Sinopsis
T-Drama : Lost Romance Episode 02 - 2
Images by : SET TV
Situ tersenyum tipis
dan mengangguk. Tapi, senyumnya hilang saat melihat Xiao’en dan berganti
menjadi tatapan mata yang sangat tajam. Xiao’en sampai takut dan mengalihkan
pandangan. Qingfeng lah yang menyadari ada yang aneh.
--
Dan tentu saja
peringatan terakhir di dalam hati itu, tidak akan pernah sampai pada Chuchu.
Qiutian malah membawa
tangga yang ada di pojokkan dan sebuah ember. Dengan tanpa suara, Susan dan
Qiutian menyuruh Xiao’en untuk mengisi ember itu dengan air.
“Astaga!!! Ini sudah tahun 2020. Kenapa masih ada novel roman yang
menggunakan trik lama ini untuk mengganggu orang? Bagian ini harus di edit
nanti,” pikir Xiao’en kesal.
--
Susan kemudian akting
dengan menegur Xiao’en yang dia minta membersihkan toilet, tapi tidak memeriksa
terlebih dahulu apakah ada orang atau tidak? Xiao’en bingung dan udah mau
marah, tapi begitu melihat tanda dari Susan, Xiao’en ikutan akting. Dia
langsung meminta maaf pada Chuchu.
Xiao’en bingung mau
menjawab apa. Dia memandang Susan dan Qiutian, berharap bantuan dari mereka.
Mereka berdua juga tidak tahu mau membuat alasan apa, jadi mengalihkan mata dan
menghindari tatapan Xiao’en.
“Karena aku menderita mysophobia *takut kotor,” jawab Xiao’en, menemukan alasan.
“Meskipun CS sudah melakukan pekerjaan pembersihan yang sangat menyeluruh, jika
aku melihat bahkan setitik debu terkecil atau bahkan sehelai rambut di kamar
mandi, seluruh tubuhku akan mulai gatal. Jika aku tidak segera membersihkannya,
maka aku akan terus memikirkan setitik debu itu sepanjang hari, dan tidak bisa fokus
pada pekerjaanku. Jadi, aku harus segera membersihkannya sekarang juga,”
jelasnya panjang lebar.
Mati! Mau buat alasan
apa lagi nih? Apalagi Situ menuntut jawabannya. Xiao’en mati kutu karna Situ
begitu sulit di bodohi.
Susan menyanggupi dan
berjanji, kejadian ini tidak akan pernah terulang.
Dengan lembut, Situ
menyuruh Chuchu untuk pulang dan beristirahat. Jangan sampai terkena demam.
Setelah Xiao’en mengaku
salah, Susan dan Qiutian baru mau bubar dan kembali bekerja.
“Sialan! Tidak apa-apa jika aku bukan pemeran wanita, tapi aku malah
antagonis yang mengganggu pemeran utama wanita?!” sadar Xiao’en, mengenai perannya.
--
Auh, Xiao’en jadi
nyesal karna tidak selesai membaca isi novel waktu di dunia nyata. Jika tahu,
dia pasti akan membaca sampai tamat, menghafal dan menyalin poin-poin penting.
Dengan begitu, semua akan baik-baik saja. Sekarang, dia harus gimana?
Eh, tunggu, ini kan
hanya kisah di dalam novel roman. Walaupun dia belum membaca 1000 novel roman,
tapi dia setidaknya sudah membaca 900 novel roman. Secara praktis, dia sudah
menjadi ahli percintaan CEO. Okay, semua novel roman mempunyai formula yang
sama. Dan selama dia bisa mengetahui rumusnya, dia bisa menjadi pemeran utama
wanita meskipun bukan dia pemeran utamanya. Dia pasti bisa mengubah nasibnya.
--
Chuntian memberitahu kalau
Xiao’en ada di rumah sakit. tn. Yao malah marah dan menyebut Xiao’en
bermalas-malasan. Dia memberikan peringatan terakhir. Kalau cover itu masih
belum ada hingga besok, Xiao’en dan Chuntian akan di pecat!
Emosi Chuntian tersulut. Dia
tidak takut lagi dan bahkan bersedia keluar dari perusahaan sekarang juga. Dia
dan Xiao’en sudah melakukan banyak untuk perusahaan, tapi tidak pernah di
anggap! Bahkan di saat Xiao’en sedang tidak sadarkan diri seperti ini pun!
Mendengar Xiao’en tidak sadarkan
diri, tn. Yao beneran kaget. Dia jadi khawatir dan merasa bersalah. Dia beneran
tidak menyangka kalau kondisi Xiao’en begitu. tn. Yao bahkan sampai menangis.
Mingli menelpn tn. Hu dan berkata
kalau semua sudah di selesaikan. Dan siang ini, dia akan datang sendiri ke
tempat tn. Hu.
Qiaozhi datang menemu dan melapor
kalau dia masih belum menemukannya. Mingli memarahinya karna tidak bisa
melakukan pekerjaan mudah begitu. Surat wasiat itu tidak ada di tubuh Tianxing,
jadi kemana hilangnya? Harus segera di
temukan!
Susanna ingin tahu apa yang
sebenarnya terjadi di atap gedung hari itu. Dia ingin memeriksanya. Dan karna
mereka sudah tidak bisa secara bebas naik ke atap, maka mereka harus
melakukannya diam-diam. Karna itu, Susanna membutuhkan bantuan dari rekannya
untuk mengawasi.
Susanna naik ke atap dan langsung
memutar CCTV ke arah atas (menghadap langit) agar tidak mereka dirinya.
Di atap, Susanna melihat ke
sekeliling atap, berharap ada sedikit petunjuk. Saat itu, ponselnya berbunyi.
Rekannya memberitahu kalau petugas sudah naik ke atas.
Susanna bersembunyi di balik
tembok dan berusaha kabur saat petugas sedang memperbaiki CCTV. Tapi, ketahuan.
Dia langsung akting seolah baru naik. Dia juga membuat alasan kalau dia baru
saja lewat dan melihat pintu atap yang terbuka, makanya dia masuk.
“Maaf. Ketua (Mingli) sudah
memberi perintah kalau tidak ada yang di izinkan untuk naik ke atas,” beritahu
petugas.
Begitu kembali ke ruangannya,
rekan Susanna (yang juga anak buah Tianxing) menyuruhnya untuk segera melihat
berita. Mingli yang adalah pemilik Tianliang Hospitality menjalin kontrak kerja
sama dengan Tianliang Construction yang sebelumnya di kelola oleh Tianxing (dan
karna dia koma serta tn. He sakit, maka tn. Hu yang menggantikan posisi mereka).
Dan karna berita kerja sama sudah tersebar, harga saham Tianliang Hospitality
meroket.
Rekan Susanna memberitahu kalau
Tianliang Const. sudah mengakuisisi 19% saham Tianliang Hospitality. Ini sama
saja dengan menempatkan Tianliang Hosp. yang mati otak di ECMO (mesin pendukung
kehidupan). Susanna juga kesal karna Tianliang Hosp. itu tidak mungkin dapat
hidup kembali. Susanna hanya merasa kasihan karna Tianxing selama ini sudah
begitu banyak mengorbankan waktu dan upaya untuk melakukan pembenahan Tianliang
Const, namun semuanya kembali ke titik nol karna He Mingli.
(Jadi gini, Tianliang Hosp itu terus merugi. Sudah
mau bangkrut. Tidak akan bisa bertahan. Makanya tn. He dan Tianxing mau menutup
Tianliang Hosp saja. Tapi, Mingli memanfaatkan posisinya sebagai Ketua Grup
Tianliang untuk menyelematkan perusahaannya dengan menyatukannya dengan
Tianliang Const. Yang artinya, Tianliang Hosp itu hanya menjadi parasit bagi
Tianlaing Const).
Hal pertama yang
Xiao’en lakukan untuk mengubah takdirnya menjadi pemeran utama wanita adalah
dengan memperbaiki hubungannya dengan Chuchu. Dia membuat cookies sebagai permintaan maaf atas kejadian kemarin. Walaupun
hanya salah paham, tapi dia merasa tidak enak karna sudah membuat Chuchu susah.
Chuchu menerimanya
dengan senang dan berterimakasih. Dia bahkan tidak mempermasalahkan hal
kemarin. Dia bahkan memuji rasa cookies yang
sangat enak.
Qiutian yang tidak suka
melihat Xiao’en bersikap baik pada Chuchu. Xiao’en menjelaskan kalau dia hanya
bersikap baik agar CEO tidak salah paham kalau mereka membully Chuchu.
Saat itu, Susan masuk
dengan membawa kabar. Perusahaan mereka sudah mempersiapkan acara besar yaitu
jamuan apresiasi untuk Investor Royal Venture selama tiga bulan ini. Dan lusa
adalah hari H. Jadi, mereka harus pergi
ke tempat acara hari ini untuk mendekorasi. Yang harus di perhatikan adalah CEO
mereka sangat memperhatikan acara ini, jadi mereka harus melakukan yang terbaik
dan jangan mengacau.
Mendengar kabar itu,
Xiao’en langsung waspada. Kalau di novel, saat penting seperti ini, pasti si
pemeran utama akan membuat kekacauan. Dia yakin Chuchu akan membuat masalah di
acara tersebut.
Karena itu, saat Chuchu
lewat, Xiao’en dengan sengaja menarik rambut Chuchu. Dan Situ langsung muncul,
tepat di detik itu juga. Xiao’en sudah menduga hal itu.
Situ menanyakan keadaan
Chuchu. Xiao’en langsung minta maaf dan menjelaskan kalau tadi mau narik baju
Chuchu karna mau minta bantuan membantu mengatur taplak meja, tapi dia malah
salah tarik. Chuchu tidak masalah dan langsung membantu Xiao’en.
Xiao’en mulai
memperhatikan sekeliling. Semuanya tampak berbahaya. Di dalam kepalanya,
Xiao’en bahkan sudah membuat perhitungan seberapa persen tingkat berbahayanya.
Seperti taplak meja : 30 persen, karna Chuchu mungkin saja tersandung taplak
dan jatuh ; pisau dan garpu : 40 persen, karna jika Chuchu menyentuhnya,
mungkkin dia akan terluka dan berdarah ; kabel ekstensi : 50 persenn, karna
Chuchu bisa saja tersandung ; lampu gantung : 60 persen, karna bisa saja
terjatuh dan mengenai Chuchu ; keranjang bunga : 75 persen, karna bisa saja
ketika Chuchu lewat, keranjangnya jatuh menimpa Chuchu ; menara sampanye : 85
persen, karna bisa saja ketika di sentuh sedikit saja sama Chuchu, menaranya
akan jatuh mengenainya ; pintu besar 99%, karna di novel manapun, selalu saja
ada adegan pemeran utama yang menabrak pintu seolah buta tidak nampak pintu
segede gaban gitu.
“Itu…,” belum Xiao’en
menjawab, dia sudah teralih kepada Chuchu yang berjalan dengan membawa nampan
berisi garpu dan sendok.
Semua sikap aneh
Xiao’en tidak luput dari perhatian Susan. Melihat Susan yang mau marah, Qiutian
langsung berbisik memberitahu kalau semua adalah taktik Xiao’en untuk membuat
CEO yakin mereka tidak membully Chuchu.
Xiao’en selesai
memperbaiki dan turun dari tangga. Tapi, dia melihat Qiutian yang lewat dengan
membawa troli berisi banyak karton besar dan Chuchu juga berjalan ke arah
Qiutian. Xiao’en panik dan berlari menerjang sambil menyuruh Chuchu untuk
berhati-hati.
Yang akibatnya, bukan
Chuchu yang terluka tapi Xiao’en. Tubuhnya menghantam lantai dnegan keras. Situ
berdiri di hadapannya dan tidak membantu sama sekali. Qiutian yang membantunya
berdiri.
“Kenapa kau tidak bilang dari
awal mengenai kondisi Xiao’en? Kalau kau bilang, aku tidak akan begini,” sesal
tn. Yao.
--
Selesai teleponan, Mingli
menambal make-up nya lagi.
--
Petugas CCTV menyadari kalau CCTV
di atap berubah arah. Tapi, mereka mengira itu karna angin. Walau begitu,
mereka bergegas ke atap untuk memperbaiki arah CCTV sesuai semula.
Susanna tersenyum dan mengangguk.
--
--
--
“Untuk memiliki skenario dimana pahlawan menyelamatkan gadis dalam
kesulitan, krisis harus di buat. Tapi, pertama-tama, aku perlu mengonfirmasi
dimanakan Situ Aoran akan muncul di saat Chuchu dalam bahaya. Kalau tidak,
semua akan sia-sia,” itu yang di pikirkan Xiao’en.
Situ memperhatikan
mereka. Dia sangat sangat dan sangat mencurigai Xiao’en akan berbuat jahat pada
Xiao’en.
“Karna tindakan si pemeran utama pria sudah terkonfirmasi.
Selanjutnya adalah insiden.”
Xiao’en menatapnya
dengan bingung karna dia beneran tidak mengenali Qingfeng.
“Kau tidak ingat aku?”
“Ingat,” bohong
Xiao’en.
“Siapa namaku?”
Xiao’en tidak bisa
menjawab dan hanya tersenyum.
Xiao’en tertawa kecil
mendengar nama itu. Dia merasa kalau selera penulis dalam memilih nama sangat
aneh.
Qingfeng
terang-terangan menyebut kalau sikap Xiao’en sangat aneh. Sebagai karyawan
perusahaan, Xiao’en malah tidak mengenali Situ maupun dirinya.
“Dan kau baru saja
bilang kalau di sini berbahaya. Bagaimana bisa?” tanya Qingfeng.
Dia mengambil nampan
itu dari Chuchu dan meletakkannya di meja.
Saat Chuchu mau manjat
tangga untuk memperbaiki sesuatu, Xiao’en menghalangi dan berkata kalau itu
berbahaya, jadi dia saja yang melakukannya.
--
Tags:
Lost Romance