Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 14 - 2

 

Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 14 - 2

Images by : SET TV

 

Chuntian menjenguk Xiao’en. Dia datang membawa novel ‘CEO, You’re So Naughty’ yang sudah di terbitkannya dengan sampul novel terlihat hampir sama dengan ilustrasi pertama yang mereka berikan. Rasanya menjengkelkan karna mereka di suruh mencari ilustrasi lain,tapi malah ilustrasinya hampir mirip dengan yang pertama kali mereka berikan.

 

“Xiao’en, kau sudah tidur sangaaaat lama. Apa kau mendengar semua yang ku katakan? Kau harus segera bangun,” ujar Chuntian, memohon dengan cemas.

--

 

Aoran pergi ke apartemen Qingfeng. Dia akan memberikan undangan pernikahannya dengan Xiao’en. Dan sebuah kejadian aneh terjadi, Aoran seperti kehilangan kesadarannya dan sosok Tianxing seolah muncul.

“Aoran?” ujar Qingfeng, saat membukakan pintu.

“Siapa?”tanya Aoran, heran.

 

Qingfeng mengira Aoran hanya ngelindur, jadi dia tidak ambil pusing dan mengizinkannya masuk ke dalam apartemen. Qingfeng tahu kalau tujuan Aoran datang untuk memberikan undangan pernikahan.

Aoran yang sepertinya sudah berganti menjadi Tianxing malah bingung. Dia menatap kartu undangan di tangannya dan tampak bingung saat membaca nama Zheng Xiao’en.

“Bukankah kau sudah melamar Xiao’en?”

“Aku sudah melamar Zheng Xiao’en?” tanya Tianxing, balik.

Di moment itu, kesadaran Tianxing kembali menghilang dan kesadaran Aoran yang muncul. Saat Aoran kembali sadar, dia merasa bingung karna sudah berada di dalam apartemen Qingfeng.

“Aku tahu kau sudah melamarnya dan akan mempunyai akhir yang bahagia. Ya, aku sudah tahu semua itu,” ujar Qingfeng, tanpa sadar kalau di awal tadi yang bicara dengannya adalah Tianxing.

“Kau akan merestui kami?” tanya Aoran, yang sudah kembali.”Kau adalah sahabatku dan rekan yang penting. Jika kau tidak mau hadir, aku bisa mengerti. Tapi, itu akan menjadi penyesalan terbesarku,” ujarnya Aoran karna Qingfeng tidak menjawab pertanyaannya.

 

 Tanpa menunggu jawaban Qingfeng lagi, Aoran pun memutuskan pergi.

--

 

Kabar bahagia pernikahan juga di bagikan Xiao’en pada Susan dan Qiutian. Tentu saja, kedua orang itu ikut senang, berbahagia dan memberikan selamat yang tulus kepadanya. Karna Xiao’en udah akan menikah, Susan dan Qiutian malah mengajaknya clubbing untuk terakhir kalinya.

--

 

Xiao’en beneran menikmati waktu di klub. Dia minum sampai mabuk. Susan dan Qiutian juga menikmati waktu dengan berjoget. Qiutian dalam keadaan setengah mabuk mengejek Xiao’en yang tidak bisa joget. Xiao’en tidak terima dan menyombong kalau walau mukanya tertutupi rambut dan dia berjoget seperti monster, orang-orang akan tetap bilang dia cantik dan pandai menari. Untuk membuktikan perkataannya, Xiao’en menutupi wajahnya dengan topi dan turun ke lantai dansa. Dia menari dengan sangat jelek. Tapi, semua orang malah memujinya cantik dan pandai menari.

 

“Wah, ada apa dengan dunia ini? Apa semuanya buta?” ujar Susan dan Qiutian, heran.

 

Xiao’en terus menari. Di tengah tarian, sekelompok pria mendekat dan menggoda Xiao’en. Tanpa takut atau malu, Xiao’en malah menyombong pada pria itu kalau suaminya adalah pria paling tampan. Susan dan Qiutian jadi panik menyadari akan ada masalah, sehingga mereka menarik Xiao’en kembali ke kursi.

 

Tapi, Xiao’en tidak mau pergi karna para pria itu malah mengganggunya. Pria itu tidak takut walau Xiao’en bilang akan memanggilnya suaminya. Mereka malah bilang kalau Xiao’en teriak keras pun, suaminya itu tidak akan bisa datang menolong.

Tanpa babibu, Xiao’en berteriak keras. Sedetik kemudian, Aoran muncul. Susan dan Qiutian sampai speechless karna Aoran bisa datang begitu tiba-tiba.

 Xiao’en tidak sadar situasi malah memamerkan kegantengan suaminya kepada semua orang di sana. Aoran sampai harus menggendongnya pergi dari sana.

--

 

Begitu tiba di rumah, Aoran mulai memarahi Xiao’en karna sudah mau menikah tapi masih keliaran dan membuat masalah di klub. Gimana kalau malah terlibat dengan orang jahat?

“Pegang tanganku,” ujar Xiao’en, memotong omelan Aoran.

“Ngapain?”

“Ada sesuatu yang ingin ku lakukan.”

“Apa?”

“Pegang tanganku.”

 Walau bingung, Aoran menurutinya. Xiao’en menyeret Aoran ke saklar lampu. Dia mematikan lampu dan suasana mendadak gelap. Dia menyuruh Aoran untuk tidak takut karna dia ada di sini. Dia menarik Aoran ke jendela, melihat sinar rembulan temaram yang menerangi gelapnya malam.

“Tidak begitu gelap kan?” tanya Xiao’en.

“Ya.”

“Jika… jika kau tahu suatu hari kau akan menghilang setelah menikah, apa kau masih akan tetap menikah denganku?

 

“Menghilang seperti apa yang kau bicarakan? Menjadi tidak ada di alam ini, di culik atau menghilang dari catatan kependudukan, atau menjadi tidak terlihat dan menuju ke akhir dunia?”

“Aku tidak tahu.”

“Lalu, ngapain nanya itu?”

“Mau gimanapun kita menghilang, aku hanya ingin tahu apakah kau masih akan menikahiku atau tidak?”

“Tidak usah membahas hal kecil seperti menghilang. Bahkan jika aku harus ke neraka karena menikahimu, aku masih akan menikah denganmu”

“Aku tidak tahu kalau kau begitu menyukaiku.”

“Dari saat aku sadar kalau aku menyukaimu, itu tidak ada bedanya dengan ke neraka.”

 

Xiao’en sedikit kesal dan mau memukuli Aoran, tapi Aoran menangkap tangannya. Dan berbalik menyudutkannya ke jendela. Dia mencium Xiao’en.

“Aku dapat melihat ekspresimu,” ujar Aoran. Dia menggoda Xiao’en.

Cahaya temaram dari bulan semakin membuat Aoran dan Xiao’en terhanyut suasana.

--

 

Di adakan RUPS karena kematian tn. He. Rapat di pimpin oleh tn. Hu. Berdasarkan surat wasiat yang di tulis tn. He, dia menyerahkan sahamnya kepada Tianxing dan asetnya kepada Tianjian. Karna Tianxing sekarang berada di rumah sakit, bukankah mereka harus memilih orang yang paling cocok untuk menjadi Ketua? Tidak usah terlalu di pikirkan, mereka akan langsung mengadakan voting saja. Siapa yang mendukung Tianjian menjadi Ketua, silahkan angkat tangan.

Keputusannya, Tianjian secara resmi menjadi Ketua Tianliang Grup. Senyum kemenangan langsung terukir di bibir Tianjian.

--

 

Begitu selesai rapat, Tn. Hu langsung memberikan sejumlah dokumen yang harus Tianjian pelajari, seperti laporan keuangan, daftar mitra kerja, ratio pemegang saham dan banyak lagi. Tianjian yang selama ini hanya bermain-main, beneran tidak mengerti dan menganggap remeh perusahaan. Alih-alih membaca dan mempelajarinya, dia malah menyruuh tn. Hu untuk langsung menjelaskan semua isi dokumen itu padanya, jadi dia tidak perlu membacanya. tn. Hu mengerti.

 

 Ah ya, tn. Hu teringat kalau sebelumnya, ketika dia dan Pengacara Wei mengatur harta tn. He sebelum dia meninggal, mereka menemukan ada uang hampir NT$1juta yang tidak jelas tujuannya untuk apa. Bahkan Pengacara Wei juga tidak tahu mengenai masalah ini. tn. Hu juga tidak tahu dan menduga kalau itu dana rahasia tn. He yang mungkin saja akan di gunakan untuk modal bagi Tianliang Hospitality yang di pimpin Mingli sebelumnya.

Karna lagi membahas Tianliang Hospitality, tn. Hu menyarankan agar menutupnya saja karna kondisi keuangan perusahaan juga tidak terlalu bagu saat ini. Tianjian tidak peduli, kalau mau di tutup, ya tutup saja.

 

tn. Hu kemudian membahas hal lain lagi. Sebelumnya tn. He sedang aktif mempromosikan sebuah proyek investasi, yaitu sebuah perusahaan bioteknologi medis di luar negeri yang memiliki teknologi regenerasi sel. Ini proyek yang menjanjikan dan pasti mendapat banyak keuntungan. Sayangnya, ketika Mingli menjabat, dia menunda proyek investasi ini. Jadi, apa sekarang Tianjian akan melanjutkan proyek investasi ini?

“Ah, kau saja yang putuskan. Aku tidak punya pendapat,” putuskan Tianjian.

Walau sudah menjabat menjadi Ketua, Tianjian masih merasa cemas karna Tianxing masih belum di temukan. Dan tentu saja, tn. Hu sudah menemukan dimana Tianxing di sembunyikan.

--

 

Xiao’en sudah memakai baju pengantinnya. Dia terlihat sangat cantik. Tapi, dia juga tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Untung aja, Susan dan Qiutian yang datang mampu membuatnya merasa sedikit rileks dengan mengajak selfie.

 

 “Aku tidak akan pernah melupakan hubungan pertemanan kita. Rasanya sangat hebat karna bisa bertemu kalian di sini. Jika tidak ada kalian, aku pasti akan sangat kesepian di dunia ini,” ujar Xiao’en.

Susan dan Qiutian terharu mendengar ucapannya. Tapi, tetap saja mereka berusaha ceria dan bersenang-senang.

Tidak di sangka, Qingfeng ternyata mau datang ke acara pernikahan itu. Dia menemui Xiao’en. Susan dan Qiutian yang sadar diri, segera pamit keluar, memberikan waktu Qingfeng untuk bicara berdua dengan Xiao’en.

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post