Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 16 - 1

 

Note :

- Tulisan warna hitam = dunia nyata

- Tulisan warna merah = dunia novel

==

Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 16 - 1

Images by : SET TV

Chapter 16


Air mata Xiao’en menetes saat membaca sebagian dari CEO, You’re So Naughty. Buku itu menjadi bukti bahwa dia tidak bermimpi, berhalusinasi ataupun berkhayal. Dia beneran mempunyai hubungan dengan Situ Aoran, di dunia parallel yaitu dalam dunia buku novel.


“Zheng Xiao’en di buku ini adalah… aku,” ujar Xiao’en.

“Hah?” seru Chuntian, bingung.

“Cerita ini beneran terjadi padaku. Jadi, Zheng Xiao’en di cerita ini bukan orang lain, tapi aku,” jelas Xiao’en. “Kau ingat orang pertama yang ingin ku temui saat aku sadar?”


Chuntian mencoba mengingatnya. Saat itu, orang pertama yang Xiao’en cari ketika sadar adalah Situ Aoran, karakter dalam novel.

“Maksudmu, selama 3 bulan ini kau koma, kau masuk ke dalam cerita ‘CEO, You’re So Naughty’?”

Chuntian masih merasa bingung dengan ucapan Xiao’en yang terdengar begitu tidak masuk akal.

“Jangan bilang, Situ Aoran dari CEO, You’re So Naughty adalah He Tianxing di dunia nyata?”


“Aku awalnya mengira begitu. Tapi, He Tianxing tidak mengingat apapun.”

“Itu kan omong kosong. Bagaimana bisa novel sama seperti kenyataan?”

“Lalu, gimana kau bisa menjelaskan ini?”


Chuntian masih tidak percaya karna itu dia mengajukan beberapa pertanyaan terkait kejadian yang ada di dalam novel. Dengan gampang Xiao’en menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut. Tapi, ketika Chuntian menanyakan pertanyaan, di malam ketika listrik mati dan Xiao’en tertidur di samping ranjang Aoran, siapa yang menyelimutinya dengan selimut?

“Aku nggak tahu,” jawab Xiao’en.


“Siapa lagi? Situ Aoran,” beritahu Chuntian.



Xiao’en beneran nggak tahu karna selama ini dia mengira bahwa dia sendiri yang menarik selimut itu dari Aoran. Tidak di sangka, Aoran yang menyelimutinya. Makanya, pas tahu yang sebenarnya, hati Xiao’en bahagia dan di saat yang sama semakin sedih.


“Chuntian, aku mau kau percaya padaku. Aku butuh satu orang untuk percaya padaku. Kalau tidak, aku merasa aku akan gila.”

“Aku percaya padamu,” ujar Chuntian, serius.



Xiao’en memeluk Chuntian dan menangis terisak-isak. Dia bahagia karna Chuntian percaya padanya. Selama ini, dia selalu berpikir kalau dia mengalami mimpi yang sangat panjang. Dan tidak akan ada satupun yang mengingat dirinya di dalam mimpi. Tapi, buku novel itu menunjukkan bahwa hubungannya beneran ada di dunia parallel.

--


Setelah Xiao’en cukup tenang, Chuntian mulai membahas dunia novel yang Xiao’en masuki. Dia sempat-sempatnya protes karena Xiao’en masuk sendiri ke dunia novel tanpa mengajaknya. Waktu menemukan Xiao’en pingsan, dia hampir mati ketakutan. Dan Xiao’en malah bersenang-senang di dunia novel dan bahkan berhasil mendapatkan CEO. Woah, Xiao’en bahkan sempat mengintip CEO mandi. Bener-bener deh, Xiao’en merusak image wanita.


Oh, pantesan saja bibir Xiao’en tiba-tiba berdarah saja waktu di rumah sakit, ternyata itu karna Xiao’en berusaha menghentikan perkembangan proses Chuchu dan CEO, dan akhirnya, malah dia yang mencium Chuchu. Bukan hanya itu, kepala Xiao’en berdarah waktu itu juga karna Chuchu?!

“Ah, waktu itu juga pernah sekali, saat aku membuka pintu bilik kamar mandi dan melihatmu, aku mengira aku berhalusinasi. Tapi, ternyata kau beneran terkurung di sana,” sadar Chuntian.



Karna Chuntian membahasnya, Xiao’en jadi mau tahu, siapa yang mengurungnya di sana waktu itu.

“Chuchu,” jawab Chuntian.

Xiao’en kaget karna mengira yang mengurungnya adalah para figuran. Chuntian memberitahu kalau karakter bertipe lembut dan tidak berbahaya seperti Chuchu adalah orang yang tidak tahan di uji. Ketika pemeran utama pria memberikan perhatian padanya, dia adalah orang baik. Tapi, saat semua berjalan tidak sesuai keinginannya, dia mulai membuat masalah.

“Karna kehilangan posisinya sebagai pemeran utama, dia mungkin tidak bisa menghadapi perubahan yang tiba-tiba ini,” simpulkan Xiao’en.


Karna sudah tahu semua kisah Xiao’en, Chuntian menanyakan langkah Xiao’en selanjutnya. Apa dia akan merelakan Tianxing begitu saja? Xiao’en juga tidak tahu harus gimana. Jadi, dia hanya akan menganggap semua yang terjadi sebagai mimpi. Dan Aoran-nya akan terhenti selamanya di dunia mimpi.

Chuntian berusaha menghibur Xiao’en dengan berkata bahwa semua adalah kesalahan Penulis Meng karna membuat ending hanya sampai adegan pernikahan. Mereka jadi membahas berbagai ending yang lebih baik seperti bula madu, punya anak, dan masih banyak lagi.



Aha!! Chuntian jadi terpikirkan sebuah ide. Bagaimana kalau mereka menyuruh Penulis Meng untuk membuat sequel dari CEO, You’re So Naughty.

“Tapi, aku sudah kembali. Jadi, apa gunanya?”

“Apapun yang terjadi, kita harus mencobanya. Itu lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Benarkan?”

--


Sesuai saran Chuntian kemarin, pagi-pagi mereka langsung menemui penulis Meng, mengemukakan ide mereka untuk membuat sequel dari CEO, You’re So Naughty. Dan apa respon yang mereka dapatkan? Di usir dari rumah penulis Meng.


Mau gimana lagi. Mungkin mereka harus mencoba bicara dengan penulis Meng di hari waktu, setelah penulis Meng lebih tenang. Tapi, di pikir-pikir, Xiao’en sudah mencapai happy ending di ceritanya. The best ending.

Membicarakan mengenai ending, Xiao’en jadi teringat dengan Qingfeng. Apa Chuntian pernah membaca novel mengenai pria yang melakukan petualangan untuk menyelamatkan teman masa kecil yang juga adalah tunangannya?


“Super Mario?” jawab Chuntian. Wkwkw.

“Bukan itu. Peran utama di cerita ini bernama Chen Qing. Ceritanya bersetiing di akhir dinasti Qing. Ceritanya berkisar di sekitar pria ini. Naik turun, mimpi dan musibah, jutaaan wanita muda tapi dia hanya peduli dengan cinta pertamanya.”



Chuntian tidak pernah membawa novel seperti itu, karna itu bukan tipe novel yang di urus kantor mereka. Dia juga tidak pernah melihat atau mendengar novel seperti itu.

--



Susanna baru menyadari kalau Xiao’en sudah tidak ada dan dia langsung melaporkannya pada Tianxing. Susanna tampaknya beneran nggak suka sama Xiao’en karna dia mengomeli Xiao’en yang kabur begitu saja mentang-mentang mereka bilang akan melindunginya. Emang dia kira dia siapa?!

“Aku tidak merasa dia demikian,” bela Tianxing.

“Kau membelanya?”


Tianxing tidak mau menjawab pertanyaan itu. Dia hanya menyuruh Susanna untuk menyuruh Jason mencari Xiao’en. Walau kesal, Susanna tetap mengiyakan perintah Tianxing.  

--



tn. Hu memberikan laporan proyek investasi Tianliang Grup untuk Tianjian review. Tapi, Tianjian bukannya melihat laporan dengan seksama, malah langsung tanda tangan saja. Dia malah lebih sibuk membahas mengenai laporan saksi mata mengenai kejahatannya. Dia sudah melakukan konsultasi dengan pengacaranya dan pengacaranya bilang kalau polisi saat ini hanya mempunyai pernyataan saksi yaitu Zheng Xiao’en. Dan pernyataan itu entah bisa menjadi bukti atau tidak, itu belum pasti. Sementara itu, bukti-bukti lainnya sudah di lenyapkan oleh kakaknya. Jadi, ketika polisi nantinya menggeledah rumahnya, dia hanya perlu menyangkal kejahatannya.


“Kau yakin kalau He Mingli sudah menghancurkan semua bukti?” tanya tn. Hu.


Pertanyaan itu jadi membuat Tianjian meragu.

--



Kondisi Mingli sudah sangat putus asa. Dia bahkan sudah tampak seperti kehilangan jiwanya. Dan di saat seperti itu, Tianxing muncul di hadapannya. Melihat Tianxing muncul di hadapannya, Mingli tertawa. Tawa miris dan di saat yang sama menyeramkan, seolah dia sudah kehilangan akal.


“Kau merasa ini absurd? Ada yang lebih absurd. He Tianjian adalah CEO sekarang,” beritahu Tianxing.


Mingli masih tertawa.

“Ayah meninggal.”


Begitu mendengarnya, tawa Mingli menghilang dan berganti menjadi raut sedih.

--



Mingli di bawa keluar ruangan untuk bicara dengan Tianxing di ruangan jenguk. Walau begitu, mereka tetap di awasi oleh 2 orang petugas. Mingli menanyakan kapan ayah meninggal? Kenapa tidak ada yang memberitahunya?

“Kau tidak perlu melihatku begitu. Ketika ayah meninggal, tidak ada siapapun di sana,” jawab Tianxing.



Mingli malah merasa kalau setidaknya untuk kasus ini, dia merasa di perlakukan adil. Mungkin karna dia dan Tianxing sama-sama tidak bisa melihat ayah untuk terakhir kalinya. Tianxing tampak marah dan memberitahu kalau sedari awal, Mingli tidak pernah memperlakukannya dengan adil.

Flashback

Saat mereka masih SMA dulu, Mingli sudah sering mengganggunya karna dia adalah anak dari selingkuhan tn. He (ayah mereka). Suatu hari, Mingli mencegatnya di jalan dan merebut isi tasnya. Dia membuang semua isi tasnya ke tanah dan kemudian kabur dengan tasnya.


Setelah itu, tanpa Tianxing sadari, Mingli dan Tianjian pergi ke rumahnya. Sesuai dengan rencana Mingli, Tianjian masuk ke dalam rumah Tianxing dan berbohong pada Ibu Tianxing kalau terjadi hal buruk pada Tianxing.

“Hari itu adalah hari ulang tahun ayah. Dan hanya ibuku dan aku yang di undang.”



Tianjian membawa Ibu Tianxing ke tepi sungai. Ketika melihat Ibu Tianxing yang mendekat, Mingli segera membuang tas Tianxing yang tadi di ambilnya ke sungai. Melihat tas putranya hanyut di sungai, Ibu Tianxing salah mengira kalau Tianxing tenggelam. Dengan panik, Ibu Tianxing segera menyebur ke sungai untuk mencari Tianxing.

“Apa hak kalian hingga memanfaatkan cinta seorang ibu dan membuat kami terpisah selamanya?!”



Pada akhirnya, Ibu Tianxing mati tenggelam. Tianxing yang datang terlambat, hanya bisa menangis. Saat dia melihat tas-jnya yang hanyut, dia sadar bahwa semua adalah perbuatah Mingli.

Mingli dan Tianjian masih ada di TKP, tapi mereka tidak berani mendekat dan hanya bersembunyi.

End

“Hari itu, aku tidak pernah melupakan bagaimana raut wajahmu. Aku tahu. Kau hanya menunggu kesempatan. Itu kecelakaan.”


“Ibuku di bunuh! Aku tidak peduli kau mengakuinya atau tidak. Aku tidak peduli walau buktinya ada atau tidak. Aku tidak peduli entah itu kecelakaan atau bukan. Yang aku tahu, ibuku di bunuh,” tegas Tianxing.  


Mingli terdiam. Dia tahu bahwa dendam itu tidak akan pernah hilang. Tapi, di saat Tianxing menanyakan, rasa bersalahnya. Atau apakah dia bisa tidur nyenyak atau tidak? Mingli malah menyebut Tianxing masih sama seperti dulu, menganggap diri sendiri yang di perlakukan tidak adil. Lalu, bagaimana dengannya? Apa Tianxing tahu apa yang sudah Ibu Tianxing lakukan padanya?



Flashback

Mingli yang masih kecil pulang dan menemukan ibunya yang mencoba bunuh diri.

End


“Ayahku tidak pulang hari itu, meskipun Ibuku bunuh diri. Mereka berjanji akan datang untuk melihat penampilanku hari itu. Tapi, karna ibuku mengetahui bahwa ayah berselingkuh dengan Ibumu dan hamil, mereka melanggar janji mereka. Sejak saat itu, tidak ada lagi kebahagiaan di rumahku. Ibumu merusak hidupku. Tuhan ingin dia membayar perbuatannya tersebut!! Apa yang salah dengan itu?! dia hanya mendapatkan apa yang layak di dapatkannya. Itu penebusannya!” teriak Mingli. “Sangat mirip. Ini ekspersi yang kau perlihatkan hari itu. He Tianxing, aku tahu kau tidak akan pernah memaafkanku. Aku pun sama. Aku tidak akan pernah memaafkanmu dan Ibumu. Ayah sudah pergi. Aku sangat sedih. Tapi, kesedihanku berbeda denganmu. Kau sudah kehilangan pendukungmu, seorang ayah penyayang. Tapi, aku berbeda. Penyesalanku adalah dia pergi begitu saja tanpa kesempatan untuk untuk bilang padaku bahwa dia salah.”



Keduanya menyimpan luka masing-masing yang akhirnya perlahan menjadi dendam. Kesalahan di mulai dari sejak tn. He yang berselingkuh.

Tianxing tidak suka dengan perkataan Mingli, karna tn. He juga mencintai Mingli. Mingli tertawa sinis, karna baginya, tn. He tidak pernah menganggapnya ada. tn. He bahkan tidak menyebut namanya di dalam surat wasiatnya.


“Kau sama seperti yang ayah katakan. Kepribadianmu akan menghancurkan hidupmu. Entah bagus atau buruk, emosimu akan selau menghancurkanya. Dan ini yang terburuk tanpa kesempatan untuk menebus,” ujar Tianxing.



Mingli marah. Tapi, tidak bisa menunjukkannya. Dia memilih mengakhiri percakapan dan anggap menganggap Tianxing tidak pernah datang.

--


Tianjian dan tn. Hu datang ke rumah sakit untuk menemui Mingli. Tianjian ingin memastikan bahwa Mingli sudah menghancurkan semua bukti mengenai kejadian hari itu. Tapi, yang di temukannya malah kamar rawat Mingli yang sudah kosong. Ketika dia menanyakannya, dokter memberitahu kalau sudah ada anggota keluarga yang mengeluarkan Mingli.


Tianjian semakin panik dan mulai menebak kalau orang yang membawa Mingli keluar adalah He Tianxing. Sayang, tebakannya salah. Yang membebaskan Mingli adalah Xu Qiumei (Ibu Mingli dan Tianjian).

“Untuk apa Ibu membawanya?”

--


Ibu membawa Mingli ke villa temannya yang jauh dari kota, jadi tidak akan ada yang bisa mengganggu Mingli. Dia juga menyuruh untuk beristirahat di sana.



Flashback

Tianxing ternyata tidak datang sendirian menemui Mingli. Dia membawa Ibu bersamanya.

Mingli tentu terkejut. Bukan hanya membawa Ibu, Tianxing juga memberikan sebuah amplop. Isinya adalah memorandum surat wasiat Ayah.

End



Ibu menyuruh Mingli melihat isi dari memorandum tersebut. Dia menjelaskan pada Mingli kalau Tianxing memberitahu memorandum itu padanya sehingga dia tahu kalau tn. He ternyata meninggalkan banyak uang untuk Mingli. tn. He mengenal Mingli dan takut kalau Mingli akan menghabiskan uang itu dengan asal, jadi dia membuat uang itu dalam bentuk saham dan menunjuk Tianxing sebagai manager saham itu. Tianxing juga bilang padanya kalau tn. He sering membicarakan Mingli.  Di antara ketiga anaknya, tn. He paling khawatir pada Mingli karna Mingli terlalu impulsif dan mudah di tipu. Jadi, dia meminta Tianxing untuk menjaga Mingli.



Mingli entah kenapa merasa marah. Kenapa semua harus selalu berpusat pada Tianxing padahal Tianxing adalah anak selingkuhan! Apa hanya dia yang mempedulikan semua itu?! Ibu menegaskan kalau semua itu hanyalah masa lalu dan ayah bahkan sudah meninggal. Walau dia mendendam, apa gunanya?

Ucapan ibu membuat Mingli merasa bahwa perlawanannya selama ini tidak berguna. Dia marah untuk apa? Berjuang untuk apa? Apalagi, dia tidak pernah menyangka, orang yang akan pertama kali datang dan mengunjunginya di rumah sakit jiwa adalah musuh terbesarnya, He Tianxing. Dan orang yang mengurunya di rumah sakit jiwa adalah keluarga terdekatnya sendiri, adiknya, He Tianjian.



Mingli mulai menangis. Dia memberitahu rasa takutnya bahkan menyangka dirinya akan gila beneran. Dia takut tidak akan bisa keluar. Setiap hari, dia selalu berharap kalau Ibu akan datang menolongnya, tapi Ibu tidak pernah datang.

“Aku mau mengunjungimu.”


“Tapi, tidak pernah sekalipun kau datang!”

“Itu… itu Tianjian yang menyuruhku untuk membiarkanmu istirahat.”

“Kau tidak datang sekalipun!” ulang Mingli.

“Aku takut kalauu kau dalam keadaan mental tidak stabil.”

“Kau. Tidak sekalipun. Datang mengunjungiku!” ulangnya penuh penekanan. “Ma, aku mau tahu. Kalau bukan karna surat wasiat yang Tianxing miliki hari ini, apa kau akan datang mencariku?”


Ibu akhirnya jujur kalau Tianjian sekarang ini adalah CEO dan dia mendapatkan uang dari Tianjian. Dan juga, kepribadian Mingli sangat menyebalkan yang membuatnya pernah berpikir kalau tidak ada gunanya baik dengan Mingli.



Hati Mingli terluka saat tahu kalau Ibunya tidak pernah peduli padanya. Ibu juga tampaknya takut menghadapi kekecewaan dan kemaranhan Mingli hingga dia pun pergi begitu saja.

--


di kantor Penerbitan Ruge.

Chuntian dan Xiao’en bekerja lembur mencari novel yang mempunyai tokoh utama bernama Cheng Qing dan tokoh wanita utama bernama Liu Mushuang. Tapi, udah di cari ke internet pun tetap sulit di temukan novel yang sesuai dengan deskripsi Xiao’en. Apalagi, informasi yang Xiao’en miliki tidak lengkap karna Xiao’en tidak tahu siapa nama penulis, penerbitan atau tahun terbitnya. Yang dia tahu hanya garis besar ceritanya.



Chuntian udah mau nyerah mencari karna toh itu kan hanya tokoh dalam novel, apa segitu pentingnya?!

“Penting. Di dunia itu, dia seperti dirimu yang lain. Ketika aku butuh bantuan, dia selalu ada. Ketika aku melakukan kesalahan, dia juga ada. Jika aku tahu kalau kau berkeliaran tanpa arah, aku tidak akan merasa tenang,” jelas Xiao’en.


Chuntian mengerti. Dia juga berempati karna Qingfeng mempunyai perasan tulus untuk Xiao’en. Xiao’en mengira perasan tulus yang Chuntian maksud adalah perasaan sebagai sahabat. Chuntian kesal dan menegaskan kalau Qingfeng menyukai Xiao’en!


Untuk membuktikannya, dia menunjukkan satu bagian pada Xiao’en.


Flashback

Di episode 14,

“Itu karnamu,” ujar Qingfeng. “Tapi jawaban ini sekarang sudah tidak ada artinya lagi. Setidaknya, kali  ini aku sudah mencoba. Aku tidak menyesal sudah jatuh cinta dengan alien.”

End



Xiao’en beneran shock. Dan sadar kalau selama ini dia begitu tidak peka. Tapi, walaupun saat itu dia tahu perasaan Qingfeng sebenarnya, dia tetap tidak akan merubah keputusannya.

“Perasaan itu yang seperti itu. Sudahlah. Ayo kita berikan dia sebuah happy ending!” semangati Chuntian.



Pembicaraan mereka terhenti karna editor Yao datang. Dia mengucapkan selamat pada Xiao’en yang sudah sembuh. Tapi, kemudian dia menanyakan ide baru Xiao’en. Xiao’en bingunglah. Editor Yao mulai mengomel kalau perusahaan menderita kerugian karna novel CEO You’re So Naughty mendapat banyak review negatif. Jadi, dia ingin Xiao’en memberikan ide mengenai hal baru yang harus penerbitan mereka lakukan.

Aha!! Xiao’en menggunakan kesempatan ini untuk menyarankan agar mereka menangani novel khusus pria (jadi, bisa lebih mudah menemukan novel mengenai Qingfeng). Ide tersebut langsung di tolak. Dia mau ide mengenai buku yang bisa memuaskan fantasi para wanita.


Intinya, apapun ide yang mereka kemukakan tidak ada yang memuaskan Editor Yao. Editor Yao bahkan mengancam akan memotong gaji mereka atas kerugian yang mereka alami jika belum menemukan ide baru segera.

Menyebalkan! Tapi, mau gimanapun tetap harus mereka kerjakan.

--


Chuntian dan Xiao’en pulang bersama. Xiao’en masih belum menyerah dan mau ke toko buku untuk mencari novel lainnya.

--



Tianxing mulai melakukan terapi fisik agar bisa kembali berjalan. Susanna menemuinya dengan ekspresi wajah cemas. Dia melaporkan kalau dia sudah menginvestigasi kondisi saat ini Tianliang grup. Dan sama seperti yang Tianxing duga, setelah Tialiang Hospitality di tutup, di bawah kepemimpinan tn. Hu Chaoqin, dia menggunakan Tianliang Construction, Tianliang Textile, Tianliang Digital dan Tianliang Transportation untuk terus berinvestasi di berbagai perusahaan yang terdaftar di Pulau Cayman.


“Bagaimana pendapatannya?” tanya Tianxing.

“Semua nya adalah investasi jangka panjang. Dalam laporan keuangan, tidak terlihat bermasalah.”

“Hanya karna sekarang tidak ada masalah, bukan berarti di masa depan tidak akan ada masalah. Aku takut kalau Tianliang secara perlahan akan di hancurkan oleh Paman Hu.”


“Tapi… masalah nya semua ini adalah hal legal entah dari sisi transaksi maupun hukum. Jika rencananya memang ingin mengosongkan Tianglian, apa yang harus kita lakukan?”

“Ini bukan seperti kita tidak punya cara, tapi jika kita hanya bergantung pada kemampuan kita, aku takut kita tidak akan bisa menghentikannya.”

“Aku ragu He Mingli akan mau bekerja sama dengan kita,” pendapat Shanna.


Tianxing tidak membahas hal itu lagi, tapi menanyakan mengenai hal lain. Apa Shanna sudah menyampaikan perintahnya tadi pada Jason? Mendengar pertanyaan Tianxing, Shanna jadi kesal. Kenapa Tianxing sangat peduli dengan seorang pengintip?! Dia sudah menyuruh Jason, dan Jason melaporkan kalau tidak ada hal aneh pada Xiao’en. Tapi, ada hal yang menurutnya aneh, yaitu ketika Tianxing dalam keadaan koma selama 3 bulan, Zheng Xiao’en juga koma tanpa alasan jelas selama 3 bulan.

--


Chuntian dan Xiao’en mencari ke toko buku. Tapi, belum ada novel yang sesuai.



Karna tidak ada, Chuntian mengajak Xiao’en untuk berbelanja bulanan saja. Saat melewati sebuah pajangan pengharum ruangan, Xiao’en menjadi menggila. Dia membeli banyak sekali pengharum ruangan itu, karna itu adalah pengharum ruangan dengan bau yang sama yang di gunakan Aoran dalam dunia novel. Wangi pengharum itu mengingatkan Xiao’en akan Aoran.

Chuntian sampai panik saat melihat Xiao’en membeli banyak sekali pengharum ruangan itu, tapi saat tahu alasannya, Chuntian tidak berkomentar lagi.

--


Dalam perjalanan pulang, mereka melihat ada sebuah mobil mewah yang terparkir. Xiao’en jadi ketakutan dan berbisik pada Chuntian, haruskah dia mendaftarkan diri  ke program perlindungan saksi mata? Itu karna Xiao’en mengira dirinya di incar lagi. Jadi, dia mengajak Chuntian untuk kabur.

“Zheng Xiao’en!” suara pria memanggil namanya.



Xiao’en berbalik karna nada dan cara memanggil namanya mirip seperti Aoran. Dan yang memanggilnya adalah He Tianxing.


He Tianxing kini sudah bisa berjalan dengan menggunakan bantuang tongkat. Dia berjalan hingga ke hadapan Xiao’en.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post