Sinopsis
K- Drama : Flower Of Evil episode 16 part 4 END
Original
Network : tvN
Ketika Hyun Su datang berkunjung ke penjara, Mi Ja sangat yakin bahwa Hyun Su pasti belum ingat apapun. Jika ingat, Hyun Su tidak akan pernah datang. Dan mendengar itu, Hyun Su merasa bahwa Mi Ja pasti tahu tentang dirinya.
“Apa kamu
juga sempat bertemu dengannya?” tanya Mi Ja dengan ragu.
Flash back
Hyun Su datang
menjenguk Man Woo yang sekarang di rawat dirumah sakit jiwa.
Melihat
kedatangan Hyun Su, Man Woo menganggap bahwa itu adalah Hee Sung asli yang
datang mengunjungi nya. “Kenapa lama sekali? Ayah sudah lama menunggumu,”
katanya sambil memegang tangan Hyun Su dengan perhatian.
“Ayah
menungguku?”
“Tentu saja.
Ayah menunggu setiap hari,” balas Man Woo sambil tersenyum.
“Aku juga
merindukan Ayah.”
Man Woo
kemudian memberikan Hyun Su permen yang disimpannya di dalam kantong. Dia
sengaja menyimpan itu untuk diberikan kepada Hyun Su ketika Hyun Su berkunjung.
Flash back
end
Hyun Su
menenangkan Mi Ja untuk tidak perlu khawatir. Dan Mi Ja merasa lega mengetahu
itu. Lalu dia menanyai, apa yang ingin Hyun Su tanyakan padanya sekarang.
“Detektif
Cha. Siapa dia bagiku?” tanya Hyun Su dengan ragu.
“Kamu benci
membawanya untuk menemui kami. Awalnya, kami pikir kamu berhati-hati agar
rahasiamu tetap terjaga. Itu pemikiran awal kami,” jawab Mi Ja dengan jujur.
“Namun, kemudian aku mendapati bahwa kamu sungguh menyayanginya,” jelas nya.
Setelah mengatakan itu, Mi Ja beralasan bahwa dia merasa lelah. Jadi diapun pergi.
Moo Jin
datang ke rumah Hae Su yang sudah kosong.
Flash back
Pada saat
makan bersama, Hae Su memberitahu Hyun Su dan Moo Jin tentang rencana nya. Dia
ingin belajar diluar negri, karena selama ini dia tidak pernah bisa menikmati
hidupnya. Dan Moo Jin agak tidak setuju.
“Saat kelas
tiga SMA, Jantungku mulai berdebar saat melihatnya. Aku baru-baru ini teringat
perasaan itu. Aku ingin tempat itu menjadi tempatku memulai kembali,” kata Hae
Su, bercerita.
Mengetahui
keinginan Hae Su itu, Hyun Su mendukungnya. Dan Moo Jin pun ikut mendukung nya
dengan agak berat hati. Lalu diapun pamit serta pergi meninggalkan mereka
berdua.
Melihat Moo
Jin pergi begitu saja, Hae Su merasa khawatir. Dan Hyun Su mengerti. Jadi
diapun menyusul Moo Jin keluar dari dalam restoran.
Diluar
restoran. Moo Jin berdiri didekat jendela dan memandangi Hae Su sambil
menangis. Melihat itu, Hyun Su ingin menghibur Moo Jin, tapi dia bingung harus
menghibur bagaimana, jadi diapun ingin kembali ke dalam lagi.
“Hei. Kamu
sudah di sini, jadi, tolong hibur aku,” pinta Moo Jin, menyadari kehadiran Hyun
Su. Dan dengan lembut, Hyun Su menepuk- nepuk pelan pundak Moo Jin.
Moo Jin dan
Hyun Su kemudian duduk bersama diluar restoran. Moo Jin menanyai pendapat Hyun
Su, haruskah dia menunggu Hae Su. Dan Hyun Su menyuruhnya perbuat sesuka nya
saja.
“Aku akan
melupakan dia. Aku akan menghapusnya dari ingatanku,” kata Moo Jin, memutuskan
dengan sikap patah hati. “Bagaimana kamu bisa hilang ingatan?”
“Jika ingin
hilang ingatan, kamu harus meretakkan tengkorakmu dahulu,” jawab Hyun Su dengan
serius. “Mau kubantu?” tanyanya, menawarkan. Dan Moo Jin diam serta lanjut
menangis lagi.
Flash back
end
Ketika Hae
Su menelpon, Moo Jin berpura- pura bersikap cool dan cuek. Dia beralasan bahwa
dia lupa kalau mereka ada janjian untuk bertelponan hari ini, karena dia sangat
sibuk belakangan ini. Lalu kemudian dia tersenyum senang sambil mengobrol lama
dengan Hae Su di telpon.
Hyun Su berjalan
dijalanan yang pernah di lewatinya dulu.
Flash back
“Hyun Su.
Kamu dan kakak entah bagaimana tersesat selama perjalanan hidup kita. Pada
akhirnya, kita banyak berkelana. Karena itulah kita harus memiliki titik awal
agar tidak tersesat lagi,” kata Hae Su, menasehati Hyun Su.
“Kakak tidak
akan ada di sini lagi. Siapa yang akan membantuku menemukan jawabannya?” tanya
Hyun Su, tidak mengerti terhadap dirinya sendiri.
“Kamu
satu-satunya orang yang tahu jawabannya.”
Flash back
end
Hyun Su
berhenti ditempat kencang pertamanya bersama dengan Ji Won dulu. Tempat mereka
berteduh dari hujan. Tempat Ji Won menyatakan cinta padanya. Tempat Ji Won
tersenyum sangat cermelang.
Mengingat
sedikit kenangan itu, Hyun Su tersenyum kecil. Tapi kemudian senyum itu cepat
menghilang.
Hyun Su
datang ke rumah nya bersama Ji Won dulu. Dia datang ke sana untuk membeli rumah
tersebut. Dan ketika agen perumahan membawanya masuk ke dalam rumah, diapun
mulai melihat- lihat.
Hyun Su
menemukan buku hariannya dulu.
"Dia benci ngengat. Kenapa dia benci
ngengat padahal menyukai kupu-kupu? Mereka spesies yang sama.”
“Boneka Tinker Bell bergantung di tasnya.”
“Poster film di laman media sosialnya.”
“Dia suka hujan. Dia bersemangat saat hujan.
Dan dia tersenyum tanpa alasan. Apa dia suka rasanya saat hujan membasahinya?
Atau dia suka bagaimana hujan meredam suara di sekelilingnya?”
Pemilik
rumah datang dan mengingatkan Hyun Su untuk tidak boleh membaca buku harian
tersebut. Dan pemilik rumah tersebut adalah Ji Won. Melihatnya, Hyun Su merasa
terkejut. Ji Won juga merasa agak terkejut.
“Kamu boleh
mengambil apa pun yang kamu butuhkan. Lagi pula, semua itu milikmu. Buku
catatan itu juga milikmu. Tapi semuanya tentang aku, jadi, aku tidak bisa
memberikannya padamu,” kata Ji Won menjelaskan dengan canggung.
“Omong-omong,
apa aku yang membuat nama bengkel ini?” tanya Hyun Su sambil melihat kartu nama
yang ada di atas meja. “Tempat Bintang
Pagi Beristirahat”. “Kamu tahu apa artinya?”
“Aku
bertanya, tapi kamu tidak pernah memberitahuku. Kurasa tidak seorang pun akan
tahu.”
“Dalam
mitologi Yunani dan Romawi, ada dewa bernama Hephaestus. Dia dewa pengolahan
logam. Dia dewa terjelek di Gunung Olympus. Dan semua orang membencinya karena
kepribadiannya yang buruk. Jadi, dia selalu menghabiskan waktu di bengkelnya.
Tapi dia memiliki istri yang sangat dia cintai. Namanya Venus. Nama lainnya
adalah "bintang pagi",” kata Hyun Su, menceritakan asal nama
bengkelnya.
Dengan
gugup, Hyun Su kemudian menatap ke arah Ji Won dan berbicara dengan serius.
“Kamu selalu ada di benakku di ruangan tempatku menghabiskan sebagian besar
waktuku.”
“Aku
mendaftar untuk dipindahkan ke Gugus Tugas di Busan. Mereka kekurangan orang,
jadi, aku akan segera mendengar kabar dari mereka,” balas Ji Won sambil
merapikan barang- barangnya.
“Kalau
begitu… Apakah itu berarti kamu akan
pergi?” tanya Hyun Su dengan sedih.
“Aku
berencana pindah ke tempat baru dan memulai awal yang baru. Agar aku tidak
bertemu denganmu.”
Mendengar
itu, Hyun Su berjalan mendekati Ji Won. “Bagaimana… Aku akhirnya mengambil satu
langkah mendekatimu. Bagaimana bisa kamu kabur?” katanya dengan gugup.
“Aku
berharap banyak, lalu dikecewakan. Aku berharap banyak lagi, lalu aku
dikecewakan. Aku tidak bisa melakukannya lagi,” kata Ji Won, merasa lelah.
“Tidak
bisakah kamu berubah pikiran?” pinta Hyun Su dengan tulus dan sungguh- sungguh.
“Aku akan bersikap baik kepadamu. Aku akan benar-benar menyukaimu,” janji nya.
Mendengar
itu, Ji Won teringat akan perkataan nya sendiri dulu.
“Mari kita
cari orang yang kamu cari bersama,” ajak Hyun Su. “Tidak, aku sudah mulai
penasaran tentangnya. Aku ingin tahu siapa dia.”
Mendengar
itu, Ji Won merasa terharu. Lalu dia melihat ke arah tangan Hyun Su yang penuh
dengan plester luka. Dan sambil memegang tangannya, Hyun Su menjelaskan bahwa setelah
dia melepaskan cincin ditangannya, dia terus terluka. Karena dia belum terbiasa
tanpa cincin nya.
Ji Won
kemudian melepaskan cincin Hyun Su yang dipakainya sebagai kalung. Lalu dia
memasukkan cincin tersebut ke jari Hyun Su lagi.
“Setiap kali
bersamamu, entah kenapa aku merasa gugup. Aku menjadi takut akan membuat
kesalahan,” kata Hyun Su, mengakui perasaan nya dengan jujur.
“Aku juga,”
balas Ji Won.
Kemudian
mereka berdua saling mendekat dan berciuman dengan mesra.
Hyun Su
merasa gugup, ketika dia datang ke TK untuk menjemput Eun Ha. Namun ketika Eun
Ha memeluknya, kegugupan nya menghilang. Dia mengingat kenangan saat dia dulu
sering mengendong Eun Ha ketika Eun Ha masih bayi dulu.
“Ayah! Aku
sangat merindukan Ayah!” kata Eun Ha dengan bersemangat. “Ayah membawakan
hadiah untukku?”
“Maaf. Ayah
lupa,” jawab Hyun Su dengan agak canggung.
“Tidak
apa-apa. Ayah adalah hadiahku. Aku menyukai Ayah melebihi apa pun di dunia
ini,” balas Eun Ha sambil tersenyum sangat lebar.
“Ayah… Ayah
juga,” balas Hyun Su, merasa tersentuh.
Eun Ha dan
Ji Won kemudian bersama- sama memeluk Hyun Su. Merasakan pelukan mereka, Hyun
Su menangis dan tersenyum bahagia.
Yeahh… akhirnya tamat juga Drama
ini. Gimana pendapat kalian tentang Drama ini?
Kalau aku, pertama kali nonton, aku
selalu merasa deg- degan. Aku pikir Hyun Su memang pembunuh mandor desa dan
komplotan Ayahnya. Bahkan dia yang bunuh di restoran cina itu. Tapi ga disangka
ternyata semua dugaan itu salah.
Para pelaku dalam film ini adalah
orang- orang yang tidak disangka. Aku ga nyangka kalau Hee Sung asli dan Do Min
Seok ternyata saling mengenal. Aku ga nyangka kalau pembunuh mandor desa adalah
Hae Su. Dan Moo Jin yang aku kira awalnya jahat, ternyata ga disangka dia
lumayan baik. Dia benar- benar mencintai Hae Su dan mau membantu Hyun Su.
Lalu untuk akhirnya aku suka. Happy
Ending. ☺❤
Diantara semua tokoh yang ada. Aku paling
suka Eun Ha. Dia pintar, polos, imut, dan lucu.
Terima kasih yang sudah baca
sinopsis disini ya. Happy Reading.
Trima kasih sinopsis ny juga kak admin... 🙏🤗 bahagia bisa baca kisah drama ini
ReplyDeleteBanyak pelajaran yg bs kita petik dari drama ini.. Gumawo,,,🙏
Terima kasih kak :D
DeletePelajaran yang aku petik disini, kita harus jujur.
Trima kasih sinopsisnya..
ReplyDeleteBt_ku yg skg malas nonton drakor lebih suka baca sinopsisnya di sini.
Gumawo 🙏
Terima kasih kak :D
DeleteTerimakasih sinopsisnya...
ReplyDeleteDari awal sampai akhir suka bgt sama tulisannya.
Terima kasih kak :D
Delete