Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 13
Images by : SBS
Sehari sebelum kuliah di mulai,
Song
Ah merapikan buku-buku yang akan di pakai untuk hari pertama kuliah besok. Di
saat dia menyusun bukunya, CD miliknya yang di tandatangani oleh Joon Young,
menarik perhatiannya.
--
Joon
Young sedang melihat buku note musik Schumann.
Flashback
Sebelumnya, dia ada menemui Young In dan
meminta agar membantu menjadwalkan penampilannya. Young In heran, karna Joon
Young kan sedang dalam cuti. Joon Young memberitahu sebenarnya, kalau dia
membutuhkan uang sekitar 20.000.000 won. Young In merasa kasihan dan berkata
akan membantu menjadwalkannya, tapi sebaiknya Joon Young tidak terlalu
berharap.
“Ya, aku tahu. Semua aula akan di sewakan,”
ujar Joon Young.
“Selain itu… meski ktia berhasil memesan aula
untuk pertunjukkan, akan sulit untuk mengisi kursi (maksudnya, menjual tiket
hingga habis). Sejak Seung Ji Min memenangkan kompetisi piano, dia jadi lebih
populer. Ini lebih sulit… dari yang kau pikirkan,” jujur Young In.
End
Joon
Young menghela nafas karna semuanya kian sulit.
--
Esok
hari,
Begitu
tiba di kampus, Joon Young langsung pergi menemui Prof. Yoo. Langkahnya terasa
berat, tapi sepertinya hanya ini jalan keluar yang di pikirkannya. Dia menemui
Prof. Yoo dan memohon agar Prof. Yoo mengajarinya. Dia akan mengikuti kompetisi
Tchaikovsky.
--
Saat
kapalan di jariku mengeras, kukira jantungku juga akan tegar.
Song
Ah melihat Joon Young yang sedang di kerumuni begitu banyak mahasiswi untuk
meminta tanda tangan. Dia melihat Joon Young, tapi tidak berani menyapa dan
hanya berjalan begitu saja melewatinya.Joon Young sibuk memberikan tanda
tangannya sehingga dia tidak melihat Song Ah lewat.
Karena
tidak ada hubungan istimewa di antara kami. Bahwa aku akan baik-baik saja
sekarang.
Begitu
Song Ah lewat, sekilas, hanya dengan sekilas pandangan tampak belakang, Joon
Young mengenali Song Ah.
Dia
segera mengejar Song Ah yang sudah berjalan keluar gedung kampus. Song Ah
berpura-pura tidak mendengar panggilannya dan terus berjalan, tapi Joon Young
berlari menghampirinya dan berdiri di hadapannya.
Aku
meyakinkan diriku tiap hari.
Joon
Young begitu terkejut saat melihat mata Song Ah yang memerah. Song Ah juga sama
terkejutnya sehingga dia berbalik dan menyembunyikan air matanya.
“Kau
baik-baik saja?”
“Aku
menyukaimu,” ujar Song Ah. “Aku menyukaimu, Joon Young,” ulangnya.
Hari
itu, dia menceritakan kisahnya padaku.
Tentang
pianonya,
Piano milik Jung Kyung Seon.
Tentang
cintanya,
Jung Kyung
Tentang
temannya,
Hyun Ho
Tentang perasaanya,
Yang berusaha dia hapus
Jika
seandainya perasaanya meluap
Joon
Young menceritakan mengenai dirinya pada Song Ah setelah Song Ah menyatakan
perasaannya. Dia juga memberitahu padanya Traumerei sudah seperti kebiasaan.
Setiap hari dia akan duduk di depan piano dan memainkannya. Rasanya, seperti
mengosongkan emosi yang terus di simpannya sepanjang malam.
“Kecelakaan
ibu Jung Kyung bukan terjadi karenamu,” ujar Song Ah.
“Tetapi,
tetap saja, tidak sesederhana itu bagiku,” ujar Joon Young. “Maaf mengatakan
ini. Aku akan membutuhkan sedikit waktu. Karena itu… kau bisa menungguku?”
“Iya,”
jawab Song Ah, yakin. “Aku akan menunggumu.”
Episode 07
Inquieto : Gelisah,
tidak stabil
Song
Ah berlatih serius di hadapan Prof. Lee, tapi tampaknya Prof. Lee tidak
mendengarkan serius permainannya. Tahu darimana? Karna dia malah
terkantuk-kantuk.
Begitu
selesai, dengan suara yang… hm, entah kenapa terdengar menjengkelkan, dia
bertanya pada Song Ah, pada sesi keberapa penampilan kelulusannya nanti? Song
Ah menjawab, sesi kelima.
Prof.
Lee kemudian menyuruh Song Ah untuk memainkan Franck-Sonata di hari
kelulusannya dan juga bisa di mainkan saat ujian masuk pascasarjana. Dan untuk
pengiring piano, apa Song Ah sudah mencarinya? Song Ah memberitahu kalau dia
akan menanyakannya nanti pada orang yang jurusan piano saat ujian praktiknya
nanti.
Prof.
Lee tidak suka karna Song Ah akan bermain dengan mahasiswa sebagai pengiring di
ujian masuk pascasarjana. Ujian masuk pascasarjana itu tidak seperti ujian
praktik. Pengiring itu sangat penting.
“Violin
Sonata adalah sonata untuk violin dan piano. Bukan violin dan pianis pengiring.
Kedua orang yang memainkan sonata harus bernafas bersama. Kalian harus berpikir
dan menciptakan musik bersama. Kalian adalah rekan dan mitra,” jelas Prof. Lee.
“Jika kau tidak mengenal seorang pianis, hubungi saja orang ini. Dia putri
temanku dan mendapat gelar Master di Julliard untuk iringan piano,” lanjutnya
dan mengirim nomor putri temannya pada Song Ah.
--
Joon
Young memulai sesi latihannya dengan Prof. Yoo. Dia bermain dengan sangat
serius, tapi permainannya tidak memuaskan Prof. Yoo. Selesai Joon Young
bermain, Prof. Yoo mengingatkan mengenai nasehatnya dulu, saat pertama kali mengajar
Joon Young. Di sebuah kompetisi, dia harus mendapat poin 7,8,9 dari semua juri.
Kalau mendapat 10 dari 1 atau 2 juri dan 6 atau 7 dari juri lain, dia tidak
akan pernah bisa memenangkan kompetisi ini. Puaskan semua orang sampai tingkat
tertentu. Di bidang apapun kita bekerja, bisa mengetahui apa yang kita kuasai
adalah sebuah keterampilan. Itu juga berlaku sekarang.
“Lakukan
apa yang kau kuasai, bukan yang ingin kau lakukan. Mengerti?” tegas Prof. Yoo.
“Ya.”
“Musik
hanya ada jika ada yang mendengarkan. Kecuali kau ingin bermain sendiri di
ruangan kecil. Memenangkan kompetisi. Bahkan jika aku tidak memberitahumu, aku
tahu kau jauh lebih putus asa.”
Ucapannya,
tampaknya membuat Joon Young kesal, tapi dia berusaha menahan dirinya.
--
Sekarang
hanya tinggal Young In, Da Woon dan Seung Jae. Selagi Young In menerima
telepon, Da Woon malah mengajak Seung Jae bergosip. Ini mengenai kontrak Joon
Young. Setaunya, Joon Young tanda tangan kontrak dengan perusahaan Chris
setelah menang di Kompetisi Chopin. Kemudian, Chris memberikan hak pengelolaan
di Korea pada Yayasan mereka.
Seung
Jae membenarkan. Sistemnya mirip seperti outsourcing,
dalam waktu lama. Da Woon khawatir kalau Chris akan mencabut hak pengelolaan
Joon Young di Korea oleh Yayasan Kyunghoo. Seung Jae dengan santai menyuruhnya
tidak khawatir karena Young In pasti akan mengurusnya.
Dan
benar saja… seperti yang Da Woon khawatirkan, Chris ingin mencabut hak
pengelolaan Joon Young di Korea oleh Yayasan Kyunghoo. Young In mencoba
membujuk dan bernegosiasi, tapi Chris langsung mematikan sambungan telepon.
--
Song
Ah sedang makan bersama teman-temannya di cafetaria kampus. Sambil makan,
temannya itu menanyakan mengenai musik apa yang akan Song Ah mainkan saat
resital senor nanti? Song Ah menjawab kalau dia akan memainkan Franck-Sonata.
Selagi
mereka berbincang, tiba-tiba saja, Park Joon Young bergabung dengan meja mereka.
Dia duduk di samping Song Ah. Kedua teman Song Ah sangat senang melihat Joon
Young dan mengajaknya berbincang. Tapi, tidak lama karna mereka masih mempunyai
kelas lain, jadi mereka pergi duluan.
Setelah
tinggal berdua, Joon Young menggoda Song Ah karna hanya diam dari tadi seolah
mereka tidak saling kenal. Song Ah balas menggoda : “Kau siapa?” Pertanyaan itu
membuatnya keduanya tertawa bahagia.
Selesai
makan, Song Ah membawa Joon Young berkeliling. Dia juga menunjukkan berbagai
klub yang ada di sana. Dan tidak terasa, hari sudah malam saja.
Sebelum
berpisah, keduanya membuat janji untuk bertemu lagi besok. Joon Young bahkan
mengajak Song Ah untuk makan ice-cream bersama
besok. Ajakannya tentu di iyakan dengan bahagia oleh Song Ah.
--
Kebahagiaan
itu terus terasa hingga malam. Membayangkan akan bertemu dengan Joon Young
besok, sudah membuat Song Ah sangat bahagia.
--
Esok
hari,
Song
Ah dan Joon Young kembali bertemu dan menikmati ice-cream. Hanya dengan
berbincang saja, keduanya sudah tertawa bahagia. Joon Young menyadari kalau
tali sepatu Song Ah lepas, jadi dia menyuruh Song Ah memegangkan ice-creamnya
sementara dia akan mengikatkan tali sepatunya.
“Tidak
mau,” ujar Song Ah. “Aku akan mengikatnya sendiri,” lanjutnya sambil
menyodorkan ice cream-nya untuk di pegang Joon Young. “Di film, pria selalu
mengikat tali sepatu wanita.”
“Di
film?”
“Ya.
Itu membuat wanita itu jatuh cinta padanya. Aku tidak mau jatuh cinta padamu,”
jelas Song Ah.
Jawaban
Song Ah membuat Joon Young tertawa ngakak. Benar-benar di luar pemikirannya. Song
Ah tertawa kecil tapi kemudian dnegan serius menyuruh Joon Young untuk berhenti
tertawa. Joon Young langsung terdiam, mengira Song Ah marah. Melihat ekspresi
Joon Young, Song Ah tertawa keras dan itu membuat Joon Young sadar kalau Song
Ah hanya bercanda tadi.
Mereka
lanjut jalan. Ice cream yang Song Ah pegang sudah mencair dan mengenai tangannya.
Joon Young segera mengeluarkan sapu tangannya dan membiarkan Song Ah memakai
sapu tangannya itu. Ekspresi Song Ah berubah 180 derajat. Senyum dan tawanya
menghilang. Dia tidak mengambil sapu tangan Joon Young dan memilih ke kamar
mandi untuk membersihkan tangannya.
--
Hyun
Ho dan Jung Kyung ada di kampus Seoryeong. Mereka akan mengikuti proses
rekrutmen dosen karna Prof. Song Jeong Hee yang mengajar biola akan pensiun.
Pihak kampus hanya akan memperkerjakan 1 orang sebagai dosen. Dan orang itu di
pilih berdasarkan nilai tertinggi selama test dan bisa memainkan biola, violin,
cello, dan double bass. Semua proses rekrutmen akan di unggah ke papan
pengumuman di situs web.
Penyuluhan
proses rekrutmen sudah usai dan para pelamar boleh pulang. Di saat itulah, Jung
Kyung baru sadar kalau Hyun Ho juga ada di antara para pelamar lainnya.
--
Karna
Song Ah akan ke kamar mandi, Joon Young menawarkan untuk memegangkan violin
Song Ah.
“Jangan
pergi kemana-mana ya,” pinta Song Ah, serius.
“Tentu
saja. Aku tidak akan lari. Percaya padaku.”
Joon
Young tertawa kecil melihat ekspresi Song Ah yang tampak khawatir seolah
violinnya akan di curi.
--
Jung
Kyung langsung mengajak Hyun Ho bicara. Nada nya terdengar sangat marah karna
Hyun Ho tidak memberitahunya kalau akan ikut melamar menjadi dosen di sini.
Hyun Ho yang awalnya biasa aja, jadi marah karna nada Jung Kyung yang begitu.
Apa Jung Kyung marah karna merasa dia akan mengambil posisinya?
“Kenapa
aku harus marah? Kita sudah tidak ada apa-apa lagi,” balas Jung Kyung. “Aku
lega kau sudah memilih jalanmu.”
“Kau
lega? Kau sudah merasa lebih baik?”
“Terus
aku harus gimana? Kita sudah putus! Apa lagi yang kau harapkan?” balas Jung
Kyung, sengit.
Hyun
Ho sudah berusaha menahan perasaan dan emosinya selama ini atas sikap tidak
masuk akal Jung Kyung. Tapi, Jung Kyung memang sudah kelewatan. Hyun Ho
meluapkan rasa marahnya. Apa salahnya hingga Jung Kyung meminta putus? Apa dia
melakukan sesuatu yang tidak di sukainya? Apa salahnya hingga Jung Kyung
begini? Dia sudah memilikirkan apa kesalahannya, tapi tidak menemukan
jawabannya. Apa yang sudah di lewatkannya sampai Jung Kyung meninggalkannya?
Yang dia tahu, selama ini yang di lakukannya selama 10 tahun hanya menatap ke
Jung Kyung! Apa itu salah? Apa dia merasa muak?! Kenapa membuang kebersamaan
mereka selama 10 tahun dengan begitu mudahnya!!!
“Terus
kau mau aku bagaiman?!” teriak Jung Kyung, tidak ingin di salahkan. “Apa aku
menyembunyikan sesuatu darimu? Sudah kubilang, aku berubah pikiran! Aku memintamu untuk menggenggam ku, tapi kau
tidak melakukan apapun!”
“Bukannya
aku tidak melakukan apapun. Aku tidak bisa. Karna alasan kau berubah pikiran…
adalah Park Joon Young!”
“Benar!
Aku mencintai Joon Young. Aku … aku mencintainya!!”
Suara
pertengkaran mereka terdengar hingga keluar ruangan. Dan kebetulannya, ruangan
itu berada di dekat toilet yang di pakai Song Ah. Jadinya, Joon Young yang
sedang menunggu Song Ah, mendengar suara mereka.
Sadar
bahwa pertengkaran mereka semakin hebat dan melibatkannya, Joon Young segera
masuk ke ruangan dan menghentikan mereka berdua. Dia juga menjelaskan pada Hyun
Ho kalau Jung Kyung hanya sedang marah, jadinya bicara sembarangan.
Sayangnya,
Hyun Ho malah semakin marah. Merasa kalau dua orang yang paling dekat dengannya
telah mengkhianatinya.
--
Song
Ah masih di dalam toilet, membasuh tangannya. Alasan Song Ah merasa sedih
setelah melihat sapu tangan Joon Young adalah karna dia tahu kalau itu adalah
sapu tangan yang Jung Kyung berikan pada Joon Young sebelum kompetisi Chopin
(lihat episode sebelumnya, saat Joon Young menjadi pengiring piano Ji Won di
rumah Ny. Na).
--
Hyun
Ho sangat marah dan meluapkannya pada Joon Young. Dia meminta penjelasan Joon
Young. Jung Kyung malah memperkeruh suasana dengan menyuruh Hyun Ho bicara
dengannya saja.
Song Ah yang sudah selesai dari toilet, bingung karna Joon Young menghilang. Dan sama seperti Joon Young, dia mendengar suara pertengkaran di sebuah ruangan dan masuk ke dalam sana.
Di
dalam, Hyun Ho menanyakan apa yang sudah Joon Young dan Jung Kyung lakukan di
New York? Apa yang mereka lakukan hingga berbohong padanya? Apa… mereka tidur
bersama.
“Ya.
Kami tidur bersama,” jawab Jung Kyung, dengan nada tegas tanpa sedikitpun keraguan.
Jawaban
yang membuat Hyun Ho dan Joon Young terhenyak. Termasuk Song Ah yang berdiri di
depan ruangan. Joon Young panik dan menyangkalnya. Dia berteriak marah pada
Jung Kyung karna bicara ngawur. Dia bahkan membentak Jung Kyung untuk
mengatakan yang sebenarnya, kalau yang tadi dia katakan tidak benar!
“Apanya
yang tidak benar? Kau kan mencintaiku!! Katakan! Aku ingin kau mengatakannya!!”
balas Jung Kyung, memuakkan.
Hyun
Ho kecewa dan terluka, memilih pergi daripada berlama-lama di sana. Dan Joon
Young baru menyadari kalau Song Ah ada di depan pintu. Song Ah tidak tahu harus
bagaimana, juga memilih pergi setelah mengambil violinnya yang di letak Joon
Young di atas meja.
Joon
Young panik, segera berlari mengejarnya. Jung Kyung malah memegang tangannya.
Dan dengan kasar, Joon Young menarik tangannya dari Jung Kyung.
“Beritahu
Hyun Ho kalau itu tidak benar!” tegasnya sebelum lari mengejar Song Ah.
Begitu
Song Ah terkejar, dengan sangat serius, Joon Young menjelaskan semua yang Jung
Kyung katakan tidak benar.
“Percayalah
padaku!”
“Aku
percaya. Aku mempercayaimu,” ujar Song Ah. “Tapi… antara kamu dan Jung Kyung,
saat-saat yang kalian habiskan bersama… apa ada ruang untukku?”
Pertanyaan
itu tidak mendapat jawaban Joon Young.
“Aku
akan menunggumu. Aku akan menunggu. Tapi, setidaknya aku ingin tahu.”
Joon
Young hanya diam.
“Aku
pergi dulu,” ujar Song Ah, dengan ekspresi teramat sedih.
Dan
kali ini, Joon Young tidak mengejarnya.
Perasaan
Song Ah begitu terluka menyadari kalau Joon Young tidak mengejarnya. Joon Young
pun sama terlukanya, menyadari kalau sudah menyakiti hati Song Ah.
Hyun
Ho pun terluka karna kedua orang terdekatnya. Sementara, Jung Kyung menangis,
mungkin sedih karna sudah melukai perasaan Hyun Ho dan mungkin juga karna Joon
Young lebih memilih Song Ah daripadanya.
--
Song
Ah pulang dengan bus. Karna bus penuh, Song Ah tidak kebagian tempat duduk.
Seorang halmoni yang melihat Song Ah
menyandang bag case violin,
menawarkan untuk memegangkannya. Song Ah terlihat ragu untuk memberikannya.
“Aku
tidak akan membawanya lari,” ujar halmoni.
Ucapannya
membuat Song Ah teringat dengan Joon Young. Kesedihannya kembali timbul. Dengan
sangat sopan, Song Ah menolak tawaran halmoni,
“Tidak apa-apa, terimakasih.”
--
Joon
Young menelpon Hyun Ho. Dia ingin menyelesaikan kesalahpahaman tadi, tapi Hyun
Ho tidak mengangkat teleponnya.
Joon
Young juga ingin menelpon Song Ah, tapi dia bingung harus mengatakan apa,
sehingga dia mengurungkan niatnya.
D O Y O U
L I K E B R A H M S ?