Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Sambil memandangi lukisan Shangguan
Tou, Xuezhi mengomel- ngomel sendirian. “Kamu pikir jika kamu tidak
mengakuinya, maka aku tidak tahu bahwa kamu yang menyelamatkan aku? Ditunggu
saja,” gumam nya dengan senyum percaya diri.
Xuezhi pergi berjalan- jalan di pasar,
dan disana dia bertemu dengan anak lukisan yang pernah menipunya. Dan melihat
Xuezhi, si anak ingin segera kabur. Tapi Xuezhi menghentikan nya. Dengan panik,
si anak meminta Xuezhi untuk melepaskan nya dan dia akan mengembalikan uang
Xuezhi. Namun dengan ramah, Xuezhi menjelaskan bahwa si anak tidak perlu
mengembalikan uang nya, tapi si anak hanya perlu membantunya saja.
“Aku ingin kamu gambarkan beberapa
rambut di atas kepala botak ini,” kata Xuezhi sambil menunjukkan lukisan
Shangguan Tou yang pernah di belinya. “Pada malam hari, aku ingin setiap orang
di Ibukota Timur ada lukisan ini,” jelas nya. Lalu dia memberikan si anak
bayaran yang banyak.
Lukisan Shangguan Tou yang baru sampai
di tangan Wuming, dan dia lalu langsung melaporkan perbuatan Xuezhi tersebut
kepada Shangguan Tou.
“Nona Chong memang hebat. Menarik,”
gumam Shangguan Tou, kesal.
Shangguan Tou datang menemui Xuezhi di
penginapan. Dan ketika Shangguan Tou datang, Xuezhi berpura- pura polos dan
tidak tahu apa- apa. Dengan kesal, Shangguan Tou menunjukkan lukisan Xuezhi
yang beredar di pasaran. Melihat lukisan itu, Xuezhi merasa terkejut.
“Aku dengar Ketua muda istana dari
Istana Api Chong dilahirkan dengan tampang dewi. Sangat kebetulan. Aku sudah
membeli gambar yang sangat objektif ini sekaligus. Jika orang di dunia ingin
melihat rupa asli dari Ketua muda istana, maka aku hanya bisa ringan tangan,
memberikan lukisan ini kepada semuanya,” ancam Shangguan Tou secara halus.
“Apakah Tuan Shangguan tidak merasa
dirimu sangat naif jika bertindak seperti ini?” tanya Xuezhi dengan tenang,
menyindir.
“Naif? Memang sangat naif. Aku juga
ingin bertanya pada diriku sendiri, tindakan naif sembarangan menggambar
lukisan orang lain, sebenarnya aku pelajari dari siapa,” balas Shangguan Tou,
menyindir.
Mendengar sindiran itu, Xuezhi tidak
bisa membalas dan hanya bisa terdiam saja. Dan Shangguan Tou lalu mengakui
kalau memang dia yang telah menyelamatkan Xuezhi hari itu. Dan menurutnya
tindakan Xuezhi sekarang ini sama sekali tidak sopan, kepadahal dia telah
menyelamatkan Xuezhi. Juga dia mengakui kalau dia menyesal telah menyelamatkan
Xuezhi.
“Mana buktinya?” tanya Xuezhi sambil
mengulurkan tangan nya.
“Bukti? Kemarin Nona Chong datang cari
aku, bukankah sudah sangat yakin dan tahu semuanya?” balas Shangguan Tou,
mengingatkan.
“Tapi setelah kemarin aku tanya 3
kali, semuanya tidak diakui oleh Tuan. Kipas kertas ada di mana saja. Pelajar
kurus dan lemah ada di mana saja. Orang yang menegakkan keadilan, juga ada di
mana saja. Lantas kenapa Tuan ingin menerima balasan budi yang seharusnya milik
orang lain?” tanya Xuezhi dengan sengaja.
“Aku tidak berpura- pura. Aku
penyelamat mu,” tegas Shangguan Tou.
Dan mendengar itu, Xuezhi tersenyum
kecil. “Dibantu tapi tidak tahu untuk balas budi, itu bukan peraturan Istana
Api Chong. Tapi tidak membalas dendam, itu juga bukan peraturan Istana Api
Chong,” jelas nya. Lalu dia langsung menutup pintu kamar nya.
Melihat sikap manis Xuezhi tersebut,
Shangguan Tou tertawa pelan.
Ketika Shangguan Tou pulang dan
menceritakan apa yang terjadi, Wuming merasa sangat kesal. Dia meminta
Shangguan Tou untuk menyerahkan masalah ini kepadanya. Dia akan menempelkan
lukisan wajah Xuezhi ke seluruh Ibukota Timur.
“Untuk apa kamu terburu-buru? Apakah
perlu perhitungan dengan gadis kecil yang naif?” kata Shangguan Tou, melarang
tindakan pembalasan dendam Wuming.
Kemudian seorang pelayan datang. Dia
menyerahkan semua lukisan Shangguan Tou yang beredar dipasaran dan telah
dibelinya. Wuming pun menerima lukisan tersebut dan mengulangi perkataan
Shangguan Tou barusan, seolah dia sengaja menyindir Shangguan Tou.
“Mana mungkin Tuan perhitungan dengan
seorang gadis kecil yang naif? Sudahlah, kamu keluar dulu,” kata Wuming. Lalu
setelah si pelayan pergi, dia langsung menjelaskan kepada Shangguan Tou bahwa
dia hanya asal bicara saja, jadi dia minta Shangguan Tou untuk jangan marah.
“Kamu benar,” geram Shangguan Tou
sambil tersenyum.
Malam hari. Shangguan Tou diam
merenung sambil memegang kuas. Wuming yang menggosok batu tinta disamping nya,
dia merasa penasaran dan bertanya, apa yang sebenarnya Shangguan Tou ingin
lukis, sebab Shangguan Tou sudah seperti ini hampir setengah harian. Dan
mendengar itu, Shangguan Tou mencoret wajah Wuming dengan kuas nya.
“Melukis kamu,” kata Shangguan Tou,
sinis. “Gosokkan tinta,” perintahnya. Lalu dia diam merenung lagi sambil
tersenyum sendirian.
Saat makan malam, Xuezhi terus
tersenyum aneh. Melihat itu, Zhu Sha merasa heran dan menyentuh dahi Xuezhi,
namun ternyata Xuezhi tidak sedang demam. Dan dengan kesal, Xuezhi menepis
tangan Zhu Sha.
“Hal ini tidak boleh menyalahkan Zhu
Sha. Sejak Ketua muda istana kita bertemu dengan Tuan Shangguan, orangnya sudah
tidak normal,” komentar Haitang, membela Zhu Sha.
“Tidak ada,” sangkal Xuezhi sambil berhenti
tersenyum.
Zhu Sha kemudian menanyai Xuezhi,
kenapa Xuezhi tidak meminta bantuan Shangguan Tou saja untuk menyelidiki
masalah hilang nya Buku Rahasia. Dan Xuezhi tersadar kalau itu benar. Namun
karena beradu emosi dengan Shangguan Tou, dia jadi melupakan urusan penting
itu.
Seorang pelayan kemudian datang
mengantarkan surat untuk Xuezhi. Dan dengan penasaran, semuanya ingin
mengintip, apa isi surat tersebut. Tapi Xuezhi langsung menutupi isi surat itu
dan membaca nya secara hati-hati supaya isi surat itu tidak terlihat oleh yang
lain.
Untuk Nona Chong
Sebelumnya aku terlalu naif. Sudah menyinggungmu. Xuan Zhi dikubur
di bawah pohon cemara, 2,5km di sebelah timur gua. Jika kamu merindukannya,
dapat pergi untuk mengunjunginya. Hamba minta maaf kepada Ketua muda istana.
Membaca surat tersebut, Xuezhi kembali
tersenyum aneh. Namun karena takut yang lain curiga, jadi diapun mencoba
bersikap biasa. “Makan, makan,” katanya dengan ramah.
Keesokan harinya. Wuming mengantarkan
Xuezhi ke tempat dimana Xuan Zhi di kubur, dan disana sudah ada Shangguan Tou
yang menunggu.
“Kenapa Tuan Shangguan ada di sini?”
tanya Xuezhi, berbasa- basi.
“Aku akan pergi ke luar kota,
kebetulan melewati tempat ini. Sama seperti Ketua muda istana, datang melihat Xuan
Zhi. Karena Ketua muda istana dapat datang ke sini, maka berarti sudah menerima
permintaan maaf dariku,” jelas Shangguan Tou. “Karena kesalahpahaman sudah
diselesaikan, aku akan pamitan,” katanya kemudian. Lalu dia berniat untuk
pergi.
Tapi Xuezhi langsung menghentikan
Shangguan Tou dengan panik. Lalu saat dia menyadari kalau dirinya sudah
bersikap agak aneh, Xuezhi pun mencoba memikirkan sebuah alasan untuk
menghentikan Shangguan Tou supaya tidak pergi. Dan sambil tersenyum geli,
Shangguan Tou, bertanya, mengapa.
Xuezhi beralasan bahwa dia ingin
membalas budi kepada Shangguan Tou, sebab Shangguan Tou telah menyelamatkan
nya. Dan dia mengingat, pada saat di dalam gua, Shangguan Tou pernah bilang
bahwa Shangguan Tou datang untuk melindungi seseorang. Dan Shangguan Tou
membenarkan.
“Jika begitu, aku bersedia mewakili
Tuan untuk melindungi orang itu,” kata Xuezhi, menawarkan diri.
“Kamu?”
“Tuan, kamu boleh meremehkan aku, tapi
kamu tidak boleh meremehkan Istana Api Chong,” kata Xuezhi dengan percaya diri dan
bangga.
“Istana Api Chong sangat terkenal,
dihormati oleh semua orang. Mana berani aku menertawainya?” balas Shangguan Tou
sambil tersenyum. “Tapi, orang yang akan aku lindungi, tidak gampang untuk
dilindungi. Lagipula, Ketua muda istana sendiri juga berada dalam masalah.
Bagaimana kamu melindungi orang lain?” tanyanya, mencobai Xuezhi.
“Benar juga,” gumam Xuezhi dengan
pelan.
Xuezhi mengakui kepada Shangguan Tou
bahwa saat ini dia memang sedang memiliki masalah. Tapi jika dia tidak membalas
budi kepada Shangguan Tou, maka dia tidak akan bisa merasa tenang. Lalu dia
mendapatkan sebuah ide yang menurutnya bagus. Dia meminta bantuan Shangguan Tou
untuk membantunya mencari keberadaan Sembilan Gaya Dewa Lotus terlebih dahulu.
Kemudian setelah itu, dia akan membantu Shangguan Tou untuk melindungi ‘orang’
yang Shangguan Tou ingin lindungi.
“Setelah hal ini diatur oleh Ketua
muda istana, sepertinya sangat masuk akal,” kata Shangguan Tou dengan sikap
serius, merespon ide Xuezhi. Lalu dia tersenyum geli. “Meskipun sangat bagus,
tapi ini adalah dua hal yang berbeda. Jika aku membantumu temukan buku rahasia,
itu adalah budi baru lagi. Bagaimana kamu menghitungnya?” tanyanya.
“Jika begitu…” gumam Xuezhi, bingung.
Shangguan Tou akhirnya mencoba untuk
mengalah. Dia tahu kalau Buku Rahasia itu sangat penting untuk Xuezhi dan
Xuezhi juga sangat tulus ingin membalas budi padanya, jadi dia tidak akan
bersikap tidak masuk akal. Intinya dia setuju untuk membantu Xuezhi. Mendengar
itu, Xuezhi merasa sangat senang.
“Tapi setelah aku selesai membantu,
aku harus meminta sebuah imbalan dari Ketua muda istana,” jelas Shangguan Tou.
“Imbalan apa yang kamu inginkan?
Katakan saja,” balas Xuezhi.
“Setelah berhasil, aku ingin sesuatu
yang paling penting bagimu,” kata Shangguan Tou dengan serius.
“Tidak masalah, aku berjanji padamu,”
balas Xuezhi, tanpa berpikir panjang. Lalu dia mengulurkan tangannya dan
Shangguan Tou pun menepuk tangan Xuezhi.
Dengan senang, Xuezhi pun kemudian
berniat untuk pergi. Namun Shangguan Tou menghentikannya. Dia mengembalikan tas
uang milik Xuezhi yang pernah Xuezhi berikan kepada pedagang penipu. Lalu dia
menasehati Xuezhi untuk jangan mudah mempercayai perkataan orang lain.
“Terima kasih atas peringatan Tuan
Shangguan,” kata Xuezhi, tulus. “Kamu tidak boleh melanggar janjimu ya. Tidak
boleh melanggar janji ya,” katanya kemudian dengan sikap polos sambil menunjuk
Shangguan Tou. Lalu diapun pergi darisana.
Setelah Xuezhi pergi, Wuming menanyai
Shangguan Tou, apakah mereka masih akan pergi ke Emei. Dan Shangguan Tou
menjawab ke Ibukota Timur.
Dipenginapan. Shangguan Tou
menjelaskan pendapatnya kepada Xuezhi. Didunia persilatan, rencana secermat
apapun, pasti akan tetap bocor. Jadi jika ingin mencari kabar, maka mereka
harus pergi ke tempat yang ramai seperti pasar, gedung musik, atau kedai minum.
Sebab kebanyakan, orang- orang disana mengetahui banyak hal. Lalu jika Xuezhi
bersedia untuk memberikan sedikit uang kepada orang- orang disana, maka orang-
orang disana akan membantu Xuezhi untuk mencari kabar di seluruh kota.
Mendengar itu, Xuezhi merasa kalau itu adalah ide yang bagus. Tapi dia bingung
harus mulai darimana.
“Bertindak secara terpisah,” jelas
Shangguan Tou.
“Baik.”
Dipasar. Xuezhi melihat pedagang yang
menjual kue bunga zaitun manis, dan dia merasa kue itu pasti sangat enak.
Dengan baik hati, Shangguan Tou pun membelikan itu untuk Xuezhi. Dan Xuezhi
merasa sangat senang.
Haitang serta Liuli sudah bertanya-
tanya ke sekitar, namun masih belum mendapatkan info apapun. Jadi mereka terus
berkeliling ke sekitar.
Shangguan Tou membawa Xuezhi ke
jembatan untuk melihat pemandangan. Dan Xuezhi merasa heran, kenapa mereka ke
sini, bukannya pergi untuk mencari informasi. Dan Shangguan Tou menenangkan
Xuezhi untuk tidak perlu khawatir, karena dia sudah mengirim seseorang untuk
menyelidiki. Dan Xuezhi pun merasa agak tenang.
“Lihatlah lentera-lentera itu, sangat
cantik,” kata Xuezhi sambil menunjuk dengan bersemangat.
“Apakah Nona Chong tahu hari ini
adalah hari apa?” tanya Shangguan Tou. Dan Xuezhi tidak tahu. “Hari ini adalah
Festival Qiqiao (Hari valentine Tiongkok). Para gadis akan menulis harapan baik
mereka terhadap kehidupannya di atas kertas, dan mengalirkannya ke tempat yang
jauh lewat lentera sungai. Tapi juga ada orang yang menaruh nama orang yang
dicintainya di dalam lentera sungai. Harap rasa cinta mereka dapat dibawa
kepada orang yang dicintainya lewat lentera sungai,” jelas nya.
Mendengar itu, Xuezhi ingin mencoba
untuk membuat permintaan juga. Dan Shangguan Tou memberikan lentera berbentuk
kelinci kepada Xuezhi. Dan melihat lentera kelinci tersebut, Xuezhi merasa
sangat suka, sebab lentera kelinci itu sangat lucu sekali.
“Aku tahu kamu shio kelinci, jadi aku
khusus membelinya untukmu,” kata Shangguan Tou, menjelaskan.
“Bagaimana kamu tahu aku shio
kelinci?” tanya Xuezhi, heran.
“Tebak.”
“Bagaimana kamu bisa merencanakan
semua hal sebelumnya, dan memprediksikannya dengan tepat?”
“Mungkin inilah yang dinamakan
sehati,” jawab Shangguan Tou sambil tersenyum manis. “Bukankah kamu ingin
membuat permintaan? Apa harapanmu?” tanyanya, mengalihkan pembicaraan.
“Benar,” kata Xuezhi, mudah
teralihkan. “Aku harap dapat segera menemukan keberadaan Sembilan Gaya Dewa
Lotus. Lalu berharap dapat membangkitkan kembali Istana Api Chong. Dan berharap
dapat membebaskan ayahku dari hukuman. Lalu…”
“Nona Chong. Jika harapan terlalu
banyak, mungkin tidak akan manjur lagi loh,” kata Shangguan Tou, mengingatkan.
Dan dengan malu, Xuezhi mengiyakan.
Shangguan Tou kemudian menanyai,
kenapa Xuezhi sama sekali tidak ada bertanya, siapa ‘orang’ yang ingin dia
lindungi. Dan Xuezhi merasa tidak perlu bertanya, karena sebelumnya, Shangguan
Tou bilang kalau dia tidak akan kenal dengan ‘orang’ tersebut.
“Aku dapat memberitahumu sekarang,”
kata Shangguan Tou dengan pelan sambil mendekat ke arah telinga Xuezhi. “Orang
yang ingin aku lindungi, dia adalah…”
Tags:
And The Winner Is Love