Sinopsis
T-Drama : Lost Romance Episode 03 - 2
Images by : SET TV
Qiutian dan Xiao’en
beneran senang karna bisa mengenakan gaun cantik warna peach yang di sewa oleh perusahaan untuk para staff dalam acara
ini. Saking senangnya, Xiao’en bergumam kalau dia berharap bisa membawa gaun
itu kembali ke dunia nyata. Qiutian mengira Xiao’en hanya bicara ngawur dan
juga gaun ini hanya bisa di pakai saat ini dan setelah acara selesai, gaun
harus di kembalikan. Walau begitu, jangan sia-siakan moment mengenakan gaun cantik dan mari selfie.
“Sudah waktunya,” ujar
Xiao’en melihat Chuchu yang berlarian ke arah Aoran.
“Waktu apa?”
“Jatuh.”
Dan benar saja, seperti
tebakan jitu Xiao’en, Chuchu terjatuh pas di depan Aoran. Aoran dan Qingfeng
reflek menangkapnya. Dan yang berhasil adalah Qingfeng.
Qiutian beneran kaget.
Apa Xiao’en itu peramal?!
“Sudah ku duga. Apaan itu? Emangnya dia nggak punya tangan? Kenapa
harus di bantu untuk makai sepatu?” kesal Xiao’en, di dalam hatinya.
Susan menghampirinya
dan melaporkan kalau mereka sudah memeriksa semuanya. Dan juga, langkah-langkah
keamanan juga telah di periksa. Tidak ada masalah sama sekali. Perjamuan akan
berjalan dengan lancar. Tidak perlu khawatir.
Karna semua sudah di
pastikan oke, maka Aoran menyuruh mereka untuk duduk di posisi mereka
masing-masing.
--
Baru juga di bicarakan,
Susan sudah menghampiri dan menanyakan Chuchu mengenai caviar yang akan di berikan kepada para investor nanti, kenapa
belum tiba? Chuchu paik dan berkata akan segera memeriksanya. Susan juga
kelabakan dan menyuruh Chuchu untuk cepat.
--
Ponsel Chuchu jatuhnya
di pojokkan truk paling dalam dan tertutupi kotak kardus yang ada di sana.
Sialnya, supir truk pendingin itu tidak memeriksa lagi apakah masih ada orang
di dalam atau tidak dan langsung menutup pintu belakang truk. Xiao’en udah
teriak tapi supir itu tidak mendengar teriakannya karena asyik teleponan.
“Sudah ku duga!! Hal
ini pasti terjadi! tolong! Buka pintunya!!!” teriak Xiao’en dengan keras,
meminta pertolongan.
--
“Pantas saja tadi aku
seolah-olah mendengar orang berteriak minta tolong di truk pendingin yang baru
saja pergi,” sadar Qingfeng.
--
--
--
Supir truk itu akhirnya
bisa juga di hubungi sama Aoran. Aoran segera memberitahu kalau ada orang
terjebak di dalam freezer truk, jadi
segera hentikan kendaraannya. Jika tidak, orang yang terjebak itu bisa terkena
hiportemia.
--
Xiao’en sudah sangat
menggigil. Dan dia baru tersadar sesuatu. Dia kan bukan pemeran utama wanita,
jadi mana mungkin pemeran utama pria menyelematkannya! Apakah tidak akan ada
yang datang untuk menolongnya?!!
--
--
“Bukankah kau pergi
untuk mengambil caviar dan terjebak
di truk freezer?” heran Qingfeng.
--
Untungnya pintu
belakang tidak ada gembok, jadi bisa langsung di buka.
Aoran langsung
memberitahu kalau rem truk tidak berfungsi dan bisa saja menabrak kapan saja,
jadi mereka harus segera turun. Dia mengulurkan tangannya dan Xiao’en
meraihnya. Aoran membawanya ke tepian pintu dan menyuruhnya bersiap untuk
melompat dari truk. Xiao’en mana bisa siap melompat, tapi, Aoran langsung
menariknya turun dari truk.
“Kenapa?”
“Itu sakit,” jawab
Aoran, berusaha tetap cool.
Aoran tampaknya tidak
mengerti hati Xiao’en sebenarnya, tapi menelan mentah-mentah perkataannya.
Walau begitu, dia tetap memberikan sapu tangannya untuk Xiao’en gunakan menyeka
air matanya.
Sedikit perhatian yang
menyentuh hati Xiao’en. Xiao’en sampat melihat sekilas ada noda darah di
belakang baju Aoran. Luka Aoran yang kemarin, kembali terbuka. Karna itu,
Xiao’en menyuruhnya untuk ke rumah sakit. Aoran menolak karna masih ada hal
yang harus di urusnya.
Para tamu sudah hadir
dan mereka mulai protes karna Aoran belum juga muncul. Qingfeng sebagai
sekretaris Aoran, berusaha menenangkan mereka dengan berbohong kalau Aoran tadi
kembali ke perusahaan karna ada hal yang harus di urus, tapi dia akan segera
kembali.
Yang di bicarakan sudah
tiba di gedung acara. Sudah ada Susan yang menanti dengan membawakan baju ganti
hitam dan jas untuk Aoran. Sambil berjalan ke ruangan acara, Aoran menukar
bajunya yang bernoda darah dengan baju kemeja berwarna hitam. Sementara bajunya
yang bernoda darah, di pegang oleh Xiao’en.
Dia tiba di saat yang
tepat, dimana para tamu sudah mau pergi. Begitu masuk, dia langsung mengucapkan
permintaan maaf karna sudah membuat mereka menunggu. Kehadirannya yang
dramatis, menambah efek keren pada dirinya. Membuat para staff semakin kagum.
Apalagi, begitu tiba, Aoran langsung memulai presetansi nya di hadapan para
tamu. Woah banget.
Semua bertepuk tangan
begitu presentasi-nya selesai, termasuk Xiao’en. Tapi, di antara semua orang
yang bertepuk tangan, tatapan Aoran hanyalah tertuju pada Chuchu yang berdiri
di sisi panggung dan tersenyum padanya. Hal itu terlihat oleh Xiao’en dan entah
kenapa, membuat hatinya terasa sakit. Tidak mau menambah rasa sakit pada
hatinya, Xiao’en memutuskan pergi dari ruangan tersebut. dan Qingfeng menyadari
hal tersebut.
Xiao’en pergi ke kamar
yang di sewa untuk beristirahat. Dia cemburu mengingat tatapan mesra Aoran dan
Chuchu, hingga dia melempar jas yang Aoran pakaikan padanya tadi. Qingfeng
ternyata mengikutinya dan melihat hal tersebut. Dia mengabaikan yang di
lihatnya dan menyodorkan handuk untuk Xiao’en gunakan mengeringkan rambut
(basah karna di dalam truk freezer dan
tersiram air).
Awalnya, Qingfeng hanya
diam memperhatikan Xiao’en. Akan tetapi, rasa penasarannya tidak bisa di
bendung. Dan akhirnya, dia bertanya, bagaimana caranya Xiao’en bisa tahu kalau
Chuchu dalam bahaya?
Whasa! Wajar kalau Xiao’en marah di tuduh seperti
itu, di saat dia bahkan hampir mati. Kalau memang dia dalangnya, lalu kenapa
yang terkunci di truk itu adalahnya dan bukan Chuchu?
Aoran mengakui kalau
dia memang tidak punya bukti, tapi dia punya dasar atas kesimpulannya. Itu
karna Xiao’en pernah membully Chuchu
sebelumnya (yang di ep.02 dan memang itu salah paham). Itulah alasan dia tidak
bisa mempercayai Xiao’en lagi.
Tapi, perintah CEO
adalah hal mutlak. Karna itu, besoknya, Xiao’en membereskan semua barang-barang
di mejanya dan bersiap pindah ruang kerja. Qiutian dan Susan ikutan sedih tapi
mereka tetap harus berteman. Jika ada waktu, mereka harus makan siang bersama.
Ingatlah, gosip tidak boleh berhenti.
Lagi asyik perpisahan
dengan yang lain, Chuchu muncul dengan ekspresi sok merasa bersalah dan meminta
maaf.
Sebelum Xiao’en keluar
dari ruangan, Susan memintanya untuk tanda tangan dulu. Dia sudah membuat surat
perjanjian agar Xiao’en merahasiakan rahasia gosip mereka selama ini. wkwkwkw.
Xiao’en resmi pindah ke
departemen Strategi dan ternyata, di lantai tersebut hanya di tempati oleh Qingfeng
dan Aoran. Mendengar itu, Xiao’en beneran senang, apalagi mejanya ada di
hadapan meja Aoran.
Qiaozhi masuk ke ruangan direktur
Sun begitu saja, tanpa mengetuk pintu sama sekali. Dia tidak datang sendiri
melainkan bersama beberapa pria yang membawa kotak. Dir. Suk tentu menegur
sikap tidak sopannya tersebut. Qiaozhi dengan tenang memberitahu kalau Mingli
sedang melakukan audit.
Dir. Zhang sedang ada di bar,
ruangan khusus tertutup bersama 2 orang wanita yang menemani dan klien pria.
Saat itu, seorang pria menerobos masuk sambil merekamnya dengan ponsel. Qiaozhi
ada di belakang pria tersebut dan menyebut dir. Zhang yang sudah diam-diam
bertemu kontraktor dan harus menjelaskannya sendiri pada Mingli atau mereka
akan memanggil polisi.
Terakhir, dir. Xu yang pergi
dengan marah ke ruangan Mingli. Qiaozhi menghentikannya dengan alasan kalau
Mingli sedang rapat. Dir. Xu tidak peduli dan tetap menerobos masuk. Terliha di
dalam ruangan juga ada tn. Hu.
Dir. Xu begitu marah karna bisa
menebak apa yang Mingli dan tn. Hu rencanakan. tn. Hu malah tertawa dan berkata
kalau dia dan Mingli sedang mendiskusikan mengenai makan siang mereka, mau
makan masakan Barat atau Chinese.
Setelah dir. Xu keluar, tn. Hu
menasehati Mingli. Dia bisa memahami tujuan Mingli melakukan semua ini, tapi untuk
beberapa hal, tidak seharusnya Mingli melakukannya seekstrim ini.
tn. Hu tidak mau merusak hubungan
mereka, jadi dia berkata mendukung Mingli sepenuhnya. Apalagi, Qiaozhi
melaporkan hal lainnya. Dia sudah menanyakan pihak rumah sakit, tempat pertama
kali Tianxing di rawat. Dan pihak rumah sakit bilang kalau barang-barang
pribadi CEO sudah di ambil oleh Susanna. Dan surat wasiat itu juga pasti ada
padanya.
Susan jelas kesal
melihat Chuchu yang tidak mengambil kesempatan untuk bersikap baik pada mereka.
Apa dia itu bodoh?!! Qiutian ingin ngajak Xiao’en, tapi Susan melarang. Sekarang
ini, Xiao’en sedang masuk daftar hitam Aoran, dan jika mereka tampak bersama
Xiao’en, mereka bisa di anggap komplotan.
Keasyikannya lenyap
karna kepalanya di toyor pakai jari sama Qingfeng. Qingfeng bahkan menggodanya
dengan menyuruhnya untuk mengelap air liur-nya. Udah itu, dia menyuruh Xiao’en
untuk jangan lupa kalau dia atasannya. Xiao’en langsung bicara sok formal dan menanyakan
apa yang bisa di bantu.
Qingfeng menanyakan
mengenai kerjaan yang di berikannya pagi ini, apa sudha selesai? Wkkw, Xiao’en
gelagapan menjawab hampir selesai (pasti nggak di kerjain itu). Qingfeng
menyuruhnya untuk mengantar ke kantor accounting juga sudah selesai.
Xiao’en dalam
perjalanan ke kantor accounting. Dia sengaja lewat tangga darurat. Dan malah
mendapati Chuchu yang sedang diam-diam makan bekal. Chuchu begitu terkejut
melihat Xiao’en hingga menjatuhkan bekal yang di bawanya.
Karna rasa bersalah,
Xiao’en membawa Chuchu ke resto untuk makan siang bersama. Dia yang akan
traktir. Chuchu tidak enak hati dan menolak dengan berbagai alasan. Xiao’en
jadi kesal dan akhirnya memesan sendiri makanan untuk mereka berdua.
Sambil makan, Chuchu
curhat mengenai Susan yang tidak menyukainya. Dan dia sadar kalau itu pasti
karna kerjanya tidak kompeten. Dia tahu dia punya banyak kekurangan, karna itu,
dia mencari kelas online. Tapi, dia hanya bisa belajar sampai jam 10 malam
saja. Karna setelah itu, dia harus pergi ke rumah sakit.
“Udah baikan?” tanya
Aoran.
Xiao’en mengangguk
kecil.
“Ada sesuatu yang ingin
aku tanyakan.”
“Apa itu?”
Raut wajah Xiao’en
menunjukkan jelas rasa kecewanya. “Chuchu… tidak ada di dalam truk itu. Kau bisa
tenang,” ujar Xiao’en dan berjalan pergi sambil menyembunyikan air matanya.
Aoran menahan tangan
Xiao’en. Dia melepas jaketnya dan memakaikannya ke badan Xiao’en sambil
berujar, “Jangan sampai sakit.”
--
Alasan itu malah
membuat para tamu menjadi cemas. Hal apa yang begitu mendesak harus di urus
hingga membuat mereka menunggu? Apa ada masalah dengan keuangan perusahaan?
Tidak biasanya Aoran membuat mereka menunggu seperti ini.
Qiutian jadi cemas dan
ikut mendesak Qingfeng mengenai apa yang harus mereka lakukan. Jika tidak
melakukan apapun, para tamu akan pergi sebelum CEO datang.
--
“Mana ada,” sangkal Xiao’en.
“Berhenti berpura-pura.
Chuchu sudah memberitahuku,” ujar Qingfeng. Sialnya, Aoran malah lewat di depan
kamar dan memutuskan menguping karna mendengar nama Chuchu di sebut. “Chuchu
bilang kau bertingkah aneh sejak kemarin. Kau tidak membiarkan dia menyentuh
pisau dan garpu atau berada di dekat kabel listrik. Kau tidak membiarkannya
melakukan apapun. Kau bahkan tidak akan membiarkan dia melakukan sesuatu
sendiri. Selain itu, kau terus memperingatkannya bahwa dia dalam bahaya. Kau
bahkan meramalkan kalau dia akan tersandung tadi. Mengapa?” interogasi
Qingfeng.
Xiao’en kesulitan
menjawab pertanyaan itu dan akhirnya menjawab ngawur kalau dari kecil dia punya
kemampuan seperti indera keenam, déjà vu gitu.
Aoran yang dari tadi
menguping, akhirnya masuk dan menyebut penjelasan Xiao’en sebagai hal omong
kosong. Dia bahkan menuduh bahwa Xiao’en adalah dalang yang berusaha melukai
Chuchu, makanya bisa tau kalau Chuchu dalam bahaya.
Aoran malah menjawab
kalau alasannya karna Xiao’en bodoh. Qingfeng yang masih ada di sana, mendukung
Xiao’en dan tidak setuju dengan kesimpulan tidak masuk akal Aoran. Mau apapun
yang di katakan, di mata Aoran, tetap Xiao’en yang bersalah.
Xiao’en pun sadar akan
hal itu. Karenanya, dia tidak mau mengatakan apapun untuk membela dirinya lagi.
Dia hanya menyuruh Aoran untuk membawa buktinya saja kalau memang dia adalah
penyerang Chuchu.
Xiao’en beneran capek.
Dia kan udah bilang kalau itu hanyalah salah paham. Apa dia tidak bisa
memberikan kesempatan lagi padanya?!
“Kesempatan adalah
sesuatu yang orang lain berikan padamu, bukan sesuatu yang bisa kau tuntut,”
ujar Aoran.
“Kau hanya berprasangka
terhadapku!” marah Xiao’en.
Karna melihat Xiao’en
yang begitu ingin membuktikan diri tidak bersalah, maka Aoran membuat keputusan.
Mulai dari sekarang, dia memindahkan Xiao’en menjadi asisten Kepala Strategi
dan Qingfeng yang akan bertugas mengawasi Xiao’en. Dengan begitu, Xiao’en tidak
akan bisa melakukan apapun lagi.
Qingfeng dan Xiao’en
yah kaget, tiba-tiba di jadikan rekan kerja.
--
“Tidak masalah. Tidak
perlu meminta maaf,” jawab Xiao’en, santai saja.
--
--
--
--
Dir. Xu meminta Mingli untuk
berpikir jernih. Kalau bukan karna dirinya, apakah mungkin Tianliang akan bisa
seperti sekarang? Apa yang Mingli lakukan sekarang adalah tindakan tidak tahu
terimakasih!!
Mingli tersenyum tenang. Dia
mulai membahas mengenai tindakan ilegal tn. Xu dengan memalsukan akun dan
menerima suap. Dan yang di lakukannya sekarang adalah memotong rumput liar
dengan kebaikan grup Tianliang. Jika dir. Xu tidak melakukan hal salah, kenapa
harus takut?
“Jangan mengira aku takut padamu
ya! Kita lihat saja nanti,” ujar dir. Xu sambil berjalan keluar.
“Apa yang salah? Anda juga
keberatan dengan caraku melakukan sesuatu?” tanya Mingli, dengan eskpresi
dingin.
--
Qiutian dan Susan
mencoba bersikap baik pada Chuchu dengan mengajaknya makan siang bersama. Dan
Chuchu menolak. Dia bahkan langsung pergi duluan.
--
“Hei--- dimana kantor
accounting?” tanya Xiao’en.
Qingfeng memandangnya
heran dan Xiao’en tertawa canggung sambil berkata kalau dia hanya sedang
menguji Qingfeng saja. Dan jadinya, Qingfeng tidak memberitahu ada dimana
kantor accounting.
--
--
“Apakah karna ayah atau
ibumu sakit?” tanya Xiao’en.
Tags:
Lost Romance