Original
Network : GMM 25
Film ini dibuat untuk efek dramatis. Bukan
film yang berniat untuk mencela profesi apapun atau menyebabkan kesalahpahaman
apapun terkait tugas, sikap para remaja, murid, guru, atau lembaga pendidikan.
Produser film ini meminta maaf atas ketidak nyamanan yang di timbulkan.
Third melakukan patroli diseluruh sekolah bersama para anggotanya. Lalu tiba- tiba terdengar suara sesuatu terjatuh diatas atap. Dan ketika mereka melihat ke arah pintu, para anggota Third merasa ngeri.
“Third,
bagaimana jika itu bukan suara manusia?”
“Jika itu
bukan suara manusia, apa itu?” tanya Third, tidak percaya.
Lalu
terdengar suara pintu berdecik tapi tidak ada seorang pun yang terlihat disana,
dengan ngeri semua anggota Third pun langsung berlari kabur. Dan Third yang
awalnya bersikap berani langsung berlari mengikuti mereka juga karena merasa
ngeri.
Ternyata
orang yang berada di atas atap adalah Ohm, Punn, dan Wave. Ohm bertugas untuk
menakut- nakuti petugas patroli yang datang. Sedangkan Wave dan Punn bertugas
untuk menjaga barang- barang bawaan mereka.
Kemudian
ketika semua petugas patroli pergi, Ohm, Punn, dan Wave langsung bersiap- siap
dan sibuk mengatur barang- barang mereka. Dan dengan capek, Ohm mengeluh,
kenapa mereka tidak meminta bantuan Mon saja untuk mengangkat barang- barang
ini, karena Mon sangat kuat. Dan Punn tidak setuju, karena bagaimanapun Mon
adalah wanita dan mereka adalah pria.
“Mengapa
tidak hanya memancarkan tiang?” keluh Wave dengan kesal, menghentikan keluhan
Ohm.
“Aku tidak
bisa,” jawab Ohm dengan suara keras. “Aku hanya bisa menyembunyikan sesuatu
saja.”
“Sstt…” kata
Punn, menghentikan ocehan Ohm. “Berhenti bcara atau mereka mungkin akan
kembali.”
Punn
kemudian mulai memasang dan merakit kabel- kabel dari alat pemancar jaringan
yang mereka bawa. Dengan perhatian, Ohm lalu memberikan minuman padanya, juga
kepada Wave. Tapi Wave tidak mau menerima botol minum yang Ohm ulurkan, dia
lebih mengambil botol minum sendiri saja.
“Apa
bedanya? Itu sama- sama air,” komentar Ohm, heran.
“Ini bukan
tentang perbedaannya. Ini tentang apa yang terasa benar,” balas Wave dengan
serius.
Setelah Punn
selesai merakit alat pemancar jaringan, Wave pun mulai bekerja untuk
menginstalnya ke laptop. Dan sebelum dia melakukannya, dia mengingatkan Punn
dan Ohm bahwa alat ini hanya boleh di nyalakan besok. Dan Ohm mengiyakan, lalu
dia meletakkan botol air minum nya di atas alat pemancar jaringan. Lalu ketika
dia ingin mengambil botol air minum itu kembali, dia tidak sengaja menjatuhkan
dan menumpahkan nya.
“Hei, Ohm.
Jika yang ini rusak, aku tdak akan menurunkannya,” keluh Wave, kesal.
“Tumpahnya
hanya sedikit. Seharusnya tidak masalah,” kata Punn, berkomentar.
Untuk
memastikan bahwa alat pemancar jaringan itu masih baik- baik saja, Ohm pun
menyalakannya. Lalu denagn bangga dia tersenyum, karena alat itu masih bisa
bekerja.
“Oi, Ohm.
Sudah kubilang kita tidak akan menyalakannya sampai besok,” kata Wave,
mengingatkan.
Mengingat
itu, Ohm pun segera ingin mematikan alat itu kembali. Tapi Punn segera
menghentikannya. Dan dengan bingung, Wave dan Ohm menatap ke arahnya. “Sudahkah
aku bilang, kita hanya bisa menyalakan nya sekali? Tidak akan ada cukup energi
untuk menyalakan nya kedua kalinya,” jelas nya, khawatir.
“Jika kamu
memberitahuku, aku akan mengetahuinya,” keluh Wave.
Karena
kejadian ini, Ohm, Punn, dan Wave, merasa sangat stress.
Para
pemakain internet di sekolah merasa senang, karena koneksi internet yang
biasanya sangat lambat, kali ini berjalan dengan sangat cepat sekali.
***
Ujian
penempatan besok.
Para murid
menikmati jaringan internet yang cepat dengan perasaan sangat senang. Termaksud
para siswa The Gifted. Dan Ohm yang paling heboh, karena sekarang menjadi
mereka sangat terkenal.
“Teman
sekolah kita membicarakan tentang Internet yang lebih cepat di Twitter. Mereka
memuji kita sebagai pahlawan misterius. Betapa kerennya itu?” kata Ohm dengan
bangga.
“Pahlawan,
pantatku,” umpat Wave, kesal. “Semakin banyak cerita ini keluar, semakin cepat
tiang yang kita pasang diam-diam akan dicabut,” jelas nya. Sambil sibuk
mengurus mengunduh banyak hal.
“Mulutmu
mengomel, tapi tanganmu sangat aktif,” balas Ohm, mengejek.
Karena
jaringan internet berjalan dengan sangat cepat, maka Wave pun mengatur ulang
seluruh sistem keamanan supaya mereka bisa keluar masuk gedung dengan mudah.
Mereka hanya perlu menggunakan kata sandi yang dia berikan. Dan ganti sandinya
sangat panjang.
Sebelum Ohm
bisa mengingat kata sandi yang Wave kirimkan, kata sandi itu langsung
menghilang lagi. Dan Ohm pun protes dengan heran. Dengan tegas, Wave
menjelaskan bahwa dia sengaja menghapusnya, karena itu tidak boleh di
tinggalkan didalam ponsel, jika tidak maka mereka akan tertangkap.
“Tunggu.
Kata sandinya sangat panjang dan kamu memberi sedikit waktu untuk menghafal.
Siapa yang bisa menghafalnya?” keluh Ohm, kesal.
“Semua orang
kecuali kamu,” balas Wave, mengejek. Dan semua nya tertawa sambil menatap Ohm.
Tepat disaat
itu, Time datang. “Ujian penempatan besok. Apa kalian tidak akan memberikan ku
waktu untuk belajar?” tanyanya, karena mereka mengundang nya di waktu seperti
ini.
“Mengapa
kamu perlu belajar? Kamu pasti akan mendapatkan Program Berbakat,” balas Wave.
Dengan
serius, Pang menjelaskan bahwa ini tidak akan membutuhkan waktu lama. Mereka
hanya ingin melihat perkembangan potensi Time saja. Dan dengan pasrah, Time
menghela nafas.
Ohm, Claire,
dan Mon, mereka bertiga bersiap- siap di tiga tempat yang berbeda. Sementara
Pang, Punn, dan Wave, mereka mengawasi kinerja Time yang menggunakan map untuk
bisa mengetahui posisi seseorang.
Dengan
fokus, Time memegang map dan memikirkan tentang Ohm. Lalu akhirnya dia
menemukan keberadaan Ohm. “Dia ada di kantin,” katanya dengan yakin.
“Kamu
benar!” seru Ohm di telpon. Lalu dia sibuk bermain- main dengan teman- temannya lagi.
Selanjutnya.
“P’Claire. Dia ada di gym.”
“Ya kamu
benar,” jawab Claire yang sedang duduk dengan nyaman di dalam gym.
Selanjutnya.
“P’Mon. Dia ada di perpustakaan.”
“Oh.
Pintarnya, kamu benar,” jawab Mon dengan bangga.
Rapat
dimulai. Kesimpulan dari hasil latihan hari ini adalah Time memilki kekuatan
untuk menentukan lokasi seseorang, tapi batasan nya adalah Time perlu mengenal
orang itu, dan lokasi nya harus di suatu tempat yang Time kenali juga. Dan Time
menjelaskan pendapatnya, dia bisa menemukan seseorang melalui peta juga, itu
jika dia harus mencari di tempat yang dia tidak kenali.
“Dapatkah
kamu menemukan suatu objek?” tanya Wave.
“Aku tidak
yakin. Aku perlu mencobanya,” jawab Time dengan tidak terlalu yakin. Lalu tiba-
tiba dia mulai merasa kepalanya sedikit sakit.
“Itu adalah
efek samping dari potensi. Beristirahatlah hari ini, jangan bekerja terlalu
keras,” kata Pang, menjelaskan.
Time ingin
mengetahui apa rencana mereka untuk besok, jadi diapun bertanya. Dan Pang tidak
mau memberitahu. Sedangkan Wave, dengan serius dia langsung menanyai, apakah
Time ingin bergabung dalam rencana mereka. Mendengar itu, Time pun tidak
bertanya lagi dan pamit untuk pergi.
“Aku iri
dengan Time. Dia sudah menjadi murid The Gifted. Dia tidak perlu stress tentang
Ujian penempatan,” komentar Punn.
“Kita,
disisi lain, tertekan untuk mencapai rencana kita,” balas Pang, setuju.
“Kalian
pernah stress tentang Ujian?” kata Wave, menanyai tentang fakta. Dan Punn serta
Pang pun merasa agak malu.
Hari Ujian
Penempatan
Setiap murid
sibuk belajar dengan giat.
Supot
memanggil Time ke kantornya. Dia memuji- muji Time yang berpidato sangat baik
pada hari pertama sekolah, dan yang telah memimpin kampanye untuk menghidupkan
kembali Program Kelas Berbakat. Mendengar semua pujian itu, Time merasa senang
dan bangga.
“Kamu masuk
sekolah ini karena ingin bergabung dengan Program Berbakat, bukan?” tanya
Supot, mulai masuk ke inti pembicaraan. Dan Time mengiyakan, tapi sekarang dia
memiliki sedikit keraguan.
Supot
bersikap sangat luar biasa. Dia tahu mengenai ke khawatiran Time, tapi dia
tidak menyebutkannya secara langsung supaya tidak menakuti Time. Dia hanya
menjelaskan kepada Time bahwa dia ingin mendukung siswa yang cerdas seperti
Time. Dan dia yakin kalau Time akan memiliki masa depan yang cerah, dengan ada
nya sistem kompetitif di sekolah ini. Oleh karena itu, dia ingin Time
menghargai sistem penilaian ini. Dan dia juga ingin Time untuk masuk ke dalam
kelas Program Berbakat.
Mendengar
itu, Time tersenyum sangat senang.
Darin
menghampiri Guru Pom yang sedang bersiap- siap untuk menyalakan gtelombang sinyal.
Sinyal ini berpotensi untuk mengatifkan gelombang suara khusus yang bisa
membangkitkan potensi seseorang. Dan sinyal ini hanya bisa di dengar oleh
beberapa murid tertentu saja.
“Tugas Pom
hari ini tidak ada yang menarik,” kata Supot, menghentikan Darin yang berpura-
pura seperti ingin membantu, kepadahal sebenarnya ingin mencari tahu sesuatu.
“Tapi jika kamu ingin membantu, aku memiliki pekerjaan penting untuk mu.”
“Apa itu,
Direktur?” tanya Darin.
“Selama
Ujian hari ini, aku tidak yakin apa Anti- Gifted akan bergerak. Aku ingin kamu
mengawasi mereka.”
“Tapi saya
tidak berada di Depatermen admin. Saya khawatir ini telah melampaui ruang
lingkup tugasku,” kata Darin, menolak secara halus.
“Anti Gifted
tidak berada di bawah Departemen Admin. Ini tanggung jawab Program berbakat,
yang menurutku ingin kamu ikuti,” kata Supot, melemparkan tawaran menarik.
Mendengar
itu, Darin pun akhirnya setuju. Dan Supot merasa puas.
“Tapi,
Direktur,” kata Darin, tidak jadi pergi. “Yakin ingin fokus hanya pada Anti
Gifted? Bagaimana dengan fakta bahwa kecepatan data tiba- tiba menjadi lebih
cepat? Apa kamu tidak akan melakukan apapun tentang itu? Kamu mengatakan bahwa
itu tidak ada hubungan nya dengan Kelas Gifted XV, orang- orang yang diam-
diam bekerja melawanmu?” tanyanya, ingin
tahu.
Mendengar
itu, Supot tertawa dengan tenang. “Jangan khawatirkan tentang itu. Saya
memiliki sesuatu dalam pikiranku.”
Sebelum
Ujian Penempatan dimulai. Semua alat elektronik dan jaringan internet akan
dimatikan, dengan alasan supaya tidak terjadi kecurangan. Mendengar pengumuman
tersebut, semua murid merasa kecewa dan stress.
Wave
menyarankan untuk memasang tiang pemancar jaringan lain. Dan Punn menolak,
karena sekarang sekolah memasang Jammer yang menganggu semua sinyal di sekolah.
Dan Wave pun merasa kesal dan mulai menyalahkan Ohm.
“Maafkan
aku,” kata Ohm dengan menyesal, setelah kalah melawan tatapan tajam Wave.
Dengan
tegas, Pang menenangkan semuanya. Bila sekolah menggunakan Jammer untuk
mengganggu jaringan, maka mereka hanya harus menghancurkan Jammer tersebut.
“Aku baru
saja ingin bilang itu,” kata Wave, berkomentar. “Tapi yang lebih penting,
bagaimana kita bisa menemukannya?” tanya nya. Dan semuanya pun diam serta
berpikir.
Time dengan
nyaman membuang air kecil didalam kamar mandi. Lalu Pang datang dan berdiri
disebelahnya sambil tersenyum. Dengan ngeri, Time pun langsung menutupi celana
nya.