Images by : SET TV
Pria tampan nan rupawan itu segera memilih
pakaian kantornya.
--
Matanya
bak kolam tak berdasar, memancarkan sinar hitam yang tak terduga. Sudut tajam
bibirnya menguraikan kurva dingin. Senyuman mengejek membuatnya tampak lebih
cuek dan sombong. Pesona yang licik.
Wanita cantik itu, pergi ke kantor dengan menggunakan sebuah mobil mewah. Dia mempunyai supir pribadi dan juga pengawal yang menjaganya dengan sempurna.
Begitu
pintu mobil terbuka, kakinya yang lurus panjang dan aura mengesankan membuat
semua orang bukannya membantu tapi menundukkan kepala, menahan nafas, dan tidak
menatap langsung padanya.
Ada dua orang pegawai yang terlambat berbaris
dan tidak menundukkan kepala dalam-dalam padanya. Dan sepertinya, hal itu sudah
biasa bagi wanita tersebut, He Ming Li.
Tinggi
180 cm memungkinkannya untuk lebih menarik perhatian di tengah kerumunan.
Pakaian yang sedikit pas melingkari tubuhnya, menelanjangi fisiknya yang
sempurna. Dia melangkah maju dengan berjalan gagah seperti cheetah.
Samar-samar mengeluarkan bau berbahaya, bisa menangkap mangsanya setiap saat.
--
Zheng Xiao’en membaca novel yang akan di
editnya. Dia ngedumel karna di novel, narasi mengenai pria antagonisnya sama
seperti cheetah. Rekannya, Lin Chun
Tian, setuju dengan Xiao’en. Delapan dari sepuluh novel yang mereka edit,
semuanya selalu mengibaratkan sang protagonis pria seperti cheetah. Aneh sekali! Apa nggak bisa di samakan dengan jerapah,
singa atau harimau gitu?
“CEO,
You’re So Naughty (CEO, Kamu Begitu Nakal),” jawab Xiao’en.
Chun Tian mengomentari judulnya yang terlalu
blak-blakan gitu. Xiao’en juga tidak mau begitu, tapi mau bagaimana lagi.
Sekarang ini, pasar novel romantis sedang lesu, jadi jika tidak membuat
judulnya lebih jelas, tidak akan menarik perhatian pembaca.
Chun Tian mengerti dengan alasan tersebut.
Toh sekarang sudah tahun 2020, dan tidak ada lagi yang mau membaca mengenai kisah
CEO yang sombong lagi. Xiao’en tidak setuju karna baginya, tidak peduli sudah
tahu berapapun, semua orang akan menyukai kisah CEO yang sombong.
“Benarkah?” komentar Chun Tian, ragu.
“Tentu saja. Dari semua film terlaris baru-baru ini, mana yang tidak menampilkan CEO sombong? Bukankah Christian Grey adalah CEO yang sombong (tokoh dari film 50 Shades of Grey)? Bukankah Bruce Wayne adalah CEO yang sombong (tokoh dari film Batman)? Bukankah Tony Stark adalah CEO yang sombong (tokoh dari film Iron Man)?”
“Ya ya ya!! Sangat sombong!!” akhirnya Chun
Tian mengakui kekalahannya.
Xiao’en dengan bangga menjelaskan kalau tidak
peduli usia atau jenis kelamin, semuanya membutuhkan CEO yang sombong! Kisah
mereka tidak akan mati. Chun Tian mengerti dan menanyakan tokoh CEO yang somboh
dari novel yang sedang Xiao’en tangani.
Chun Tian geli mendengar nama tokoh pria
utamanya (Aoran = berarti bangga, angkuh). Ayolah, apa tidak ada nama yang
lazim. Novel terakhir yang mereka edit malah namanya adalah Murong Lenglie
(Lenglie = berarti dingin). Apakah semua nama CEO sombong ini sok megah gitu?
Chun Tian juga merasa kalau dunia novel roman
itu sangat sederhana dan membosankan. Xiao’en setuju dengan hal tersebut. Dari
semua novel yang mereka terbitkan baru-baru ini, kisahnya mengenai para CEO
yang jatuh cinta pada gadis biasa. Padahal, dulunya, novel roman sangatlah
indah dan menghibur hati banyak anak muda, tapi sekarang malah seperti ini.
Mereka jadi khawatir jika bisnis novel
semakin menurun setiap harinya, entah berapa lama perusahaan penerbitan kecil
seperti mereka bisa bertahan. Andai saja kisah Situ Aoran bisa membuat mereka
mendapatkan bonus bulan ini.
--
--
Susanna, asisten Tiang Xin, juga melaporkan mengenai kabar Bank Fugui yang dalam kondisi buruk dengan Tianliang Hospitality CSO. Sudah enam bulan Tianliang Hospitality terlambat dalam pembayaran pinjaman.
--
Chun Tian juga tidak bisa membantu, karna
inilah nasib mereka sebagai bekerja kecil.
--
--
--
Mingli juga di panggil menemui Ketua. Dia bisa menebak kalau ini pasti karena masalah Bank Fugui yang tidak bisa menghubunginya, jadi menghubungi Ketua. Mingli mulai memarahi asistennya karena tidak bekerja tidak benar. Ckckck, padahal dia yang tidak becus bekerja.
--
Mingli dengan tenang menjawab kalau tidak ada masalah di dalam perusahaan yang di kelolanya. Sebaliknya, potensi pertumbuhan perusahaan mereka semakin bagus. Hanya saja, masih dalam tahap awal, jadi itu sebabnya mereka tidak dapat menunjukkan banyak kemajuan dalam waktu singkat.
“Apakah ini alasan? Siapa yang memulai sebuah
perusahaan dan setelah tiga tahun, masih dalam tahap awal? Berapa lama lagi ini
berlangsung?” tuntut tn. He.
“Kau mau Tianliang Construction kembali
membeli saham Tianliang Hospitality?” tanya tn. He, marah. “Ini jelas menarik
uangku untuk akunmu!!”
Mingli tidak suka dengan pendapat Tiang Xin
dan menganggapnya berusaha menghancurkan perusahaannya. Tiang Xin membalik
perkataan tersebut, yang menghancurkan Tianliang Hosp. adalah Mingli, bukan
dirinya.
Mingli mengeraskan suara. Dia berteriak kalau
Tianliang Hosp. adalah perusahaannya dan bukan tempat dimana Tiang Xin bisa
mengkritik dan memberinya perintah!!!
Tn. He yang gantiannya berteriak menyuruh
Mingli berhenti.
Karena semua anak keluarga He sudah lengkap,
pembahasan kembali di lanjutkan. Karna Tian Jian baru datang, maka dir. Hu,
orang kepercayaan tn. He, menjelaskan. Mereka sedang membahas mengenai, apakah
mereka harus meningkatkan kepemilikan saham kita di perusahaan Tianliang Hosp?
Keputusan Tiang Xin adalah menutup Tianliang Hosp. Tapi, Mingli menolak.
“Tapi, itu kebenarannya,” balas Tianjian.
tn. He tidak suka dengan ucapan Mingli. Siapa
yang dia maksud dengan orang dalam dan luar?! Semuanya adalah anak-anaknya
dengan marganya. Kenapa harus membedakan? Dia masih hidup, tapi Mingli sudah
berani memisahkan antara saudara di hadapannya?! Kalau dia sudah mati, akan
bagaimana jadinya?!
“Kita akan melakukan seperti apa yang di katakan Tianxing tentang masalah ini. Tidak ada lagi omong kosong!” akhiri tn. He.
(Jadi, Mingli dan Tianjian itu saudara
kandung, sementara Tiangxin adalah saudara tiri mereka).
Mingli hanya bisa menatap Tiangxin dengan
penuh kebencian.
--
“Ketua, bukankah Anda selalu bilang, di
antara ketiga anakmu, Tianxing yang sangat mirip sepertimu. Selama perusahaan
memilikinya, semuanya akan baik-baik saja,” komentar dir. Hu.
“Itu benar. Semua berkat dia. Chaoqin, di
masa depan, kau perlu membantu mengawasi Tianxing. Dia masih muda. Walaupun dia
cakap, dia masih memerlukan orang lain membantunya.”
Tapi, masalah terjadi. Ketika berjalan keluar
dari lift, dada tn. He tiba-tiba terasa sakit. Dan kemudian… pingsan. tn. Hu
panik dan berteriak meminta pertolongan.
--
--
Mingli dan ibunya tampak kesal melihat Tianxing
yang di cari ayah. Hanya Tianjian yang tetap bersikap biasa.
--
Chun Tian menanggapi santai kalau Xiao’en kan
bisa mencari ATM yang bsa memberikan tarikan NT $100. Xiao’en beneran sedih
karna kere. Dia mulai ngomel karna setiap akhir bulan, dia pasti kesulitan
makan. Kenapa harus hidup seperti ini sih?
Karna teriak, dia jadi tidak fokus jalan dan hampir saja tertabrak kalau orang yang di dalam mobil tidak menekan klakson. Xiao’en shock karena hampir mati. Walau gitu, dia malah masih berteriak marah pada pengemudi yang sudah pergi karena tidak menyetir dengan hati-hati.
Perhatian Xiao’en teralih pada pedangan koran di pinggiran jalan yang sedang membaca koran berjudul : Pewaris Century He Tianxing. Xiao’en beneran ingin memiliki pacar CEO.
--
Begitu tiba di rumah, Mingli langsung membanting tas-nya. Dia tidak terima karna begitu bangun, tn. He langsung mencari Tianxing! Apa mereka bukan anak kandungnya?! Ny. He hanya menangis dan berdoa semoga tn. He tidak kenapa-napa.
Mingli jadi semakin marah dan menyuruh ny. He untuk berhenti menangis. Dia bahkan menyebut ibunya sendiri tidak berguna hingga Tianxing memiliki kesempatan menjadi bos. Sekarang, tn. He sudah pingsan dan pastinya selanjutnya, Tianxing akan menendang mereka keluar dari Grup Tianliang.
“He Tianjian. Apakah kau benar-benar bodoh atau hanya berpura-pura naif?! Apakah kau lupa apa yang sudah kita lakukan padanya? Kau seorang pasifis, tapi He Tianxing tidak! Dia pada dasarnya adalah burung pemakan bangkai! Dia penghisap darah. Selama bertahun-tahun ini, dia hanya menunggu kesempatan,” jelas Mingli.
“Aku… aku pikir Tianxing tidak akan seperti
itu.”
“Kau tahu keinginan ayah? Jelas tertulis
bahwa seluruh Grup Tianliang akan di berikan pada He Tianxing. Jika sesuatu
yang buruk benar-benar terjadi pada Ayah, maka ketika moment itu tiba, tidak
ada yang bisa menghentikannya!” tegas Mingli.
--
“Tidak mungkin He Mingli memilihku. Tianjian…
aku tidak yakin. Aku, Paman Hu, dan yang dekat denganku, Direktur Sun, Direktur
Xu dan Direktur Zhang. Aku bisa dapat lima suara,” jawab Tianxing.
Susanna lega. Dia menyuruh Tianxing segera
pulang dan beristirahat karna besok akan berperang.
--
--
Rapat dewan akan segera di mulai. Mingli dan
Tianjian masih terus berdebat. Mingli tahu kalau Tianjian tidak akan
memilihnya. Tianjian menjelaskan bahwa Tianxing selama ini sudah bekerja
denganbaik, dan setiap tahunnya, mereka bisa mendapatkan keuntungan besar. Apa
yang salah dengan situasi win-win mereka selama ini?
“Cukup! Tidak masalah kalau kau tidak
memilihku, tapi jangan tarik aku jatuh bersamamu. Paling tidak, jangan memilih
He Tianxing,” tegas Mingli.
--
--
Xiao’en datang dengan lemas usai dari tempat Lucas. Dia ke sana karena Lucas bilang desain covernya hampir selesai, tapi ternyata belum. Dia sampai harus mengawasi demi mendapatkan 3 cover di tangannya ini.
Untuk meredakan stress, Xiao’en mau meminjam
drone Chun Tian untuk mengintip Tiangxin.
“Tidak usah lihat. Pria tampan itu belum
datang kerja,” beritahu Chun Tian.
Kesal, Xiao’en melampiaskannya dengan makan snack Chun Tian. Dia bahkan sok berteori kalau makanan semakin enak saat di makan bersama. Chun Tian menanggapi sinis.
Xiao’en kemudian membaca novel CEO, You’re so
Naughty melalui ponselnya dan tertawa. Chun Tian jadi penasaran, ada apaan?
“Ini adalah adegan di CEO, You’re so Naughty,
dimana pemeran utama pria dan wanita bertemu secara tak terduga. Untuk mengembalikan anak burung yang terluka
ke sarangnya, gadis yang lembut dan baik hati memanjat pohon yang penuh dengan
bunga meskipun dia takut ketinggian. Tokoh perempuannya benar-benar
terhormat. Dia memanjat pohon dan secara khusus memilih pohon yang penuh bunga
mekar.”
Chun Tian yang geli dengan cara Xiao’en
bercerita. Xiao’en masih terus membahas adegan yang terlalu klise.
--
Rapat dewan masih berlangsung. Mereka membahas mengenai proposal pengembangan, dan keputusannya akan di lanjutkan sesuai hasil pemungutan suara.
Mingli kemudian membahas hal lain. Dia memberitahu kondisi ayahnya dan ingin mengadakan rapat untuk menentukan Ketua yang baru. tn. Hu mengingatkan kalau itu adalah masalah serius, sehingga menyarankan untuk di lakukan istirahat selama 10 menit. Mingli dan Tianxing setuju.
Karna itu, beberapa anggota dewan memutuskan keluar sejenak. Termasuk Tianjian yang pergi ke toilet.
Tags:
Lost Romance
Trimaksh
ReplyDelete