Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 13 - 2


Note :
- Tulisan warna hitam = dunia nyata
- Tulisan warna merah = dunia novel
==
Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 13 - 2
Images by : SET TV
Aoran kembali setelah menerima telepon. Dia mengajak Xiao’en untuk ikut dengannya. Dia sudah menyuruh orang membuat upgrade version dari versi bersantai Xiao’en.
--
Aoran membawa Xiao’en ke rumahnya. Ruang tamunya sudah di rubah. Atap langit-langit ruang tamu sudah di pasang proyektor, menampilkan pemandangan langit malam dengan penuh bintang. Mau nonton tinggal pilih pakai hp. Snack juga ada di samping. Keduanya sangat menikmati waktu mereka bersama.
“Tempatku ini tentu saja mempunyai sesuatu spesial yang tidak ada di tempatmu.”
“Apa itu?”
“Jika kau tidak suka karna kamar mandi terlalu jauh, aku bisa membawamu ke sana. Kau hanya perlu memberikanku ciuman,” ujar Aoran.
Rayuan yang membuat Xiao’en tersipu malu.  Setelah itu, Aoran malah mengajak Xiao’en makan bersama besok malam. Dan tentu saja Xiao’en bersedia.
--
Qingfeng datang ke kantor polisi untuk menjamin Chuchu sehingga dia bisa bebas, sesuai perintah Aoran. Chuchu sangat berterimakasih padanya.
“Situ harap kau mengundurkan diri dari perusahaan. Itu lebih baik bagimu,” ujar Qingfeng. (daripada di umumkan di pecat, lebih baik dia mengundurkan diri).
Chuchu mulai menangis lagi. Qingfeng bisa mengerti mengenai perasaan Chuchu sekarang, tapi rasa iba-nya untuk Chuchu sudah tidak ada. Mau bagaimanapun, apa yang Chuchu lakukan sangat salah. Chuchu tidak mau di salahkan karna yang di lakukannya hanyalah berjuang demi perasannya. Xiao’en boleh berjuang, tapi kenapa dia tidak bisa?
“Zheng Xiao’en setidaknya tahu batasan. Dia tidak pernah mencelakai siapapun,” tegas Qingfeng. “Sudahlah. Aku akan mengantarkanmu pulang.”


“Aku tahu kau menyukai Zheng Xiao’en. Aku tidak punya kesempatan lagi dengan CEO, tapi kau masih punya. Jika membahas mengenai siapa yang lebih lama mengenal, kau lah yang paling mengenalnya. Kau juga memperlakukan Zheng Xiao’en jauh lebih baik daripada CEO. Kenapa kau tidak bisa? Apa kau tidak mau tahu apa tempatmu di hati Zheng Xiao’en? Jika kau tidak mau menanyakannya dan kehilangannya begitu saja, apa kau senang?”
“CUKUP!” teriak Qingfeng, membentak. “Hari ini tidak terlalu baik. Aku akan memanggilkanmu taksi,” putuskan Qingfeng, urung mengantarkannya pulang.
--





Tapi, ucapan Chuchu terus terngiang di telinga Qingfeng. Dia sudah rela Xiao’en bersama Aoran, tapi kini, dia mulai mempertanyakan, apa posisinya di hati Xiao’en? Dia selalu bersama Xiao’en, dan Xiao’en selalu menyebutnya “Maha Guru Qingfeng”, bilang kalau dia selalu ada di saat dirinya kesulitan, dan berdoa untuk kebahagiaannya.
--

Lagi-lagi Aoran bermimpi buruk. Xiao’en yang tidur di sebelahnya, terbangun karna geliat Aoran. Dia khawatir, tapi Aoran berkata dia baik-baik saja.
“Bisakah aku menceritakan padamu mengenai He Tianxing? Orang ini beneran ada, tapi jangan tanyakan siapa dia dan dimana bisa menemukannya, okay?”
“Kenapa?”
“Karena aku sendiri tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.”
Aoran bingung, tapi memutuskan untuk percaya apa yang akan Xiao’en ceritakan.
“Sebenarnya, kondisi He Tianxing saat ini, sama persis seperti yang kau mimpikan. He Tianxing adalah CEO Tianliang Group. Dia punnya seorang kakak dan abang. Mereka adalah keluarga yang kaya. Aku hanya mengenal He Tianxing dari majalah gosip dan koran bisnis. Aku tidak akan pernah bertemu dengannya. Hanya… banyak sekali dari apa yang kau mimpikan, itu beneran terjadi padanya. Dia semuda dirimu. Dan hidupnya berakhir seperti ini.”
“Mungkin saja dia tidak mau bangun,” pendapat Aoran.
“Bagaimana mungkin?”
“Kau yang bilang sendiri kalau dia anak haram. Meskipun keluarganya memberikan banyak harta padanya, tapi apa yang kakak dan abangnya pasti lebih baik daripadanya. Ibunya tidak mungkin mendukungnya. Ayahnya hanya perhatian padanya karna kemampuannya. Masalah saudaranya akan menerimanya adalah masalah lainnya. Hanya berdiri sendiri di atas, apakah ada nilainya? Bukankah itu tragis? Mungkin saja, menjadi koma adalah cara baginya untuk dapat menjadi dirinya sebenarnya lagi.”
“Apa beneran begitu?” tanya Xiao’en, ragu. “Lalu, gimana denganmu? Apa kau merasa bahagia sekarang?”
“Aku rasa, aku paling bahagia sekarang ini. Mungkin karna hari ini aku mengalami rasanya menjadi tidak berguna, aku jadi sadar kalau hidup seperti He Tianxing tidak baik-baik saja. Sangat berat. Jika kau menghabiskan hidupmu bekerja hanya demi tujuan orang lain, apa gunanya dirimu ada?”
“Ini beneran apa yang kau rasakan?”
“Ya. Aku merasa paling bahagia sekarang. Jika waktu bisa berhenti saat ini, akan sangat bagus,” ujarnya dan memeluk Xiao’en erat.

Ucapan Aoran, mulai membuat Xiao’en berharap kalau apa yang di rasakan Aoran adalah apa yang di rasakan Tianxing sekarang. Dia ingin bisa terus berada di sini bersama Aoran.
--
Esok hari,
Aoran pergi ke kantor bersama dengan Xiao’en. Dia bahkan menggandeng tangan Xiao’en. Walau senang, Xiao’en tetap saja takut dengan respon para pekerja lain melihat mereka datang barengan. Jadi, dia pura-pura kalau tali sepatunya lepas dan menyuruh Aoran masuk duluan ke kantor sementara dia mengikat tali sepatu.

Aoran tahu kalau Xiao’en sengaja agar mereka tidak masuk bersama. Jadi dia menunggu Xiao’en mengikat tali sepatunya, kemudian menariknya masuk ke kantor bersama.
--

Para pegawai wanita heboh melihat kedatangan Qingfeng yang tampak seperti biasa. Eh, tapi tumben dia sendirian, biasanya bersama pasangannya, Aoran.

Baru juga di bicarakan, tidak lama, Aoran tiba di kantor bersama Xiao’en. Untuk lebih memanaskan keadaan, Aoran malah sengaja mengecup kening Xiao’en di depan semua pekerja termasuk Qingfeng.
Xiao’en jadi semakin yakin kalau semua orang pasti akan membencinya. Mati sudah!
  
Qingfeng melihat genggaman tangan Aoran yang begitu erat pada Xiao’en. Para pekerja udah cemas mengira mereka akan bertengkar. Tapi, ternyata tidak. Qingfeng malah menyapa Aoran dengan ramah dan mereka masuk bertiga ke dalam lift.
--

Xiao’en lagi di pantry sendirian. Susan dan Qiutian menghampirinya untuk bergosip. Mereka memberitahu kalau semua pekerja sudah mendengar mengenai Xiao’en yang menyelamatkan Aoran, jadi sekarang mereka mempunyai banyak penggemar. Ada yang bilang kalau Xiao’en menyelamatkan Aoran dari kobaran api, dan saat berjalan keluar gedung, gedung di belakang duaarrr meledak macam di film action. Ada juga yang bilang kalau Aoran jatuh dari atap gedung dan Xiao’en dengan segenap tenaga menariknya. Ada juga yang bilang mobil Aoran kena hack dan berjalan sendiri menuju jurang, kemudian Xiao’en turun dari langit dan menghentikan mobil menyelamatkannya. Woah, semua ceritanya sangat lebay.
“Sebenarnya ceritanya nggak begitu,” ujar Xiao’en, meluruskan.
Susan kemudian mulai serius. Dia memberitahu kalau Chuchu sudah berhenti dari perusahaan. Walaupun di bilang mengundurkan diri, tapi lebih tepatnya, perusahaan yang menyuruhnya mengundurkan diri. Susan dan Qiutian tidak menyangka sama sekali kalau Chuchu bisa bertindak senekat itu. Mereka memang tidak menyukai Chuchu, tapi melihatnya menjadi seperti itu, rasanya tidak nyaman.
“Hey, kau jangan merasa tertekan ya,” nasehat Susan.
“Benar. Terkadang seperti inilah berpacaran. Dan juga, hubungannya dengan CEO kan belum resmi. Dia tidak bisa melarang CEO menyukai orang lain hanya karna mereka saling flirting secara ambigu,” tambahkan Qiutian.
“Bukannya gitu. Hanya saja, rasanya seperti aku mengambil kesempatan pada akhirnya. Jadi, aku tidak tahu harus bilang gimana,” ujar Xiao’en, merasa tidak enak.
--


Lagi fokus kerja, telepon Susan tiba-tiba berbunyi. Begitu mendengar suara orang yang menelpon, Susan jadi tegang. Begitu selesai telepon, dia segera memberi tanda pada Qiutian untuk mengikutinya secara diam-diam. Xiao’en yang lagi fokus kerja sambil melihat foto Aoran sampai tidak sadar kalau Susan dan Qiutian udah pergi dari ruangan.


Pas sadar, dia kelimpungan sendiri. Kemana semuanya?
--

  
Susan dan Qiutian ke ruang rapat karna di panggil Aoran. Aoran langsung to the point kalau dia memanggil mereka karna masalah pribadi. Dia ingin melakukan lamaran. Keduanya kaget dan langsung pergi dengan alasan masih ada kerjaan yang harus di kerjakan.
“Duduk!!” perintah Aoran.
Keduanya langsung balik dan duduk kembali. Susan tahu kalau dia tidak bisa menghindar, jadi dia langsung nanya, lamaran seperti apa yang Aoran inginkan?

“Tentu saja, lamaran yang bisa membuat Xiao’en merasa terharu,” jawab Aoran.
“Lalu, apa CEO sudah punya suatu rencana?” tanya Qiutian.

Aoran mulai menyebutkan rencana yang di bayangkannya. Dia membayangkan memberikan kartu kredit black card dan kemudian berujar : “Menikahlah denganku.” Atau, dia akan melakukan bungee jumping dengan Xiao’en dan sambil berpelukan dan melompat dia akan melamarnya.
“CEO, harusnya kamu tahu kalau Xiao’en takut ketinggian kan?” tanya Qiutian, hati-hati.
“Tentu saja. Dengan berada di bawah hal yang paling menakutkan, perasaan sebenarnya seseorang akan keluar,” jawab Aoran dengan tenang.
Susan kemudian menanyakan hal lain, hadiah apa yang biasanya Aoran berikan pada para gadis? Aoran dengan santai menjawab kalau dia akan memberikan hadiah paling mahal. Semakin mahal, semakin bagus.
Susan dan Qiutian melakukan rapat darurat. Ini adalah misi yang sangat berat. Aoran beneran tidak mengerti apapun untuk membuat perempuan tersentuh. Sangat sulit.
Mereka akhirnya mulai menanyai Aoran mengenai seberapa banyak dia mengenal Xiao’en. Sehingga mereka bisa tahu apa yang bisa membuat Xiao’en merasa tersentuh.
--

Xiao’en sedang mem-fotocopy. Kebetulan Qingfeng lewat, jadi Xiao’en memanggilnya. Dia merasa khawatir karna Qingfeng tampak murung dari pagi, apa ini karna masalah Chuchu? Sebenarnya, alasannya karna Xiao’en, tapi Qingfeng malah mengiyakan dugaan Xiao’en yang salah.

Xiao’en tidak tahu perasaan yang sebenarnya, malah memberikan nasehat untuk menghiburnya. Qingfeng memanfaatkan rasa kasihan Xiao’en padanya dengan mengajaknya makan malam bersama. Xiao’en awalnya menolak karna sudah ada janji dengan Aoran, tapi kemudian melihat wajah sedih Qingfeng, Xiao’en memutuskan untuk membatalkan janjinya pada Aoran dan menemani Qingfeng.
Alasannya karna mereka kan dulunya anggota ‘Klub Patah Hati,’ jadi dia tidak boleh bahagia sendiri. Dia ingin menghibur Qingfeng.
--

Aoran sedang berada di toko perhiasan. Dia melihat cincin untuk melamar Xiao’en. Awalnya dia menanyakan pada pegawai toko mengenai cincin yang paling mahal. Tapi, kemudian dia merubah pertanyaannya dengan menanyakan cincin yang di sukai wanita 20-an tahun.
Lagi senang memilih cincin, dia malah menerima pesan Xiao’en yang meminta janji makan malam mereka di undur.
--

Aoran langsung balik kantor dan menanyakan alasan Xiao’en merubah janji. Xiao’en merasa menyesal dan meminta maaf. Dia menjelaskan kalau Qingfeng sedang sedih karna masalah Chuchu, jadi dia ingin menghibur.
“Itu bukan karna Chuchu!”
“Lalu, karna apa?” tanya Xiao’en balik, tapi tidak bisa di jawab Aoran. “Dari hari pertama aku di sini, Qingfeng yang paling menjagaku. Sekarang perasaannya sedang tidak baik, apa menurutmu aku harus mengutamakan kencan daripada sahabat?”
Aoran masih kesal karna janjinya di batalkan. Dia ingin Xiao’en tetap datang ke restoran karna dia sudah menyiapkan semuanya. Kalau Xiao’en mau pergi menemani Qingfeng silahkan, tapi setelah itu, dia harus menemuinya di restoran. Dia akan terus menunggu Xiao’en selarut apapun itu.
Xiao’en terharu karna artinya Aoran mengizinkannya. Dia memuji Aoran sebagai orang paling tampan dan baik.
--

Sesuai janjinya dengan Xiao’en, Aoran berada di restoran. Sendirian. Menunggu Xiao’en datang.

Dan tentu saja, dia merasa sangat cemas jika Xiao’en tidak datang. Hari sudah semakin larut, tapi Xiao’en belum juga datang.

“Zheng Xiao’en, aku percaya padamu. Tolong jangan kecewakan aku.”


2 Comments

Previous Post Next Post