperhatikan nya.
“Pangu
membuka dunia. Nuwa menciptakan manusia. Rerumputan, pohon, serangga dan ikan,
burung dan binatang berkaki lainnya lahir karena takdir. Mulia dengan meminjam
keberuntungan langit. Sekarang, wabah meluas. Semua itu karena ada orang yang
mencuri keberuntungan langit. Sehingga membuat dewa langit menjadi marah,” kata
si Dukun. Lalu dia menyebutkan satu persatu bencana alam yang baru saja selesai
di tangani oleh pihak kerajaan serta penyakit menular yang terjadi sekarang
sebagai contoh amarah langit. “Ini adalah hukum langit kepada kita.
Satu-satunya cara sekarang adalah hanya dengan menjadikan 2 orang itu sebagai
kurban, barulah dapat menenangkan amarah langit,” jelas nya dengan suara keras.
Mendengar
perkataan si Dukun, banyak orang yang berseru dan mendukung tindakan nya.
Sedangkan Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha, dengan keras mereka bertiga langsung
menentang ritual kurban tersebut. Dan Xuezhi berusaha untuk menyakini banyak
orang untuk jangan percaya, karena itu adalah hal yang konyol, dan ritual
kurban ini tidak akan menghentikan penyakit demam dingin yang terjadi. Sebab
wabah penyakit adalah penyakit. Bukan Iblis atau siluman. Jadi jika itu adalah
penyakit, maka itu harus di obati dengan teknik medis. Mendengar itu, beberapa
orang percaya dengan Xuezhi, tapi beberapa tidak percaya.
“Bukan kami
tidak mempercayai teknik medis, tapi karena tidak ada obat yang bisa mengobati
penyakit demam dingin ini,” kata satu orang, mengeluh. Dan yang lain mengikuti
nya.
“Iya. Bahkan
tabib juga jatuh sakit. Sekarang kita hanya bisa percaya pada dewa.”
Si Dukun tersenyum senang melihat banyak orang mempercayai nya. Sedangkan Xuezhi, Liuli, dan Zhu Sha, mereka bertiga berusaha untuk menenangkan banyak orang yang mulai mengeluh.
“Tenang.
Tenang dulu,” teriak Liuli dengan tegas. “Semua warga di Kabupaten Anping.
Istana Api Chong akan membantu kalian semua untuk menemukan cara mengobati
penyakit demam dingin. Tapi sebelum menemukan caranya, silakan semuanya
bersembunyi di dalam rumah, hindari berurusan dengan orang lain agar wabah
tidak menyebar semakin luas,” jelasnya kepada banyak orang itu.
“Setelah
menemukan caranya, kami akan segera memberitahukan kalian semua,” kata Zhu Sha,
berjanji kepada banyak orang itu.
Mendengar
janji itu, banyak orang itu masih merasa tidak puas. Mereka bertanya dengan
berteriak secara bersamaan, apakah penyakit ini bisa di sembuhkan atau tidak.
Mereka menginginkan kepastian. Dan Xuezhi pun langsung membentak mereka semua
agar tenang.
“Sekarang
kita memang tidak punya cara untuk mengobati penyakit demam dingin. Tapi itu
bukan berarti ke depannya juga tidak punya cara untuk mengobati demam dingin.
Kalian harus percaya padaku. Kami pasti akan membantu kalian semua untuk
menemukan cara mengobati demam dingin,” jelas Xuezhi dengan tegas.
Tapi banyak
orang itu masih tidak percaya dengan Xuezhi ataupun Istana Api Chong. Namun
akhirnya, mereka semua memutuskan untuk pulang saja terlebih dahulu.
Shangguan
Tou datang ke Kantor Pemerintah Kabupaten Anping. Dan Wuming yang sudah berada
disana duluan langsung melapor kepada Shangguan Tou. Dia telah berbicara dengan
Bupati, dan Bupati bilang bahwa mereka belum menemukan penyebab dan cara
pengobatan penyakit demam dingin yang terjadi ini. Lalu untuk semua orang yang
terkena penyakit itu, orang- orang tersebut di kirim ke klinik medis di
pinggiran kota untuk melakukan pengobatan terpusat, dengan cara seperti ini,
juga bisa menghindari penyebaran wabah. Mendengar itu, Shangguan Tou merasa
bahwa pantas saja para warga yang ada di Kabupaten ini masih bisa hidup dengan
normal.
“Tuan.
Kenapa Anda tidak ingin pergi bertemu dengan Bupati, tapi menyuruhku untuk
pergi tanya?” tanya Wuming, merasa heran.
“Aku bukan
pejabat kerajaan, juga tidak ingin berurusan dengan pejabat. Aku datang kali
ini hanya untuk menyelesaikan kekhawatiran ayah. Tidak berminat untuk
menghadapi orang-orang itu,” jawab Shangguan Tou, menjelaskan.
Ketika
sampai di pasar, Liuli merasa kagum. Sebab masih ada banyak orang di Kabupaten
Anping, tidak sama seperti desa lainnya yang sudah hampir tidak ada penduduk.
Zhu Sha kemudian menyarankan supaya mereka mencari tahu kondisi sekarang secara
terpisah. Dan Xuezhi langsung setuju, sebab itu adalah ide yang bagus. Jadi
mereka bertiga pun berpisah jalan.
Saat Xuezhi
melewati toko lentera, dia berhenti. Karena dia melihat sebuah lentera kelinci
tergantung disana, dan melihat itu, diapun teringat akan kenangan nya dengan
Shangguan Tou. Dan mengingat kenangan itu, Xuezhi menyentuh lentera tersebut
dan terus menatap nya.
“Kamu
menyukai lentera motif ini? Nona. Selera Anda sangat bagus. Lentera kelinci ini
hanya tersisa satu sekarang,” kata pemilik toko, memasarkan dagangan nya.
“Pemilik
toko. Aku ingin lentera kelinci ini,” kata Xuezhi, bersedia untuk membeli. Tapi
pada saat dia memegang kantongnya, dia tersadar bahwa dia tidak membawa uang.
Jadi diapun segera pergi darisana untuk mengambil uangnya terlebih dahulu.
Tepat disaat
Xuezhi pergi, Shangguan Tou datang. Dia berhenti dan melihat lentera kelinci
itu juga. Dan melihat itu, dia teringat akan kenangan nya bersama dengan
Xuezhi. Dan diapun langsung membeli nya.
“Anda sangat
beruntung. Tadi lentera motif ini hampir saja dibeli oleh seorang nona,” puji
si pemilik toko dengan senang.
“Nona?”
“Benar,”
jawab si pemilik toko.
Mendengar
itu, Shangguan Tou tersenyum kecil. Karena dia sudah bisa menebak siapa Nona
tersebut.
Ketika
Shangguan Tou ingin pergi darisana, seorang gadis kecil berdiri disebelahnya
dan terus menatap lentera kelinci yang baru saja di belinya. Si gadis kecil itu
bercerita bahwa Ibunya terkena penyakit demam dingin, dan Ayahnya bilang bahwa
jika kita mengucapkan permintaan kepada lentera motif, maka permintaan kita
akan terwujud. Jadi dia ingin membuat sebuah permintaan agar demam dingin
Ibunya segera sembuh. Tapi dia tidak punya uang untuk membelinya.
Mendengar
ceritanya, Shangguan Tou memberikan lentera kecil yang baru dibeli nya barusan
kepada si Gadis kecil. Dan dengan senang, si Gadis kecil berterima kasih
padanya.
Tidak lama
kemudian, Xuezhi kembali ke toko lentera dengan membawa Liuli serta Zhu Sha
bersamanya sambil berlari dengan terburu-buru. Tapi lalu dia merasa kecewa,
saat dia mengetahui bahwa lentera kelinci yang ingin di belinya sudah di beli
oleh orang lain. Dan diapun tidak berniat untuk membeli lentera yang lain. Jadi
diapun pergi darisana.
Tepat ketika
Xuezhi masih merasa kecewa, dia bertemu dengan si Gadis kecil, dan dia melihat
Lentera kelinci ada dipangkuannya. Dan melihat lentera kelinci itu, Xuezhi pun
mendekatinya serta berniat untuk menyentuh lentera kelinci tersebut. Namun dengan
cepat, si Gadis kecil itu langsung menjauhkan Lentera kelinci nya dari
jangkauan Xuezhi serta bertanya dengan marah.
“Adik kecil.
Lentera kelinci kecilmu ini, kamu dapatkan dari mana?” tanya Xuezhi dengan
ramah.
“Diberikan
oleh seorang kakak laki-laki,” jawab si Gadis kecil dengan jujur.
“Jadi apa
yang sedang kamu lakukan di sini?” tanya Xuezhi, ingin tahu.
“Ayah
bilang, jika membuat permintaan kepada lentera motif, maka permintaan akan
terwujudkan. Aku berharap penyakit demam dingin ibu dapat segera sembuh,” jawab
si Gadis kecil.
“Di mana
ibumu?”
“Di klinik
medis. Ayah bilang disana ada orang yang bisa mengobati ibu.”
“Di mana
klinik medisnya?”
”Di sana,”
jawab si Gadis kecil sambil menunjuk ke sebuah arah. “Di dalamnya ada banyak
orang yang sakit seperti ibu. Tapi ayah bilang aku tidak boleh pergi. Jika
tidak, aku bisa sakit seperti ibu,” jelasnya. “Kakak. Menurutmu, bisakah
kelinci kecil ini mendengar permintaanku? Apakah ibuku bisa kembali?” tanyanya
dengan sikap polos.
“Kelinci
kecil ini pasti bisa mendengar permintaanmu. Ibumu juga akan kembali,” jawab
Xuezhi sambil tersenyum menenangkannya. Lalu diapun mengajak Liuli dan Zhu Sha
untuk ke klinik medis.
Di klinik
medis. Shangguan Tou memerintahkan Wuming untuk melakukan satu hal.
Sesampainya
didepan Klinik medis, Xuezhi menyuruh Liuli dan Zhu Sha untuk menunggu nya
diluar saja, sebab ini adalah penyakit menular. Dan karena dia pernah memakan
pil raja racun, maka dia akan baik- baik saja, jadi lebih baik dia yang masuk
ke dalam. Dan Liuli serta Zhu Sha mengerti, tapi mereka meminta Xuezhi untuk
berhati- hati.
Didalam
klinik medis. Xuezhi memperhatikan para pasien yang telah meninggal, dan para
perawat yang sedang sibuk. Lalu tiba- tiba dia melihat bahwa ada sebuah pot
obat yang meluap karena sudah terlalu mendidih. Jadi diapun segera ingin
membuka tutup pot tersebut. Namun tutup pot tersebut sangat panas, sehingga dia
tidak bisa membuka nya.
Dan tepat
disaat itu, Shangguan Tou datang. Dia menawarkan bantuan dan membantu Xuezhi
untuk mengangkat pot obat tersebut dan menuang kan obatnya ke dalam piringan
kecil.
Melihat
Shangguan Tou, Xuezhi merasa sangat terkejut. Sedangkan Shangguan Tou, dengan
tenang dia menyapa Xuezhi dan menanyai, apakah selama setahun ini Xuezhi baik-
baik saja. Dan Xuezhi mengiyakan. Mendengar itu, Shangguan Tou tersenyum kecil,
lalu diapun pamit dan pergi menjauh darinya.
Shangguan
Tou berjalan pergi dengan sedih. Dan Xuezhi yang menatap kepergiaannya merasa
sedih juga.
Kemudian
disaat itu, seorang Tabib datang menghampiri Xuezhi serta menyarani nya untuk
lebih baik segera pergi dan jangan sampai tertular. Tapi Xuezhi menolak untuk
pergi, malahan dia ingin tahu apa yang terjadi. Dan si Tabib menjelaskan bahwa
para pasien yang di kirim ke tempat nya bukan untuk di sembuhkan, para keluarga
si pasien mengirimkan si pasien ke tempat nya untuk menghindari penularan,
karena mereka takut. Dan penyakit demam dingin ini juga sama sekali tidak ada
obat untuk mengobatinya. Lalu terkadang ada beberapa orang baik yang mengirimkan
obat- obatan serta makanan dari luar klinik untuk membantu mereka. Dan mereka
mengandalkan itu untuk bertahan hidup sampai sekarang.
“Aku adalah
ketua Istana Api Chong, Chong Xuezhi. Kedatanganku kali ini adalah untuk
menyelidiki sumber penyakit demam dingin dan cara untuk mengobatinya,” kata
Xuezhi, memberitahukan tujuan kedatangan nya.
“Nona.
Lupakan saja. Tidak ada caranya.”
“Bagaimana
mungkin tidak ada caranya?” tanya Xuezhi, tidak percaya. “Jika dapat menemukan
sumber penyakitnya, maka akan dapat menemukan solusinya.”
“Sumber
penyakitnya sudah ditemukan. Ada di Desa Qingxi. Sekarang seluruh desa hanya
tinggal beberapa orang di sana…” jelas si Tabib sambil melihat ke arah seorang
pasien yang ada di tempatnya. “yang masih hidup.”
Ketika
Xuezhi sudah keluar dari dalam klinik, Liuli serta Zhu Sha segera
menghampirinya dan bertanya. Dan Xuezhi memberitahukan informasi apa yang di
dapatnya. Lalu dia memerintahkan Liuli serta Zhu Sha untuk pergi ke Desa Qingxi
sekarang. Sedangkan dia sendiri akan tetap berada disini untuk menjaga para
pasien. Dan mereka berdua mengiyakan serta segera pergi.
Xuezhi masuk
kembali ke dalam klinik medis, dan dia bertemu lagi dengan Shangguan Tou yang
masih berada disana. Kali ini dia bersikap lebih biasa. “Terhadap pengendalian
wabah, apakah kamu punya strategi yang baik?” tanyanya secara langsung.
“Sekarang
tidak ada cara untuk mengobati penyakit demam dingin. Tapi aku sudah mengutus
orang kembali ke Lembah Bulan untuk mengundang raja obat, Yin Ci,” jelas
Shangguan Tou, menjawab.
Xuezhi lalu
menanyai pendapat si Tabib, apakah ada cara yang lebih baik. Dan si Tabib
menjawab tidak, resep yang dimilikinya hanya bisa sedikit meringankan saja,
namun sekarang obat- obatan diklinik nya hanya tersisa sedikit. Dan Xuezhi
mengerti serta dia meminta resep obat si Tabib, biar dia yang pergi membeli
obat nya.
“Baik, baik.
Terima kasih banyak,” kata si Tabib sambil menunjukkan resep nya.
Muyuan
datang ke Gerbang Timur untuk mengantarkan senjata pesanan kerajaan. Namun
sebelum mereka masuk ke dalam, para penjaga memeriksa setiap mereka,
dikarenakan masalah penyakit menular yang terjadi. Dan saat para penjaga tidak
menemukan ada nya masalah, para penjaga pun membiarkan mereka untuk masuk ke
dalam.
Ditoko obat.
Xuezhi protes kepada pemilik toko, karena harga obat- obatan yang dijual disana
sangat mahal. Dan malas meladeni nya, si pemilik toko menyuruh Xuezhi untuk ke
tempat lain saja.
“Tolong
lebih murah lagi,” pinta Xuezhi, memohon. Tapi si pemilik toko tetap menolak.
Xuezhi
pulang ke klinik dengan perasaan kesal. Dan dia memberitahu Shangguan Tou
mengenai keluhannya. “Obat-obatan di dalam kabupaten sudah naik harga. Tapi
uangku tidak cukup jadi hanya bisa beli segini saja,” keluhnya. “Tapi bagi para
pasien di sini, sedikit obat ini sama sekali tidak cukup.”
“Kenapa
harganya naik?” tanya Shangguan Tou, heran sambil melihat resep tersebut.
“Karena
sekarang penyakit demam dingin semakin parah. Jadi mereka menaikkan harga obat.
Menjadikan nyawa orang lain sebagai peluang untuk mendapatkan uang,” jawab
Xuezhi.
“Serahkan
saja padaku,” balas Shangguan Tou.
Dalam
perjalanan pulang setelah selesai mengantarkan senjata pesanan kerajaan, Chequ
mengajak Muyuan untuk berhenti sejenak dan beristirahat. Tapi Muyuan menolak,
sebab sedang ada wabah, jadi mereka harus segera kembali ke Istana. Dan Chequ
mengerti.
Shangguan
Tou pulang ke klinik dengan membawa banyak bahan obat- obatan. Melihat itu,
Xuezhi menanyai, kenapa Shangguan Tou membeli sebanyak itu. Dan dengan bangga,
Shangguan Tou menjawab bahwa masih ada lebih banyak lagi di luar yang belum di
bawa masuk. Lalu dia mengajak Xuezhi untuk membantu nya.
“Tuan
Shangguan. Apakah kamu tidak enak badan?” tanya Xuezhi, saat menyadari bahwa
Shangguan Tou berkeringat sangat banyak dan tampak sangat lelah.
“Aku baik-baik
saja,” jawab Shangguan Tou sambil tersenyum dan mengelap keringat nya.
Dihalaman
klinik. Seorang pasien ingin pergi dari klinik untuk menemui putrinya. Dan si
Tabib menahannya untuk jangan pergi. Lalu tepat disaat itu, Shangguan Tou dan
Xuezhi keluar, dan mereka membantu si pasien yang terjatuh. Namun si pasien
malah mendorong mereka berdua. Dan karena tubuh Shangguan Tou sangat lemah
sekarang, maka diapun langsung terjatuh ke belakang dan merasa sakit.
“Kamu jangan
ribut lagi. Aku pernah bertemu dengan putrimu,” teriak Xuezhi, memarahi si
pasien. “Namanya Ying.”
“Kamu pernah
bertemu dengannya di mana?” tanya si pasien.
“Setiap hari
dia berlutut di lantai, memegang lentera motif dan berdoa untukmu. Semoga kamu
dapat segera pulih. Jadi kamu harus bertahan. Hanya jika kamu pulih, baru dapat
memberikan Ying sebuah keluarga yang lengkap,” jelas Xuezhi, dengan lembut
membujuk si pasien.
Dan
mendengar itu, si pasien tidak lagi memberontak untuk pergi. Serta dia menangis
juga.
Setelah
Tabib membawa si pasien pergi ke dalam ruang perawatan, Xuezhi menanyai
Shangguan Tou, mengapa Shangguan Tou memberikan tenaga dalam kepadanya.
“Karena aku
pernah bilang bahwa aku akan melindungimu dengan baik,” kata Shangguan Tou
dengan sikap acuh.
“Kenapa kamu
mewakili aku untuk membuat keputusan ini? Apakah kamu tahu tindakanmu itu akan
membuatku merasa berhutang budi padamu,” balas Xuezhi.
“Jika merasa
berutang budi padaku, maka bayarlah perlahan-lahan,” balas Shangguan Tou. Lalu
dia berjalan pergi duluan. Dan Xuezhi terpaku menatap nya.
Tags:
And The Winner Is Love