Sinopsis Lakorn : The Gifted Graduation Episode 3 - 1/4

 


Original Network : GMM 25

Film ini dibuat untuk efek dramatis. Bukan film yang berniat untuk mencela profesi apapun atau menyebabkan kesalahpahaman apapun terkait tugas, sikap para remaja, murid, guru, atau lembaga pendidikan. Produser film ini meminta maaf atas ketidak nyamanan yang di timbulkan.

Third melakukan patroli diseluruh sekolah bersama para anggotanya. Lalu tiba- tiba terdengar suara sesuatu terjatuh diatas atap. Dan ketika mereka melihat ke arah pintu, para anggota Third merasa ngeri.


“Third, bagaimana jika itu bukan suara manusia?”

“Jika itu bukan suara manusia, apa itu?” tanya Third, tidak percaya.

Lalu terdengar suara pintu berdecik tapi tidak ada seorang pun yang terlihat disana, dengan ngeri semua anggota Third pun langsung berlari kabur. Dan Third yang awalnya bersikap berani langsung berlari mengikuti mereka juga karena merasa ngeri.

Ternyata orang yang berada di atas atap adalah Ohm, Punn, dan Wave. Ohm bertugas untuk menakut- nakuti petugas patroli yang datang. Sedangkan Wave dan Punn bertugas untuk menjaga barang- barang bawaan mereka.



Kemudian ketika semua petugas patroli pergi, Ohm, Punn, dan Wave langsung bersiap- siap dan sibuk mengatur barang- barang mereka. Dan dengan capek, Ohm mengeluh, kenapa mereka tidak meminta bantuan Mon saja untuk mengangkat barang- barang ini, karena Mon sangat kuat. Dan Punn tidak setuju, karena bagaimanapun Mon adalah wanita dan mereka adalah pria.

“Mengapa tidak hanya memancarkan tiang?” keluh Wave dengan kesal, menghentikan keluhan Ohm.

“Aku tidak bisa,” jawab Ohm dengan suara keras. “Aku hanya bisa menyembunyikan sesuatu saja.”

“Sstt…” kata Punn, menghentikan ocehan Ohm. “Berhenti bcara atau mereka mungkin akan kembali.”

Punn kemudian mulai memasang dan merakit kabel- kabel dari alat pemancar jaringan yang mereka bawa. Dengan perhatian, Ohm lalu memberikan minuman padanya, juga kepada Wave. Tapi Wave tidak mau menerima botol minum yang Ohm ulurkan, dia lebih mengambil botol minum sendiri saja.



“Apa bedanya? Itu sama- sama air,” komentar Ohm, heran.

“Ini bukan tentang perbedaannya. Ini tentang apa yang terasa benar,” balas Wave dengan serius.


Setelah Punn selesai merakit alat pemancar jaringan, Wave pun mulai bekerja untuk menginstalnya ke laptop. Dan sebelum dia melakukannya, dia mengingatkan Punn dan Ohm bahwa alat ini hanya boleh di nyalakan besok. Dan Ohm mengiyakan, lalu dia meletakkan botol air minum nya di atas alat pemancar jaringan. Lalu ketika dia ingin mengambil botol air minum itu kembali, dia tidak sengaja menjatuhkan dan menumpahkan nya.

“Hei, Ohm. Jika yang ini rusak, aku tdak akan menurunkannya,” keluh Wave, kesal.

“Tumpahnya hanya sedikit. Seharusnya tidak masalah,” kata Punn, berkomentar.



Untuk memastikan bahwa alat pemancar jaringan itu masih baik- baik saja, Ohm pun menyalakannya. Lalu denagn bangga dia tersenyum, karena alat itu masih bisa bekerja.

“Oi, Ohm. Sudah kubilang kita tidak akan menyalakannya sampai besok,” kata Wave, mengingatkan.

Mengingat itu, Ohm pun segera ingin mematikan alat itu kembali. Tapi Punn segera menghentikannya. Dan dengan bingung, Wave dan Ohm menatap ke arahnya. “Sudahkah aku bilang, kita hanya bisa menyalakan nya sekali? Tidak akan ada cukup energi untuk menyalakan nya kedua kalinya,” jelas nya, khawatir.

“Jika kamu memberitahuku, aku akan mengetahuinya,” keluh Wave.

Karena kejadian ini, Ohm, Punn, dan Wave, merasa sangat stress.


Para pemakain internet di sekolah merasa senang, karena koneksi internet yang biasanya sangat lambat, kali ini berjalan dengan sangat cepat sekali.

***


Ujian penempatan besok.

Para murid menikmati jaringan internet yang cepat dengan perasaan sangat senang. Termaksud para siswa The Gifted. Dan Ohm yang paling heboh, karena sekarang menjadi mereka sangat terkenal.



“Teman sekolah kita membicarakan tentang Internet yang lebih cepat di Twitter. Mereka memuji kita sebagai pahlawan misterius. Betapa kerennya itu?” kata Ohm dengan bangga.

“Pahlawan, pantatku,” umpat Wave, kesal. “Semakin banyak cerita ini keluar, semakin cepat tiang yang kita pasang diam-diam akan dicabut,” jelas nya. Sambil sibuk mengurus mengunduh banyak hal.

“Mulutmu mengomel, tapi tanganmu sangat aktif,” balas Ohm, mengejek.


Karena jaringan internet berjalan dengan sangat cepat, maka Wave pun mengatur ulang seluruh sistem keamanan supaya mereka bisa keluar masuk gedung dengan mudah. Mereka hanya perlu menggunakan kata sandi yang dia berikan. Dan ganti sandinya sangat panjang.

Sebelum Ohm bisa mengingat kata sandi yang Wave kirimkan, kata sandi itu langsung menghilang lagi. Dan Ohm pun protes dengan heran. Dengan tegas, Wave menjelaskan bahwa dia sengaja menghapusnya, karena itu tidak boleh di tinggalkan didalam ponsel, jika tidak maka mereka akan tertangkap.


“Tunggu. Kata sandinya sangat panjang dan kamu memberi sedikit waktu untuk menghafal. Siapa yang bisa menghafalnya?” keluh Ohm, kesal.

“Semua orang kecuali kamu,” balas Wave, mengejek. Dan semua nya tertawa sambil menatap Ohm.


Tepat disaat itu, Time datang. “Ujian penempatan besok. Apa kalian tidak akan memberikan ku waktu untuk belajar?” tanyanya, karena mereka mengundang nya di waktu seperti ini.

“Mengapa kamu perlu belajar? Kamu pasti akan mendapatkan Program Berbakat,” balas Wave.

Dengan serius, Pang menjelaskan bahwa ini tidak akan membutuhkan waktu lama. Mereka hanya ingin melihat perkembangan potensi Time saja. Dan dengan pasrah, Time menghela nafas.


Ohm, Claire, dan Mon, mereka bertiga bersiap- siap di tiga tempat yang berbeda. Sementara Pang, Punn, dan Wave, mereka mengawasi kinerja Time yang menggunakan map untuk bisa mengetahui posisi seseorang.


Dengan fokus, Time memegang map dan memikirkan tentang Ohm. Lalu akhirnya dia menemukan keberadaan Ohm. “Dia ada di kantin,” katanya dengan yakin.

“Kamu benar!” seru Ohm di telpon. Lalu dia sibuk bermain-  main dengan teman- temannya lagi.


Selanjutnya. “P’Claire. Dia  ada di gym.”

“Ya kamu benar,” jawab Claire yang sedang duduk dengan nyaman di dalam gym.


Selanjutnya. “P’Mon. Dia ada di perpustakaan.”

“Oh. Pintarnya, kamu benar,” jawab Mon dengan bangga.

Rapat dimulai. Kesimpulan dari hasil latihan hari ini adalah Time memilki kekuatan untuk menentukan lokasi seseorang, tapi batasan nya adalah Time perlu mengenal orang itu, dan lokasi nya harus di suatu tempat yang Time kenali juga. Dan Time menjelaskan pendapatnya, dia bisa menemukan seseorang melalui peta juga, itu jika dia harus mencari di tempat yang dia tidak kenali.

“Dapatkah kamu menemukan suatu objek?” tanya Wave.

“Aku tidak yakin. Aku perlu mencobanya,” jawab Time dengan tidak terlalu yakin. Lalu tiba- tiba dia mulai merasa kepalanya sedikit sakit.


“Itu adalah efek samping dari potensi. Beristirahatlah hari ini, jangan bekerja terlalu keras,” kata Pang, menjelaskan.

Time ingin mengetahui apa rencana mereka untuk besok, jadi diapun bertanya. Dan Pang tidak mau memberitahu. Sedangkan Wave, dengan serius dia langsung menanyai, apakah Time ingin bergabung dalam rencana mereka. Mendengar itu, Time pun tidak bertanya lagi dan pamit untuk pergi.



“Aku iri dengan Time. Dia sudah menjadi murid The Gifted. Dia tidak perlu stress tentang Ujian penempatan,” komentar Punn.

“Kita, disisi lain, tertekan untuk mencapai rencana kita,” balas Pang, setuju.

“Kalian pernah stress tentang Ujian?” kata Wave, menanyai tentang fakta. Dan Punn serta Pang pun merasa agak malu.



Hari Ujian Penempatan

Setiap murid sibuk belajar dengan giat.



Supot memanggil Time ke kantornya. Dia memuji- muji Time yang berpidato sangat baik pada hari pertama sekolah, dan yang telah memimpin kampanye untuk menghidupkan kembali Program Kelas Berbakat. Mendengar semua pujian itu, Time merasa senang dan bangga.

“Kamu masuk sekolah ini karena ingin bergabung dengan Program Berbakat, bukan?” tanya Supot, mulai masuk ke inti pembicaraan. Dan Time mengiyakan, tapi sekarang dia memiliki sedikit keraguan.


Supot bersikap sangat luar biasa. Dia tahu mengenai ke khawatiran Time, tapi dia tidak menyebutkannya secara langsung supaya tidak menakuti Time. Dia hanya menjelaskan kepada Time bahwa dia ingin mendukung siswa yang cerdas seperti Time. Dan dia yakin kalau Time akan memiliki masa depan yang cerah, dengan ada nya sistem kompetitif di sekolah ini. Oleh karena itu, dia ingin Time menghargai sistem penilaian ini. Dan dia juga ingin Time untuk masuk ke dalam kelas Program Berbakat.

Mendengar itu, Time tersenyum sangat senang.




Darin menghampiri Guru Pom yang sedang bersiap- siap untuk menyalakan gtelombang sinyal. Sinyal ini berpotensi untuk mengatifkan gelombang suara khusus yang bisa membangkitkan potensi seseorang. Dan sinyal ini hanya bisa di dengar oleh beberapa murid tertentu saja.



“Tugas Pom hari ini tidak ada yang menarik,” kata Supot, menghentikan Darin yang berpura- pura seperti ingin membantu, kepadahal sebenarnya ingin mencari tahu sesuatu. “Tapi jika kamu ingin membantu, aku memiliki pekerjaan penting untuk mu.”

“Apa itu, Direktur?” tanya Darin.

“Selama Ujian hari ini, aku tidak yakin apa Anti- Gifted akan bergerak. Aku ingin kamu mengawasi mereka.”

“Tapi saya tidak berada di Depatermen admin. Saya khawatir ini telah melampaui ruang lingkup tugasku,” kata Darin, menolak secara halus.

“Anti Gifted tidak berada di bawah Departemen Admin. Ini tanggung jawab Program berbakat, yang menurutku ingin kamu ikuti,” kata Supot, melemparkan tawaran menarik.

Mendengar itu, Darin pun akhirnya setuju. Dan Supot merasa puas.


“Tapi, Direktur,” kata Darin, tidak jadi pergi. “Yakin ingin fokus hanya pada Anti Gifted? Bagaimana dengan fakta bahwa kecepatan data tiba- tiba menjadi lebih cepat? Apa kamu tidak akan melakukan apapun tentang itu? Kamu mengatakan bahwa itu tidak ada hubungan nya dengan Kelas Gifted XV, orang- orang yang diam- diam  bekerja melawanmu?” tanyanya, ingin tahu.

Mendengar itu, Supot tertawa dengan tenang. “Jangan khawatirkan tentang itu. Saya memiliki sesuatu dalam pikiranku.”


Sebelum Ujian Penempatan dimulai. Semua alat elektronik dan jaringan internet akan dimatikan, dengan alasan supaya tidak terjadi kecurangan. Mendengar pengumuman tersebut, semua murid merasa kecewa dan stress.


Wave menyarankan untuk memasang tiang pemancar jaringan lain. Dan Punn menolak, karena sekarang sekolah memasang Jammer yang menganggu semua sinyal di sekolah. Dan Wave pun merasa kesal dan mulai menyalahkan Ohm.

“Maafkan aku,” kata Ohm dengan menyesal, setelah kalah melawan tatapan tajam Wave.


Dengan tegas, Pang menenangkan semuanya. Bila sekolah menggunakan Jammer untuk mengganggu jaringan, maka mereka hanya harus menghancurkan Jammer tersebut.

“Aku baru saja ingin bilang itu,” kata Wave, berkomentar. “Tapi yang lebih penting, bagaimana kita bisa menemukannya?” tanya nya. Dan semuanya pun diam serta berpikir.


Time dengan nyaman membuang air kecil didalam kamar mandi. Lalu Pang datang dan berdiri disebelahnya sambil tersenyum. Dengan ngeri, Time pun langsung menutupi celana nya.


Post a Comment

Previous Post Next Post