Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 7 part 1




Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
“Ketua muda istana. Pegang aku,” pinta Haitang sambil memegang erat tangan Xuezhi. Dia berusaha untuk menarik Xuezhi naik ke atas.
Namun sebelum Haitang berhasil, orang berpakaian hitam yang menyerang mereka, dia menendang sebuah batu kecil untuk memukul tangan Haitang. Sehingga karena itu, Haitang pun tidak sengaja melepas kan tangan Xuezhi. Lalu kantong pewangi yang ada pada pinggang nya, itu juga terjatuh ke bawah tebing, bersamaan dengan Xuezhi.

“Ketua muda istana,” teriak Haitang, syok.


Orang- orang berpakaian hitam lain yang bertarung melawan Zhu Sha dan Chequ, saat mereka mendapat kan sinyal, mereka pun langsung berhenti dan melarikan diri. Dan Zhu Sha serta Chequ merasa heran, namun mereka tidak terlalu memikirkan nya dan langsung pergi untuk mencari Xuezhi.


Haitang menangis di ujung tebing. Melihat itu, Zhu Sha dan Chequ merasa cemas dan menanyai ada apa serta dimana Xuezhi. Dan dengan perasaan masih syok, Haitang menjawab bahwa Xuezhi jatuh ke bawah tebing. Mendengar itu, Zhu Sha langsung ingin melompat ke bawah tebing. Untungnya, Chequ langsung menarik tangan nya dan memarahi nya untuk berpikiran jernih.

“Kalau begitu, kita segera pergi cari,” kata Zhu Sha, panik. “Haitang. Kau buat apa? Cepat bangun,” ajak nya sambil menarik tangan Haitang.



“Zhu Sha,” tahan Haitang. “Kita harus pergi ke Istana Api Chong dan cari pelindung ketua istana,” sarannya.
“Sudah kapan ini? Cari ketua istana muda dulu,” teriak Chequ, tidak setuju.
“Tak boleh. Mereka kuat dalam bela diri. Anggota kita tak cukup,” jelas Haitang, cemas.

“Kalau begitu... Kalau begitu kau segera beritahu Pelindung Ketua istana. Aku dan Chequ pergi mencarinya sekarang,” balas Zhu Sha. Lalu dia langsung pergi duluan bersama dengan Chequ.



Liuli berniat untuk membawa Gugu ke Istana Api Chong dan mencari bantuan disana. Namun Gugu menyaran kan Liuli untuk mencari Shangguan Tou saja, karena Shangguan Tou lebih dekat dengan mereka sekarang. Dan Liuli membalas bahwa dia tidak tahu dimana Shangguan Tou sekarang. Tapi Gugu tahu.

“Kak Shangguan pernah bilang, dia mau pergi ke E Mei,” kata Gugu.



Orang- orang berpakaian hitam turun ke bawah tebing dan mencari- cari tubuh Xuezhi yang barusan jatuh. Namun tiba- tiba mereka mendengar suara Zhu Sha dan Chequ yang mencari Xuezhi juga. Jadi merekapun segera bersembunyi di semak- semak.
“Kenapa begitu banyak darah?” kata Zhu Sha, terkejut, saat dia menemukan ada jejak darah di tanah.

“Ini bekas jatuh. Ketua muda istana pasti masih hidup,” kata Chequ dengan yakin.


“Chequ. Bukannya ini kantong pewangi milik Haitang?” tanya Zhu Sha, saat dia menemukan barang milik Haitang ada di sekitar darah Xuezhi. “Ketua muda istana pasti ada di sekitar. Kita segera pergi cari,” ajaknya. Dan Chequ mengiyakan.

Para orang- orang berpakaian hitam yang sedang bersembunyi, mereka mendengarkan pembicaraan antara Zhu Sha dan Chequ. Dan mereka menunggu sambil Zhu Sha dan Chequ pergi melewati mereka.


Liuli dan Gugu berhasil menemukan Shangguan Tou serta Wuming. Mereka berdua menceritakan apa yang terjadi kepada Shangguan Tou dan meminta bantuan nya.

“Wuming. Kau bawa mereka pulang Istana Api Chong,” perintah Shangguan Tou. Lalu dia langsung menaiki kudanya dan pergi untuk membantu Xuezhi.


Malam hari. Didalam hutan, seorang pemburu lewat sambil membawa kelinci tangkapannya. Lalu tiba- tiba dia mendengar suara, dan diapun berbalik ke belakang untuk melihat.


Haitang pulang ke Istana Api Chong dan melaporkan kesalahannya yang tidak berhasil untuk melindungi Xuezhi. Serta dia juga memberitahukan apa yang terjadi kepada Xuezhi. Mengetahui hal tersebut, Muyuan merasa terkejut dan langsung memanggil para anggota Istana Api Chong untuk mengikuti nya dan mencari keberadaan Xuezhi. 



“Tunggu sebentar,” kata Penatua Yuwen, menghentikan Muyuan. “Tanya yang jelas sebelum berangkat juga tidak terlambat,” jelas nya. Lalu dia menatap Haitang dan bertanya, “Kenapa mereka mau serang ketua muda istana? Jangan-jangan demi Sembilan Gaya Dewa Lotus?” tanyanya.
“Menjawab Penatua, bawahan merasa, sekarang ini seharusnya cari keberadaan Ketua muda istana lebih penting,” kata Muyuan dengan tegas. “Haitang. Pilih 10 orang murid yang bagus. Ikuti aku keluar istana untuk cari Ketua muda istana,” perintahnya. Lalu dia langsung pergi.

“Baik,” jawab Haitang, patuh.


Setelah seharian mencari, Chequ dan Zhu Sha akhirnya menemukan Xuezhi. Namun saat mereka menemukan Xuezhi, saat itu Xuezhi sudah meninggal. Melihat itu, Zhu Sha langsung menangis sedih. “Ketua muda istana. Ketua muda istana. Ketua muda istana. Ketua muda… “ panggil nya, putus asa.

Sedangkan Chequ. Hal pertama yang dilakukannya ketika melihat mayat Xuezhi adalah memeriksa nya untuk memastikan bahwa mayat tersebut benar adalah Xuezhi. Dan ketika dia melihat gelang pemberian Chong Ye di tangan Xuezhi. Dia pun menjadi yakin kalau itu benar adalah mayat Xuezhi.


Orang berpakaian hitam yang menyerang kemarin. Dia memperhatikan Zhu Sha dan Chequ dari jauh. Dan ketika dia mengetahui kalau Xuezhi sudah meninggal, dia tampak senang dan langsung pergi darisana.



Chequ dan Zhu Sha membawa mayat Xuezhi menggunakan gerobak tarik. Dan lalu di tengah jalan, Muyuan dan Haitang akhir nya datang serta bertemu dengan mereka berdua.
“Sudah ketemu Ketua muda istana?” tanya Muyuan, khawatir.
“Pelindung Ketua istana. Kita terlambat kesana,” jawab Zhu Sha, pelan. Lalu dia menunjukkan gelang milik Xuezhi sebagai bukti.

“Bawahan tidak kerja dengan baik. Tak melindungi Ketua muda istana dengan baik,” kata Chequ dengan sikap menyesal. Melihat itu, Muyuan merasa terkejut.


Muyuan membuka kain yang menutupi wajah Xuezhi untuk memeriksa mayat nya. Namun sayangnya, wajah mayat tersebut sudah tidak bisa terlihat seperti apa rupanya lagi. Tapi pakaian pada mayat tersebut adalah benar pakaian Xuezhi. Dan melihat itu, Muyuan merasa sangat terpukul. Begitu juga dengan Haitang.


Dengan sedih, Muyuan berjalan pulang sambil menarik gerobak mayat Xuezhi. Dan Haitang diam ditempat nya serta memperhatikan itu.


Didepan altar Yupan, anak nya, Penatua Yuwen bercerita dengan gembira, “Kamu tenang saja. Ayah akan bantu kamu jaga Yuan dengan baik. Biar kamu di atas surga juga bisa merasa bangga atas anak putramu.”


Disebuah rumah yang damai dan tenang. Disana Xuezhi yang asli berada. Saat dia membuka matanya, hal yang pertama yang dilihatnya adalah seorang Bibi muda. Dan dia merasa sakit di bahu nya.

“Nona, kau sudah bangun?” kata si Bibi dengan senang. “Bapak tua, segera ke sini. Nona ini sudah bangun,” teriaknya, memanggil suaminya. Bapak tua adalah pemburu yang melewati hutan pada malam hari itu.


Dengan perhatian, si Bibi memberitahu Xuezhi bahwa Xuezhi sudah koma selama 2 hari. Lalu dia ingin menyentuh dahi Xuezhi untuk memeriksa suhu tubuhnya, sebab saat koma, Xuezhi terus demam. Namun karena Xuezhi tidak mengenal siapa si Bibi, maka dia pun menepis tangan si Bibi dan menjaga jarak darinya. Dan si Bibi mengerti.
“Jangan takut ya. Kami berdua bukan orang jahat,” kata si Bibi dengan halus dan ramah.
“Aku...” kata Xuezhi dengan bingung, saat dia melihat pakaiannya. Dan si Bibi menjawab bahwa dia yang menukar kan pakaian Xuezhi. “Aku harus segera pergi,” kata Xuezhi sambil berdiri untuk pergi.
“Nona. Kamu tak boleh bergerak. Tubuh kamu sekarang masih ada luka, butuh mengobati dengan pelan,” kata si Bibi, menghentikan Xuezhi.
“Nona, kamu tenang saja. Mereka tak bisa menemukan sini. Aku tau bahwa kamu menghindari pengejaran,” kata si Bapak Tua, menenangkan Xuezhi.

“Bagaimana kamu tau?”

Si Bapak Tua menceritakan kejadian pada malam itu. Beberapa hari lalu dia pergi berburu ke hutan, dan lalu dia menemukan Xuezhi. Kemudian dia mengetahui kalau ada orang- orang yang sedang mencari Xuezhi. Karena cemas, diapun mencari cara untuk mengalihkan perhatian orang- orang tersebut. Dia menukar Xuezhi dengan mayat lain. Dan dia memakaikan pakaian serta gelang di tangan Xuezhi kepada mayat tersebut. Sehingga orang- orang yang mencari Xuezhi tidak akan curiga. Serta karena ada banyak serigala di dalam hutan, maka orang- orang tersebut tidak akan curiga dengan mayat Xuezhi dan hanya akan mengira mayat Xuezhi di makan oleh serigala.




Mendengar itu, Xuezhi merasa sangat berterima kasih kepada mereka berdua, karena mereka berdua telah menyelamatkan nya. Dan dengan ramah, si Bibi mengiyakan.
“Ini adalah Paman Wei kamu. Panggil aku Bibi Wei saja,” kata si Bibi, memperkenalkan dirinya. “Kami adalah pemburu di sini. Sudah tinggal 4-5 tahun di sini.”
“Tak mengira bahwa jurang ini juga ada orang yang tinggal,” komentar Xuezhi.
“Tempat kami ini adalah taman Nirvana. Kamu tau tentang Tao Qian? Yang dimaksud adalah tempat kami ini,” jelas Paman Wei dengan bersemangat.

“Jangan dengarkan omong kosong dia,” kata Bibi Wei sambil tertawa ramah. “Disini adalah Tebing Luoxia Gunung Barat,” jelas nya. Lalu dia menyuruh Xuezhi untuk beristirahat, dan dia akan pergi untuk membuat kan makanan.

 


Yuwen memuji hasil kerja bagus Yu Wan. Dan dia berjanji akan mengangkat Yu Wan sebagai Pelindung Ketua Istana nantinya. Dan Yu Wan sangat berterima kasih. Lalu dia memberitahu tentang Haitang yang tiba- tiba malah membantu Xuezhi, saat dia mencoba untuk membunuh Xuezhi. Dan dia khawatir, di dalam hati, Haitang telah berubah haluan.
“Yuan adalah orang yang setia pada cinta dan teman. Takutnya tak bisa tenang dalam waktu dekat. Kalau dia terlalu sedih, aku takut akan berpengaruh pada urusan pewarisan posisi,” kata Penatua Yuwen, cemas. “Kamu bantu aku awasi dia. Segera beritahu aku kalau ada masalah,” perintahnya.

“Baik, tuan.”


Xuezhi mengingat tentang orang yang telah menyerang nya. Dan juga mengingat tentang Haitang yang memegang tangan nya serta berusaha untuk menarik nya.



Zhu Sha memberitahu Muyuan bahwa Xuezhi pernah mencurigai kalau ada pengkhianat didalam Istana Api Chong, dan menurut nya, Haitang mencurigakan. Chequ setuju dengan Zhu Sha, menurutnya, Haitang pasti ada menyembunyikan sesuatu dari mereka.



Disebuah warung kecil. Shangguan Tou bertemu dengan Paman Wei yang sedang beristirahat. Dia mendekati nya dan menanyai, apakah Paman Wei ada bertemu dengan seorang Nona yang selalu tersenyum dan bertubuh mungil, saat Paman Wei sedang berburu.

Dengan waspada, Paman Wei menanyai, siapa Shangguan Tou, karena dia takut Shangguan Tou berniat jahat. Dan Shangguan Tou menenangkan Paman Wei untuk tidak perlu cemas, karena Nona tersebut adalah teman nya, dan dia sudah beberapa hari mencari, tapi dia masih belum bisa menemukan apa- apa. Dan Paman Wei menyarankan Shangguan Tou untuk menyerah, sebab di hutan ada banyak binatang buas, jadi Nona itu mungkin sudah tidak bisa di temukan lagi.


“Paman, orang ini sangat penting bagiku. Berhubungan dengan nyawa orang, mohon Anda bisa pikir baik-baik,” pinta Shangguan Tou, memohon.

“Kamu bisa membiarkan orang yang penting jatuh ke dalam jurang. Karena sudah hilang, maka ikuti takdir saja. Hidup atau mati semua tergantung perbuatannya,” balas Paman Wei. Lalu diapun segera menghabiskan minuman nya dan pergi.


Shangguan Tou diam dan berpikir. Dia merasa curiga kepada Paman Wei, sebab dia tidak ada mengatakan kalau Nona yang dicarinya jatuh ke dalam jurang. Tapi Paman Wei malah bisa berbicara seperti itu barusan. Jadi dia yakin kalau Paman Wei pasti mengetahui sesuatu.



Muyuan mengembalikan kantong pewangi milik Haitang yang terjatuh ke jurang. Lalu dengan tegas, dia meminta Haitang untuk memberikan penjelasan kepadanya, sebab dia benar- benar tidak ingin mencurigai Haitang. Karena mereka berdua sudah tumbuh besar bersama, hidup bersama, latih bela diri bersama, dan dia menganggap Haitang sebagai saudara kandung nya.
“Ini salah aku.  Aku ingin menyelamatkan dia. Tapi dia hanya dapat menangkap tas pewangi,” kata Haitang, menjelaskan dengan perasaan bersalah.
“Baik. Kalau begitu, kamu beritahu aku, para pembunuh itu kenapa sama sekali tak melakukan apa-apa padamu?” tanya Muyuan, mengintrogasi.

“Mungkin mereka... Tujuan mereka adalah Ketua muda istana,” jawab Haitang dengan gugup.


“Baik. Kalau begitu, hari ini di depan papan nama ini, bersumpah dihadapan para leluhur ratusan tahun Istana Api Chong bahwa kematian ketua muda istana tak ada hubungan denganmu,” bentak Muyuan dengan marah. “Kamu berani?” tantang nya.
“Aku tak tau,” kata Haitang, tidak berani.

Melihat reaksi Haitang, Muyuan sudah mendapatkan jawaban yang di inginkan nya. Dan dia merasa sangat kecewa serta marah. Dan mulai dari hari ini, dia tidak ingin melihat Haitang lagi. Mendengar itu, Haitang merasa terkejut serta terluka.


Haitang mencengkram baju nya sendiri dengan erat untuk menahan diri nya sendiri agar tidak menangis. Kemudian dia pun pergi darisana.


Haitang meninggalkan surat untuk Muyuan di atas meja. Lalu dia membawa barang- barang nya dan pergi meninggalkan Istana Api Chong.




Paman Wei dan Bibi Wei memperlakukan Xuezhi dengan sangat baik. Dan Xuezhi merasa sangat berterima kasih kepada mereka. Lalu karena penasaran, dia menanyai, kenapa Paman Wei dan Bibi Wei bisa tinggal di tengah jurang ini.
“Kamu benar-benar ingin tau?” tanya Paman Wei, ragu. Dan Xuezhi mengganguk kan kepalanya.
“Sebenarnya juga tak ada alasan yang penting. Aku dan pamanmu ini sebelumnya juga orang dunia persilatan seperti kamu. Yang dinamakan dunia persilatan adalah hari ini pukul yang ini, besok bunuh yang itu,” kata Bibi Wei, bercerita.
“Kemudian putra kami juga dibunuh orang. Kami suami istri juga keluar dari dunia persilatan, lalu tinggal di tengah jurang ini,” tambah Paman Wei dengan sedih.

Mendengar itu, Xuezhi meminta maaf, sebab dia sudah menanyai sesuatu yang menyedihkan. Dan Paman Wei serta Bibi Wei menjawab tidak apa- apa.



Paman Wei dan Bibi Wei kemudian menanyai, sebenarnya Xuezhi perbuat apa, sampai orang- orang mengejar dan ingin membunuh Xuezhi. Dan dengan jujur, Xuezhi menceritakan tentang dirinya, tentang Ayahnya, dan tentang keadaan nya. Saat mendengar cerita itu, Paman Wei dan Bibi Wei saling bertatapan dalam diam. Namun Xuezhi tidak menyadari keanehan dari sikap mereka berdua tersebut.
“Apakah aku salah bicara apa?” tanya Xuezhi, karena setelah dia selesai bercerita, Paman Wei dan Bibi Wei sama sekali tidak ada merespon.

“Tak ada. Nona, waktu sudah malam. Kamu cepat istirahat,” kata Bibi Wei. Dan Xuezhi pun mengiyakan 



Ketika Paman Wei berdiri, dia sedikit goyah dan hampir saja terjatuh. Untungnya, Bibi Wei berhasil menangkap nya dengan cepat. Dan dengan khawatir, Xuezhi menanyai, apakah Paman Wei baik- baik saja.
“Tak apa-apa,” kata Paman Wei, menenangkan. “Ini luka yang tertinggal saat latih bela diri di masa muda. Kaki sakit pada saat cuaca dingin. Tak masalah.”
“Tak bisa disembuhkan?’ tanya Xuezhi, perhatian.
“Sudah tak bisa disembuhkan lagi. Tapi ada sejenis obat yang bisa meredakan sakit, namanya Rumput Lingzhi,” jawab Bibi Wei, menjelaskan.
“Rumput Lingzhi ini sangat langka?” tanya Xuezhi.
“Tidak langka. Di atas tebing gunung seberang juga ada. Tapi, aku dan paman Wei kamu sudah tua. Kaki juga kurang bagus. Lewatkan saja,” jawab Bibi Wei.
“Buat apa kau bicarakan ini pada anak,” tegur Paman Wei. Lalu mereka berdua menyuruh Xuezhi untuk beristirahat. Dan Xuezhi pun mengangguk dengan raut wajah khawatir. 

Penatua Yuwen membaca surat yang Haitang tinggalkan di atas meja Muyuan.


Kak Muyuan. Ini pertama kali, dan satu-satunya aku panggil kamu seperti itu. Ketika kamu lihat surat ini, aku sudah pergi. Tak bisa melindungi ketua muda istana, Haitang tau sudah bersalah. Tapi aku tak ada cara lain. Aku ada seorang adik kembar, namanya Yanhe. Kami adalah yatim piatu sejak kecil. Waktu umur 7 tahun di adopsi oleh penatua Yuwen. Dia bawa kami kembali ke Istana Api Chong. Tapi menyembunyikan adikku diluar. Berjanji asal aku bekerja untuk dia, maka kami bisa berkumpul kembali. Beberapa tahun ini aku selalu bantu dia awasi ketua muda istana. Tapi aku tak pernah berpikir bahwa dia akan benar-benar mencelakai Ketua muda istana.

Selesai membaca surat tersebut, Penatua Yuwen langsung merobek nya. Lalu dia mengubah surat milik Haitang dengan surat lain.


Zhu Sha membaca surat yang di tinggalkan oleh Haitang untuk Muyuan. Itu adalah surat lain yang dibuat oleh Penatua Yuwen.

Pelindung Ketua istana. Maaf, aku yang mengakibatkan meninggalnya Ketua muda istana. Karena aku mencintai Pelindung Ketua istana bertahun-tahun dengan diam. Tak terima penjagaan pelindung ketua istana terhadap ketua muda istana. Cemburu di dalam hati. Setelah ketua muda istana meninggal, aku merasa sangat bersalah. Tak bisa menghadapi semua orang. Hanya bisa menebus dosa dengan kematian.




Selesai membaca surat tersebut, Zhu Sha menangis keras, sebab dia tidak percaya kalau Haitang yang telah membunuh Xuezhi, dia yakin ada orang yang memaksa Haitang. Dan Chequ sependapat dengan Zhu Sha, karena ada banyak point mencurigakan di dalam kasus ini.
Liuli kemudian datang dengan sikap buru- buru. “Pelindung Ketua istana. Kenapa diluar terasa aneh?” tanya nya. Namun Muyuan hanya diam. Lalu dengan heran, dia pun menatap Zhu Sha dan Chequ yang bersikap aneh. “Ada apa yang terjadi?” tanyanya, mendesak.
“Haitang bunuh diri,” jawab Zhu Sha, masih menangis.
“Kami menemukan jenazahnya di belakang gunung,” tambah Chequ.

Post a Comment

Previous Post Next Post