Original Network : Tencent Video iQiyi Youku
iQiyi
Fengzi
mengunci diri di kamar dan menangis. Lalu Shuangshuang datang dan mengetuk
pintunya serta memanggil nya. Tapi Fengzi diam.
Shuangshuang
merasa khawatir dan ingin masuk ke dalam kamar, tapi ternyata Fengzi mengunci
pintu kamar. Lalu tepat disaat itu, Qingmei lewat. Dan diapun bertanya kepada
Qingmei, mengapa Fengzi tampak tidak bersemangat setelah pulang, bahkan sampai
mengunci diri.
“Adik seperguruan,
dia dilukai oleh perasaan cinta. Biarlah dia menenangkan diri,” kata Qingmei,
menjelaskan. “Anda juga jangan bertanya terlalu banyak,” sarannya. Lalu dia
pergi.
Didalam
kamar. Fengzi diam mendengarkan itu sambil masih menangis.
Xuezhi dan
Shangguan Tou bekerja merebus obat bersama. Dan sambil bekerja, Xuezhi
menanyai, kemana saja Shangguan Tou selama setahun ini. Dan Shangguan Tou pun
bercerita. Dia pergi ke Emei, dan disana dia mengetahui tentang identitas nya.
Lalu dia pergi ke Kediaman Penasihat Kerajaan untuk membalas dendam, tapi
setelah berinteraksi dengan Ayahnya, dia menyadari bahwa Ayahnya tidak seburuk
dan sedingin seperti yang di pikirkan nya. Dia banyak berpikir dan akhirnya dia
bisa memahami Ayahnya. Dan Xuezhi merespon bahwa itu adalah hal yang bagus.
“Nona Chong.
Kelak aku akan membuka hatiku untuk mencoba menyadari dunia ini, mencoba untuk
mencintai orang lain,” kata Shangguan Tou dengan serius sambil menatap Xuezhi.
Mendengar
itu, Xuezhi menghentikan apa yang sedang di kerjakannya dan balas menatap
Shangguan Tou. “Tuan Muda Shangguan, menurutmu, jika saat kita saling mengenal,
kamu sudah melepaskan dendam di hatimu, akhir di antara kita apakah akan
berbeda dengan sekarang?” tanyanya, berharap. Dan dengan sengaja Shangguan Tou
diam sejenak, sehingga Xuezhi merasa agak deg- degan.
Lalu tiba-
tiba saja tercium bau aneh, dan ternyata bau itu berasal dari rebusan obat
Xuezhi yang sudah siap. Dengan buru- buru Xuezhi pun ingin mengangkat pot obat
nya. Dan dengan perhatian, Shangguan Tou tersenyum lembut sambil membantu
Xuezhi untuk mengangkat pot obat tersebut.
Kemudian
Chequ datang. “Ketua istana, terjadi masalah,” lapornya kepada Xuezhi.
“Pelindung Ketua istana terinfeksi penyakit demam dingin. Sekarang mengunci
diri sendiri di dalam kamar, tidak ingin bertemu dengan siapapun,” jelas nya.
“Bagaimana
bisa seperti ini?” tanya Xuezhi, terkejut.
“Penatua
Yuwen suruh kamu segera kembali ke istana,” jelas Chequ. Dan dengan perasaan
khawatir, Xuezhi mengiyakan. Dan Shangguan Tou juga mengizinkan Xuezhi untuk
segera pergi.
Malam hari.
Qingmei mengetuk pintu kamar Fengzi, dan memanggilnnya dengan lembut, tapi
Fengzi tidak ada menjawab. Lalu mendengar itu, Ketua Balai Lin menghampiri
Qingmei dan bertanya, apa yang terjadi dengan Fengzi. Dan Qingmei
memberitahukan tentang Fengzi yang ada bertemu dengan Shangguan Tou, dan mereka
berdua terlibat sedikit konflik. Mengetahui itu, Ketua Balai Lin sangat tidak
senang.
“Shangguan
Tou dulu di Balai Gunung Pedang Roh melakukan hal seperti itu. Tak disangka Fengzi
masih memikirkan berandalan itu,” kata Ketua Balai Lin, marah. Lalu dia
berteriak memanggil Fengzi, tapi tidak ada jawaban. Jadi diapun langsung
mendobrak pintu kamar Fengzi.
Didalam
kamar. Fengzi ditemukan dalam keadaan pingsan di atas tempat tidur. Dan melihat
itu, Qingmei ingin memeriksa nya. Tapi Ketua Balai Lin menghentikan nya, sebab
Fengzi tampaknya terinfeksi epidemi.
“Fengzi,
Fengzi. Kamu sadarlah. Sadarlah,” kata Ketua Balai Lin sambil mengguncang pelan
tubuh Fengzi.
“Pil Air
Mancur Tenang Biru,” gumam Qingmei, teringat tentang informasi yang ditemukan
nya. Lalu diapun segera pergi untuk mencari Pil tersebut.
Xuezhi
merasa sangat khawatir kepada Muyuan. Dia berjanji bahwa dia pasti akan
membantu Muyuan untuk mencari cara mengobati penyakit demam dingin. Dan dengan
lemah, Muyuan menggelengkan kepalanya. Lalu dia menjelaskan bahwa Zhu Sha
bertanggung jawab dalam melatih para murid, dan Chequ bertanggung jawab dalam
membuat senjata. Jika Xuezhi masih ada yang tidak dimengerti, dia menyarankan
Xuezhi untuk bertanya kepada Kedua Penatua, sebab dia mungkin sudah tidak bisa
membantu Xuezhi lagi.
Mendengar
itu, Xuezhi merasa sangat sedih dan cemas. “Kak Muyuan, kamu jangan katakan
lagi. Aku pasti akan temukan obat penawar untukmu.”
“Hal yang
sudah ditakdirkan tidak bisa dipaksakan,” balas Muyuan, sudah pasrah.
“Kamu
berjanji padaku, kembalikan Istana Api Chong padaku setelah 3 tahun. Sekarang
masih ada 2 tahun. Jika kamu berani tinggalkan aku dan Istana Api Chong, aku
tidak akan melepaskanmu,” ancam Xuezhi.
“Baik. Kalau
begitu aku bertahan hingga Zhi kembali,” janji Muyuan.
“Kamu harus
bertahan. Aku pasti akan temukan obat penawar untukmu.”
“Hati-hati
di perjalanan.”
Setelah itu,
Xuezhi pun segera pergi. Dan dengan lemah, Muyuan terbatuk- batuk pelan.
Saat keluar
dari kamar Muyuan, Xuezhi bertemu dengan Liuli dan Zhu Sha yang baru saja
pulang. Mereka berdua melapor kan bahwa penyebab penyakit demam dingin bukanlah
bencana alam, tapi ulah manusia. Mereka sudah pergi ke beberapa desa yang
epidemi nya serius dan menemukan di dalam tubuh unggas- unggas disana, ada
lipan beracun. Lipan beracun ini menular kepada Unggas, lalu Unggas menularkan
nya kepada manusia. Dan ini perbuatan yang sangat kejam, membuat orang sangat
marah.
“Tapi ini
perbuatan siapa?” tanya Xuezhi.
“Berdasarkan
prediksiku, lipan beracun ini berkaitan dengan Paviliun Xuantian Hongling,”
jawab Liuli. Mengetahui itu, Xuezhi berniat untuk segera pergi ke sana. “Ketua
istana, Paviliun Xuantian Hongling adalah ajaran sesat. Tempat mereka tak hanya
punya berbagai jenis racun, dan juga penuh dengan senjata tersembunyi. Jika
kamu pergi sendirian, takutnya akan berbahaya,” kata Liuli, cemas.
“Tidak perlu
khawatir. Man Feiyue tak bisa berbuat apapun padaku,” balas Xuezhi dengan
percaya diri. “Lagi pula berdasarkan kungfuku sekarang, mereka bukan lawanku.
Kalian berdua berada di sini jaga Pelindung Ketua istana dengan baik. Setengah
langkah pun tak boleh pergi dari sini,” perintahnya.
“Baik,”
jawab mereka berdua.
Qingmei
datang ke Perkumpulan Hiu Biru. Dia menemui Tie Xiao dan dengan penuh hormat,
dia langsung memberitahu kan tujuan kedatangan nya. Dia ingin meminta Pil Air
Mancur Tenang Biru yang kabar nya bisa mengobati penyakit demam dingin. Dan Tie
Xiao menolak untuk memberikan nya, sebab Pil Air Mancur Tenang Biru adalah pil
warisan leluhur nya. Jika bukan karena terpaksa, dia tidak akan memakai nya.
Mendengar itu, Qingmei merasa kecewa.
“Jika bukan
karena terpaksa, aku tak akan membuat permintaan seperti ini. Tapi sekarang,
berbagai murid aliran telah menderita penyakit demam dingin. Jika Ketua Tie tak
bersedia membantu, berbagai aliran akan menderita,” kata Qingmei, berpura- pura
mengkhawatirkan setiap orang.
“Pendekar
Xia, jika kamu berniat datang meminta pil, tak perlu cari alasan yang tampak
mengesankan,” balas Tie Xiao, mengetahui sikap pura- pura baik Qingmei.
Dengan
jujur, akhirnya Qingmei menceritakan alasan sesungguhnya. Dia menginginkan Pil
ini untuk menyembuhkan Fengzi. Dan dia berjanji bahwa bila Tie Xiao bersedia
untuk membantunya, maka dia tidak akan melupakan budi besar ini. Lalu dia juga
membawa nama Balai Gunung Roh yang memiliki pengaruh besar di dunia persilatan,
kelak bila Tie Xiao memiliki permintaan, maka mereka akan membantu.
“Pendekar
Xia, alasan ini aku bisa menerimanya,” kata Tie Xiao sambil tertawa. “Hanya
saja juga seharusnya suruh Lin Zongxing sendiri yang datang memohon padaku. Dia
ingin menyelamatkan nyawa putrinya, hanya utus murid untuk kemari. Ini terlalu
tidak memandang aku, Tie Xiao,” jelas nya, tidak senang.
Mendengar itu,
Qingmei berusaha untuk membuat alasan lain. Tapi Tie Xiao tidak mau
mendengarkan nya lagi. Dia ingin Lin Zongxing sendiri yang datang memohon
padanya, barulah dia akan menyerahkan Pil Air Mancur Tenang Biru untuk
menyelematkan Fengzi.
“Ketua Tie,
kamu dengarkan ucapanku, Ketua,” pinta Qingmei, memohon. Tapi Tie Xiao
mengabaikannya dan pergi.
Penatua Yin
Ci datang ke klinik. Dia menjelaskan kepada Shangguan Tou bahwa sebenarnya dia
tidak mau datang, tapi Wuming memaksanya. Dan karena dia memandang Shangguan
Tou, maka diapun tidak melakukan apapun kepada Wuming dan datang. Namun bila
karena ini dia ikut terkena penyakit, lalu mati, maka dia tidak akan melepaskan
Shangguan Tou, walaupun dia menjadi hantu.
Mendengar
candaan itu, Shangguan Tou tertawa. “Bedasarkan kemampuan Anda, meskipun aku
terinfeksi, Anda juga tidak akan terinfeksi,” katanya dengan yakin. Lalu dia
mulai berbicara serius. “Tapi, epidemi kali ini sangat serius, sungguh harus
minta tolong Penatua. Aku akan utus Wuming berjaga di luar klinik medis. Jika
ada yang diperlukan, Anda langsung perintahkan.”
“Jangan
banyak omong kosong. Cepat bawa aku pergi lihat,” kata Penatua Yin Ci,
mengerti.
Feiyue
menampar Feng She, karena Feng She telah membunuh lipan-lipannya yang
seharusnya disebarkan. Dan dengan takut, Feng She menangis sambil menjelaskan
alasan nya. Dia merasa kasihan kepada Aliran Emei yang semua nya adalah wanita.
Lagian epidemi akan menyebar ke sana cepat atau lambat, jadi dia ingin
membiarkan mereka untuk hidup beberapa hari lagi.
“Kamu sungguh
membuatku terharu,” sindir Feiyue dengan sinis. “Tapi, aku sudah mengutus orang
lain ke sana. Kamu ada kesempatan melihat mereka jatuh seperti batu giok, layu
seperti bunga,” jelas nya. Lalu dia memerintahkan pengawal untuk membawa Feng
She ke penjara, karena dia ingin memakainya sebagai kelinci percobaan untuk
racun barunya.
“Ketua
Paviliun. Ketua Paviliun,” teriak Feng She, memohon. Tapi Feiyue sama sekali
tidak peduli, dan malahan dia tertawa sangat keras karena senang.
Pada tengah malam,
Qingmei masuk ke dalam ruang penyimpanan Perkumpulan Hiu Biru secara diam- diam
dan berencana untuk mencuri Pil Air Mancur Tenang Biru. Tapi dia ketahuan oleh
Tie Xiao. Dengan panik, Qingmei segera menjelaskan kepada Tie Xiao bahwa jangan
salahkan gurunya, karena semua ini, dia sendiri yang merencanakan nya, sebab
dia ingin menyelamatkan nyawa Fengzi. Mendengar itu, Tie Xiao menjelaskan bahwa
besok dia akan mengumumkan perbuatan Qingmei ini kepada seluruh dunia bela
diri. Dan Qingmei tidak takut, asalkan Tie Xiao mau membantunya untuk
menyelamatkan Fengzi.
“Bantu orang
licik seperti kamu, tidak ada gunanya bagiku. Pergi dari sini!” tegas Tie Xiao,
masih menolak.
“Tidak bisa.
Aku hari ini mesti mendapatkannya,” kata Qingmei. Lalu dia menyerang Tie Xiao
untuk merebut pil yang berada di tangannya.
Qingmei dan
Tie Xiao bertarung. Namun memakai jurus biasa, Qingmei bukanlah tandingan Tie
Xiao. Jadi Qingmei pun menggunakan Sembilan Gaya Dewa Lotus dan membunuh Tie
Xiao. Lalu setelah itu, tanpa rasa bersalah, dia langsung mengambil Pil Air
Mancur Tenang Biru yang Tie Xiao pegang.
Tapi ada
satu masalah, Qingmei menyadari kalau di leher Tie Xiao ada bekas Sembilan Gaya
Dewa Lotus.
Saat Qingmei
sampai di Balai Gunung Pedang Roh, dia langsung menyuapi Pil Air Mancur Tenang
Biru yang dibawa nya kepada Fengzi. Melihat itu, Ketua Balai Lin merasa
terkejut dan bertanya, bagaimana bisa Qingmei memiliki pil ini. Dan Qingmei
menjawab bahwa dia pergi ke Perkumpulan Hiu Biru dan meminta Pil tersebut.
“Qingmei,
kamu telah menyelamatkan nyawa Fengzi, Guru akan mengingatnya,” kata Ketua
Balai Lin sangat berterima kasih. Dan Qingmei mengiyakan.
“Ka... kami
memang adalah kakak adik seperguruan. Ini sudah seharusnya kulakukan. Budi baik
Tie Xiao ini, aku juga mengingatnya. Kelak aku pasti akan membalasnya,” kata
Qingmei dengan sikap gugup yang tidak terlalu kentara. Kemudian dia menjelaskan
bahwa Pil ini hanya ada satu, jadi mereka harus mencari cara untuk para murid.
Xuezhi
bertemu dengan Shangguan Tou dijalan. Dan dia memberitahukan informasi yang
dimilikinya. Dan setelah mendengarkan, Shangguan Tou ingin mengikuti Xuezhi
untuk pergi bersama ke Paviliun Xuantian Hongling. Tapi Xuezhi menolak, sebab
Shangguan Tou telah memberikan tenaga dalam kepadanya, jadi bila terjadi
bahaya, dia khawatir dia tidak bisa melindungi Shangguan Tou.
“Kedatangan
kali ini juga bantu ringankan beban ayah. Jika bisa menemukan pelakunya, juga
bisa berikan penjelasan kepada ayah,” jelas Shangguan Tou. “Lagi pula...”
“Lagi pula
apa?” tanya Xuezhi, penasaran.
“Kali ini
bukan kita berdua yang ke sana,” jawab Shangguan Tou sambil tersenyum penuh
arti.
Ternyata
yang Shangguan Tou maksud adalah mereka akan pergi bersama dengan Hongxiu dan
Zhong Tao. Mereka berdua datang, karena Shangguan Tou memohon bantuan mereka,
dan ini sungguh jarang. Lalu Hongxiu mulai menggoda Xuezhi yang tampak sangat
dekat dengan Shangguan Tou. Mendengar itu, Shangguan Tou dan Xuezhi saling
tersenyum malu- malu sambil melirik ke arah masing- masing.
“Kalian
berdua pasti ada sesuatu. Lebih baik secepatnya terus terang,” kata Hongxiu,
saat melihat sikap mereka berdua.
“Nona Xiu
pintar menilai orang,” balas Shangguan Tou.
“Tentu saja.
Hanya saja, waktunya sudah lewat begitu lama. Kalian berdua baru berkembang
hingga seperti ini,” keluh Hongxiu, bercanda. “Kamu sungguh membuatku kecewa.”
“Hongxiu,
kamu tidak mengerti akan hal ini. Perasaan cinta yang kokoh dan pantang
menyerah, meskipun berkembang lambat dan lama, juga layak. Aku memahami Kepala
Botak. Karena aku dan dia punya perasaan yang sama pada orang yang dicintai. Betul tidak, Kepala Botak?” kata Zhong Tao,
mencari dukungan.
“Kamu, hanya
cerewet saja,” balas Hongxiu, merasa malu.
“Cinta
sejatiku, tidak pernah berubah,” kata Zhong Tao dengan serius.
Mendengar
itu, Shangguan Tou tersenyum geli. Tapi kemudian, dia menyadari bahwa Xuezhi
tampak sedikit tidak nyaman. Jadi diapun mengajak mereka berdua untuk segera
berangkat. Dan mereka mengiyakan.
Feiyue masuk
ke dalam penjara sambil membawa racun- racun barunya. Dengan bangga dia
menjelaskan kepada Feng She bahwa satu tetes saja dari racun ini bisa membuat
seluruh otot dan pembuluh tubuh mengecil, sehingga akan kesakitan sampai mati.
Mendengar itu, Feng She sangat takut, tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
Feiyue
kemudian memberikan obat tersebut kepada salah satu tawanan yang ada didalam
penjara. Dan tawanan tersebut langsung mati dengan sangat kesakitan. Melihat
itu, Feiyue tertawa senang. Lalu racun itu diberikan lagi kepada tawanan yang
lain, dan tawanan tersebut juga mati dengan menyakit kan. Dan Feiyue tertawa
semakin senang. Kemudian kedua tawanan yang telah mati tersebut di bawa keluar
dari penjara.
“Feng She,
kamu kemari. Obat kali ini sangat berhasil. Kamu berjasa,” puji Feiyue.
Mendengar itu, Feng She tersenyum kaku. “Sekarang giliran kamu,” kata Feiyue.
Dan senyum Feng She langsung menghilang.
Feng She
mengambil botol racun yang lain dan secara paksa menuangkannya ke dalam mulut
Feng She. Tapi anehnya, Feng She tidak meninggal dan masih baik- baik saja.
Ternyata obat itu gagal. Mengetahui itu, Feng She merasa senang, dia mengira
Feiyue sengaja tidak memberikan racun padanya.
“Feng She,
kamu adalah orang yang kubesarkan. Meracunimu, aku bagaimana tega?” kata Feiyue
dengan lembut. Dan Feng She tersenyum ceria. “Tapi kamu sudah tidak berguna. Orang
yang tidak berguna sudah seharusnya dibuang,” lanjut Feiyue dengan kejam.
“Kamu ini
wanita kejam. Kamu bunuhlah aku,” bentak Feng She, emosi.
Feiyue
tertawa. Lalu dia memuji kalau Feng She beruntung, karena efek racun yang
diberikan nya ternyata kurang. Jadi karena itu, dia akan memberikan Feng She
satu kesempatan. Yang penting Feng She mematuhi perintahnya, maka dia akan
membiarkan Feng She tetap hidup. Dan Feng She menolak.
“Apakah aku
tidak baik padamu?” tanya Feiyue dengan sikap lembut yang menakutkan.
“Hidup
dengan meracuni orang dan diremehkan orang. Aku sudah cukup menerimanya. Kamu
bunuhlah aku. Aku hanya ingin menjadi orang biasa,” balas Feng She sambil
menangis.
Feiyue
meremehkan keinginan Feng She, menurutnya sejak lahir Feng She bukanlah orang
biasa. “Apakah kamu tahu siapa ayahmu?” tanya nya. “Ketua Aliran Huashan, Feng
Cheng,” katanya. Mengetahui itu, Feng She merasa terkejut sekaligus senang.
“Apakah kamu tahu siapa ibumu?” tanya Feiyue, lagi. “Wanita desa yang tak
bernama. Waktu itu aku masih seorang tabib. Saat itu, aku yang bantu persalinan
ibu yang melahirkanmu. Aku mengantarmu ke aliran Huashan. Feng Cheng sama
sekali tidak menerima. Kamu adalah anak haram. Tidak pantas menjadi orang
biasa,” katanya. Mendengar itu, Feng She merasa sangat terguncang.
“Feng Cheng
adalah ayahku. Aku adalah anak Feng Cheng,” gumam Feng She.
“Kamu
sekarang tahu kebenarannya, juga sudah terlambat. Hari ini, kamu tak bisa
tinggalkan tempat ini dengan hidup,” kata Feiyue dengan kejam.
Tags:
And The Winner Is Love