Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 16 - 2

 

Note :

- Tulisan warna hitam = dunia nyata

- Tulisan warna merah = dunia novel

==

Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 16 - 2

Images by : SET TV



Tianxing mengajak Xiao’en bicara di sebuah café. Mereka duduk di satu meja, sementara di meja lain, duduk Jason dan Chuntian. Tianxing bingung harus memulai darimana sehingga dia hanya diam. Sementara Xiao’en hanya terus fokus memandangi Tianxing. Jason sampai nggak tahan dan akhirnya berdeham memberi tanda agar Tianxing segera bicara.



Tianxing sangat tegang apalagi Xiao’en terus memandanginya. Akhirnya, dia ngomong juga, minta Xiao’en untuk tidak menatapnya begitu. Xiao’en langsung menundukkan kepala dan itu membuat Tianxing tersenyum simpul. Xiao’en juga meminta maaf karna sudah menatap Tianxing dan selama ini diam-diam mengawasi.

“Maksudmu itu, memata-mataikan?” perjelas Jason yang langsung mendapatkan tatapan sengit dari Chuntian.


“Benar,” akui Xiao’en. “Aku minta maaf.”




Tianxing penasaran akan satu hal, kenapa Xiao’en melihatnya? Xiao’en dengan serius menjawab kalau Tianxing adalah penyemangatnya. Dia mengingat kalimat Tianxing di sebuah wawancara yang menjadi penyemangatnya (ini pernah di singgung juga di episode 03 atau 04).



Xiao’en memberitahu kesulitan pekerjaannya dan keberadaan Tianxing seperti oasis di padang pasir, seperti sebuah penyemangat. Chuntian ikut membantu Xiao’en menjelaskan. Tanpa segan, mereka memuji ketampanan Tianxing. Jason sampai melongo mendengar alasan mereka yang sangat jujuuuurr.


“Kau sangat aneh (‘guai-ka /weirdo’),” ujar Tianxing, tersenyum.





Kata ‘guai-ka/weirdo’ mengingatkan Xiao’en pada Aoran. Itu kata yang dulu Aoran katakan padanya. Sadar kalau Xiao’en butuh waktu berdua dengan Tianxing, maka Chuntian segera menarik Jason keluar dari café. Xiao’en ternyata sudah tidak mau bicara lagi dan mau keluar juga. Tapi, pertanyaan Aoran menghentikannya.




Aoran menanyakan alasan kenapa Xiao’en menangis hari itu? Hari dimana dia menolong Xiao’en yang di serang setelah membuat kesaksian.

“Kenapa? Apa ada yang salah?”

“Karna aku bisa merasakan kau tidak menyukai jawabanku.”



Mata Xiao’en mulai berkaca-kaca. Tianxing menyadari hal itu. Tapi, Xiao’en mulai membuat alasan ini itu yang tidak masuk akal. Tianxing masih terus bertanya, kenapa Xiao’en pergi begitu saja? Apa penting mengenai dia takut gelap atau tidak? Apa pertanyaan itu mempunyai semacam arti?

“Itu tidak ada artinya. Bagimu,” jawab Xiao’en.



Tianxing kemudian menanyakan topik lain. Kenapa waktu melihatnya jatuh dari gedung, Xiao’en tidak langsung membuat pertanyaan? Kenapa sekarang tiba-tiba muncul dan melapor?

“Sebelumnya, aku tidak berani. Aku benar-benar hanya pekejar biasa dan pencundang. Tipe orang yang jika berpas-pasan di jalan tidak akan di ingat. Jadi wajar jika bos memarahiku. Bahkan jika aku merasa malu dan mengungkapkannya, bosku bisa semakin malu. Diriku yang seperti ini, hanya mengejar satu hal dalam hidup.”

“Apa?”


“Hidup dengan tenang, sehari demi sehari. Bagaimanapun, aku bukan orang penting. Bahkan jika aku bilang aku menyaksikannya, orang-orang mungkin tidak akan percaya padaku. Walaupun ada yang percaya, apa gunanya? Buktinya pasti sudah tidak ada.”

“Kalau begitu, kenapa kau masih melapor ke polisi?”

“Karna terjadi beberapa hal belakangan ini yang membuatku sadar, bahkan jika aku kelihatan tidak spesial, selama aku melakukan sesuatu, aku akan bisa mendapat kesempatan merasakan keajaiban.”

Tianxing semakin bingung karna yang dia tahu selama beberapa bulan ini kan Xiao’en koma. Xiao’en tidak menjelaskan lebih lanjut dan hanya berujar bahwa keajaiban yang dimaksudnya adalah dia bisa bangun dari koma.

Takut kalau Tianxing akan semakin menanyakan pertanyaan sulit, Xiao’en bergegas pamit pulang. Sebelum pergi, dia menyemangati Tianxing untuk terus melakukan rehabilitasi.


Setelah Xiao’en pergi, Jason kembali masuk ke café. Begitu dia masuk, Tianxing langsung memerintahkannya untuk membeli semua novel yang di tangani oleh Xiao’en.

--


Tujuan Chuntian membiarkan Xiao’en bicara berdua dengan Tianxing agar Xiao’en memberitau mengenai dunia parallel tersebut. Dan ternyata, Xiao’en tidak melakukannya. Xiao’en menjelaskan kalau dia memberitahu, Tianxing tidak akan percaya dan malah menganggapnya gila.


Chuntian mengerti dan menyemangati Xiao’en untuk tidak merasa down.

--


Sushanna (Shanna) sangat marah saat melihat Tianxing pulang dengan membeli banyak novel romance. Apalagi saat Jason bilang kalau itu semua adalah novel yang di tangani Xiao’en. Shanna dengan geram menjelaskan kalau novel-novel itu di tujukan untuk para pembaca wanita, untuk memuaskan fantasi-fantasi mereka.


Jason mengerti karna itu pasti seperti konsep novel Wuxia yang di targetkan untuk para penggemar bela diri sepertinya. Tapi, kenapa Shanna bisa tahu novel – novel itu? Apa dia membacanya? Shanna tidak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya mau tahu apa alasan Tianxing membeli semua novel itu.


Tianxing jujur menjawab kalau dia sekarang penasaran dengan Xiao’en.

--


Xiao’en tidak bisa tidur. Entah apa yang di pikirkannya.

--



Sementara itu, Tianxing ternyata tidak bisa tidur dengan lampu mati. Tampaknya, dia sebenarnya, takut gelap.

--




Karna tidak bisa tidur, Xiao’en memasang pengharum ruangan yang di belinya. Mencium wanginya, membuat air mata Xiao’en menangis.

--



Tianxing juga tidak bisa tidur. Dan dia menghabiskan waktunya untuk membaca semua novel yang di belinya. Dia tidak pernah membaca novel romantis dewasa seperti itu, sehingga dia tidak bisa mengerti ceritanya yang menurutnya aneh.

Di antara tumpukan novel itu, ada novel CEO, You’re So Naughty.

--


Begitu pulang, Tianjian bertanya memastikan pada ibu, apa dia yang membebaskan Mingli? Dan saat ibu mengakuinya, Tianjian langsung emosi. Ibu jadi kesal karna di salahkan oleh dua anaknya.


Lagi kesal, malah dia kedatangan tamu dari kepolisian.

--


Tianjian di bawa ke kantor polisi untuk di interogasi. Dan Tianjian juga membawa pengacaranya. Selama proses interogasi, Tianjian malah menguap dan acuh tak acuh. Dia membiarkan pengacaranya yang menjawab.


Ketenangannya lenyap karna saat keluar dari kantor polisi, dia malah berpas-pasan dengan Mingli dan Qiaozhi. Mingli di panggil datang untuk di interogasi karna CCTV hilang dan semua yang ada di atap harus di interogasi.

“Lalu, apa kau berencana memberitahu polisi?” tanya Tianjian.


“Aku berencana untuk bekerja sama dalam interogasi dan bersikap jujur,” jawab Mingli sambil berjalan memasuki kantor polisi.


  

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post