Images by : Tencent TV
Setelah berhasil lepas dari
masalah, Jinzhi mulai mengomel mengatai para orang kaya yang memandang rendah
orang lain padahal dia kan tidak mencuri. Taichu menenangkan Jinzhi dengan
menyuruhnya untuk tidak membahasnya lagi, toh masalahnya sudah selesai.
Sementara itu, Qianyu hanya tetap diam. Jinzhi jadi merasa bersalah dan meminta
maaf karna sudah membuatnya malu. Walaupun Qianyu berkata tidak apa-apa, tapi
tetap saja wajahnya tampak murung.
--
Begitu tiba di rumah, Jinzhi
dengan di bantu Qianyu, mencoba melepaskan gelang giok lagi. Dan dengan usaha
keras dan paksaan, akhirnya gelang itu pun berhasil lepas. Begitu lepas, Jinzhi
mulai mengomel lagi. Taichu kembali menenangkannya dan berkata akan membantu
mengembalikan gelang itu besok. Jinzhi jadi nggak enak hati sama Taichu karna
merasa sudah merepotkannya.
Karna gelang sudah lepas, Qianyu
pamit kembali ke kamarnya. Wajahnya tampak sangat murung. Dan hal itu membuat
semuanya jadi khawatir. Taichu pun memutuskan untuk bicara dengan Qianyu.
--
Acara sudah selesai. Ny. Shan
masih tampak kesal dengan kelakuan Jinzhi tadi. Saking kesalnya, dia bahkan
meminta Junhao untuk memecat Qianyu. Junhao tidak mau menurutinya karna Qianyu
tidak melakukan kesalahan apapun. Senwell tidak akan sembarangan memecat orang.
Ny. Shan tidak terima dengan pembelaan Junhao dan mengingatkan kalau Jinzhi
adalah ibu Qianyu dan dia sudah mencuri gelangnya. Junhao kembali meluruskan
kalau Jinzhi tidak mencuri dan mereka sudah meluruskannya tadi.
Emosi Ny. Shan membuatnya
suaranya jadi mengeras. Dia masih menganggap Jinzhi sebagai pencuri. Jika tadi
dia dan Yunyi tidak menangkap basah Jinzhi, maka gelang itu sudah di bawa
kabur. Dan itu namanya pencuri! Dan kenapa pula Junhao malah membela mereka?!
“Aku tidak membela mereka. Hanya
saja aku tidak ingin membuat keributan besar di pesta ulang tahun tadi,” kilah
Junhao.
Ny. Shan tetap pada pendiriannya.
Dia ingin Junhao memecat Qianyu. Tapi, Junhao tetap tidak mau. Yunyi yang
sedari tadi mendengarkan, tampak sangat kecewa dengan keputusan Junhao. Dia
tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaan saat Junhao terus saja membela
Qianyu.
Ny. Shan mengingatkan Junhao
kalau dia akan segera menikah. Jadi, yang harus di lakukan Junhao agar
kehidupannya kembali seperti dulu adalah memecat Qianyu. Dengan begitu, Junhao
baru bisa berbahagia dengan Yunyi.
Walau apapun yang Ny. Shan terus
memaksa, Junhao tetap tidak mau memecat Qianyu. Perkelahian antara ibu dan anak
mulai timbul. Yunyi yang menengahi dengan mengingatkan kalau ini adalah hari
ulang tahun Ny. Shan, jadi membuat Ny. Shan kesal.
Junhao mencoba untuk tidak
melawan lagi. Dia memilih pergi dengan alasan mau bekerja.
--
Taichu mengajak Qianyu bicara
berdua. Qianyu merasa minder dengan hidupnya. Hari ini, dia merasakan betapa
kecil dan rendahnya dirinya. Ini pertama kalinya dia merasakan itu.
“Apa karna Shan Junhao?”
“Bukan. Shan Junhao dan Tonghao,
mereka berbeda.”
“Sebenarnya, kita tidak perlu
terlalu memikirkan pandangan orang lain. Jika mengubah diri karna pandangan
orang lain, kita tidak menjadi diri kita lagi,” nasehat Taichu.
Taichu terus berusaha
menyemangati Qianyu.
--
Yunyi tampak tidak tenang
memikirkan kejadian hari ini. Dan karna itu, dia menelpon Joe dan menanyakan
alasannya mengganti pelayan yang bertugas hari ini. Joe menjawab kalau dia tadi
mendadak menerima arahan dari GM untuk menyuruh Ye Qianyu yang bertugas. Jawaban
itu, diluar dari dugaan Yunyi. Dan itu membuat Yunyi menjadi semakin insecure.
Dan karna itu, dia menelpon
Junhao dan menanyakan keberadaannya. Junhao tidak mau memberitahu dan hanya
berkata butuh waktu sendirian. Dia juga menyuruh Yunyi untuk tidak menunggunya.
“Aku akan tetap menunggumu.
Junhao, aku mencintaimu,” ujar Yunyi, menegaskan kembali perasaannya. “Apakah
kau mencintaiku?”
“Yunyi, jangan di pikirkan lagi.
Tidurlah lebih awal,” ujarnya mengalihkan topik tanpa menjawab pertanyaan
tersebut.
Apa yang Junhao lakukan, membuat
hati Yunyi menjadi semakin tidak tenang. Perasaan Junhao sudah berubah dan
beralih.
--
Junhao ternyata pergi ke desa
Guanmei. Dia juga tidak tahu kenapa, tapi langkahnya seolah menuntunnya ke sana
di saat hatinya merasa gundah. Junhao berjalan tanpa arah, dan seolah takdir
yang menuntun, dia malah bertemu dengan Qianyu yang sedang duduk merenung
seorang diri.
Qianyu jelas terkejut melihat
Junhao datang ke Guanmei, “Kenapa kau di sini?”
“Aku juga tidak tahu. Aku
mengemudi ke sini tanpa menyadarinya. Aku tidak pernah datang ke tempat ini
tapi merasa sangat familiar. Apakah Tonghao dulu pernah datang kemari denganmu?”
Pertanyaan itu, membuat Qiayu
teringat kalau itu adalah tempat pertamanya ciuman dengan Tonghao. Dia saat dia
mengejar Tonghao yang akan di kirim kerja keluar negeri, kemudian Tonghao melompat
ke laut dan dia menyelematkannya. Dan kemudian, ciuman itu terjadi.
“Semuanya sudah berlalu,” ujar
Qianyu, sedih. “Ah, masalah hari ini, terimakasih.”
“Tidak perlu berterimakasih.
Sejak aku bertemu denganmu, masalah tidak pernah habis. Aku sudah terbiasa.
Tapi, tidak pernah ada orang sepertimu.”
“Seperti yang bagaimana?”
“Dulu aku selalu menganggapmu
sebagai orang yang biasa, tidak cantik, kasar dan tidak sopan. Menurutmu, apa
yang menarik darimu?”
Pertanyaan itu membuat Qianyu
jadi kesal karna Junhao hanya menjelek-jelekannya.
“Tapi, aku memikirkanmu setiap
saat. Saat kau di tindas, aku akan menghajar orang itu. Kau menjadi pendamping
orang lain, aku malah sengaja membuatmu menjadi pelayan. Dalam hidupku ini, ini
pertama kalinya aku tahu apa itu kecemburuan dan posesif. Menurutmu, orang
sepertimu, sebenarnya punya pesona apa bisa mengubah isi hati seseorang? Sejak
kecil, aku tidak suka di pengaruhi orang lain. Membenci orang yang
mempengaruhiku. Jadi, aku benci melihatmu di sekitarku, mengganggu pola
pikirku. Beritahu padaku, harus bagaimana agar kau tidak mempengaruhi hidupku
lagi? Bagaimana agar aku tidak terus memikirkanmu?”
Pertanyaan yang entah kenapa
membuat Qianyu merasa sedih, “Kisah Tonghao dan Ye Qianyu telah berlalu. Jika
sekarang aku mengganggu kehidupanmu, aku minta maaf. Aku akan pergi.”
Jawaban yang tidak di harapkan
oleh Junhao. Dia menegaskan perasaannya kalau sekarang dia baru menyadari apa
itu cinta dan penderitaan. Dan dia akhirnya mulai percaya mengenai semua kisah
Tonghao yang pernah Qianyu katakan. Harusnya dia sadar ketika Qianyu menemukan
cincinnya dan memakainya kemudian tidak bisa melepaskannya, itu adalah petunjuk
dari takdir untuknya (cincin yang di gunakan untuk melamar Yunyi, tapi terjatuh
dan di temukan Qianyu. Kemudian, pas dia mau merebut kembali, cincin itu tidak
bisa lepas. Itu saat sebelum Junhao hilang ingatan).
“Ye Qianyu dan Shan Junhao berasal
dari dua dunia berbeda,” tegas Qianyu.
“Aku tidak peduli. Bisakah kau
memberiku satu kesempatan?”
Qianyu terdiam mendapat
pertanyaan tersebut. Dia kemudian memalingkan wajahnya dan jujur berkata bahwa
saat Tonghao pergi, dia sangat berharap Junhao akan mengatakan pertanyaan itu,
tapi Junhao tidak mengatakannya. Dan sekarang, mereka sudah memiliki kehidupan
masing-masing. Dia juga sudah berusaha melupakannya secara pelan-pelan. Apa
tidak bisa mereka menjalani kehidupan masing-masing?
“Tidak bisa. Aku tidak setuju,”
ujar Junhao, mulai egois.
“Hari ini, di pesta, ketika aku
dan Ibuku di lihat oleh banyak orang, aku sudah menyadari perbedaan kita. Jika
kita bersikeras bersama, pasti akan melukai banyak orang. Termasuk dirimu.
Jadi, masalah yang terjadi hari ini, aku akan menganggapnya tidak pernah
terjadi.
“Hal yang sudah terjadi, sudah
terjadi. Kenapa harus di anggap tidak pernah terjadi?”
“Orang yang ku cintai adalah
Tonghao.”
“Tonghao adalah Shan Junhao.
Apakah kau benar-benar tidak pernah menyukai Shan Junhao? Jika tidak pernah
menyukainya, kenapa kau terus memakai cincin ini?” tanya Junhao, melihat kalung
cincin yang Qianyu kenakan.
Qianyu melepaskan kalung dengan
liontin cincin itu, “Cincin ini, aku bisa memakainya tapi aku juga bisa
membuangnya. Seperti ingatanku padamu.”
Dan dengan tangannya sendiri,
Qianyu melemparkan kalung cincin itu ke arah laut. Junhao terkejut dengan apa
yang Qianyu lakukan. Qianyu menatapnya dengan tatapan yang berkaca-kaca, dan
tanpa mengatakan apapun lagi, dia pergi meninggalkan Junhao.
Junhao terdiam, berdiri mematung.
--
Yunyi masih terus menunggu
Junhao. Dan begitu Junhao kembali, dia menanyakan hal yang sama seperti tadi,
dia kemana? Junhao tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya, dia ingin
mengatakan sesuatu pada Yunyi.
Yunyi seolah mempunyai firasat
mengenai apa yang Junhao ingin katakan, sehingga dia menghindar dengan alasan
hari sudah larut malam dan lebih baik mereka istirahat.
“Yunyi. Aku pergi ke Desa
Guanmei,” ujar Junhao, tetap bicara walaupun Yunyi tidak mau mendengarkannya.
“Kau sekarang bahkan sudah tidak
ingin membohongiku?”
“Maaf, Yunyi. Selama ini, pasti
banyak menyusahkanmu. Itu karna aku tidak melihat perasaanku dengan jelas. Jika
terus menerus speerti ini, hanya akan membuatmu lebih menderita. Ku pikir, kita
sebaiknya memikirkan kembali keputusan menikah kita.”
Yunyi terkejut dengan yang Junhao
minta. Sebelum dia sempat mengatakan apapun, Ny. Shan sudah terlebih dahulu
menolak. Dia mendengarkan apa yang Junhao katakan pada Yunyi, dan dengan sangat
keras, dia menolak Junhao membatalkan pernikahan.
Ny. Shan dan Junhao kembali
bertengkar. Ny. Shan merasa ini salah Qianyu, tapi Junhao menegaskan kalau ini
bukan salah siapapun. Qianyu tidak menganggunya, tapi dia yang ingin mengganggu
Qianyu. Pertengkaran mereka di lakukan di hadapan Yunyi, tanpa memikirkan
bagiamana perasaan dan pendapatnya.
“Ma, aku dan Yunyi tumbuh bersama
sejak kecil. Menurutmu, menikah itu sudah sepantasnya. Tapi, akhirnya aku
mengerti. Di antara kami hanya ada rasa kekeluargaan bukan rasa cinta,” tegas
Junhao. “Jika aku terus bersama Yunyi seperti ini, ini tidak adil untuknya.
Yunyi seharusnya menikmati rasa di cintai dan mencintai.”
Ucapan dan penegasan perasaan
Junhao terasa seperti petir yang menyambar diri Yunyi. Yunyi benar-benar tidak
tahu harus bereraksi bagaimana. Ny. Shan malah terus memaksa Junhao untuk
menikahi Yunyi dan memberikannya kebahagiaannya. Dan juga merupakan pilihan
terbaik.
“Ma, aku tidak bisa menikah
dengan Yunyi,” ujar Junhao. “Yunyi seharusnya bertemu dengan orang yang bisa
memberikannya rasa cinta dan kebahagiaan. Tapi orang itu bukanlah aku. Yunyi,
maaf,” tegasnya dan langsung pergi ke kamarnya.
Yunyi tidak bisa menerima hal
itu. Baginya, di sepanjang hidupnya, hanya ada Junhao, satu-satunya orang yang
di cintainya. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya dan menangis di
pelukan Ny. Shan.
--
Junhao merasa bersalah sudah
menyakiti hati semuanya. Tapi, kini, dia pun sudah tidak bisa menyerah terhadap
Qianyu.
--
Qianyu melihat semua kartu
permintaan yang pernah Tonghao berikan padanya. Dia menangis. Dia mencintai Junhao,
tapi dia sadar bahwa dunia mereka terlalu berbeda untuk bisa bersama.
--
Esok hari,
Taichu seperti biasanya menjemput
Qianyu dan mengantarkannya ke hotel. Qianyu jadi nggak enak juga karna
merepotkan Taichu.
“Qianyu, kenapa kau hari ini
tidak memakai kalung itu?” tanya Taichu, melihat leher Qianyu yang kosong.
“Aku sudah membuangnya ke laut.
Beneran sudah ku buang.”
“Kau tidak menyesal?”
“Tidak menyesal.”
--
Yunyi bangung dengan mata sembab.
Wajahnya juga tampak pucat dan lesu. Di depan cermin, Yunyi tampak berusaha
memaksakan seulas senyum.
Hatinya semakin sedih karna di
meja makan hanya ada Ny. Shan. Ny. Shan memberitahu kalau Junhao sudah
berangkat pagi-pagi sekali. Ny. Shan juga tahu kegundahan hati Yunyi, karena
itu, dia berkata kalau Junhao hanya bingung sesaat, jadi tidak usah di
pikirkan.
“Sedari kecil, Junhao adalah
orang yang berprinsip. Kupikir, jika dia sudah mengatakannya, sepertinya dia
sudah membuat keputusan pasti,” ujar Yunyi.
Ny. Shan merasa tidak demikian.
Walaupun misalnya, iya, dia tidak akan merestui Junhao dengan wanita manapun.
Yunyi juga harusnya tahu kalau Junhao adalah anak berbakti dan tidak akan
pernah menentang kehendaknya.
“Kau hanya harus memberikannya
waktu agar dia bisa berpikir baik dan tenang.”
“Tapi, sekarang aku tidak tahu
harus berbuat apa agar Junhao senang. Mungkin baginya, apapun yang ku lakukan
sekarang salah,” ujar Yunyi.
Melihat Yunyi yang begitu pesimis
dan sedih, Ny. Shan memintanya untuk tidak usah bekerja hari ini. Dia
mengajaknya untuk jalan-jalan, shopping dan menonton film. Yunyi dengan
memaksakan senyum, menolak tawaran Ny. Shan dan memilih untuk tetap bekerja.
--
Pagi-pagi, Junhao tidak ke gedung
kantor Senwell melainkan ke Hotel Senwell. Joe saja sampai terkejut melihat
kedatangan Junhao. Junhao beralasan kalau dia hanya ingin melihat kamar tamu
seorang diri.
Tapi… tujuan sebenarnya adalah
melihat Qianyu. Walau Qianyu sudah berpura-pura tidak menghindarinya, Junhao
malah menegurnya. Qianyu berusaha keras hanya bicara seperlunya dan fokus
bekerja. Tapi, Junhao malah mengikutinya dan memperhatikan apa yang di
kerjakannya. Dan saat melihat Qianyu kesulitan, dia langsung membantu.
--
Begitu tiba di kantor, Yunyi
langsung pergi ke ruangan Junhao. Tapi, Junhao tidak ada dan yang ada hanya
Dawei. Dawei memberitahu kalau Junhao pergi ke Hotel Senwell.
“Kenapa kau nggak ikut?”
“GM bilang dia akan pergi
sendiri, katanya ingin memperkuat komunikasi dengan para staff,” jawab Dawei.
Jawaban yang aneh. Dan membuat
Yunyi baru teringat kalau Qianyu bekerja di Hotel Senwell. Dengan panik, dia
segera bergegas ke hotel. Ziqian sempat melihatnya yang masuk ke lift dengan
terburu-buru.
--
Junhao masih saja mengikuti
Qianyu. Qianyu sudah berusaha mengusirnya dan menyindirnya yang sangat santai
hingga bisa mengawasinya. Junhao malah membuat alasan rumit mengenai inspeksi
kamar dan manajemen hotel.
“Walaupun aku tidak mengerti
managemen hotel yang sebenarnya, tapi Tonghao pernah bilang padaku kalau
rahasia keberhasilan hotel ada di hal-hal kecil. Rancangan Hotel Senwell sangat
mewah. Tapi menurutku, senyuman staff di sini tidak lebih cerah dari kak
Fengqiao. Wangi di udara sangat harum, tapi tidak senyaman wangi bunga di
Penginapan Guanmei. Handuk di kamar sangat halus dan lembut, bersih tapi tidak
ada kehangatan dari rumah,” ujar Qianyu, menanggapi.
“Masukan yang bagus.”
“Benarkah?” tanya Qianyu, senang.
“Kelihatannya Tonghao
mengajarkanmu dengan sangat baik. Tonghao sangat hebat.” (wkwk, memuji diri
sendiri).
Qianyu langsung tersadar dan
menanyakan tujuan asli Junhao datang. Junhao jujur bilang kalau ingin
memberikan Qianyu kesempatan untuk tidak menyesal. Kemarin kan Qianyu menolak
pernyataan cintanya, jadi dia akan memberikan satu lagi kesempatan.
Situasi itu terselamatkan dengan
walkie-talkie Qianyu yang berbunyi dan ada laporan yang menyuruh untuk ke
lantai 2 karna ada tamu menumpahkan minuman. Jadi harus segera di bersihkan. Qianyu
pun bergegas pergi meninggalkan Junhao.
“Ye Qianyu. Kata-kata yang sudah
ku ucapkan, aku tidak akan menariknya. Aku juga tidak akan menyerah begitu saja
dengan keputusan yang ku buat,” ujar Junhao, menegaskan pada Qianyu.
--
Yunyi tiba di Hotel Senwell dan
langsung berkeliling hotel untuk mencari Junhao. Kepanikannya bertambah saat
salah seorang staff yang di tanyainya mengenai Junhao memberitahu kalau Junhao
baru saja turun bersama salah satu anggota divisi kebersihan.
Karna terlalu panik, Yunyi sampai
tidak mau sabar menunggu lift dan memilih turun tangga. Dia begitu terburu-buru
dan tidak memperhatikan kalau Qianyu sedang mengepel tangga dan sudah memasang
tanda hati-hati. Karna terburu-buru, Yunyi jadi salah langkah dan terpeleset.
Qianyu kaget dan refleks mengulurkan tangan untuk menolong Yunyi, tapi
tenagannya kurang dan akhirnya ikut jatuh bersama terguling-guling dari tangga.
Tangan Qianyu terluka. Tapi,
kondisi Yunyi lebih parah karna kepalanya membentur ujung tangga. Dengan
menahan rasa sakit di tangan, Yunyi meraih walkie talkie nya dan meminta
bantuan.
Mendengar kalau ada orang yang
terjatuh dari tangga, Junhao jadi panik, mengira Qianyu terluka parah. Tapi,
ternyata, Yunyi yang tidak sadarkan diri sementara Qianyu ada di samping Yunyi.
--
Yunyi langsung masuk ke UGD.
Qianyu dan Junhao tampak cemas. Ny. Shan dan Ziqian yang tiba belakangan,
panik. Qianyu langsung meminta maaf karna Yunyi terjatuh ketika dia sedang
mengepel lantai. Emosi Ny. Shan memuncak. Dia sudah membenci Qianyu dan masalah
Yunyi membuatnya semakin membenci Qianyu. Dia menyalahkan Qianyu.
“Ma, ini hanya kecelakaan,” bela
Junhao.
“Sampai sekarangpun kau masih
membelanya!” teriak Ny. Shan, marah. “Ye Qianyu, Junhao dan Yunyi akan segera
menikah. Ku peringatkan padamu, jauhi mereka. Kedepannya jangan muncul di
hadapanku lagi. Keluar.”
Belum Qianyu pergi, dokter keluar
dan memberitahu kondisi Yunyi. Karena benturan di kepala, Yunyi mengalami
pendarahan intrakranial dan menekan saraf optik.
Di saat itu, Yunyi sadar. Tapi,
dia tidak bisa melihat apapun. Semuanya gelap. Yunyi ketakutan dan mulai
menangis. Ny. Shan panik apalagi ketika dia menuntut penjelasan dokter, dokter
bilang kalau Yunyi, buta.
“Jika gumpalan darah bisa
menghilang sendiri, tekanan di saraf penglihatan akan berkurang, dan
penglihatannya akan pulih kembali. Jika darahnya terus menggumpal, saran dari
kami adalah menjalani operasi untuk menghilangkannya,” jelas dokter.
Qianyu yang masih ada di sana,
terkejut dan merasa bersalah. Dia merasa semua adalah salahnya.
Dalam keadaan seperti itu,
walaupun Ziqian ada di sampingnya, Yunyi hanya mencari Junhao. Dan terlihat
jelas raut wajah sedih Ziqian. Melihat semua itu, Qianyu merasa tidak pantas
ada di sana dan memilih pergi. Dan Junhao hanya bisa melihat kepergiannya.
Taichu sudah mendengar yang
terjadi dan segera bergegas ke rumah sakit. Dia menyadari kalau tangan Qianyu
terluka walaupun Qianyu terus berkata tidak apa-apa.
--
Ny. Shan kembali meminta Junhao
untuk memecat Qianyu. Junhao menolak karna menurutnya ini hanyalah kecelakaan.
Ny. Shan tidak peduli karna dia sudah tidak ingin melihat wajah Qianyu lagi.
Junhao tetap pada pendiriannya, menolak. Ny. Shan semakin marah. Junhao tidak
suka dengan semua ucapan Ny. Shan dan memilih pergi.
Ziqian yang mengejarnya dan
mengajukan satu pertanyaan : “Apa di hatimu, Ye Qianyu lebih penting dari
Yunyi?”
Pertanyaan itu belum di jawab
karna mereka berpas-pasan dengan Taichu dan Qianyu yang baru saja di obati.
Melihat tangan Qianyu yang memakai perban, Junhao langsung menanyakannya
keadaannya dengan khawatir. Qianyu tidak menjawab dan hanya mengajak Taichu
pergi.
Junhao mau mengejar Qianyu, tapi
Ziqian menahan tangannya, “Jika kau tidak bisa menjaga Yunyi dengan baik, kau
lepaskan saja dia.”
Junhao terdiam. Sekarang, dia
mengalami dilema.
--
Taichu membawa Qianyu ke rumahnya
dan menyarankan agar Qianyu menginap sementara. Karna kalau Qianyu pulang
sekarang dengan tangan di perban, Jinzhi akan khawatir.
“Terimakasih Taichu,” ujar
Qianyu, menerima sarannya.
Wajah Qianyu masih muram. Dan
untuk menghiburnya, Taichu menunjukkan kalung yang di belinya untuknya.
“Yang berlalu biarkan berlalu.
Qianyu. Apa kau pernah berpikir untuk melihat dunia luar denganku (keliling
dunia)?”