Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 28


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 28

Images by : Tencent TV

 

 

Setelah berhasil lepas dari masalah, Jinzhi mulai mengomel mengatai para orang kaya yang memandang rendah orang lain padahal dia kan tidak mencuri. Taichu menenangkan Jinzhi dengan menyuruhnya untuk tidak membahasnya lagi, toh masalahnya sudah selesai. Sementara itu, Qianyu hanya tetap diam. Jinzhi jadi merasa bersalah dan meminta maaf karna sudah membuatnya malu. Walaupun Qianyu berkata tidak apa-apa, tapi tetap saja wajahnya tampak murung.

--

 Begitu tiba di rumah, Jinzhi dengan di bantu Qianyu, mencoba melepaskan gelang giok lagi. Dan dengan usaha keras dan paksaan, akhirnya gelang itu pun berhasil lepas. Begitu lepas, Jinzhi mulai mengomel lagi. Taichu kembali menenangkannya dan berkata akan membantu mengembalikan gelang itu besok. Jinzhi jadi nggak enak hati sama Taichu karna merasa sudah merepotkannya.

 

 Karna gelang sudah lepas, Qianyu pamit kembali ke kamarnya. Wajahnya tampak sangat murung. Dan hal itu membuat semuanya jadi khawatir. Taichu pun memutuskan untuk bicara dengan Qianyu.

--

 

 Acara sudah selesai. Ny. Shan masih tampak kesal dengan kelakuan Jinzhi tadi. Saking kesalnya, dia bahkan meminta Junhao untuk memecat Qianyu. Junhao tidak mau menurutinya karna Qianyu tidak melakukan kesalahan apapun. Senwell tidak akan sembarangan memecat orang. Ny. Shan tidak terima dengan pembelaan Junhao dan mengingatkan kalau Jinzhi adalah ibu Qianyu dan dia sudah mencuri gelangnya. Junhao kembali meluruskan kalau Jinzhi tidak mencuri dan mereka sudah meluruskannya tadi.

 Emosi Ny. Shan membuatnya suaranya jadi mengeras. Dia masih menganggap Jinzhi sebagai pencuri. Jika tadi dia dan Yunyi tidak menangkap basah Jinzhi, maka gelang itu sudah di bawa kabur. Dan itu namanya pencuri! Dan kenapa pula Junhao malah membela mereka?!

“Aku tidak membela mereka. Hanya saja aku tidak ingin membuat keributan besar di pesta ulang tahun tadi,” kilah Junhao.

 

 Ny. Shan tetap pada pendiriannya. Dia ingin Junhao memecat Qianyu. Tapi, Junhao tetap tidak mau. Yunyi yang sedari tadi mendengarkan, tampak sangat kecewa dengan keputusan Junhao. Dia tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaan saat Junhao terus saja membela Qianyu.

Ny. Shan mengingatkan Junhao kalau dia akan segera menikah. Jadi, yang harus di lakukan Junhao agar kehidupannya kembali seperti dulu adalah memecat Qianyu. Dengan begitu, Junhao baru bisa berbahagia dengan Yunyi.

 Walau apapun yang Ny. Shan terus memaksa, Junhao tetap tidak mau memecat Qianyu. Perkelahian antara ibu dan anak mulai timbul. Yunyi yang menengahi dengan mengingatkan kalau ini adalah hari ulang tahun Ny. Shan, jadi membuat Ny. Shan kesal.

 Junhao mencoba untuk tidak melawan lagi. Dia memilih pergi dengan alasan mau bekerja.

--

 

 Taichu mengajak Qianyu bicara berdua. Qianyu merasa minder dengan hidupnya. Hari ini, dia merasakan betapa kecil dan rendahnya dirinya. Ini pertama kalinya dia merasakan itu.

“Apa karna Shan Junhao?”

 “Bukan. Shan Junhao dan Tonghao, mereka berbeda.”

“Sebenarnya, kita tidak perlu terlalu memikirkan pandangan orang lain. Jika mengubah diri karna pandangan orang lain, kita tidak menjadi diri kita lagi,” nasehat Taichu.

 Taichu terus berusaha menyemangati Qianyu.

--

 

 Yunyi tampak tidak tenang memikirkan kejadian hari ini. Dan karna itu, dia menelpon Joe dan menanyakan alasannya mengganti pelayan yang bertugas hari ini. Joe menjawab kalau dia tadi mendadak menerima arahan dari GM untuk menyuruh Ye Qianyu yang bertugas. Jawaban itu, diluar dari dugaan Yunyi. Dan itu membuat Yunyi menjadi semakin insecure.

Dan karna itu, dia menelpon Junhao dan menanyakan keberadaannya. Junhao tidak mau memberitahu dan hanya berkata butuh waktu sendirian. Dia juga menyuruh Yunyi untuk tidak menunggunya.

“Aku akan tetap menunggumu. Junhao, aku mencintaimu,” ujar Yunyi, menegaskan kembali perasaannya. “Apakah kau mencintaiku?”

“Yunyi, jangan di pikirkan lagi. Tidurlah lebih awal,” ujarnya mengalihkan topik tanpa menjawab pertanyaan tersebut.

 

 Apa yang Junhao lakukan, membuat hati Yunyi menjadi semakin tidak tenang. Perasaan Junhao sudah berubah dan beralih.

--

 

 Junhao ternyata pergi ke desa Guanmei. Dia juga tidak tahu kenapa, tapi langkahnya seolah menuntunnya ke sana di saat hatinya merasa gundah. Junhao berjalan tanpa arah, dan seolah takdir yang menuntun, dia malah bertemu dengan Qianyu yang sedang duduk merenung seorang diri.

 

 

 Qianyu jelas terkejut melihat Junhao datang ke Guanmei, “Kenapa kau di sini?”

“Aku juga tidak tahu. Aku mengemudi ke sini tanpa menyadarinya. Aku tidak pernah datang ke tempat ini tapi merasa sangat familiar. Apakah Tonghao dulu pernah datang kemari denganmu?”

 

 Pertanyaan itu, membuat Qiayu teringat kalau itu adalah tempat pertamanya ciuman dengan Tonghao. Dia saat dia mengejar Tonghao yang akan di kirim kerja keluar negeri, kemudian Tonghao melompat ke laut dan dia menyelematkannya. Dan kemudian, ciuman itu terjadi.

“Semuanya sudah berlalu,” ujar Qianyu, sedih. “Ah, masalah hari ini, terimakasih.”

“Tidak perlu berterimakasih. Sejak aku bertemu denganmu, masalah tidak pernah habis. Aku sudah terbiasa. Tapi, tidak pernah ada orang sepertimu.”

“Seperti yang bagaimana?”

“Dulu aku selalu menganggapmu sebagai orang yang biasa, tidak cantik, kasar dan tidak sopan. Menurutmu, apa yang menarik darimu?”

 

 Pertanyaan itu membuat Qianyu jadi kesal karna Junhao hanya menjelek-jelekannya.

“Tapi, aku memikirkanmu setiap saat. Saat kau di tindas, aku akan menghajar orang itu. Kau menjadi pendamping orang lain, aku malah sengaja membuatmu menjadi pelayan. Dalam hidupku ini, ini pertama kalinya aku tahu apa itu kecemburuan dan posesif. Menurutmu, orang sepertimu, sebenarnya punya pesona apa bisa mengubah isi hati seseorang? Sejak kecil, aku tidak suka di pengaruhi orang lain. Membenci orang yang mempengaruhiku. Jadi, aku benci melihatmu di sekitarku, mengganggu pola pikirku. Beritahu padaku, harus bagaimana agar kau tidak mempengaruhi hidupku lagi? Bagaimana agar aku tidak terus memikirkanmu?”

 Pertanyaan yang entah kenapa membuat Qianyu merasa sedih, “Kisah Tonghao dan Ye Qianyu telah berlalu. Jika sekarang aku mengganggu kehidupanmu, aku minta maaf. Aku akan pergi.”

Jawaban yang tidak di harapkan oleh Junhao. Dia menegaskan perasaannya kalau sekarang dia baru menyadari apa itu cinta dan penderitaan. Dan dia akhirnya mulai percaya mengenai semua kisah Tonghao yang pernah Qianyu katakan. Harusnya dia sadar ketika Qianyu menemukan cincinnya dan memakainya kemudian tidak bisa melepaskannya, itu adalah petunjuk dari takdir untuknya (cincin yang di gunakan untuk melamar Yunyi, tapi terjatuh dan di temukan Qianyu. Kemudian, pas dia mau merebut kembali, cincin itu tidak bisa lepas. Itu saat sebelum Junhao hilang ingatan).

 

 “Ye Qianyu dan Shan Junhao berasal dari dua dunia berbeda,” tegas Qianyu.

“Aku tidak peduli. Bisakah kau memberiku satu kesempatan?”

Qianyu terdiam mendapat pertanyaan tersebut. Dia kemudian memalingkan wajahnya dan jujur berkata bahwa saat Tonghao pergi, dia sangat berharap Junhao akan mengatakan pertanyaan itu, tapi Junhao tidak mengatakannya. Dan sekarang, mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing. Dia juga sudah berusaha melupakannya secara pelan-pelan. Apa tidak bisa mereka menjalani kehidupan masing-masing?

 

 “Tidak bisa. Aku tidak setuju,” ujar Junhao, mulai egois.

“Hari ini, di pesta, ketika aku dan Ibuku di lihat oleh banyak orang, aku sudah menyadari perbedaan kita. Jika kita bersikeras bersama, pasti akan melukai banyak orang. Termasuk dirimu. Jadi, masalah yang terjadi hari ini, aku akan menganggapnya tidak pernah terjadi.

“Hal yang sudah terjadi, sudah terjadi. Kenapa harus di anggap tidak pernah terjadi?”

 

 “Orang yang ku cintai adalah Tonghao.”

“Tonghao adalah Shan Junhao. Apakah kau benar-benar tidak pernah menyukai Shan Junhao? Jika tidak pernah menyukainya, kenapa kau terus memakai cincin ini?” tanya Junhao, melihat kalung cincin yang Qianyu kenakan.

Qianyu melepaskan kalung dengan liontin cincin itu, “Cincin ini, aku bisa memakainya tapi aku juga bisa membuangnya. Seperti ingatanku padamu.”

 

 Dan dengan tangannya sendiri, Qianyu melemparkan kalung cincin itu ke arah laut. Junhao terkejut dengan apa yang Qianyu lakukan. Qianyu menatapnya dengan tatapan yang berkaca-kaca, dan tanpa mengatakan apapun lagi, dia pergi meninggalkan Junhao.

 Junhao terdiam, berdiri mematung.

--

 

 Yunyi masih terus menunggu Junhao. Dan begitu Junhao kembali, dia menanyakan hal yang sama seperti tadi, dia kemana? Junhao tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya, dia ingin mengatakan sesuatu pada Yunyi.

Yunyi seolah mempunyai firasat mengenai apa yang Junhao ingin katakan, sehingga dia menghindar dengan alasan hari sudah larut malam dan lebih baik mereka istirahat.

“Yunyi. Aku pergi ke Desa Guanmei,” ujar Junhao, tetap bicara walaupun Yunyi tidak mau mendengarkannya.

 

 “Kau sekarang bahkan sudah tidak ingin membohongiku?”

“Maaf, Yunyi. Selama ini, pasti banyak menyusahkanmu. Itu karna aku tidak melihat perasaanku dengan jelas. Jika terus menerus speerti ini, hanya akan membuatmu lebih menderita. Ku pikir, kita sebaiknya memikirkan kembali keputusan menikah kita.”

Yunyi terkejut dengan yang Junhao minta. Sebelum dia sempat mengatakan apapun, Ny. Shan sudah terlebih dahulu menolak. Dia mendengarkan apa yang Junhao katakan pada Yunyi, dan dengan sangat keras, dia menolak Junhao membatalkan pernikahan.

 

 Ny. Shan dan Junhao kembali bertengkar. Ny. Shan merasa ini salah Qianyu, tapi Junhao menegaskan kalau ini bukan salah siapapun. Qianyu tidak menganggunya, tapi dia yang ingin mengganggu Qianyu. Pertengkaran mereka di lakukan di hadapan Yunyi, tanpa memikirkan bagiamana perasaan dan pendapatnya.

 “Ma, aku dan Yunyi tumbuh bersama sejak kecil. Menurutmu, menikah itu sudah sepantasnya. Tapi, akhirnya aku mengerti. Di antara kami hanya ada rasa kekeluargaan bukan rasa cinta,” tegas Junhao. “Jika aku terus bersama Yunyi seperti ini, ini tidak adil untuknya. Yunyi seharusnya menikmati rasa di cintai dan mencintai.”

 Ucapan dan penegasan perasaan Junhao terasa seperti petir yang menyambar diri Yunyi. Yunyi benar-benar tidak tahu harus bereraksi bagaimana. Ny. Shan malah terus memaksa Junhao untuk menikahi Yunyi dan memberikannya kebahagiaannya. Dan juga merupakan pilihan terbaik.

“Ma, aku tidak bisa menikah dengan Yunyi,” ujar Junhao. “Yunyi seharusnya bertemu dengan orang yang bisa memberikannya rasa cinta dan kebahagiaan. Tapi orang itu bukanlah aku. Yunyi, maaf,” tegasnya dan langsung pergi ke kamarnya.

Yunyi tidak bisa menerima hal itu. Baginya, di sepanjang hidupnya, hanya ada Junhao, satu-satunya orang yang di cintainya. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya dan menangis di pelukan Ny. Shan.

--

 Junhao merasa bersalah sudah menyakiti hati semuanya. Tapi, kini, dia pun sudah tidak bisa menyerah terhadap Qianyu.

--

 

 Qianyu melihat semua kartu permintaan yang pernah Tonghao berikan padanya. Dia menangis. Dia mencintai Junhao, tapi dia sadar bahwa dunia mereka terlalu berbeda untuk bisa bersama.

--

 

 Esok hari,

Taichu seperti biasanya menjemput Qianyu dan mengantarkannya ke hotel. Qianyu jadi nggak enak juga karna merepotkan Taichu.

“Qianyu, kenapa kau hari ini tidak memakai kalung itu?” tanya Taichu, melihat leher Qianyu yang kosong.

 “Aku sudah membuangnya ke laut. Beneran sudah ku buang.”

“Kau tidak menyesal?”

“Tidak menyesal.”

--

 

 Yunyi bangung dengan mata sembab. Wajahnya juga tampak pucat dan lesu. Di depan cermin, Yunyi tampak berusaha memaksakan seulas senyum.

Hatinya semakin sedih karna di meja makan hanya ada Ny. Shan. Ny. Shan memberitahu kalau Junhao sudah berangkat pagi-pagi sekali. Ny. Shan juga tahu kegundahan hati Yunyi, karena itu, dia berkata kalau Junhao hanya bingung sesaat, jadi tidak usah di pikirkan.

 “Sedari kecil, Junhao adalah orang yang berprinsip. Kupikir, jika dia sudah mengatakannya, sepertinya dia sudah membuat keputusan pasti,” ujar Yunyi.

 Ny. Shan merasa tidak demikian. Walaupun misalnya, iya, dia tidak akan merestui Junhao dengan wanita manapun. Yunyi juga harusnya tahu kalau Junhao adalah anak berbakti dan tidak akan pernah menentang kehendaknya.

“Kau hanya harus memberikannya waktu agar dia bisa berpikir baik dan tenang.”

“Tapi, sekarang aku tidak tahu harus berbuat apa agar Junhao senang. Mungkin baginya, apapun yang ku lakukan sekarang salah,” ujar Yunyi.

Melihat Yunyi yang begitu pesimis dan sedih, Ny. Shan memintanya untuk tidak usah bekerja hari ini. Dia mengajaknya untuk jalan-jalan, shopping dan menonton film. Yunyi dengan memaksakan senyum, menolak tawaran Ny. Shan dan memilih untuk tetap bekerja.

--

 

 Pagi-pagi, Junhao tidak ke gedung kantor Senwell melainkan ke Hotel Senwell. Joe saja sampai terkejut melihat kedatangan Junhao. Junhao beralasan kalau dia hanya ingin melihat kamar tamu seorang diri.

 Tapi… tujuan sebenarnya adalah melihat Qianyu. Walau Qianyu sudah berpura-pura tidak menghindarinya, Junhao malah menegurnya. Qianyu berusaha keras hanya bicara seperlunya dan fokus bekerja. Tapi, Junhao malah mengikutinya dan memperhatikan apa yang di kerjakannya. Dan saat melihat Qianyu kesulitan, dia langsung membantu.

--

 

 Begitu tiba di kantor, Yunyi langsung pergi ke ruangan Junhao. Tapi, Junhao tidak ada dan yang ada hanya Dawei. Dawei memberitahu kalau Junhao pergi ke Hotel Senwell.

“Kenapa kau nggak ikut?”

“GM bilang dia akan pergi sendiri, katanya ingin memperkuat komunikasi dengan para staff,” jawab Dawei.

Jawaban yang aneh. Dan membuat Yunyi baru teringat kalau Qianyu bekerja di Hotel Senwell. Dengan panik, dia segera bergegas ke hotel. Ziqian sempat melihatnya yang masuk ke lift dengan terburu-buru.

--

 

 Junhao masih saja mengikuti Qianyu. Qianyu sudah berusaha mengusirnya dan menyindirnya yang sangat santai hingga bisa mengawasinya. Junhao malah membuat alasan rumit mengenai inspeksi kamar dan manajemen hotel.

“Walaupun aku tidak mengerti managemen hotel yang sebenarnya, tapi Tonghao pernah bilang padaku kalau rahasia keberhasilan hotel ada di hal-hal kecil. Rancangan Hotel Senwell sangat mewah. Tapi menurutku, senyuman staff di sini tidak lebih cerah dari kak Fengqiao. Wangi di udara sangat harum, tapi tidak senyaman wangi bunga di Penginapan Guanmei. Handuk di kamar sangat halus dan lembut, bersih tapi tidak ada kehangatan dari rumah,” ujar Qianyu, menanggapi.

“Masukan yang bagus.”

“Benarkah?” tanya Qianyu, senang.

 “Kelihatannya Tonghao mengajarkanmu dengan sangat baik. Tonghao sangat hebat.” (wkwk, memuji diri sendiri).

 

 Qianyu langsung tersadar dan menanyakan tujuan asli Junhao datang. Junhao jujur bilang kalau ingin memberikan Qianyu kesempatan untuk tidak menyesal. Kemarin kan Qianyu menolak pernyataan cintanya, jadi dia akan memberikan satu lagi kesempatan.

Situasi itu terselamatkan dengan walkie-talkie Qianyu yang berbunyi dan ada laporan yang menyuruh untuk ke lantai 2 karna ada tamu menumpahkan minuman. Jadi harus segera di bersihkan. Qianyu pun bergegas pergi meninggalkan Junhao.

“Ye Qianyu. Kata-kata yang sudah ku ucapkan, aku tidak akan menariknya. Aku juga tidak akan menyerah begitu saja dengan keputusan yang ku buat,” ujar Junhao, menegaskan pada Qianyu.

--

 Yunyi tiba di Hotel Senwell dan langsung berkeliling hotel untuk mencari Junhao. Kepanikannya bertambah saat salah seorang staff yang di tanyainya mengenai Junhao memberitahu kalau Junhao baru saja turun bersama salah satu anggota divisi kebersihan.

 

 

 Karna terlalu panik, Yunyi sampai tidak mau sabar menunggu lift dan memilih turun tangga. Dia begitu terburu-buru dan tidak memperhatikan kalau Qianyu sedang mengepel tangga dan sudah memasang tanda hati-hati. Karna terburu-buru, Yunyi jadi salah langkah dan terpeleset. Qianyu kaget dan refleks mengulurkan tangan untuk menolong Yunyi, tapi tenagannya kurang dan akhirnya ikut jatuh bersama terguling-guling dari tangga.

 Tangan Qianyu terluka. Tapi, kondisi Yunyi lebih parah karna kepalanya membentur ujung tangga. Dengan menahan rasa sakit di tangan, Yunyi meraih walkie talkie nya dan meminta bantuan.

 Mendengar kalau ada orang yang terjatuh dari tangga, Junhao jadi panik, mengira Qianyu terluka parah. Tapi, ternyata, Yunyi yang tidak sadarkan diri sementara Qianyu ada di samping Yunyi.

--

 

 Yunyi langsung masuk ke UGD. Qianyu dan Junhao tampak cemas. Ny. Shan dan Ziqian yang tiba belakangan, panik. Qianyu langsung meminta maaf karna Yunyi terjatuh ketika dia sedang mengepel lantai. Emosi Ny. Shan memuncak. Dia sudah membenci Qianyu dan masalah Yunyi membuatnya semakin membenci Qianyu. Dia menyalahkan Qianyu.

 

 “Ma, ini hanya kecelakaan,” bela Junhao.

“Sampai sekarangpun kau masih membelanya!” teriak Ny. Shan, marah. “Ye Qianyu, Junhao dan Yunyi akan segera menikah. Ku peringatkan padamu, jauhi mereka. Kedepannya jangan muncul di hadapanku lagi. Keluar.”

Belum Qianyu pergi, dokter keluar dan memberitahu kondisi Yunyi. Karena benturan di kepala, Yunyi mengalami pendarahan intrakranial dan menekan saraf optik.

 

 Di saat itu, Yunyi sadar. Tapi, dia tidak bisa melihat apapun. Semuanya gelap. Yunyi ketakutan dan mulai menangis. Ny. Shan panik apalagi ketika dia menuntut penjelasan dokter, dokter bilang kalau Yunyi, buta.

 

 “Jika gumpalan darah bisa menghilang sendiri, tekanan di saraf penglihatan akan berkurang, dan penglihatannya akan pulih kembali. Jika darahnya terus menggumpal, saran dari kami adalah menjalani operasi untuk menghilangkannya,” jelas dokter.

Qianyu yang masih ada di sana, terkejut dan merasa bersalah. Dia merasa semua adalah salahnya.

 

 Dalam keadaan seperti itu, walaupun Ziqian ada di sampingnya, Yunyi hanya mencari Junhao. Dan terlihat jelas raut wajah sedih Ziqian. Melihat semua itu, Qianyu merasa tidak pantas ada di sana dan memilih pergi. Dan Junhao hanya bisa melihat kepergiannya.

 Taichu sudah mendengar yang terjadi dan segera bergegas ke rumah sakit. Dia menyadari kalau tangan Qianyu terluka walaupun Qianyu terus berkata tidak apa-apa.

--

 

 Ny. Shan kembali meminta Junhao untuk memecat Qianyu. Junhao menolak karna menurutnya ini hanyalah kecelakaan. Ny. Shan tidak peduli karna dia sudah tidak ingin melihat wajah Qianyu lagi. Junhao tetap pada pendiriannya, menolak. Ny. Shan semakin marah. Junhao tidak suka dengan semua ucapan Ny. Shan dan memilih pergi.

Ziqian yang mengejarnya dan mengajukan satu pertanyaan : “Apa di hatimu, Ye Qianyu lebih penting dari Yunyi?”

 Pertanyaan itu belum di jawab karna mereka berpas-pasan dengan Taichu dan Qianyu yang baru saja di obati. Melihat tangan Qianyu yang memakai perban, Junhao langsung menanyakannya keadaannya dengan khawatir. Qianyu tidak menjawab dan hanya mengajak Taichu pergi.

Junhao mau mengejar Qianyu, tapi Ziqian menahan tangannya, “Jika kau tidak bisa menjaga Yunyi dengan baik, kau lepaskan saja dia.”

Junhao terdiam. Sekarang, dia mengalami dilema.

--

 

 Taichu membawa Qianyu ke rumahnya dan menyarankan agar Qianyu menginap sementara. Karna kalau Qianyu pulang sekarang dengan tangan di perban, Jinzhi akan khawatir.

“Terimakasih Taichu,” ujar Qianyu, menerima sarannya.

Wajah Qianyu masih muram. Dan untuk menghiburnya, Taichu menunjukkan kalung yang di belinya untuknya.

“Yang berlalu biarkan berlalu. Qianyu. Apa kau pernah berpikir untuk melihat dunia luar denganku (keliling dunia)?”

 

Post a Comment

Previous Post Next Post