Original Network : Tencent Video iQiyi Youku
iQiyi
Paman Wei
dan Bibi Wei merasa terharu atas kebaikan Xuezhi, namun mereka tetap ingin
membunuh Xuezhi untuk membalas kan kematian putra mereka. Mereka ingin mengubur
Xuezhi di dalam makam putra mereka. Dan dengan ketakutan, Xuezhi terus
menggelengkan kepala nya dan menatap memohon kepada mereka berdua untuk
mengampuni nya.
Tepat disaat itu, Shangguan Tou datang dan menyelamatkan Xuezhi.
Setelah Shangguan
Tou melepaskan tali yang mengikatnya, Xuezhi langsung memeluk Shangguan Tou
dengan erat dan menangis dipelukannya. “Sudah tidak apa-apa. Sudah tidak
apa-apa. Sudahlah,” hibur Shangguan Tou dengan lembut.
Shangguan
Tou kemudian menatap Paman Wei dan Bibi Wei, serta menanyai, kenapa mereka
berdua ingin membunuh Xuezhi. Dan dengan penuh emosi, mereka berdua menjawab
bahwa itu karena Xuezhi adalah Ketua Istana Api Chong dan Putri dari Chong Ye.
“Chong Ye
membunuh anak kalian. Kalian bunuh putrinya dan membayar dengan nyawanya.
Kalian seperti ini, apa bedanya dengan Chong Ye waktu itu?” tanya Shangguan
Tou, tegas. “Ketua Ye, dulu karena Berlatih kungfu dan kerasukan iblis sehingga
tak sengaja membunuh orang. Jika dia punya sedikit akal sehat, pasti tak akan
melakukan kesalahan besar seperti ini. Tapi bagaimana dengan kalian? Kalian
jelas-jelas tahu Nona Chong tak ada hubungannya dengan hal ini, malah tetap
ingin bunuh dia untuk balas dendam. Dengan demikian, apakah kalian sungguh bisa
tenang?”
Mendengar itu,
Bibi Wei menangis sambil memanggil- manggil putranya. Dan Paman Wei berusaha
untuk menenangkan nya. Xuezhi pun merasa tidak tega, dia berlutut di hadapan
makam Wei Zhen dan memberikan penghormatan kepadanya. Lalu dia memanggil Paman
Wei dan Bibi Wei.
“Saat ayahku
masih hidup, memang melakukan banyak kesalahan. Tak sengaja membunuh banyak
orang tak bersalah. Aku tahu. Tak peduli apapun yang aku lakukan, tak bisa menutupi rasa sakit kalian yang
kehilangan anak. Tapi aku harap kalian bisa memberikan satu kesempatan kepadaku
dan kepada Istana Api Chong. Satu kesempatan untukku supaya bisa menutupi
kesalahan ayahku. Aku bisa jamin kepada kalian. Istana Api Chong kami tidak
akan mengulanginya lagi. Di dunia persilatan, juga tak akan muncul hal seperti
itu lagi,” pinta Xuezhi, berjanji dengan tulus kepada mereka.
Bibi Wei dan
Paman Wei merasa menyesal serta sedih. Mereka menangis. Dan Xuezhi mengucapkan
terima kasih banyak kepada mereka berdua yang telah menyelamatkannya. Kemudian
dia membantu mereka untuk bangkit berdiri.
“Nona
Xuezhi. Terima kasih atas Ganoderma Lucidum yang kamu petik untuk kami,” kata
Paman Wei dengan tulus. Dan Xuezhi meminta maaf kepada mereka. Lalu Paman Wei
membawa Bibi Wei yang masih menangis untuk pulang.
Xuezhi
kemudian mendekati Shangguan Tou dan menjelaskan bahwa Paman Wei dan Bibi Wei
telah menyelamat kan nya, menyembuh kan nya, namun malah ingin membunuh nya
untuk membalas dendam. Dan Shangguan Tou mengerti, menurut nya Paman Wei dan
Bibi Wei adalah orang yang baik hati, hanya saja setiap orang memiliki dendam
di hati yang sulit di lepaskan.
“Setelah
ayah meninggal, ia menjadi bekas luka selamanya di dalam hatiku. Sakit
sepanjang waktu. Setiap kali saat bekas luka ini hampir pulih, selalu ada orang
yang merobeknya. Apakah aku sungguh tak ada cara untuk keluar dari bayangan
ayahku?” tanya Xuezhi dengan sedih.
Dengan
perhatian, Shangguan Tou memegang bahu Xuezhi untuk menghiburnya. “Semua hal
telah berlalu, jangan berpikir sembarangan lagi.”
Shangguan
Tou kemudian menanyai kejadian pada hari itu. Dan Xuezhi pun menceritakan
semuanya serta kecurigaan nya terhadap orang yang ada di Istana Api Chong. Lalu
dia berjanji akan membalas budi dua kali lipat kepada Shangguan Tou nantinya.
Dan Shangguan Tou menenangkan nya untuk tidak perlu terburu- buru membalas budi
padanya, karena ini memang tugas nya.
“Aku ingin
membayar semua hutang ayahku supaya ini semua berlalu,” kata Xuezhi penuh
tekad.
“Setelah
itu, kamu punya rencana apa?” tanya Shangguan Tou.
“Kembali ke
Istana Api Chong.”
Saat
mengetahui kalau Sembilan Gaya Dewa Lotus sudah hancur, Shuangshuang merasa
sangat terkejut dan kecewa. Sementara Ketua Balai Lin, dia mencurigai kalau ada
sesuatu yang aneh, sebab di dalam surat tidak ada tertulis apa penyebab
kematian Xuezhi. Dan dengan adanya kejadian ini, berbagai aliran yang membenci
Istana Api Chong, takut nya akan menyebabkan kerusuhan.
“Ayah,
hubungan kita dengan Istana Api Chong begitu baik, apa seharusnya melakukan
sesuatu?” tanya Fengzi, khawatir.
“Istana Api
Chong tiba-tiba terjadi perubahan besar seperti ini, vitalitas pasti akan
melemah. Terhadap Balai Gunung Pedang Roh tidak ada keuntungan sama sekali,”
jawab Ketua Balai Lin.
Shuangshuang
yang tadi diam karena terkejut, dia ikut dalam pembicaraan. Berdasarkan
kekuasaan dan skala Istana Api Chong, kecuali berbagai aliran besar bekerja
sama, maka Istana Api Chong tidak akan terguncang. Jadi intinya, mereka tidak
perlu terlalu khawatir pada Istana Api Chong.
“Tapi,
meskipun Istana Api Chong memiliki pondasi yang dalam dan kuat, penuh dengan
orang berbakat, tapi aku khawatir aliran lainnya sungguh akan bekerja sama
untuk melawan Istana Api Chong,” jelas Ketua Balai Lin. Dan Fengzi mengangguk
setuju. “Tapi, jika Istana Api Chong telah menyebarkan berita, berarti mereka
telah melakukan persiapan matang. Kita tidak perlu terlalu ikut campur, tapi
juga harus... Tapi juga harus mengambil tindakan pencegahan,” jelas nya.
Ketua Balai
Lin kemudian memerintahkan Qingmei untuk pergi menuju ke Istana Api Chong dan
menyelidiki. Qingmei bisa kesana dengan alasan turut berbelasungkawa. Jika
terjadi masalah, dia ingin Qingmei segera kembali dan melapor. Dan dengan
patuh, Qingmei mengiyakan.
“Oh ya,
Guru. Aku hanya pergi sendirian untuk turut
berbelasungkawa. Apakah seharusnya bawa beberapa orang?” tanya Qingmei sambil
melirik ke arah Fengzi yang sedang menundukkan kepala.
“Betul
juga,” kata Ketua Balai Lin, mengerti niat Qingmei. Dan Qingmei merasa penuh
harap. “Aku izinkan kamu membawa empat murid pergi bersamamu.”
“Baik,”
jawab Qingmei, kecewa.
Beberapa aliran
tertawa senang atas berita kematian Xuezhi. Beberapa lagi turut berduka atas
kematian Xuezhi. Beberapa lagi berduka atas hancur nya buku Sembilan Gaya Dewa
Lotus.
Penatua
Yuwen hanya diam saja dan membiarkan Muyuan yang tampak tidak bersemangat. Sedangkan
Zhu Sha dan Liuli, mereka tidak tahu harus bersikap bagaimana untuk menghibur
Muyuan.
Shangguan
Tou memberikan air untuk Xuezhi mencuci tangan nya yang kotor. Dan sambil
membantu, dia menanyai, apa ada orang
yang Xuezhi curigai. Mendengar pertanyaan itu, Xuezhi teringat akan Haitang
yang pada saat itu tampak ragu untuk membantunya, tapi kemudian pada saat dia
di tendang jatuh ke tebing, Haitang datang dan berusaha untuk menarik nya ke
atas.
“Tidak.
Bukan Haitang. Dia tidak akan melakukan hal seperti ini,” gumam Xuezhi, pelan.
“Nona Chong,
kenyataan biasanya seperti bayangan dalam kegelapan. Ingin melihat bayangan
masih perlu menantikan sinar matahari,” jelas Shangguan Tou, menasehati.
“Sejak
meninggalkan Istana Api Chong, terjadi banyak hal dalam perjalanan.”
“Kita
secepatnya pergi dari sini,” ajak Shangguan Tou sambil melihat ke sekitarnya.
“Aku bawa kamu pergi ke suatu tempat dulu,” jelasnya. Dan Xuezhi pun mengikuti
nya.
Chequ,
Liuli, dan Zhu Sha, mereka merasa sedih setelah mereka selesai mengantarkan
jazad Haitang. Sebab mereka semua telah tumbuh besar bersama sejak kecil, dan
sudah menjadi seperti satu keluarga. Namun mereka juga bersyukur karena Muyuan
masih mengizinkan jazad Haitang untuk di makam kan di belakang gunung,
setidaknya tempat itu dekat dengan mereka. Jadi Haitang bisa di anggap tidak
meninggalkan mereka.
Selesai
berganti pakaian, Xuezhi keluar dari dalam toko dengan malu- malu. Lalu dia
berdehem kecil untuk menarik perhatian Shangguan Tou yang menunggu nya di depan
toko. Dan ketika dia melihat Shangguan Tou tersenyum kepadanya. Dia merasa
senang.
“Dalam puisi
berkata senyuman indah yang menawan, keindahan mata yang sangat bersinar,” puji
Shangguan Tou sambil tersenyum manis.
“Kamu jangan
tertawa lagi,” balas Xuezhi, malu. “Aku mau kembali ke Istana Api Chong,”
katanya. Lalu dia berjalan pergi. Dan Shangguan Tou pun mengikutinya.
Liuli
menemukan sebuah fakta mengejut kan. Dan secara rahasia, dia langsung
memberitahu Zhu Sha. “Ketua muda istana tidak mati,” katanya, memberitahu.
“Hah!”
Liuli, Zhu Sha, Chequ, dan Muyuan. Mereka berempat berkumpul dan berdiskusi secara rahasia. Liuli menjelaskan bahwa sejak kecil Xuezhi telah di rawat olehnya, dan Xuezhi tidak pernah sakit parah, apalagi patah tulang. Namun satu jari pada mayat kemarin terdapat bekas tulang patah saat masih hidup dan sudah hampir pulih. Jika Xuezhi jatuh dari tebing, maka tulang nya memang akan patah, tapi belum bisa sembuh. Dan Liuli sangat yakin, mayat kemarin bukanlah Xuezhi.
Mendengar
itu, Zhu Sha menanyai Muyuan, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Dan
Muyuan menugaskan Zhu Sha dan Liuli untuk pergi secara diam- diam dan cari
Xuezhi. Sedangkan untuk Chequ, dia ingin Chequ tetap berada di Istana Api Chong
bersama dengan nya dan menemukan pengkhianat di dalam Istana. Dia ingin sebelum
Xuezhi kembali, mereka bertiga tetap memanggilnya Ketua Istana, supaya setiap
orang tidak curiga. Dan mereka mengiyakan serta mengerti perintah Muyuan.
Muyuan
mengangkat papan roh Xuezhi dan menatap nya. “Tunggu aku,” katanya.
Malam hati.
Didalam hutan. Ketika Xuezhi tidak sengaja terbangun dan melihat kalau
Shangguan Tou masih tertidur lelap. Dia pun mengucapkan kata pamit kepadanya.
“Tuan Muda
Shangguan. Terima kasih kamu menyelamatkanku. Terima kasih atas bantuanmu
kepadaku seperjalanan ini. Aku tahu. Tugasmu adalah melindungiku. Tapi jalan di
masa depan pasti sangat berbahaya. Aku tidak ingin menyusahkanmu lagi. Jadi,
aku hanya bisa pergi tanpa pamit. Maaf,” kata Xuezhi, tulus. Kemudian dia
menutupi Shangguan Tou yang masih tidur dengan selimut. Dan lalu diapun
berjalan pergi.
Ketika
Xuezhi belum berjalan terlalu jauh, Shangguan Tou membuka matanya dan
memanggilnya. “Sudahlah jika diri sendiri ingin pergi, masih ingin membawa
pergi kudaku,” komentarnya. Lalu dia mendekati Xuezhi.
“Bukankah
kamu sudah tertidur?” tanya Xuezhi, pelan.
“Meskipun
sudah tertidur, juga akan terbangun oleh ucapanmu tadi,” balas Shangguan Tou.
“Masih belum tiba di Istana Api Chong, begitu ingin menyingkirkanku.”
“Aku hanya
…”
“sedikit
buru-buru saja,” sela Shangguan Tou, melanjutkan perkataan Xuezhi. “Kalau
begitu berangkat bersama-sama saja,” ajak nya. Dan Xuezhi menganggukkan
kepalanya.
Aliran
Huashan datang ke Istana Api Chong dengan alasan turut berbelasungkawa, tapi
sikap mereka tampak seperti ingin mencari masalah. Dan Muyuan tidak senang
menyambut mereka, apalagi dia memang tidak ada mengirim surat berkabung ke
aliran Huashan.
“Aliran
Huashanku dan Istana Api Chong selalu memiliki hubungan yang mendalam. Putri
musuh sudah meninggal, aku sangat berduka,” kata Feng Cheng dengan raut yang
sama sekali tidak sedih.
“Jika kamu
berkata seperti ini lagi, Jangan salahkan aku tak tahu etiket,” kata Muyuan,
memperingatkan.
“Tidak
berani. Tidak berani. Aku tak berani menyinggung Ketua Muyuan. Lagi pula,
Sembilan Gaya Dewa Lotus Istana Api Chong membunuh orang dengan menyeramkan.
Berapa orang yang tragis terbunuh,” sindir Feng Cheng. Dan Chequ merasa emosi
mendengar nya, tapi Muyuan menahan nya untuk jangan perbuat kekerasan.
Disaat itu,
Qingmei datang. Dia membantu Istana Api Chong untuk menyindir Aliran Huashan
yang telah bertindak tidak sopan. Dia mengatai bahwa biasanya Aliran Huashan
selalu menunjukkan martabat dan integritas kepada orang lain, tapi sekarang
malah perbuat sembrono, dan membuat diri sendiri akan ditertawakan di dunia
persilatan. Mendengar itu, Feng Cheng pun meninggalkan hadiah lonceng besar
yang di bawa nya serta pergi darisana.
“Terima
kasih pendekar Xia,” kata Muyuan dengan tulus.
“Setelah
mengetahui kabar kesedihan, Guru langsung mengutusku kemari. Ketua muda istana
meninggal di usia muda, Balai Gunung Pedang Roh aku merasa sangat sedih dan
disayangkan. Harap semuanya menahan kesedihan dan merelakannya,” kata Qingmei,
menunjukkan rasa turut berbelasungkawa nya.
“Silakan,”
kata Muyuan, mempersilahkan Qingmei masuk.
Dirumah
makan kecil. Ketika Shangguan Tou dan Xuezhi sedang makan dengan tenang disana,
beberapa orang datang dan makan di sana juga, dan mereka menggosipi tentang
Istana Api Chong. Mereka menggosipi bahwa mayat Xuezhi, seluruh wajahnya sangat
mengerikan dan sulit untuk dilihat. Mendengar itu, Xuezhi ingin mendekati
mereka dan menjelaskan bahwa itu tidak benar. Namun Shangguan Tou
menghentikannya untuk tetap duduk dan mendengarkan saja.
“Sekarang
siapa yang ambil alih dalam Istana Api Chong?” tanya penggosip A.
“Dengar-dengar
adalah Pelindung Ketua istana,” jawab Penggosip B. “Namanya …”
“Yuwen
Muyuan,” kata penggosip C.
Mendengar
itu, Xuezhi merasa terkejut. Namun Shangguan Tou hanya bersikap biasa saja. Dan
ketika para penggosip tersebut mulai menggosipi tentang dirinya, dia hanya
tersenyum geli saja dan tetap mendengarkan.
“Shangguan
Tou itu tidak berarti. Phoenix yang sendirian lebih rendah dari ayam. Keluar
dari ibukota Timur, dia hanyalah pria yang mengandalkan wantia,” kata penggosip
A.
“Jika aku
bertemu dengannya, pasti akan tegakkan keadilan atas nama langit,” kata
penggosip B. Dan lalu mereka bertiga tertawa dengan riang.
Xuezhi sudah
tidak tahan lagi mendengar gosip mereka bertiga. Dia merasa emosi dan ingin
menyerang mereka. Tapi Shangguan Tou langsung menghentikannya. “Duduk dengan
baik. Duduk makan makananmu.”
Dengan cemberut, Xuezhi pun tidak menyerang mereka, dan hanya diam saja sambil terus mendengarkan gosip mereka yang terus membicarakan hal buruk tentang nya. Lalu ketika mereka bertiga mulai membicarakan hal buruk tentang Ayahnya, dia semakin bertambah emosi. Dan lagi- lagi Shangguan Tou langsung menghentikannya.
“Makan makananmu,” tegas Shangguan Tou.
“Apa yang
sedang kamu lakukan? Kenapa kamu menghalangiku?” bisik Xuezhi, bertanya.
“Nona Chong,
identitasmu sekarang bagi mereka adalah tangga untuk menjadi terkenal. Mereka
itu sangat konyol. Jika tahu kamu masih hidup dan mengenalimu, pasti tidak akan
melepaskanmu begitu saja,” jelas Shangguan Tou, menasehati.
“Aku hanya
ingin memberi pelajaran kepada mereka,” jelas Xuezhi sambil cemberut.
Shangguan
Tou tiba- tiba terpikir sesuatu yang mengejutkannya, dan dengan tegas, dia
langsung mengatakan bahwa Xuezhi tidak bisa kembali ke Istana Api Chong lagi.
Dan Xuezhi merasa heran, kenapa.
“Ucapan
murid Perkumpulan Hiu Biru kamu sudah dengar, kan? Sekarang di dunia
persilatan, semua orang mengira kamu telah mati. Pengkhianat Istana Api Chong
juga demikian. Kamu sekarang kembali tidak hanya tidak ada gunanya, akan
mendatangkan bahaya yang lebih besar,” jelas Shangguan Tou , masuk akal.
“Aku tak
kembali, bagaimana menemukan pengkhianat?” tanya Xuezhi.
“Sebelum
kamu meninggalkan Istana Api Chong, sudah diatur oleh orang lain, sehingga kamu
berada di posisi yang pasif. Mulai sekarang, kamu harus belajar tak bergerak
dan mengintai. Lakukan kepada mereka seperti yang mereka lakukan kepada kita,”
saran Shangguan Tou.
“Selanjutnya
kita mau pergi ke mana?” tanya Xuezhi, mengerti.
“Gunung Dewa
Yingzhou.”
Tags:
And The Winner Is Love