Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil
episode 12 part 1
Original Network : tvN
“Ibu
mau tidur. Pastikan kamu minum obat”
Setelah menuliskan pesan itu, Mi Ja membawa obat tersebut ke dalam kamar Hee Sung asli. Lalu dia merapikan tempat tidur Hee Sung asli yang berantakan. Dan tanpa sengaja, dia menemukan sebuah kotak kayu berukuran sedang yang tersembunyi di bawah tempat tidur.
Kotak
kayu tersebut berisikan sebuah kotak besi keci, foto- foto para korban yang
disiksa, juga sebuah pisau kecil berlumuran darah. Dan kotak besi kecil
tersebut berisikan kuku para korban yang tersusun dengan sangat rapi.
Melihat
itu, Mi Ja merasa terkejut dan menjerit ketakutan.
Mi Ja kemudian membawa pisau itu. Dia berdiri didepan jendela dan menatap hujan yang sedang turun dengan sangat deras diluar. Dia merasa seperti ingin membunuh dirinya sendiri. Namun tepat disaat itu, dia melihat sesuatu yang mengejutkan. Hee Sung asli sedang menggali kuburan di halaman belakang untuk mengubur Hyun Su yang ditabraknya barusan secara hidup- hidup.
Mi
Ja berjalan mendekati Hee Sung asli dan memanggil nya. “Apa yang kamu lakukan?”
tanyanya dengan suara bergetar.
“Ini
bukan salahku,” jawab Hee Sung asli. “Dia melompat ke depan mobilku dan aku
tidak bisa menghubungi Ayah,” katanya, membela diri.
“Lalu?
Kamu akan menguburnya di sini?” tanya Mi Ja, sangat syok.
“Apa
lagi pilihanku?” balas Hee Sung asli, bertanya dengan sikap heran, seolah sudah
sewajarnya dia melakukan ini. Lalu dia melihat pisau yang Mi Ja pegang. “Ibu
menggeledah barang-barangku?” tanya nya, mengintrogasi.
Mendengar
itu, Mi Ja langsung menyembunyikan pisau yang dipegang nya dan berjalan mundur
dengan perasaan ngeri dan takut. Lalu tiba- tiba saja, Hyun Su mengeluarkan
suara.
“Kita
akan bicara nanti. Sekarang kembalilah ke dalam, Ibu. Ibu basah kuyup karena
hujan,” kata Hee Sung asli, menyarankan dengan santai. Lalu dia menyeret Hyun
Su untuk masuk ke dalam kuburan yang sudah di gali nya, dan bersiap untuk
mengubur nya.
Melihat
itu, Mi Ja merasa sangat syok. Dan tanpa berpikir panjang, diapun langsung
menusuk Hee Sung asli untuk menghentikan nya. Sesudah dia sudah menusuk Hee
Sung asli, dia mengakui dengan suara bergetar bahwa dia merasa takut dengan nya
dan dia tidak bisa mengurus Hee Sung asli lagi.
Hee
Sung asli mengulurkan tangan nya dan menyentuh wajah Mi Ja. “Kenapa Ibu harus
ada di rumah?” tanyanya dengan lemah. Lalu diapun terjatuh tidak sadarkan diri.
Dan dengan histeris, Mi Ja menjerit keras.
Hee Sung asli : “Semua orang punya rahasia.”
***
“Sementara
itu,ada orang yang tahu rahasia itu,dan ada orang yang ingin mencari tahu,”
gumam Hee Sung, berbicara kepada dirinya sendiri. Lalu dia mulai menghitung.
“Satu … Dua …” hitung nya, kemudian dia menatap ke arah Bibi pembantu. “Aku
bertanya-tanya apa aku juga harus menambahkanmu.”
Bibi
pembantu hanya diam saja sambil membantu Hee Sung asli untuk meluruskan kaki
nya. Dan ketika Hee Sung asli memegang dagunya dengan kuat dan menatap nya,
diapun merasa terkejut.
“Hei.
Benarkah kamu tidak bisa membaca bibir?” tanya Hee Sung asli dengan perlahan.
Dan Bibi pembantu tidak berani untuk menatap Hee Sung asli. “Jika kamu terus
berpaling saat aku bicara padamu, itu akan membuatku kesal,” ancam Hee Sung
asli sambil memperhatikan ekspresi Bibi pembantu. Lalu setelah itu, dia
melepaskan Bibi pembantu dan bertanya, “Pernahkah kamu memberi tahu siapa
pun tentang keluarga kami?”
Dengan
gugup, Bibi pembantu langsung menuliskan jawaban nya di buku catatan. “Aku
tidak pernah memberi tahu siapa pun. Tidak ada yang tahu,” jawab nya.
“Benarkah
aku bisa memercayaimu?” tanya Hee Sung asli, tidak percaya.
Diruang
kerja. Man Woo menunjukkan ponsel yang dulu dia temukan di dalam mobil Hee Sung
asli.
Flash
back
Man
Woo membersihkan bekas darah yang berada di bangku belakang mobil Hee Sung
asli. Itu adalah darah Hyun Su. Dia membersihkan darah itu dengan serius untuk
menghilangkan jejak.
Lalu
tiba- tiba, sebuah ponsel terdengar berbunyi. Dan ketika Man Woo mencari asal
suara itu darimana, dia menemukan ponsel di bawah bangku pengemudi. Dan itu
adalah telpon dari nomor tidak di kenal. Telpon dari Sang Cheol.
“Di
mana uangku?” teriak Sang Cheol. Lalu ketika dia mendengar suara Man Woo, dia
merasa heran. “Kamu bukan Baek Hee Sung.”
“Hee
Sung tidak bisa menjawab telepon sekarang.Aku ayahnya. Dengan siapa aku
bicara?” balas Man Woo, menjawab. Dan Sang Cheol memberitahu bahwa Hee Sung asli
ada berhutang padanya. “Uang untuk apa?”
Flash back end
Man
Woo menjelaskan kepada Mi Ja bahwa tampak nya saat itu, Hee Sung asli ada
meminta Sang Cheol untuk mencari seseorang untuk nya. Dan mungkin saja orang
yang Hee Sung asli cari adalah Do Hae Su. Mengetahui itu, Mi Ja merasa panik
dan cemas.
“Apakah
Yeom Sang Cheol mengetahui kondisi Hee Sung?” tanya Mi Ja.
“Tidak.
Aku bilang Hee Sung pergi ke luar negeri untuk belajar.”
“Lalu?Kamu
menyuruhnya mengurus Hyun Su?Apa kamu sudah gila?” tanya Mi Ja, panik.
“Hyun
Su terus menggali informasi.Jika tidak melakukan apa pun, hidup kita bisa
hancur. Aku tidak punya pilihan lain,” jawab Man Woo dengan serius. “Tidak ada
kompromi untuk kita.Entah nyawa Hyun Su atau kita.Salah satu harus kehilangan
segalanya.”
Ji
Won merasa heran, ketika melihat Detektif Choi hanya datang sendirian saja. Dan
dengan bercanda, Detektif Choi bertanya,
apakah mereka berdua akan menyerang nya, karena dia datang sendirian. Atau
haruskah sekarang dia mengajak tim SWAT untuk menangkap Hyun Su. Dan Ji Won
sama sekali tidak mengerti dengan maksud perkataan nya.
“Boleh
aku minta secangkir kopi?” tanya Detektif Choi, tidak menjelaskan apa maksud
nya.
Didalam
rumah. Detektif Choi meminum segelas kopi yang diberikan kepadanya dengan sikap
santai. Dan Hyun Su serta Ji Won menatap nya dengan bingung. Lalu ketika
Detektif Choi mengucapkan terima kasih dan memanggil Hyun Su sebagai informan,
mereka semakin bertambah bingung. Tapi kemudian, Hyun Su menanggapi dengan
tenang.
“Apakah
kamu mendapat informasi terkait komplotan Do Min Seok?” tanya Detektif Choi.
“Tidak.Segalanya
tidak berjalan sesuai rencanakarena dia tahu sedang disadap.Kamu harus menanyai
Yeom Sang Cheol sendiri,” jawab Hyun Su, menjelaskan dengan jujur.
“Sekarang,
sebagai detektif kepolisian,aku punya pertanyaan untukmu sebagai buronan,” kata
Detektif Choi dengan sikap mulai serius. “Do Hyun Su.Tahun 2002, kamu membunuh
Kwon Seong Bok, mandor desa Gakyeongri. Kenapa kamu membunuhnya?”
Hae
Su merasa sangat syok, ketika mengetahui Ji Won sudah mengetahui identitas asli
Hyun Su. Lalu diapun berniat untuk menghubungi Ji Won dan memberitahukan
kebenaran padanya. Tapi Moo Jin langsung merebut ponsel nya dan menghentikan
nya. Kemudian ketika Hae Su ingin pergi, dia segera menahan nya.
“Aku akan menyerahkan diri,” kata Hae Su, tanpa ragu.
Detektif Choi menjelaskan bahwa dia yakin kalau Hyun Su pasti memiliki motif untuk membunuh mandor desa, dan dia ingin tahu kenapa. Secara bersamaan, Hyun Su dan Ji Won menjawab, tapi mereka menjawab dengan jawaban yang berbeda. Hyun Su menjawab bahwa dia tidak punya motif. Ji Won menjawab bahwa Hyun Su bukanlah pelaku nya. Kemudian mereka saling menatap satu sama lain.
“Kalian
belum setuju harus bilang apa?” tanya Detektif Choi, memperhatikan itu.
Mendengar
itu, Hyun Su menenangkan dirinya dan menjawab. “Aku tidak punya motif.”
“Pukul
07.00 tanggal 30 Agustus 2002. Kwon Seong Bok, mandor desa Gakyeongri,
ditemukan tewas di dalam gudangnya. Arteri karotidnya dipotong dengan senjata
tajam. Dia tewas karena pendarahan hebat. Polisi menemukan jejak kekerasan
fisik. Dan di dekat jasadnya, ada kancing seragam siswa putra yang bersekolah
di SMA Sejin,’ kata Detektif Choi, menjelaskan data yang sudah di baca nya.
Moo
Jin meminta Hae Su untuk bersikap tenang. Tapi Hae Su sama sekali tidak bisa
bersikap tenang. Dia sangat ingin bertanggung jawab atas perbuatan nya.
“Ini
antara Hyun Su dan Detektif Cha. Kamu tidak bisa menyelesaikan apa pun seperti
ini. Jika kamu ingin menyerahkan diri karena merasa bersalah atas perbuatanmu,
aku tidak akan menghentikanmu,” jelas Moo Jin.
“Untuk
apa aku merasa bersalah? Setelah perbuatannya kepada Hyun Su?” balas Hae Su,
penuh emosi.
Flash
back
Kepala
Desa dan para warga membawa Hyun Su secara paksa hampir setiap hari, ke tempat
ritual pengusiran setan. Kepala desa memberitahu semua orang bahwa Hyun Su di
rasuki oleh hantu Do Min Seok. Dan semua warga yang marah melampiaskan
kemarahan mereka kepada Hyun Su. Kepadahal saat itu, Hyun Su baru berusia 18
tahun saja.
Pada
akhirnya, Hyun Su mulai percaya bahwa dirinya dirasuki.
“Hyun
Su, ada apa?” tanya Hae Su dengan perhatian kepada Hyun Su yang duduk meringkuk
di sudut kamar. Tapi Hyun Su sama sekali tidak ada merespon. “Hyun Su,” panggil
nya lagi.
“Kak
Hae Su,” balas Hyun Su. “Aku bisa melihat Ayah.”
“Apa?”
“Dia
terus berbicara padaku dari sana,” jawab Hyun Su sambil menunjuk ke arah tempat
kosong.
“Hyun
Su. Kamu salah. Tidak ada orang di sana,” balas Hae Su, membenarkan.
“Mandor
desa itu benar. Aku akan berakhir seperti Ayah.”
Mendengar
itu, Hae Su merasa sangat sakit untuk Hyun Su.
Flash
back end
Bagi
Hae Su, Moo Jin sama saja seperti Kepala Desa dan para warga yang menelantarkan
Hyun Su. Tidak ada seorang pun yang tidak bersalah. Mendengar itu, Moo Jin
merasa bersalah dan membenarkan perkataan Hae Su.
“Ketika
semua orang menjadi iblis, hanya Hyun Su yang tetap menjadi manusia,” kata Hae
Su, sangat membela Hyun Su.
“Do
Hyun Su, tersangka utama, melarikan diri pada malam kejadian. melarikan diri
pada malam kejadian. Dia membakar rumahnya dan menghilangkan semua jejaknya
termasuk sidik jari dan foto. Semua ini dilakukan oleh remaja berusia 18
tahun,” kata Detektif Choi, menguraikan semua nya. “Namun, kenapa dia membuang
senjata pembunuhan di tepi sungai yang mudah ditemukan? Dan… Di tas dengan buku teks dengan nama "Do
Hyun Su" yang tertulis jelas? Seolah-olah dia ingin itu ditemukan,”
tanyanya, heran.
Mendengar
itu, Ji Won merasa tidak tahan dan berdiri menjauh untuk menenangkan emosinya.
Tanpa
ragu, Hyun Su mengakui bahwa dialah yang telah membunuh Mandor Desa. Dia yang
membunuhnya. Mendengar itu, Detektif Choi menghela nafas. Dan Ji Won merasa
sangat khawatir, jadi dia tidak berani untuk menatap apa yang terjadi di
belakang nya.
“Terima kasih atas kopinya. Pak Baek Hee Sung,” kata Detektif Choi, membuat keputusan. Lalu dia memberikan rekaman suara yang ada padanya. “Ini untuk kopinya.”
Dengan
heran, Ji Won segera mengikuti Detektif Choi keluar dan memanggil nya. Dia
bertanya bingung, apakah Detektif Choi akan pergi begitu saja. Dan dengan sikap
serius, tapi sebenarnya bercanda, Detektif Choi menanyai, apakah Ji Won juga
akan memberikan nya sarapan.
“Apa
maksudmu dengan pergi begitu saja seperti ini?” tanya Ji Wo, heran.
“Aku tidak bodoh,” jawab Detektif Choi. “Katamu Do Hyun Su tidak bersalah, tapi kamu tidak mau menyelidikinya. Sudah jelas alasannya. Tragedi kakak beradik belia yang menjadi musuh dunia dalam sekejap. Aku juga tidak mau menyentuhnya. Itu saja,” jelas nya. Lalu diapun pamit dan pergi.
Mendengar
itu, Ji Won merasa senang dan lega.
Ji
Won masuk kembali ke dalam rumah. Dan Hyun Su yang masih belum mengetahui
apapun, dia bertanya dengan bingung, apa yang sebenarnya terjadi dan apa niat
Detektif Choi.
“Detektif
Choi bilang dia tidak tertarik pada Do Hyun Su lagi,” kata Ji Won, menjelaskan.
“Karena Do Hyun Su bukan orang jahat,” katanya, merasa senang untuk Hyun Su.
Hyun
Su dan Ji Won datang menjemput Eun Ha, dirumah Ibu Ji Won. Dan bertemu dengan
Hyun Su, Eun Ha langsung memeluk nya dengan erat dan menangis. Sebab dia sangat
merindukan Hyun Su. Dan Hyun Su ikut menangis juga.
“Sikapnya
seolah-olah mereka sudah berpisah bertahun-tahun,” komentar Ibu sambil tertawa.
Lalu dia merasa heran, karena Hyun Su menangis semakin keras. “Apa ada
masalah?” tanyanya, pelan.
“Tidak
ada,” jawab Ji Won, singkat. Sambil tersenyum memperhatikan Hyun Su dan Eun Ha.
Dengan
bahagia, Hyun Su mengantarkan Eun Ha ke sekolah seperti biasa. “Eun Ha. Jadilah
anak baik, dengarkan gurumu, dan bersenang-senanglah,” katanya dengan
perhatian.
“Ayah
juga. Jangan menangis seperti tadi karena merindukanku, ya?” balas Eun Ha
dengan riang. “Karena Ayah sudah dewasa.”
“Baiklah.”
Hyun
Su kemudian mencium dahi Eun Ha dengan lembut. “Ayah sangat menyayangimu, Eun
Ha.”
“Aku juga. Aku sayang Ayah,” balas Eun Ha sambil membuat tanda hati yang besar.