Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 16

 

Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 16

Images by : SBS



Hyun Ho berlatih cello sendirian di kamarnya. Di saat lagi berlatih, dia mendapat telepon dari Dawoon yang meminta fotocopy KTP dan buku tabungan untuk proses pembayaran honor Hyun Ho. Karna mereka sudah mengenal cukup lama dan tahu kalau Hyun Ho pacarnya Jung Kyung, maka tanpa sungkan Da Woon menceritakan perihal Ny. Na yang baru-baru ini masuk rumah sakit. Dan untungnya, kondisinya sudah membaik dan akan pulang beberapa hari lagi.


Da Woon tidak berbincang lama dengan Hyun Ho karna melihat kedatangan Yoo Jin. Dia sangat girang karna Yoo Jin akhirnya kembali bekerja setelah cuti hamil.


Hyun Ho baru tahu kalau nenek Jung Kyung masuk rumah sakit dan karna khawatir, dia mau mengirim pesan pada Jung Kyung. Sebelum mengirim pesan, Hyun Ho menjadi ragu dan akhirnya mengurungkan niatnya.

--


Lagi terjadi kehebohan di kelas Song Ah. Itu karna mereka mendapatkan gosip kalau Song Ah dan Joon Young pacaran. Hae Na yang sekelas dengan Song Ah, langsung nampak tidak suka. Dan karna itu, ketika beberapa orang menanyakan rumor itu pada Song Ah, dia menguping.


Song Ah membantah rumor kalau dia pacaran dengan Joon Young.


“Lihat kan! Musikus kelas dunia tidak akan memacari murid biasa sepertinya!” ujar Hae Na, sinis pada Song Ah. Dan usai mengatakan itu, dia langsung pergi gitu aja.

Teman Song Ah yang bertanya tadi, sampai berkomentar kalau Hae Na sangat jahat bicara begitu. Dan ucapan Hae Na itu melukai hati Song Ah dan membuat Song Ah jadi kepikiran.

--



Joon Young melewati mading dan melihat papan pengumuman tempat duduk orkestra yang masih terpajang. Karna tahu Song Ah merasa tertekan dengan pengumuman itu, maka Joon Young merobek kertas pengumuman. Sialnya, hal itu terlihat oleh Song Ah. Walau begitu, Song Ah memilih diam dan tidak membahasnya.



Mereka berjalan – jalan dan beristirahat di kursi taman. Joon Young berusaha dekat dengan Song Ah, dengan mengajaknya makan malam.

“Sulitkah bagi artis kelas dunia dan mahasiswi yang duduk di baris terakhir orkestra kampus untuk berada di level yang sama?” tanya Song Ah, bukannya menjawab ajakan Joon Young untuk makan malam.


“Anehnya, ada banyak orang yang menyebutkan level belakangan ini. Aku tidak peduli soal itu,” jawab Joon Young, ngerasa lelah.

“Lalu kenapa kamu merobeknya? Urutan tempat duduk orkestra itu.”

“Aku tidak mau kamu khawatir. Aku sungguh... Aku sungguh tidak mau kamu menjadi terobsesi atau terluka karena hal yang tidak penting. Aku tidak tahan melihatnya,” jujurnya.


“Urutan tempat duduk orkestra bukanlah hal yang tidak berarti. Itu sangat berarti bagiku. Itu sebabnya aku terobsesi dengan itu. Andai aku bisa duduk di kursi sebelah atau di baris di depanku. Aku sudah memikirkannya selama empat tahun terakhir. Kamu tidak mengerti, bukan? Mungkin kamu tidak akan mengerti selamanya. Karena itulah aku terus berpikir bahwa mungkin aku tidak akan bisa bersamamu. Aku terus kehilangan kepercayaan diri,” beritahu Song Ah, mengenai rasa percaya dirinya yang terus menghilang setiap kali bersama Joon Young.


“Kalau begitu, kenapa kamu bilang akan menunggu? Karena itukah kamu terus menghindariku belakangan ini? Lalu kenapa kamu bilang menyukaiku dan bilang akan menunggu? Aku hanya bertanya apa kita bisa makan malam, tapi jika kamu ingin mengatakan bahwa kita tidak setara atau semacamnya, aku tidak bisa bersamamu. Aku sangat lelah dan muak mendengar hal semacam itu. Aku juga tidak mau mendengarnya dari mulutmu. Maaf sekali,  aku harus pergi sekarang,” ujar Joon Young, mengenai perasaannya. Mengenai betapa dia berusaha untuk dekat dengan Song Ah, tapi Song Ah sama seperti yang lain, terus menerus membahas mengenai levelnya.


Perkataan Joon Young seolah menampar langsung Song Ah, membuatnya tersadar akan kesalahannya. Bukan Joon Young yang tidak mau berusaha, tapi dialah yang terus menghindar.

--


Karna pertemuan dengan Joon Young, Song Ah sampai lupa janjinya dengan Dong Yun. Dia baru teringat ketika Dong Yun menelpon. Dia sudah mau membatalkan janji, tapi ternyata Dong Yun sudah menunggunya di halte bus.  

--


Joon Young mendapat pesan dari Young In yang memberitahu kalau Ny. Na sudah keluar dari rumah sakit. Karna itu, Joon Young menelponnya. Wajah Ny. Na sangat sumringah saat Joon Young menelpon dan menanyakan keadaannya. Joon Young mengungkapkan rasa leganya karna Ny. Na baik-baik saja. Pembicaraan mereka berlangsung singkat.


Walau begitu, dari raut wajah Ny. Na, tampaknya dia benar-benar peduli pada Joon Young. Mungkin karna Joon Young mengingatkannya akan mendiang anaknya, Jung Kyung Seon.

--


Dong Yun dan Song Ah bicara di workshop Dong Yun. Belum juga Dong Yun bicara, Song Ah sudah meminta agar mereka bicara lain kali karena harinya terasa melelahkan hari ini.


“Song Ah. Aku menyukaimu,” ujar Dong Yun, tiba-tiba.

“Apa?”


“Aku menyukaimu,” ulangnya. “Kita kali pertama bertemu di ruangan klub kita. Lalu kita menjadi teman. Kukira kita teman yang akrab. Tapi aku mulai memikirkanmu sepanjang waktu. Ini memang norak sekali, tapi aku takut jika aku memberitahumu perasaanku, kita tidak bisa berteman lagi.”


Song Ah sangat shock. Dia mengira selama ini, perasaannya bertepuk sebelah tangan. Tapi, dugaanya salah. Di saat hatinya sudah berpaling, dia malah mendapat pengakuan seperti ini. Karna itu, dia menangis.

Giliran Dong Yun yang shock melihat Song Ah menangis.

--


Ketika sudah di rumah, Song Ah duduk merenung. Mungkin, menyadari bahwa dirinya terlalu tidak percaya diri.

--


Esok hari,

Song Ah memutuskan untuk mampir ke Yayasan Kyunghoo menemui Young In. Young In menyapanya dengan sangat ramah.


“Song Ah. Bisakah kamu membantu kami sembari kamu mengambil semester terakhirmu?” tanya Young In, serius.

--



Jung Kyung datang ke apartemen Joon Young untuk menemuinya. Joon Young tidak suka melihat kehadirannya. Jung Kyung mengajaknya bicara, tapi Joon Young menolak dengan tegas.

“Bermainlah denganku,” mohon Joon Young.


“Kubilang tidak akan,” tegasnya. “Aku tidak mau.”

“Aku memang salah.”


“Apa salahmu? Kamu tahu apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu mendatangiku dan melakukan ini?!” teriak Joon Young, merasa frustasi.


“Seharusnya aku tidak melakukan itu kepadamu di New York. Kamu tahu kenapa aku melakukannya? Karena aku sangat iri. Kamu berada di atas panggung. Kenapa aku harus menjadi penonton? Kamu berada dalam cahaya dan... Karena itu aku melakukannya. Aku kekanak-kanakan, bukan? Tapi aku sangat ingin mengajar di Universitas Seoryeong. Orang bilang aku burung tidak bersayap. Aku genius yang sudah jatuh. Aku muak mendengar hal seperti itu. Aku ingin bekerja di Seoryeong karena mereka pasti akan mengakuiku. Joon Young. Aku penasaran tiap hari. Andai aku tidak menyuruhmu mengikuti Kompetisi Chopin, bagaimana situasinya sekarang? Andai seperti itu, bukankah kita akan setara saat ini? Apa itu akan mengubah sesuatu? Apa aku tidak akan sekecewa ini? Jadi, tolonglah aku. Kumohon padamu,” pintanya sambil menangis.       

--


Song Ah baru saja mau pulang dari Yayasan Kyunghoo dan pas pula Joon Young menelponnya. Dia menanyakan kabar Song Ah kemudian bertanya dia ada dimana. Saat tahu Song Ah ada di Yayasan Kyunghoo dan sekarang mau pulang, dia meminta Song Ah menunggu sebentar.

“Kenapa?” tanya Song Ah.

“Ada yang ingin kukatakan. Tunggu aku sebentar.”

Dan Song Ah setuju untuk menunggunya.

--


Song Ah menunggu Joon Young di ruangan gladi bersih.


Flashback

Song Ah ternyata bercerita kepada Young In mengenai hubungannya dengan Joon Young. Joon Young menyuruhnya untuk menunggu, tapi dia menjadi cemas dan merasa akan mengacaukan semuanya. Dia tidak menyangka kalau dirinya tidak sabaran.

“Itu tidak benar. Musikus berlatih dengan giat selama berjam-jam tiap hari selama bertahun-tahun. Aku percaya pada kekuatan waktu. Itu artinya kamu sabar dan bisa menunggu. Percayalah pada dirimu. Dan Joon Young... Beri dia waktu. Joon Young selalu menjadi yang kedua. Jadi, dia kurang bisa mengekspresikan diri. Terkadang dia bisa menjengkelkan, tapi begitu dia mulai peduli padamu, dia tidak akan meninggalkanmu. Kamu bisa memegang ucapanku soal itu,” ujar Young In, menenangkan Song Ah.

End


Joon Young akhirnya tiba dengan nafas ngos-ngosan. Dia merasa sangat lega karna Song Ah masih menunggunya.


“Kenapa kamu ingin menemuiku?” tanya Song Ah


“Ada yang ingin kukatakan. Kurasa aku harus bermain untuk Jung Kyung. Dia benar-benar ingin mengajar di Universitas Seoryeong. Dia sangat menginginkannya. Jadi, resitalnya sangat penting. Banyak yang terjadi antara aku dan dia, tapi kali ini aku ingin membantunya sebagai teman. Aku ingin kamu memahami itu.”

Song Ah sangat kecewa saat tahu kalau Joon Young menyuruhnya menunggu untuk mengatakan hal itu.


“Aku tidak menyangka ini yang akan kamu katakan. Memangnya apa yang akan kamu katakan kepadaku? Jantungku berdebar seperti roller coaster selagi menunggumu. Tapi kamu harus bermain untuk resital Jung Kyung? Kamu memintaku menunggu untuk mengatakan itu?”


“Kupikir kamu akan salah paham. Jadi, aku ingin...”


“Salah paham? Salah paham bagaimana?” potong Song Ah.


“Situasi seperti ini. Aku berusaha keras mendatangimu, tapi kamu terus mendorongku. Jadi, aku datang untuk menjelaskan semuanya dari awal,” jelasnya dengan nada mengeras karna frustasi melihat sikap Song Ah.

“Baiklah. Aku mengerti. Aku sudah mendengar yang ingin kamu katakan. Sudah selesai?” balasnya, dengan nada kesal dan bersiap pergi.


“Aku menyukaimu,” ujar Joon Young dan berjalan ke hadapan Song Ah. “Aku menyukaimu,” ulangnya. “Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Aku datang untuk mengatakan ini,” ujarnya, terus dan terus, menyakinkan Song Ah.


Song Ah sangat terkejut dengan pernyataan cinta tiba-tiba Joon Young. Semakin terkejut ketika Joon Young tiba-tiba saja menciumnya. Dia termundur.


Tapi, Joon Young menatapnya dan kembali menciumnya. Dan kali ini, Song Ah tidak menghindar. Dia terdorong mundur hingga mengenai piano yang ada di belakangnya. Tapi kemudian, mereka berdua mencium meluapkan perasaan mereka.

 

D O    Y O U    L I K E    B R A H M S ?


Post a Comment

Previous Post Next Post