Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 8 part 1




Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi

Paman Wei dan Bibi Wei merasa terharu atas kebaikan Xuezhi, namun mereka tetap ingin membunuh Xuezhi untuk membalas kan kematian putra mereka. Mereka ingin mengubur Xuezhi di dalam makam putra mereka. Dan dengan ketakutan, Xuezhi terus menggelengkan kepala nya dan menatap memohon kepada mereka berdua untuk mengampuni nya.

Tepat disaat itu, Shangguan Tou datang dan menyelamatkan Xuezhi.


Setelah Shangguan Tou melepaskan tali yang mengikatnya, Xuezhi langsung memeluk Shangguan Tou dengan erat dan menangis dipelukannya. “Sudah tidak apa-apa. Sudah tidak apa-apa. Sudahlah,” hibur Shangguan Tou dengan lembut.



Shangguan Tou kemudian menatap Paman Wei dan Bibi Wei, serta menanyai, kenapa mereka berdua ingin membunuh Xuezhi. Dan dengan penuh emosi, mereka berdua menjawab bahwa itu karena Xuezhi adalah Ketua Istana Api Chong dan Putri dari Chong Ye.

“Chong Ye membunuh anak kalian. Kalian bunuh putrinya dan membayar dengan nyawanya. Kalian seperti ini, apa bedanya dengan Chong Ye waktu itu?” tanya Shangguan Tou, tegas. “Ketua Ye, dulu karena Berlatih kungfu dan kerasukan iblis sehingga tak sengaja membunuh orang. Jika dia punya sedikit akal sehat, pasti tak akan melakukan kesalahan besar seperti ini. Tapi bagaimana dengan kalian? Kalian jelas-jelas tahu Nona Chong tak ada hubungannya dengan hal ini, malah tetap ingin bunuh dia untuk balas dendam. Dengan demikian, apakah kalian sungguh bisa tenang?”


Mendengar itu, Bibi Wei menangis sambil memanggil- manggil putranya. Dan Paman Wei berusaha untuk menenangkan nya. Xuezhi pun merasa tidak tega, dia berlutut di hadapan makam Wei Zhen dan memberikan penghormatan kepadanya. Lalu dia memanggil Paman Wei dan Bibi Wei. 

“Saat ayahku masih hidup, memang melakukan banyak kesalahan. Tak sengaja membunuh banyak orang tak bersalah. Aku tahu. Tak peduli apapun yang aku lakukan, tak bisa menutupi rasa sakit kalian yang kehilangan anak. Tapi aku harap kalian bisa memberikan satu kesempatan kepadaku dan kepada Istana Api Chong. Satu kesempatan untukku supaya bisa menutupi kesalahan ayahku. Aku bisa jamin kepada kalian. Istana Api Chong kami tidak akan mengulanginya lagi. Di dunia persilatan, juga tak akan muncul hal seperti itu lagi,” pinta Xuezhi, berjanji dengan tulus kepada mereka.


Bibi Wei dan Paman Wei merasa menyesal serta sedih. Mereka menangis. Dan Xuezhi mengucapkan terima kasih banyak kepada mereka berdua yang telah menyelamatkannya. Kemudian dia membantu mereka untuk bangkit berdiri.

“Nona Xuezhi. Terima kasih atas Ganoderma Lucidum yang kamu petik untuk kami,” kata Paman Wei dengan tulus. Dan Xuezhi meminta maaf kepada mereka. Lalu Paman Wei membawa Bibi Wei yang masih menangis untuk pulang.


Xuezhi kemudian mendekati Shangguan Tou dan menjelaskan bahwa Paman Wei dan Bibi Wei telah menyelamat kan nya, menyembuh kan nya, namun malah ingin membunuh nya untuk membalas dendam. Dan Shangguan Tou mengerti, menurut nya Paman Wei dan Bibi Wei adalah orang yang baik hati, hanya saja setiap orang memiliki dendam di hati yang sulit di lepaskan.

“Setelah ayah meninggal, ia menjadi bekas luka selamanya di dalam hatiku. Sakit sepanjang waktu. Setiap kali saat bekas luka ini hampir pulih, selalu ada orang yang merobeknya. Apakah aku sungguh tak ada cara untuk keluar dari bayangan ayahku?” tanya Xuezhi dengan sedih.


Dengan perhatian, Shangguan Tou memegang bahu Xuezhi untuk menghiburnya. “Semua hal telah berlalu, jangan berpikir sembarangan lagi.”
Shangguan Tou kemudian menanyai kejadian pada hari itu. Dan Xuezhi pun menceritakan semuanya serta kecurigaan nya terhadap orang yang ada di Istana Api Chong. Lalu dia berjanji akan membalas budi dua kali lipat kepada Shangguan Tou nantinya. Dan Shangguan Tou menenangkan nya untuk tidak perlu terburu- buru membalas budi padanya, karena ini memang tugas nya.
“Aku ingin membayar semua hutang ayahku supaya ini semua berlalu,” kata Xuezhi penuh tekad.
“Setelah itu, kamu punya rencana apa?” tanya Shangguan Tou.

“Kembali ke Istana Api Chong.”


Saat mengetahui kalau Sembilan Gaya Dewa Lotus sudah hancur, Shuangshuang merasa sangat terkejut dan kecewa. Sementara Ketua Balai Lin, dia mencurigai kalau ada sesuatu yang aneh, sebab di dalam surat tidak ada tertulis apa penyebab kematian Xuezhi. Dan dengan adanya kejadian ini, berbagai aliran yang membenci Istana Api Chong, takut nya akan menyebabkan kerusuhan.


“Ayah, hubungan kita dengan Istana Api Chong begitu baik, apa seharusnya melakukan sesuatu?” tanya Fengzi, khawatir.
“Istana Api Chong tiba-tiba terjadi perubahan besar seperti ini, vitalitas pasti akan melemah. Terhadap Balai Gunung Pedang Roh tidak ada keuntungan sama sekali,” jawab Ketua Balai Lin.

Shuangshuang yang tadi diam karena terkejut, dia ikut dalam pembicaraan. Berdasarkan kekuasaan dan skala Istana Api Chong, kecuali berbagai aliran besar bekerja sama, maka Istana Api Chong tidak akan terguncang. Jadi intinya, mereka tidak perlu terlalu khawatir pada Istana Api Chong.

“Tapi, meskipun Istana Api Chong memiliki pondasi yang dalam dan kuat, penuh dengan orang berbakat, tapi aku khawatir aliran lainnya sungguh akan bekerja sama untuk melawan Istana Api Chong,” jelas Ketua Balai Lin. Dan Fengzi mengangguk setuju. “Tapi, jika Istana Api Chong telah menyebarkan berita, berarti mereka telah melakukan persiapan matang. Kita tidak perlu terlalu ikut campur, tapi juga harus... Tapi juga harus mengambil tindakan pencegahan,” jelas nya.

Ketua Balai Lin kemudian memerintahkan Qingmei untuk pergi menuju ke Istana Api Chong dan menyelidiki. Qingmei bisa kesana dengan alasan turut berbelasungkawa. Jika terjadi masalah, dia ingin Qingmei segera kembali dan melapor. Dan dengan patuh, Qingmei mengiyakan.



“Oh ya, Guru. Aku hanya pergi sendirian untuk turut berbelasungkawa. Apakah seharusnya bawa beberapa orang?” tanya Qingmei sambil melirik ke arah Fengzi yang sedang menundukkan kepala.
“Betul juga,” kata Ketua Balai Lin, mengerti niat Qingmei. Dan Qingmei merasa penuh harap. “Aku izinkan kamu membawa empat murid pergi bersamamu.”

“Baik,” jawab Qingmei, kecewa.




Beberapa aliran tertawa senang atas berita kematian Xuezhi. Beberapa lagi turut berduka atas kematian Xuezhi. Beberapa lagi berduka atas hancur nya buku Sembilan Gaya Dewa Lotus.


Penatua Yuwen hanya diam saja dan membiarkan Muyuan yang tampak tidak bersemangat. Sedangkan Zhu Sha dan Liuli, mereka tidak tahu harus bersikap bagaimana untuk menghibur Muyuan.



Shangguan Tou memberikan air untuk Xuezhi mencuci tangan nya yang kotor. Dan sambil membantu, dia  menanyai, apa ada orang yang Xuezhi curigai. Mendengar pertanyaan itu, Xuezhi teringat akan Haitang yang pada saat itu tampak ragu untuk membantunya, tapi kemudian pada saat dia di tendang jatuh ke tebing, Haitang datang dan berusaha untuk menarik nya ke atas.
“Tidak. Bukan Haitang. Dia tidak akan melakukan hal seperti ini,” gumam Xuezhi, pelan.
“Nona Chong, kenyataan biasanya seperti bayangan dalam kegelapan. Ingin melihat bayangan masih perlu menantikan sinar matahari,” jelas Shangguan Tou, menasehati.
“Sejak meninggalkan Istana Api Chong, terjadi banyak hal dalam perjalanan.”

“Kita secepatnya pergi dari sini,” ajak Shangguan Tou sambil melihat ke sekitarnya. “Aku bawa kamu pergi ke suatu tempat dulu,” jelasnya. Dan Xuezhi pun mengikuti nya.


Chequ, Liuli, dan Zhu Sha, mereka merasa sedih setelah mereka selesai mengantarkan jazad Haitang. Sebab mereka semua telah tumbuh besar bersama sejak kecil, dan sudah menjadi seperti satu keluarga. Namun mereka juga bersyukur karena Muyuan masih mengizinkan jazad Haitang untuk di makam kan di belakang gunung, setidaknya tempat itu dekat dengan mereka. Jadi Haitang bisa di anggap tidak meninggalkan mereka.


Selesai berganti pakaian, Xuezhi keluar dari dalam toko dengan malu- malu. Lalu dia berdehem kecil untuk menarik perhatian Shangguan Tou yang menunggu nya di depan toko. Dan ketika dia melihat Shangguan Tou tersenyum kepadanya. Dia merasa senang.

“Dalam puisi berkata senyuman indah yang menawan, keindahan mata yang sangat bersinar,” puji Shangguan Tou sambil tersenyum manis.


“Kamu jangan tertawa lagi,” balas Xuezhi, malu. “Aku mau kembali ke Istana Api Chong,” katanya. Lalu dia berjalan pergi. Dan Shangguan Tou pun mengikutinya.

Liuli menemukan sebuah fakta mengejut kan. Dan secara rahasia, dia langsung memberitahu Zhu Sha. “Ketua muda istana tidak mati,” katanya, memberitahu.

“Hah!”


Liuli, Zhu Sha, Chequ, dan Muyuan. Mereka berempat berkumpul dan berdiskusi secara rahasia. Liuli menjelaskan bahwa sejak kecil Xuezhi telah di rawat olehnya, dan Xuezhi tidak pernah sakit parah, apalagi patah tulang. Namun satu jari pada mayat kemarin terdapat bekas tulang patah saat masih hidup dan sudah hampir pulih. Jika Xuezhi jatuh dari tebing, maka tulang nya memang akan patah, tapi belum bisa sembuh. Dan Liuli sangat yakin, mayat kemarin bukanlah Xuezhi.

Mendengar itu, Zhu Sha menanyai Muyuan, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Dan Muyuan menugaskan Zhu Sha dan Liuli untuk pergi secara diam- diam dan cari Xuezhi. Sedangkan untuk Chequ, dia ingin Chequ tetap berada di Istana Api Chong bersama dengan nya dan menemukan pengkhianat di dalam Istana. Dia ingin sebelum Xuezhi kembali, mereka bertiga tetap memanggilnya Ketua Istana, supaya setiap orang tidak curiga. Dan mereka mengiyakan serta mengerti perintah Muyuan.


Muyuan mengangkat papan roh Xuezhi dan menatap nya. “Tunggu aku,” katanya.


Malam hati. Didalam hutan. Ketika Xuezhi tidak sengaja terbangun dan melihat kalau Shangguan Tou masih tertidur lelap. Dia pun mengucapkan kata pamit kepadanya.

“Tuan Muda Shangguan. Terima kasih kamu menyelamatkanku. Terima kasih atas bantuanmu kepadaku seperjalanan ini. Aku tahu. Tugasmu adalah melindungiku. Tapi jalan di masa depan pasti sangat berbahaya. Aku tidak ingin menyusahkanmu lagi. Jadi, aku hanya bisa pergi tanpa pamit. Maaf,” kata Xuezhi, tulus. Kemudian dia menutupi Shangguan Tou yang masih tidur dengan selimut. Dan lalu diapun berjalan pergi.


Ketika Xuezhi belum berjalan terlalu jauh, Shangguan Tou membuka matanya dan memanggilnya. “Sudahlah jika diri sendiri ingin pergi, masih ingin membawa pergi kudaku,” komentarnya. Lalu dia mendekati Xuezhi.

“Bukankah kamu sudah tertidur?” tanya Xuezhi, pelan.


“Meskipun sudah tertidur, juga akan terbangun oleh ucapanmu tadi,” balas Shangguan Tou. “Masih belum tiba di Istana Api Chong, begitu ingin menyingkirkanku.”
“Aku hanya …”

“sedikit buru-buru saja,” sela Shangguan Tou, melanjutkan perkataan Xuezhi. “Kalau begitu berangkat bersama-sama saja,” ajak nya. Dan Xuezhi menganggukkan kepalanya.


Aliran Huashan datang ke Istana Api Chong dengan alasan turut berbelasungkawa, tapi sikap mereka tampak seperti ingin mencari masalah. Dan Muyuan tidak senang menyambut mereka, apalagi dia memang tidak ada mengirim surat berkabung ke aliran Huashan.
“Aliran Huashanku dan Istana Api Chong selalu memiliki hubungan yang mendalam. Putri musuh sudah meninggal, aku sangat berduka,” kata Feng Cheng dengan raut yang sama sekali tidak sedih.

“Jika kamu berkata seperti ini lagi, Jangan salahkan aku tak tahu etiket,” kata Muyuan, memperingatkan.


“Tidak berani. Tidak berani. Aku tak berani menyinggung Ketua Muyuan. Lagi pula, Sembilan Gaya Dewa Lotus Istana Api Chong membunuh orang dengan menyeramkan. Berapa orang yang tragis terbunuh,” sindir Feng Cheng. Dan Chequ merasa emosi mendengar nya, tapi Muyuan menahan nya untuk jangan perbuat kekerasan.



Disaat itu, Qingmei datang. Dia membantu Istana Api Chong untuk menyindir Aliran Huashan yang telah bertindak tidak sopan. Dia mengatai bahwa biasanya Aliran Huashan selalu menunjukkan martabat dan integritas kepada orang lain, tapi sekarang malah perbuat sembrono, dan membuat diri sendiri akan ditertawakan di dunia persilatan. Mendengar itu, Feng Cheng pun meninggalkan hadiah lonceng besar yang di bawa nya serta pergi darisana.



“Terima kasih pendekar Xia,” kata Muyuan dengan tulus.
“Setelah mengetahui kabar kesedihan, Guru langsung mengutusku kemari. Ketua muda istana meninggal di usia muda, Balai Gunung Pedang Roh aku merasa sangat sedih dan disayangkan. Harap semuanya menahan kesedihan dan merelakannya,” kata Qingmei, menunjukkan rasa turut berbelasungkawa nya.

“Silakan,” kata Muyuan, mempersilahkan Qingmei masuk.


Dirumah makan kecil. Ketika Shangguan Tou dan Xuezhi sedang makan dengan tenang disana, beberapa orang datang dan makan di sana juga, dan mereka menggosipi tentang Istana Api Chong. Mereka menggosipi bahwa mayat Xuezhi, seluruh wajahnya sangat mengerikan dan sulit untuk dilihat. Mendengar itu, Xuezhi ingin mendekati mereka dan menjelaskan bahwa itu tidak benar. Namun Shangguan Tou menghentikannya untuk tetap duduk dan mendengarkan saja.
“Sekarang siapa yang ambil alih dalam Istana Api Chong?” tanya penggosip A.
“Dengar-dengar adalah Pelindung Ketua istana,” jawab Penggosip B. “Namanya …”

“Yuwen Muyuan,” kata penggosip C.



Mendengar itu, Xuezhi merasa terkejut. Namun Shangguan Tou hanya bersikap biasa saja. Dan ketika para penggosip tersebut mulai menggosipi tentang dirinya, dia hanya tersenyum geli saja dan tetap mendengarkan.
“Shangguan Tou itu tidak berarti. Phoenix yang sendirian lebih rendah dari ayam. Keluar dari ibukota Timur, dia hanyalah pria yang mengandalkan wantia,” kata penggosip A.
“Jika aku bertemu dengannya, pasti akan tegakkan keadilan atas nama langit,” kata penggosip B. Dan lalu mereka bertiga tertawa dengan riang.
Xuezhi sudah tidak tahan lagi mendengar gosip mereka bertiga. Dia merasa emosi dan ingin menyerang mereka. Tapi Shangguan Tou langsung menghentikannya. “Duduk dengan baik. Duduk makan makananmu.”
Dengan cemberut, Xuezhi pun tidak menyerang mereka, dan hanya diam saja sambil terus mendengarkan gosip mereka yang terus membicarakan hal buruk tentang nya. Lalu ketika mereka bertiga mulai membicarakan hal buruk tentang Ayahnya, dia semakin bertambah emosi. Dan lagi- lagi Shangguan Tou langsung menghentikannya.
 
 “Makan makananmu,” tegas Shangguan Tou.
“Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu menghalangiku?” bisik Xuezhi, bertanya.
“Nona Chong, identitasmu sekarang bagi mereka adalah tangga untuk menjadi terkenal. Mereka itu sangat konyol. Jika tahu kamu masih hidup dan mengenalimu, pasti tidak akan melepaskanmu begitu saja,” jelas Shangguan Tou, menasehati.
“Aku hanya ingin memberi pelajaran kepada mereka,” jelas Xuezhi sambil cemberut.
Shangguan Tou tiba- tiba terpikir sesuatu yang mengejutkannya, dan dengan tegas, dia langsung mengatakan bahwa Xuezhi tidak bisa kembali ke Istana Api Chong lagi. Dan Xuezhi merasa heran, kenapa.




“Ucapan murid Perkumpulan Hiu Biru kamu sudah dengar, kan? Sekarang di dunia persilatan, semua orang mengira kamu telah mati. Pengkhianat Istana Api Chong juga demikian. Kamu sekarang kembali tidak hanya tidak ada gunanya, akan mendatangkan bahaya yang lebih besar,” jelas Shangguan Tou , masuk akal.
“Aku tak kembali, bagaimana menemukan pengkhianat?” tanya Xuezhi.
“Sebelum kamu meninggalkan Istana Api Chong, sudah diatur oleh orang lain, sehingga kamu berada di posisi yang pasif. Mulai sekarang, kamu harus belajar tak bergerak dan mengintai. Lakukan kepada mereka seperti yang mereka lakukan kepada kita,” saran Shangguan Tou.
“Selanjutnya kita mau pergi ke mana?” tanya Xuezhi, mengerti.
“Gunung Dewa Yingzhou.”

Post a Comment

Previous Post Next Post