Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 2 part 3





Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 2 part 3
Original Network : tvN
Ji Won terus menanyakan pertanyaan, “Kenapa Do Min Seok?”

Mendengar itu, Detektif Choi merasa kesal. Sebab menurutnya pertanyaan itu tidak berhubungan dengan kasus mereka. Apalagi sekarang ada ‘surat wasiat’ korban yang lebih penting.
Ji Won menduga kalau pelaku pasti terpaksa membuang kuku Ibu jari korban, karena ada sesuatu disana, yaitu lipstik si pelaku. Dan kenapa pelaku tidak memotong jari korban saja, itu karena pelaku tidak sadar, sebab pada saat itu korban mengeluarkan banyak darah. Dan Detektif Choi menyarankan Ji Won untuk mengabaikan saja hal itu, dan fokus pada ‘surat wasiat’ korban saja.


“Pelakunya bisa saja mencuri beberapa barang dan membuatnya tampak seperti kasus perampokan. Tapi kenapa repot-repot meniru Do Min Seok?” tanya Ji Won.
“Aku muak dengan Do Min Seok sialan itu!” bentak Detektif Choi, kesal. Lalu mereka berdua menanyai pendapat Detektif Im. Mana yang harus diperiksa, lipstik atau wasiat korban.

“Jadi... Itu...” kata Detektif Im, kebingungan. “Aku harus memikirkannya.”

Detektif Choi dan Ji Won kemudian melanjutkan perdebatan, karena Detektif Im tidak memihak siapapun. Detektif Choi menebak bahwa pelaku adalah Ahn Jong Goo (Putra Korban), jadi mereka harus segera menangkap nya. Sedangkan Ji Won dia menebak bahwa pelaku adalah wanita, jadi mereka harus menyelidiki wanita yang mengenal korban.
“Ini motif terkuat untuk membunuh!” bentak Detektif Choi sambil menunjukkan surat wasiat korban di hadapan wajah Ji Won.
“Hentikan!” teriak Ji Won, kesal. Lalu dia merebut surat wasiat tersebut.

Ketika Ji Won melihat surat wasiat tersebut, dia terkejut dengan sidik jari merah yang berada di surat wasiat tersebut.


Detektif Im membawa surat wasiat tersebut ke Tim Forensik untuk di periksa.


Ji Won memakai lipstik di jarinya. Lalu dia menempelkan jarinya diatas kertas. Dan menunjukkan itu kepada Detektif Choi dan Woo Cheol. “Jung Mun Ok mungkin tidak bisa menemukan bantalan stempel dan menggunakan lipstik pembunuh untuk sidik jarinya. Dia mungkin menyeka lipstik di ibu jarinya, tapi sulit membersihkannya dari bawah kuku,” jelas Ji Won sambil mencontohkan.


“Pembunuhnya mungkin terusik dengan hal itu dan memotong kuku ibu jarinya,” tambah Detektif Choi, sependapat.

“Dia mengaturnya agar terlihat seperti modus operandi Do Min Seok,” gumam Woo Cheol, setuju.


Ji Won diam dan berpikir. Lalu dia bertanya- tanya, dengan siapa Korban menulis surat wasiat tersebut. Dan Detektif Choi teringat pada Park Seo Young, si wanita pekerja sosial. Karena dia terlalu fokus pada kenalan korban, maka dia tidak terlalu memperhatikan sikap Seo Young. Dan Seo Young lah yang telah membantu nya menemukan surat wasiat korban. Serta membuatnya memperhatikan Putra Korban, Ahn Jong Goo.


“Tapi … Kenapa dia membunuhnya? Apa motif Park Seo Young untuk membunuh?” tanya Woo Cheol. Dan Ji Won serta Detektif Choi sama- sama tidak bisa menjawab.

Tiba- tiba ponsel Ji Won berbunyi. Hasil pemeriksaan telah keluar, cap jari yang berada di atas surat wasiat adalah lipstik.

Hee Sung bertelponan dengan Ibu Ji Won. Dia menjelaskan bahwa ada yang harus di selesaikan nya hari ini, jadi dia minta maaf karena telah merepotkan Ibu untuk bantu menjaga Eun Ha. Dan sambil mengobrol, Hee Sung memeriksa isi tas Moo Jin.


“Kamu mengurus putri ibu, jadi, ibu harus mengurus putrimu. Situasi kita sama, jadi, jangan merasa bersalah,” kata Ibu Ji Won dengan ramah sambil mengelus- ngelus kepala Eun Ha.
“Benar. Aku baru memberinya pai susu tadi, jadi, Ibu tidak perlu memberinya camilan lagi. Sampai nanti,” kata Hee Sung, mengingatkan.

“Baiklah.”


Hee Sung menemukan kalung milik Do Hae Su. Dan dia memperhatikan kalung tersebut dengan serius. Lalu dia memeriksa isi buku catatan Moo Jin. Dan disana ada tertulis, “Cheonggyecheon Stream, Nam Soon Kil, pukul 17.00". Melihat itu, dia merasa terkejut.


Hee Sung menemui Moo Jin yang berada diruang bawah tanah dengan membawakan sebotol air. Dan dengan memelas, Moo Jin memohon supaya Hee Sung memberikan nya air itu, karena tenggorokan nya sangat kering.
“Jelaskan,” kata Hee Sung dengan tegas sambil memperlihatkan tulisan yang Moo Jin tulis di buku catatan. “Kenapa kamu bertemu Nam Soon Kil?”

“Ini? Itu bukan apa-apa,” jawab Moo Jin dengan gugup. Lalu dia memohon untuk diberi air.


Dengan sengaja, Hee Sung mempermainkan Moo Jin. Dia menaruh botol air yang dipegang nya di hadapan Moo Jin, kemudian dia menumpahkan isinya secara perlahan ke atas lantai yang telah di berikan plastik. Melihat itu, Moo Jin akhirnya menjawab pertanyaan Hee Sung dengan jujur.

“Dia bilang punya petunjuk, jadi, kubilang aku akan menemuinya,” jelas Moo Jin.


“Petunjuk soal apa?” tanya Hee Sung. Dan Moo Jin tidak mau menjawab. “Petunjuk soal apa?” tanya Hee Sung lagi, tidak sabaran.

“Beri aku air lebih dahulu. Aku memberimu sesuatu, jadi, kamu harus memberiku sesuatu. Itu baru adil,” balas Moo Jin, mencoba untuk bernegosiasi.


Mendengar itu, Hee Sung membiarkan Moo Jin untuk meminum seteguk air. Lalu dia bertanya lagi. Dan Moo Jin pun menjawab.
“Katakan. Petunjuk soal apa?”

“Kamu,” jawab Moo Jin dengan gugup. “Aku menulis sebuah artikel. Hanya tentang ayahmu dan dirimu. Kamu tahu,” jelas nya.



Mengetahui hal tersebut, Hee Sung memeriksa waktu di jam tangan nya. Dan Moo Jin mulai mencoba untuk menakut- nakuti Hee Sung. Dia mengatakan bahwa bila dirinya tidak datang ke pertemuan dengan Soon Kil tersebut, maka itu akan buruk bagi Hee Sung.

Post a Comment

Previous Post Next Post