Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 01 - 1


 Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 01 - 1
Images by : SET TV

 Chapter 01


Di tengah-tengah uap panas, siluet seorang pria yang memancarkan aura dingin berdiri melawan cahaya. Air panas membasahi rambutnya yang tebal dan hitam pekat. Di bawah tetesan air, fitur wajahnya di pahat dengan halus. Otot indah naik dan turun seiring tarikan nafas. Seperti seekor cheetah.
Pria tampan nan rupawan itu segera memilih pakaian kantornya.
--

Sementara itu, di tempat lain, seorang wanita cantik nan elegan, juga bersiap untuk ke kantor.
Matanya bak kolam tak berdasar, memancarkan sinar hitam yang tak terduga. Sudut tajam bibirnya menguraikan kurva dingin. Senyuman mengejek membuatnya tampak lebih cuek dan sombong. Pesona yang licik.

Wanita cantik itu, pergi ke kantor dengan menggunakan sebuah mobil mewah. Dia mempunyai supir pribadi dan juga pengawal yang menjaganya dengan sempurna.
Begitu pintu mobil terbuka, kakinya yang lurus panjang dan aura mengesankan membuat semua orang bukannya membantu tapi menundukkan kepala, menahan nafas, dan tidak menatap langsung padanya.



Begitu memasuki pintu masuk kantor, semua pegawai yang sudah bersiaga, menundukkan kepala dalam-dalam seraya berujar : “Selamat pagi, Direktur!”
Ada dua orang pegawai yang terlambat berbaris dan tidak menundukkan kepala dalam-dalam padanya. Dan sepertinya, hal itu sudah biasa bagi wanita tersebut, He Ming Li.

Kedua orang itu hanya menyambut dengan sopan dan ramah kepada pria tampan yang adalah boss mereka, He Tiang Xin.
Tinggi 180 cm memungkinkannya untuk lebih menarik perhatian di tengah kerumunan. Pakaian yang sedikit pas melingkari tubuhnya, menelanjangi fisiknya yang sempurna. Dia melangkah maju dengan berjalan gagah seperti cheetah. Samar-samar mengeluarkan bau berbahaya, bisa menangkap mangsanya setiap saat.




Tiang Xin berpas-pasan dengan pegawai biasa, Ling Chu-Chu. Dan keduanya saling melempar senyum simpul. Tapi, senyum Chu-chu langsung menghilang saat Tiang Xin sudah melewatinya.
--


Di tempat lain, kantor penerbitan, bagian editorial,
Zheng Xiao’en membaca novel yang akan di editnya. Dia ngedumel karna di novel, narasi mengenai pria antagonisnya sama seperti cheetah. Rekannya, Lin Chun Tian, setuju dengan Xiao’en. Delapan dari sepuluh novel yang mereka edit, semuanya selalu mengibaratkan sang protagonis pria seperti cheetah. Aneh sekali! Apa nggak bisa di samakan dengan jerapah, singa atau harimau gitu?


Karna itu, Xiao’en merubah metafora yang di gunakan penulis dari cheetah menjadi singa. Chun Tian tiba-tiba kepo mau tahu novel apa yang sedang Xiao’en kerjakan sekarang?
CEO, You’re So Naughty (CEO, Kamu Begitu Nakal),” jawab Xiao’en.
Chun Tian mengomentari judulnya yang terlalu blak-blakan gitu. Xiao’en juga tidak mau begitu, tapi mau bagaimana lagi. Sekarang ini, pasar novel romantis sedang lesu, jadi jika tidak membuat judulnya lebih jelas, tidak akan menarik perhatian pembaca.
Chun Tian mengerti dengan alasan tersebut. Toh sekarang sudah tahun 2020, dan tidak ada lagi yang mau membaca mengenai kisah CEO yang sombong lagi. Xiao’en tidak setuju karna baginya, tidak peduli sudah tahu berapapun, semua orang akan menyukai kisah CEO yang sombong.
“Benarkah?” komentar Chun Tian, ragu.

“Tentu saja. Dari semua film terlaris baru-baru ini, mana yang tidak menampilkan CEO sombong? Bukankah Christian Grey adalah CEO yang sombong (tokoh dari film 50 Shades of Grey)? Bukankah Bruce Wayne adalah CEO yang sombong (tokoh dari film Batman)? Bukankah Tony Stark adalah CEO yang sombong (tokoh dari film Iron Man)?”
“Ya ya ya!! Sangat sombong!!” akhirnya Chun Tian mengakui kekalahannya.
Xiao’en dengan bangga menjelaskan kalau tidak peduli usia atau jenis kelamin, semuanya membutuhkan CEO yang sombong! Kisah mereka tidak akan mati. Chun Tian mengerti dan menanyakan tokoh CEO yang somboh dari novel yang sedang Xiao’en tangani.


“CEO perusahaan modal ventura dengan kekayaan bersih sebesar NT $10 miliar (~ US $337 juta), Situ Aoran,” jawab Xiao’en.
Chun Tian geli mendengar nama tokoh pria utamanya (Aoran = berarti bangga, angkuh). Ayolah, apa tidak ada nama yang lazim. Novel terakhir yang mereka edit malah namanya adalah Murong Lenglie (Lenglie = berarti dingin). Apakah semua nama CEO sombong ini sok megah gitu?
Chun Tian juga merasa kalau dunia novel roman itu sangat sederhana dan membosankan. Xiao’en setuju dengan hal tersebut. Dari semua novel yang mereka terbitkan baru-baru ini, kisahnya mengenai para CEO yang jatuh cinta pada gadis biasa. Padahal, dulunya, novel roman sangatlah indah dan menghibur hati banyak anak muda, tapi sekarang malah seperti ini.
Mereka jadi khawatir jika bisnis novel semakin menurun setiap harinya, entah berapa lama perusahaan penerbitan kecil seperti mereka bisa bertahan. Andai saja kisah Situ Aoran bisa membuat mereka mendapatkan bonus bulan ini.

Baru juga menginginkan bonus, mereka malah sudah kena tegur Pemimpin Redaksi Yao.
--

Mingli masuk ke ruang kerjanya. Begitu masuk, asistennya sudah melapor kalau OMS, Bank Fugui menelpon lagi pagi ini. Mendengar kabar tersebut, Mingli batal menyesap kopinya.
--

Susanna, asisten Tiang Xin, juga melaporkan mengenai kabar Bank Fugui yang dalam kondisi buruk dengan Tianliang Hospitality CSO. Sudah enam bulan Tianliang Hospitality terlambat dalam pembayaran pinjaman.
--


Chun Tian dan Xiao’en menghadap tn. Yao. tn. Yao membahas mengenai di tutupnya dua toko penyewaan buku baru-baru ini. Chun Tian dan Xiao’en jadi gugup. Mereka segera menjelaskan kalau mereka sudah mencoba mendaftar ke Night Dreams, yang bisa membantu novel mereka di kenal. Hmm, sepertinya semacam media online untuk membaca novel.



tn. Yao tidak peduli dengan omong kosong mereka yang sampai berkhayal kalau novel mereka bisa di adaptasi menjadi komik hingga film. tn. Yao hanya ingin melihat ilustrasi untuk cover novel terbaru.


Xiao’en segera ke meja kerjanya dan mengambil draft cover yang sudah di siapkan. Begitu melihat ilustrasi cover-nya, tn. Yao semakin marah. Dia tidak suka cover tersebut dan meminta kualitasnya di tingkatkan. Tiga hari. Dia hanya akan memberikan waktu tiga hari.


Walau berat, Xiao’en memaksakan diri tersenyum dan menyanggupi.


Tapi, pas udah di luar, Xiao’en mulai ngedumel. tn. Yao menuntut cover yang woah, padahal perusahaan mereka tidak membayar mahal kepada desainer, tapi malah banyak menuntut! Dia semakin kesal karna udah kerja sebagai editor, dia masih harus kerja sebagai editor untuk fanspage kemudian mau jadi editor seni. Apa sekarang dia juga yang harus mendesain cover?!
Chun Tian juga tidak bisa membantu, karna inilah nasib mereka sebagai bekerja kecil.

Xiao’en ngedumel kesal karna ada banyak sekali CEO sombong di dunia ini, kenapa dia tidak bisa mendapatkan salah satunya sih?

“Kau punya satu. Apa maksudmu kau tidak memilikinya,” komentar Chun Tian.
 “Mau santai sedikit?” tanya Xiao’en.
--


Keduanya pergi ke atap gedung yang kosong. Ngapain? Bermain drone. Mereka mengarahkan drone ke sebuah gedung kantor yang tinggi. Untuk merekam dan mengaggumi ketampanan He Tiang Xin.


Mereka sudah sering diam-diam merekam He Tiang Xin yang bekerja. Dan bagi mereka, itu seperti oasis tersendiri. Apalagi saat melihat Tiang Xin berbincang dengan Susanna, mereka mulai membayangkan berbagai dialog adegan romantis.




Kesenangan itu harus berakhir saat Tiang Xin pergi keluar ruangan dengan Susanna. Padahal mereka baru saja mau senang. Karna tidak ada yang bisa di lihat lagi, drone di kemudikan kembali.
--


Tiang Xin pergi bersama Susanna karna Ketua (ayah Tiang Xin dan Mingli) memanggilnya. Tiang Xin sudah biasa dan tahu kalau dia pasti mau di suruh mengurus masalah Tianliang Hospitality lagi.
--

Mingli juga di panggil menemui Ketua. Dia bisa menebak kalau ini pasti karena masalah Bank Fugui yang tidak bisa menghubunginya, jadi menghubungi Ketua. Mingli mulai memarahi asistennya karena tidak bekerja tidak benar. Ckckck, padahal dia yang tidak becus bekerja.
--


Mood Mingli semakin jelek saat melihat di dalam ruangan sudah ada Tiang Xin. Udah itu, ayahnya langsung menyuruhnya menjelaskan masalah apa yang terjadi pada Tianliang Hospitality? Bukankah Mingli sudah mendapatkan pembiayaan dari bank sebanyak 2 kali, kenapa masih ada saja masalah!

Mingli dengan tenang menjawab kalau tidak ada masalah di dalam perusahaan yang di kelolanya. Sebaliknya, potensi pertumbuhan perusahaan mereka semakin bagus. Hanya saja, masih dalam tahap awal, jadi itu sebabnya mereka tidak dapat menunjukkan banyak kemajuan dalam waktu singkat.
“Apakah ini alasan? Siapa yang memulai sebuah perusahaan dan setelah tiga tahun, masih dalam tahap awal? Berapa lama lagi ini berlangsung?” tuntut tn. He.


Mingli tetap tenang menghadapi kemarahan ayahnya. Dia juga memberikan proposal untuk rencana keuangan terbaru Tianliang Hospitality. Jika mereka mengikuti rencana itu, mereka akan mulai menghasilkan uang paling banyak dalam setahun. Mereka sekarang ada di mil terakhir. Jika mereka mundur sekarang, mereka benar-benar akan kehilangan semua yang sudah di investasikan.
“Kau mau Tianliang Construction kembali membeli saham Tianliang Hospitality?” tanya tn. He, marah. “Ini jelas menarik uangku untuk akunmu!!”



tn. He menyuruh Tiang Xin untuk melihat proposal Mingli. Tiang Xin segera melihat dan mempelajarinya. Dia menyimpulkan kalau cara yang Mingli pikirkan tidak akan berhasil. Kenapa? Karena apa yang di hasilkan Tianliang Hospitality dalam 1 tahun bahkan tidak mencapai sepersepuluh dari keseluruhan kerugian. Selain itu, ada anak perusahaan lain yang telah membantu dan melakukan investasi lintas dana. Tianliang Hospitality sudah menyeret kerugian kepada Tianliang Cons dan aset Tianliang Grup lainnya.
Mingli tidak suka dengan pendapat Tiang Xin dan menganggapnya berusaha menghancurkan perusahaannya. Tiang Xin membalik perkataan tersebut, yang menghancurkan Tianliang Hosp. adalah Mingli, bukan dirinya.
Mingli mengeraskan suara. Dia berteriak kalau Tianliang Hosp. adalah perusahaannya dan bukan tempat dimana Tiang Xin bisa mengkritik dan memberinya perintah!!!
Tn. He yang gantiannya berteriak menyuruh Mingli berhenti.


Belum juga keadaan menjadi tenang,  He Tian Jian, baru tiba dengan keadaan berantakan. Dan dari kerah bajunya bahkan terlihat ada bekas lipstick.
Karena semua anak keluarga He sudah lengkap, pembahasan kembali di lanjutkan. Karna Tian Jian baru datang, maka dir. Hu, orang kepercayaan tn. He, menjelaskan. Mereka sedang membahas mengenai, apakah mereka harus meningkatkan kepemilikan saham kita di perusahaan Tianliang Hosp? Keputusan Tiang Xin adalah menutup Tianliang Hosp. Tapi, Mingli menolak.


Tian Jian dengan santai dan tanpa berpikir, menyatakan kesetujuannya pada Tiang Xin. Dia juga merasa kalau perusahaan yang Mingli kelola menghasilkan keuntungan bagi mereka.
“He Tianjian, jangan hidup dariku dan membantu orang luar!” marah Mingli.
“Tapi, itu kebenarannya,” balas Tianjian.
 tn. He tidak suka dengan ucapan Mingli. Siapa yang dia maksud dengan orang dalam dan luar?! Semuanya adalah anak-anaknya dengan marganya. Kenapa harus membedakan? Dia masih hidup, tapi Mingli sudah berani memisahkan antara saudara di hadapannya?! Kalau dia sudah mati, akan bagaimana jadinya?!

“Kita akan melakukan seperti apa yang di katakan Tianxing tentang masalah ini. Tidak ada lagi omong kosong!” akhiri tn. He.
(Jadi, Mingli dan Tianjian itu saudara kandung, sementara Tiangxin adalah saudara tiri mereka).


Mingli tidak terima dengan keputusan tersebut, tapi tn. He sudah tidak mau mendengarkannya. Dia juga beranjak pergi karna masih ada banyak rapat yang harus di hadirinya.
Mingli hanya bisa menatap Tiangxin dengan penuh kebencian.
--

tn. He tampak lemah. Di dalam lift, dir. Hu menanyakan keadaannya. tn. He menghela nafas panjang. Dia bercerita pada dir. Hu kalau Mingli adalah orang yang penuh ambisi, tapi kepribadiannya terlalu tergesa-gesa dan terlalu mempedulikan penampilan. Jika bukan karna Tianxing yang membantu mengawasi semuanya, sesuatu yang buruk akan terjadi cepat atau lambat.
“Ketua, bukankah Anda selalu bilang, di antara ketiga anakmu, Tianxing yang sangat mirip sepertimu. Selama perusahaan memilikinya, semuanya akan baik-baik saja,” komentar dir. Hu.
“Itu benar. Semua berkat dia. Chaoqin, di masa depan, kau perlu membantu mengawasi Tianxing. Dia masih muda. Walaupun dia cakap, dia masih memerlukan orang lain membantunya.”


“Ketua, jangan bicara begitu. Itu sudah tugas saya,” jawab dir. Hu, tersenyum.
Tapi, masalah terjadi. Ketika berjalan keluar dari lift, dada tn. He tiba-tiba terasa sakit. Dan kemudian… pingsan. tn. Hu panik dan berteriak meminta pertolongan.
--


tn. He di bawa ke rumah sakit dan dalam kondisi darurat. Ny. He, Tianjian dan Mingli sudah tiba terlebih dahulu. Tianjian memberitahu Mingli yang datang setelahnya kalau tn. He mengalami serangan jantung dan sedang menjalani operasi darurat.



Tianxing tiba terakhir. Tapi, kedatangannya tidak di sambut oleh Mingli. Dia mulai memarahi Tianjian karna menyuruh Tianxing datang. Pertengkaran belum sempat terjadi karna dokter keluar dari ruang operasi. Dia menjelaskan kalau operasi sudah selesai, tapi kondisi tn. He tidak stabil dan perlu di awasi.


Mendengar kabar itu, ny. He menangis sesengukan (dia adalah ibu Mingli dan Tianjian) di pelukan Mingli.
--


 tn. Hu, Mingli, Tianjian dan Ny. He masuk ke dalam ruang rawat tn. He untuk melihat keadaannya. Hanya Tianxing yang tidak di izinkan masuk dan di suruh menunggu diluar.


tn. He bangun, tapi masih dalam kondisi lemah. Dan kata pertama yang di ucapkannya adalah Tian…. tn. Hu mengerti dan segera berlari keluar menyuruh Tianxing untuk masuk.
Mingli dan ibunya tampak kesal melihat Tianxing yang di cari ayah. Hanya Tianjian yang tetap bersikap biasa.
--


Xiao’en lagi galau berat. Dia baru melihat saldo tabungannya. Sekarang masih tanggal 25 dan masih tersisa 10 hari hingga tanggal gajian. Tapi, uang di tabungannya hanya sisa NT $800 (~US $26). Dan karna saldonya kurang dari NT $1000, dia tidak bisa menarik uang di ATM.
Chun Tian menanggapi santai kalau Xiao’en kan bisa mencari ATM yang bsa memberikan tarikan NT $100. Xiao’en beneran sedih karna kere. Dia mulai ngomel karna setiap akhir bulan, dia pasti kesulitan makan. Kenapa harus hidup seperti ini sih?
 “Tuhan, tolong berikan aku CEO sombong!” teriak Xiao’en.

Karna teriak, dia jadi tidak fokus jalan dan hampir saja tertabrak kalau orang yang di dalam mobil tidak menekan klakson. Xiao’en shock karena hampir mati. Walau gitu, dia malah masih berteriak marah pada pengemudi yang sudah pergi karena tidak menyetir dengan hati-hati.

Perhatian Xiao’en teralih pada pedangan koran di pinggiran jalan yang sedang membaca koran berjudul : Pewaris Century He Tianxing. Xiao’en beneran ingin memiliki pacar CEO.


 Di saat dia berbalik, sebuah mobil melintas di hadapannya. Mobil yang di kemudikan Tianxing. Tapi, Xiao’en tidak memperhatikan.

 “Tidur saja. Apapun bisa terjadi dalam mimpi,” ujar Chun Tian.
 --

Begitu tiba di rumah, Mingli langsung membanting tas-nya. Dia tidak terima karna begitu bangun, tn. He langsung mencari Tianxing! Apa mereka bukan anak kandungnya?! Ny. He hanya menangis dan berdoa semoga tn. He tidak kenapa-napa.

Mingli jadi semakin marah dan menyuruh ny. He untuk berhenti menangis. Dia bahkan menyebut ibunya sendiri tidak berguna hingga Tianxing memiliki kesempatan menjadi bos. Sekarang, tn. He sudah pingsan dan pastinya selanjutnya, Tianxing akan menendang mereka keluar dari Grup Tianliang.

Tianjian tidak setuju dengan pendapat kakanya, Mingli. Dia yakin kalau Tianxing tidak akan begitu.

“He Tianjian. Apakah kau benar-benar bodoh atau hanya berpura-pura naif?! Apakah kau lupa apa yang sudah kita lakukan padanya? Kau seorang pasifis, tapi He Tianxing tidak! Dia pada dasarnya adalah burung pemakan bangkai! Dia penghisap darah. Selama bertahun-tahun ini, dia hanya menunggu kesempatan,” jelas Mingli.
“Aku… aku pikir Tianxing tidak akan seperti itu.”
“Kau tahu keinginan ayah? Jelas tertulis bahwa seluruh Grup Tianliang akan di berikan pada He Tianxing. Jika sesuatu yang buruk benar-benar terjadi pada Ayah, maka ketika moment itu tiba, tidak ada yang bisa menghentikannya!” tegas Mingli.


Ny. He menangis semakin keras. Tianjian masih ragu dan ingin tahu Mingli tahu darimana berita itu? Mingli tidak mau memberitahu. Yang penting adalah mereka harus menghentikan Tianxing.
--


Tianxing dalam perjalanan pulang. Di saat itu, dia mendapat telepon dari Susanna yang melaporkan bahwa He Mingli akan mengadakan rapat dewan ad hoc besok. Ini pasti karena tn. He sedang tidak sadar, jadi Mingli ingin menggunakan kesempatan untuk memilih Ketua baru. Sungguh tidak terduga.


Dan karena itu, Susanna ingin tahu, dari sembilan anggota dewan di direksi, berapa banyak yang ada di pihak Tianxing? Tianxing tidak mau membahas itu, karna ayahnya masih di ICU. Tapi, Susanna menegaskan kalau mereka tidak bergerak, Mingli akan menyerang mereka.
“Tidak mungkin He Mingli memilihku. Tianjian… aku tidak yakin. Aku, Paman Hu, dan yang dekat denganku, Direktur Sun, Direktur Xu dan Direktur Zhang. Aku bisa dapat lima suara,” jawab Tianxing.
Susanna lega. Dia menyuruh Tianxing segera pulang dan beristirahat karna besok akan berperang.
--



Xiao’en tidak bisa tidur nyenyak. Sudah jam 4, tapi matanya masih belum bisa tertidur juga. Akhirnya dia memutuskan bangun. Dia tidak bisa tidur karna pasti memikirkan mengenai cover design itu. Karna itu, Xiao’en mengirim pesan pada desainer covernya, Lucas, menanyakan progress. Lucas menjawab cepat kalau semuanya sudah selesai. Xiao’en beneran senang mendengarnya.
--

 Esok hari,
Rapat dewan akan segera di mulai. Mingli dan Tianjian masih terus berdebat. Mingli tahu kalau Tianjian tidak akan memilihnya. Tianjian menjelaskan bahwa Tianxing selama ini sudah bekerja denganbaik, dan setiap tahunnya, mereka bisa mendapatkan keuntungan besar. Apa yang salah dengan situasi win-win mereka selama ini?
“Cukup! Tidak masalah kalau kau tidak memilihku, tapi jangan tarik aku jatuh bersamamu. Paling tidak, jangan memilih He Tianxing,” tegas Mingli.
--


Begitu semua anggota berkumpul, rapat mulai di buka dengan di pimpin oleh tn. Hu. Karna ini adalah pertemuan dewan ad hoc, maka semua yang bukan anggota dewan, di minta untuk keluar. Susanna pun pergi keluar setelah memberikan semangat. Sementara Mingli membisikan sesuatu pada asistennbya.

Dan begitu keluar dari ruangan, asisten Mingli menelpon seseorang dan menyuruhnya bersiap.
--

Xiao’en datang dengan lemas usai dari tempat Lucas. Dia ke sana karena Lucas bilang desain covernya hampir selesai, tapi ternyata belum. Dia sampai harus mengawasi demi mendapatkan 3 cover di tangannya ini.
Untuk meredakan stress, Xiao’en mau meminjam drone Chun Tian untuk mengintip Tiangxin.
“Tidak usah lihat. Pria tampan itu belum datang kerja,” beritahu Chun Tian.

Kesal, Xiao’en melampiaskannya dengan makan snack Chun Tian. Dia bahkan sok berteori kalau makanan semakin enak saat di makan bersama. Chun Tian menanggapi sinis.


Chun Tian melihat desain cover yang Xiao’en bawa. Tidak ada banyak perbedaan di bandingkan yang kemarin. Ini pasti akan kena tolak sama tn. Yao. Xiao’en mah sudah pasrah aja karna emang cuma segitu batas yang bisa di dapatkannya. Lucas juga bilang kalau dia tidak mau merevisi cover-nya lagi. Jadi, itu udah beneran yang terakhir.
Xiao’en kemudian membaca novel CEO, You’re so Naughty melalui ponselnya dan tertawa. Chun Tian jadi penasaran, ada apaan?
“Ini adalah adegan di CEO, You’re so Naughty, dimana pemeran utama pria dan wanita bertemu secara tak terduga. Untuk mengembalikan anak burung yang terluka ke sarangnya, gadis yang lembut dan baik hati memanjat pohon yang penuh dengan bunga meskipun dia takut ketinggian. Tokoh perempuannya benar-benar terhormat. Dia memanjat pohon dan secara khusus memilih pohon yang penuh bunga mekar.”

“Lalu?”


“Dan kemudian… tentu saja dia terpeleset dan jatuh dari pohon. Dan kemudian, CEO itu memutar 360 derajat dan menangkapnya dalam pelukannya,” jelas Xiao’en bersemangat dan mempraktekannya pada Chun Tian. “Mata mereka bertemu. Tiba-tiba, seolah-olah merekalah satu-satunya yang tersisa di seluruh alam semesta. Mereka hanya bisa mendengar detak jantung dan nafas masing-masing. Dan ini hanya preview dari romansa yang penuh gairah.”
Chun Tian yang geli dengan cara Xiao’en bercerita. Xiao’en masih terus membahas adegan yang terlalu klise.


Chun Tian mendapat pesan kalau pesanan makanannya sudah tiba, jadi dia segera ke bawah dan menyuruh Xiao’en untuk menyuruhnya menunggu. Dan kalau Tiangxin sudah datang bekerja, jangan lupa segera menelponnya.
--

Rapat dewan masih berlangsung. Mereka membahas mengenai proposal pengembangan, dan keputusannya akan di lanjutkan sesuai hasil pemungutan suara.

Mingli kemudian membahas hal lain. Dia memberitahu kondisi ayahnya dan ingin mengadakan rapat untuk menentukan Ketua yang baru. tn. Hu mengingatkan kalau itu adalah masalah serius, sehingga menyarankan untuk di lakukan istirahat selama 10 menit. Mingli dan Tianxing setuju.

Karna itu, beberapa anggota dewan memutuskan keluar sejenak. Termasuk Tianjian yang pergi ke toilet.


1 Comments

Previous Post Next Post