Maaf :D aku
lupa posting yang Episode 15 part 2 nya. Jadi sekarang aku posting. Terima kasih.
Dan happy reading guys :D
Original Network : Tencent Video iQiyi Youku
iQiyi
Malam hari.
Xuezhi dan Shangguan Tou duduk bersama sambil mengobrol. Xuezhi menjelaskan
bahwa sejak dia mengenal Shangguan Tou, dia terus saja berhutang budi kepada
Shangguan Tou sampai sekarang, dan dia bahkan tidak ingat ini sudah yang ke
berapa kali. Lalu dia membahas tentang perjanjian mereka sebelumnya, yaitu
Shangguan Tou menginginkan sesuatu yang sangat penting darinya, tapi sampai
sekarang, Shangguan Tou tidak pernah mengatakan apa itu. Dan dia ingin tahu.
Mendengar
itu, Shangguan Tou membalas bahwa dia tidak menginginkan apapun dari Xuezhi.
Dulu dia melindungi Xuezhi adalah karena permintaan dari Penatua Lin. Dan saat
itu, dia ingin tahu, apakah Xuezhi layak dilindungi, sehingga diapun menguji
Xuezhi dengan mengatakan itu. Jadi sebenarnya, Xuezhi tidak berhutang apapun
kepadanya.
“Aku pernah
berulang kali membayangkan situasi ketika kita bertemu kembali. Aku pernah
membayangkan kamu turun dari langit ketika aku bertemu kesulitan. Aku juga
pernah membayangkan situasi ketika kita bertemu tanpa sengaja di saat sudah
tua. Aku bahkan pernah berpikir kamu sudah menikah. Tapi pertemuan kali ini
bukanlah situasi yang aku bayangkan,” kata Xuezhi, menceritakan apa yang ada di
dalam hatinya.
Mendengar
itu, Shangguan Tou tersenyum kecil. “Tapi bagiku, saat ini adalah pengaturan
terbaik. Ini juga merupakan pertemuan yang paling tidak biasa,” balas nya.
Lalu
Shangguan Tou dan Xuezhi saling berdiam diri sambil bertatapan. Kemudian karena
obat yang dibuat sudah masak, maka Xuezhi pun sedikit menjauh dari Shangguan
Tou untuk mengurus obatnya. Tapi walau begitu, mereka berdua masih saling
bertatapan satu sama lain sambil tersenyum malu- malu.
Liuli dan
Zhu Sha sampai di dekat desa Qingxi. Disana terdapat banyak sekali kuburan,
karena terlalu banyak orang yang meninggal di desa itu. Kemudian saat mereka
berdua masuk ke dalam desa, mereka menutup hidung serta mulut mereka
menggunakan kain, sebab ada banyak kabut disana. Dan disana sama sekali tidak
ada terlihat siapapun orang, tempat itu sangat sunyi dan tidak normal. Dan
Liuli merasa situasi ini sangat aneh, sebab suara burung pun tidak ada.
“Apakah
bahkan binatang juga sulit bertahan hidup di sini?” tebak Zhu Sha.
Liuli
kemudian menemukan seekor ayam mati, dan dia merasa kematian Ayam itu sangat
tidak normal. Kematian ayam tersebut tampak seperti tidak di sebabkan oleh
penyakit yang ditularkan oleh manusia kepada unggas. Jika perkiraan nya benar,
dia menebak bahwa ada kemungkinan besar, unggas lah yang menularkan penyakit
kepada manusia.
“Sumber
wabah ini adalah unggas?” tanya Zhu Sha, terkejut.
“Ayam ini
mati setelah memakan kelabang ini,” jelas Liuli dengan yakin, saat dia melihat
ada binatang di dalam mulut ayam tersebut. “Aku bawa kelabang ini pulang,”
katanya. Lalu dia mengambil kelabang tersebut dan segera mengajak Zhu Sha untuk
pergi dari desa ini.
Di sekte
Xuantian Hongliang. Man Feiyue mengambil seekor kelabang yang di pelihara nya
dan memeriksa kondisi nya. “Kelabang ini masih kurang. Aku masih perlu
memelihara lebih banyak lagi. Untuk berjaga-jaga,” gumam nya, berpikir. Dan
Feng She yang berdiri disamping nya, mendengarkan dengan tenang.
Lalu seorang
murid datang dan melapor kepada Feiyue. “Ketua Paviliun. Baru dapat kabar bahwa
sekitar Balai Gunung Pedang Roh juga muncul wabah penyakit demam dingin.”
Mendengar
laporan itu, Feiyue tertawa senang. “Semuanya baru saja dimulai. Seluruh dunia
persilatan ada di bawah kendaliku. Saat ini hanya tinggal Aliran Shangqing dan
Aliran Emei. Tapi hari-hari baik mereka juga akan segera berakhir,” katanya.
Lalu dia memberikan seekor kelabang peliharaan nya, dan dia menyuruh si murid
untuk membawa itu ke Aliran Shangqing.
“Baik,”
jawab si murid. Lalu dia segera berangkat.
Feiyue
kemudian memerintahkan Feng She untuk pergi ke Aliran Emei dan bawa juga sumber
penyakit demam dingin ke sana. Dan Feng She mengiyakan, tapi sebelum berangkat,
dia ingin mengetahu satu hal, jadi diapun bertanya. Dia tidak paham, Kuil Luduan
juga merupakan aliran di dunia seni bela diri, jadi mengapa tidak sebarkan
penyakit ke sana juga.
“Kamu
benar-benar bodoh,” kata Feiyue. “Penyakit demam dingin ditularkan oleh unggas.
Para biksu itu adalah vegetarian,” jelas nya. “Pergilah,” perintahnya.
“Baik,”
jawab Feng She.
“Tunggu.
Jika misi kali ini gagal, lihat bagaimana aku menghukummu,” ancam Feiyue dengan
nada tajam. Dan dengan ngeri, Feng She mengiyakan.
Dalam
perjalanan, Muyuan dan Chequ bertemu dengan dua orang pria yang sedang sakit.
Dan melihat itu, Muyuan menyuruh Chequ untuk mengambilkan beberapa air dan
makanan kering. Lalu setelah itu, dia mendekati kedua pria tersebut dan
memberikan barang itu kepada mereka.
Menerima
barang itu, kedua pria tersebut berterima kasih kepada Muyuan. Lalu salah satu
dari mereka langsung meminum air yang di berikan, dan kemudian dia tiba- tiba
terbatuk dan menyemburkan air di mulut nya kepada Muyuan. Dan Muyuan tidak
terlalu memikirkan nya.
“Kalian
kenapa?” tanya Muyuan kepada mereka berdua.
“Kami
tertular penyakit demam dingin.”
“Penyakit
demam dingin? Kenapa kalian tidak pergi mencari tabib?” tanya Muyuan, heran.
“Mencari
tabib? Sepertinya tabib juga tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Penyakit
ini dapat menular sangat cepat dan luas,” jelas orang itu.
“Jika
begitu, kenapa tidak istirahat saja di rumah?” tanya Muyuan, lagi.
“Demi
melarikan diri. Tuhan menghukum kami, jadi mengutus dewa wabah untuk
mengacaukan tempat ini. Hanya jika kami melarikan diri, maka…,” jelas orang itu
dengan susah payah. “maka kami dapat terlepas dari penyakit ini.”
Mendengar
itu, dengan baik hati, Muyuan menyarankan mereka berdua untuk lebih baik
pulang. Karena jika mereka melarikan diri, itu tidak ada gunanya. Dan mereka
berdua mengiyakan serta berterima kasih. Lalu Muyuan mengajak anggota nya untuk
melanjutkan perjalanan.
Qingmei dan
Fengzi datang ke Kabupaten Anping untuk menyelidiki penyebab penyakit demam
dingin, karena menurut rumor, penyakit demam dingin muncul pertama kali di
Kabupaten Anping. Namun saat mereka berada disana, Fengzi merasa bingung,
apakah benar yang di katakan di rumor, sebab Kabaputen Anping tampak sangat
ramai dengan orang.
“Kita cari
tahu dulu di semua tempat, baru buat keputusan,” kata Qingmei.
“Begini saja
Kakak seperguruan. Kita bertindak secara terpisah. Bertemu di sini setelah satu
jam,” kata Fengzi, menyarankan dengan bersemangat. Dan Qingmei langsung
menolak. “Tugas berat ada di depan mata, tidak membedakan kamu atau aku.
Lagipula, aku bukan anak kecil lagi. Tidak akan ada yang menindasku,” jelas nya
dengan percaya diri. Lalu diapun pamit dan pergi duluan.
“Fengzi,”
panggil Qingmei, tapi Fengzi sudah berlari pergi cukup jauh. “Adik seperguruan.
Berhati-hatilah” katanya, mengingatkan dengan cemas.
Saat sedang
berkeliling, Fengzi mendengar beberapa orang membicarakan bahwa Shangguan Tou
ada diklinik medis. Dan mendengar itu, diapun merasa sangat senang dan
bersemangat.
Dihalaman.
Ibu Ying membantu Xuezhi mencuci pakaian. Dan sambil mencuci bersama, dia
menanyai Xuezhi, kenapa orang- orang memanggil Xuezhi sebagai wanita iblis,
kepadahal Xuezhi sangat baik melebihi Dewi. Dan Xuezhi menjelaskan bahwa bila
orang ingin memanggilnya wanita Iblis, maka biarkanlah, sebab sekarang dia
sudah tidak peduli lagi.
“Tunggu aku
sembuh, aku akan membalas budimu,” kata Ibu Ying, berjanji.
“Aku tidak
butuh imbalanmu. Aku hanya butuh kamu berusaha untuk hidup,” balas Xuezhi.
“Ya. Aku
pasti akan hidup dengan baik.”
Fengzi
sampai di klinik medis. Dan ketika dia melihat Shangguan Tou, dia langsung
berteriak memanggil nya sambil berjalan mendekati nya. Namun sebelum Fengzi
mendekat, Shangguan Tou langsung menarik nya untuk menjauh dari klinik medis.
Lalu dia menanyai, kenapa Fengzi datang ke sini.Dan Fengzi menjawab bahwa dia
datang ke Kabupaten Anping atas perintah Ayahnya.
“Pergilah,”
usir Shangguan Tou dengan sikap dingin. “Semua orang di sini sudah tertular
wabah. Jika kamu tidak pergi, kamu juga akan tertular,” jelas nya.
“Jika kamu
tidak pergi, aku juga tidak akan pergi,” balas Fengzi, keras kepala. “Kakak
Tou. Jangan marah padaku lagi. Peristiwa waktu itu, aku akan menjelaskannya
kepada ayah,” jelasnya dengan sikap manis.
“Lin
Fengzi,” bentak Shangguan Tou, marah. “Yang akan aku katakan selanjutnya,
tolong kamu dengarkan dengan baik. Aku tidak pernah menerimamu. Semua ini
hanyalah perasaanmu sendiri. Aku harap kamu tahu dengan jelas. Selamanya
hubungan di antara kita, hanyalah orang asing. Aku juga berharap kamu jangan
memendam perasaan lagi padaku. Apakah kamu paham?” tanyanya dengan tegas.
Mendengar
itu, Fengzi merasa sedih. Tapi Shangguan Tou mengabaikannya, dan dengan tegas
memberikan tanda supaya Fengzi pergi. Lalu setelah itu, diapun masuk ke dalam
klinik, meninggalkan Fengzi.
Qingmei
bertanya- tanya kepada seorang warga, bagaimana cara penyembuhan penyakit demam
dingin yang terjadi ini. Dan si warga menjawab bahwa pergi semakin menjauh dari
penyakit menular ini, maka akan semakin baik. Lalu dia menceritakan bahwa dia
ada mendengar kalau orang- orang dari Perkumpulan Hiu Biru, tidak ada yang
terkena penyakit demam dingin, sebab orang – orang itu memiliki sejenis obat
rahasia, namanya Pil Air Mancur Tenang Biru.
“Pil Air
Mancur Tenang Biru?”
“Benar. Pil
Air Mancur Tenang Biru adalah resep leluhur Perkumpulan Hiu Biru. Kebetulan
dapat menyembuhkan penyakit demam dingin. Tapi Pil Air Mancur Tenang Biru
adalah harta dari Perkumpulan Hiu Biru. Hanya anggota perkumpulan mereka yang
bisa mengkonsumsinya. Kami para warga biasa tidak pantas,” jelas si warga.
Fengzi
berjalan pulang sambil menangis. Dan ketika Qingmei melihat itu, dia merasa
heran serta khawatir. Namun ketika dia mendengar nama Shangguan Tou, dia merasa
kesal, dan dia menanyai dimana Shangguan Tou sekarang. Dan Fengzi
menghentikannya untuk jangan pergi ke tempat Shangguan Tou, sebab dia akan
berusaha untuk melupakan Shangguan Tou dan tidak ingin bertemu dengan Shangguan
Tou lagi. Mendengar itu, Qingmei tampak senang.
“Kakak
seperguruan. Ayo kita pulang,” pinta Fengzi. Dan Qingmei langsung mengiyakan.
Feng She
membuang kelabang- kelabang yang dibawanya ke dalam hutan. Lalu dia menginjak
para kelabang itu sampai mati. “Dasar wanita jahat. Memaksaku melakukan hal-hal
jahat. Suruh aku mencelakai orang. Aku tidak akan melakukan hal-hal kejam ini.
Pergilah ke neraka,” keluhnya dengan kesal.
Setelah
selesai, Feng She memastikan sekali lagi keadaan disekitarnya. Lalu dia segera
pergi darisana.
Di Istana
Api Chong. Muyuan memberitahu Penatua Yuwen bahwa dia ingin ke Kabupaten Anping
untuk ikut menyelidiki tentang wabah penyakit demam dingin. Dan Penatua Yuwen
mengizinkan serta dia mengingatkan Muyuan untuk berhati- hati. Dan Muyuan
menjelaskan bahwa Penatua Yuwen jangan khawatir.
Namun baru
saja Muyuan mengatakan itu, tiba- tiba dia merasa sakit. Dan dia kemudian
teringat tentang air yang disemburkan padanya oleh pria sakit. “Mungkin aku
tertular penyakit demam dingin. Seperti ini saja. Suruh para murid di istana
asapkan tempat yang aku lewati dengan rerumputan obat. Selain itu, tidak boleh
ada orang yang mendekati aku,” perintah Muyuan. Dan Penatua Yuwen merasa sangat
cemas kepadanya.
Ketika
Fengzi dan Qingmei pulang ke Balai Gunung Pedang Roh. Fengzi langsung pergi
beristirahat duluan. Sedangkan Qingmei, dia melaporkan hasil penyelidikan nya
kepada Ketua Balai Lin.
Qingmei
menceritakan tentang obat rahasia yang dimiliki oleh Perkumpulan Hiu Biru, yang
bernama Pil Air Mancur Tenang Biru. Namun obat itu sepertinya sulit di
dapatkan. Mendengar itu, Ketua Balai Lin mengerti dan menyuruh Qingmei untuk
beristirahat juga.
Didalam
kamar. Fengzi menangis. Dan lalu Shuangshuang datang serta mengetuk pintu
kamarnya.
Tags:
And The Winner Is Love