Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 20 - 1


 Note :

- Tulisan warna hitam = dunia nyata

- Tulisan warna merah = dunia novel

==

Sinopsis T-Drama : Lost Romance Episode 20 - 1

Images by : SET TV

The Final Chapter

(The Twilight Breaking Dawn)

“Mungkin, karna aku akan membuatmu melupakannya,” ujar Tianxing penuh keyakinan. "Memilikimu di dunia ini terasa hebat.”

Ketika Tianxing mengatakan semua itu, yang terlintas di benak Xiao’en adalah saat di hari pernikahannya dengan Aoran. Saat Aoran bilang mencintainya dan akan terus mencintainya.

“Membuatku melupakannya? Orang lain mungkin bisa, tapi kau tidak akan bisa.”

“Kenapa aku tidak bisa?”

Xiao’en terdiam dan menundukkan pandangannya.

“Karna kau tidak bisa memberiku alasan, artinya aku masih punya kesempatan. Ku beritahu padamu, aku tipe orang yang tidak mudah menyerah setelah memutuskan melakukan sesuatu,” peringati Tianxing dengan tegas.

“He Tianxing. Aku tidak akan goyah. Jangan sia-siakan waktumu,” pinta Xiao’en.

“Itu urusanku.”

Xiao’en masih berusaha membujuk Tianxing untuk tidak menghabiskan waktunya. Tapi, Tianxing menegaskan kalau dia tidak menghabiskan waktunya tapi melakukannya untuk Xiao’en. Setelah menyatakan tekadnya, Tianxing pergi begitu saja. Xiao’en hanya bisa terdiam terpaku.

--


Mingli datang ke kediaman Tianxing untuk membahas mengenai tn. Hu. Tianxing mengemukakan pemikirannya bahwa cara tn. Hu mencuci uang adalah dengan membeli karya seni. Tapi, mereka tidak bisa melaporkannya ke polisi. Mingli langsung marah-marah karna tn. Hu sudah melakukan kejahatan, tapi kenapa mereka tidak bisa melaporkannya ke polisi?

Tianxing dengan tenang menjelaskan kalau melaporkan ke polisi pun akan percuma. Karna yang di lakukan bukanlah hal ilegal. Untuk mempermudah penjelasannya, Tianxing mengambil sebuah kertas dan mencoretnya kemudian menawarkan Mingli untuk membeli kertas coretan itu seharga NT$800juta. Mingli dengan ketus menolak membeli kertas coretan semahal itu. Emangnya Tianxing mengira dirinya sudah gila?

“Barang antik dan karya seni tidak mempunyai harga pasti. Harganya tergantung kepada orang yang menjual dan pembeli. Selama ada orang yang bersedia membelinya, maka kertas coretan ini berharga NT$800juta,” jelas Tianxing. “Asalkan kita bisa menemukan rekening rahasianya, itu akan bisa menjadi bukti kalau uang itu masuk padanya. Jika tidak, polisi pun tidak bisa tahu. Hu Chaoqin orang yang sangat berhati-hati. Dia tidak akan menunjukkan kelemahannya dengan mudah. Jadi, bukan hal yang mengejutkan jika boss galeri seni tidak pernah bertemu dengannya.”

“Kau punya rencana?”

“Karna bos galeri seni ini tidak pernah bertemu dengan rubah tua ini, maka ini akan menjadi celah bagi kita. Mari kita bertaruh melakukannya.”

--

Esok hari,

tn. Hu dan Mingli bertemu. tn. Hu terang-terangan meminta Mingli untuk mempercepat rapat direksi guna menyingkirkan Tianxing. Mingli berpura-pura tenang dan santai menjawab kalau dia sudah mengatur segalanya, jadi tn. Hu tidak perlu khawatir.

tn. Hu tersenyum lebar mendengarnya. Tidak laam, dia mendapat SMS di hp-nya. Dan kemudian, dia menyuruh Mingli untuk memeriksa rekening bank-nya, karna investasi yang waktu itu dia katakan, uangnya sudah masuk ke rekening Mingli. Mingli langsung memeriksanya dan benar saja, nilai investasi yang di dapatkannya sesuai yang tn. Hu katakan. (Ini yang waktu itu mereka bicarakan dan Mingli berpura-pura tertarik dalam investasi yang tidak ada rugi yang di janjikan tn. Hu. Itu di lakukannya agar tn. Hu percaya kalau Mingli berada di pihaknya).

Dan pas pula di saat itu, Mingli mendapat SMS dari Qiaozhi yang melaporkan kalau tn. Hu memesan bunga lagi (jadi, Qiaozhi itu udah mengintai di dekat galeri seni dan melihat seseorang mengantarkan bunga ke sana. Yang mengantar bunga adalah toko bunga tempat biasa tn. Hu memesan bunga).

Setelah pegawai toko mengantarkan pesanan dan pergi, Qiaozhi bergegas masuk sambil membawa kantong kertas berisi 1 buah set catur. Dengan tenang, dia menyerahkan kantong itu pada bos galeri dan berkata : “Aku mau menjual set catur.”

Bos galeri mengambil kantong kertas tersebut tanpa memeriksa isinya dan kemudian menyerahkan sebuah kantong kain kecil berwarna hitam pada Qiaozhi. Qiaozhi menerimanya dan langsung bergegas pergi dari sana.

Qiaozhi langsung menemui Tianxing dan memberikan kantong itu. Dia juga memberitahu kalau dia hanya bilang pada boss galeri mau menjual set catur dan boss langsung memberikannya kantong tersebut tanpa mengatakan apapun.

“Seperti yang kita duga. Pengiriman bunga adalah sinyal untuknya,” ujar Tianxing.

Tianxing menerima kantong itu dan mengeluarkan isinya. Berlian. Ada banyak bongkahan berlian kecil.

“Pantas saja kita tidak bisa menemukan rekening pribadinya,” gumam Tianxing.

Karna uang penggelapan dana tidak di simpan dalam rekening bank tapi dalam bentuk berlian.

--

tn. Hu masih bercengkerama santai dengan Mingli. Tiba-tiba dia mendapat telepon dari seseorang yang melaporkan kalau berliannya sudah di ambil orang lain. tn. Hu jelas panik. Dia langsung pamit pada Mingli tanpa mau memberitahu ada masalah apa.

--

tn. Hu begitu terburu-buru hingga tidak menyadari kalau Tianxing dkk mengikuti mobilnya dari belakang. Dan begitu melihat tn. Hu masuk ke sebuah apartemen mewah, Tianxing dkk langsung menerobos masuk. tn. Hu kaget tapi tetap berusaha bersikap tenang.

tn. Hu bersikap terlalu tenang karna walaupun Jason dan Susanna menggeledah kamarnya, dia tidak menunjukkan raut wajah cemas sedikitpun. Tapi, sudah di geledah dengan teliti pun tetap saja tidak di temukan apapun. Jason dan Susanna mengira mereka sudah salah. Tapi, Tianxing jauh lebih pintar. Dia mencari di tempat yang tidak terpikiran siapapun. Di dalam matras tempat tidur.

Dengan pisau silet yang ada, Tianxing mengoyak kain matras tempat tidur. Dan bongkahan-bongkahan kecil berlian mulai jatuh keluar. Sangat banyak. tn. Hu panik dan langsung hendak kabur, tapi di depan pintu sudah ada Mingli dan Qiaozhi yang menghadang.

“Jika kau mengembalikan uangnya sekarang. kami mungkin tidak akan melaporkannya,” ujar Tianxing.

“Laporkan saja,” balas tn. Hu, tidak merasa takut sama sekali. “He Tianxing, kau tidak akan bisa menemukan apapun bahkan kalau kau punya kekuatan langit.”

“Kau tidak takut kami akan melaporkannya ke polisi?”

“Semua yang ku lakukan itu legal dan Tianjian bahkan menandatangani kontraknya.”

Ucapannya membuat emosi Mingli tersulut karna tn. Hu sudah mencelakakan keluarga He mereka. tn. Hu lebih emosi dan mengeluarkan semua unek-unek yang di simpanya selama ini. Dia sudah mengabdikan dirinya selama 30 tahun di Tianliang, tapi tidak mendapatkan apapun. 30 tahun yang lalu, ketika Tianliang baru saja berdiri, He Zhaonan yang mengeluarkan dana, tapi dia yang membesarkan Tianliang menjadi seperti sekarang. Tapi, apa yang dia dapatkan? Tidak ada. Sahampun tidak di berikan. Bahkan sebelum meninggal, tn. He malah masih tetap ingin dia melayani Tianxing! Mereka, keluarga He, hanya menganggapnya sebagai anj*ng. Dan juga, walaupun Tianxing, Mingli dan Tianjian memiliki marga yang sama, tapi mereka tidak bersatu sehingga mudah baginya menghancurkan mereka.

Mingli yang temperamental merasa sangat emosi dan hendak memukuli tn. Hu, tapi untungnya ada Tianxing yang lebih tenang. Dia menahan Mingli untuk melakukan sesuatu.

“Paman Hu, mengingat kau bekerja begitu keras untuk keluarga He selama 30 tahun ini, pergilah,” ujar Tianxing.

“Tidak ada tipuan?” tanya tn. Hu, memastikan.

“Tidak ada.”

Mendengar jawaban pasti itu, tn. Hu tentu langsung pergi. Mingli tidak terima dan mengatai Tianxing yang sudah gila karna membiarkan tn. Hu yang sudah menghancurkan Tianliang pergi begitu saja. Tianxing diam dan menatap ke Qiaozhi. Qiaozhi langsung memberitahu Mingli kalau dia sudah menyerahkan berlian yang mereka temukan di awal dan bukti lainnnya kepada polisi.

“Padanya, aku tidak bisa mengatakan banyak. Karna, Tianliang berhutang padanya. Tapi, dia sudah melakukan kejahatn dan dia akan membayarnya,” ujar Tianxing.

Mendengar itu, Mingli pun menjadi tenang.

--

tn. Hu sudah bergegas untuk kabur. Dia sudah menghubungi anak buahnya untuk menyiapkan barang dan passportnya karna dia akan kabur keluar negeri dalam beberapa hari. Sayangnya, semua hanya menjadi angan tn. Hu karna mobil polisi sudah menghadang di depannya. Dia di tangkap karna sudah melakukan penggelapan dana.

--

Sesuai yang sudah pernah di bicarkana, Tianjian dan Mingli menyerahkan diri ke polisi. Ibu beneran masih tidak tega membayangkan Tianjian akan masuk penjara. Tianjian menenangkannya karna dia juga tidak akan selamanya di penjara. Dia akan bebas dan ketika bebas dia akan melakukan segala hal dengan benar. Jadi, Ibu juga harus kuat.

Usai bicara dengan Tianjian, Ibu bicara dengan Mingli. Dia sudah lebih bisa mengerti Mingli karna itu dia berjanji ketika Mingli bebas, dia akan lebih menghormati Mingli. Mingli tentu merasa tersentuh.

Mingli bicara pada Qiaozhi, memintanya untuk menjaga ibunya. Dan juga, ‘terimakasih’ karna sudah selalu membantu dan berada di sisinya. Dia sudah lama ini mengatakan ‘terimakasih’ pada Qiaozhi tapi tidak menemukan saat yang tepat. Dan sekarang, saatnya. Terimakasih.

“Ini sudah menjadi tugasku,” jawab Qiaozhi, tersenyum.

--

Setelah semua masalah terselesaikan, Tianxing mengadakan konferensi pers. Dia mengumumkan dirinya sebagai CEO Tialinga. Dia juga meminta maaf atas semua permasalahan yang sudah di timbulkan Tianliang dan akan membuat Tianliang bangkit dan lebih baik daripada sebelumnya.

Konferensi pers berjalan mulus dan baik. Tianxing mampu menjawab semua pertanyaan reporter.

Begitu konferensi pers selesai, Chuchu menemui Tianxing. Dia sudah menunggu Tianxing sedari tadi di depan pintu. Tampaknya, dia berusaha mendekati Tianxing. Dia menagih janji Tianxing untuk melihat matahari terbit bersama.

“Ling Chuchu. Aku minta maaf. Aku harus membatalkan janji itu. Aku tidak ingin melihat matahari terbit lagi. Karna aku sudah menemukan kekuatan untuk melangkah maju dan bahagia.”

“CEO. Apa ini karna kau sudah punya pacar? Aku merasa kalau emosimu sudah berubah. Ketika orang yang kesepian melihat orang kesepian lainnya, mereka mengerti dan berbagi kesepian. Tapi sekarang, kau kelihatan… tidak kesepian lagi.”

“Mungkin. Tapi, dia bukan pacarku… belum.”

“Masih belum?” tanya Chuchu sumringah. Wajahnya menunjukkan kalau dia beneran mengira dirinya masih ada kesempatan.

“Hanya masalah waktu,” jawab Tianxing, membuat garis jelas di antara mereka.

Chuchu akhirnya paham kalau tidak ada celah baginya untuk masuk ke hati Tianxing, jadi dia tidak lagi berharap. Tianxing juga memberikan nasehat bagi Chuchu untuk bisa melangkah maju dan tidak terjebak dalam rasa duka.

--

Berita mengenai Tianxing dengan cepat menjadi headline. Chuntian dan Tianxing merasa kagum dengan kehebatan Tianxing yang baru saja sembuh dan dalam sekejap bisa mengambil alih dan menyelesaikan segala masalah. Xiao’en juga sudah merasa lebih tenang dan santai mengira kalau Tianxing mendengarkan ucapannya dan akhirnya menyerah.

Eitt! Tapi semua tidak seperti yang Xiao’en pikirkan. Tianxing tidak menyerah sama sekali dan semakin gencar mendekati Xiao’en. Dia menggunakan drone nya untuk menunjukkan perhatiannya dan memperhatikan Xiao’en setiap saat. Xiao’en sampai speechless.

“Bukankah aku bicara pakai bahasa manusia? Kenapa dia tidak mengerti? Bukankah aku sudah bilang padanya untuk melangkah maju,” omel Xiao’en pada Chuntian.

“Memang kau sudah bilang begitu. Tapi, dia kan nggak ada bilang setuju.”

Wkwkw. Mau sekesal apapun Xiao’en, Tianxing tetap saja mendekatinya. Dan di mulailah hari-hari Xiao’en dengan di awasi oleh kamera drone Tianxing. Dan perlahan, Xiao’en mulai terbiasa walau begitu, dia masih tetap berusaha mengabaikannya.

Saat mengawasi Xiao’en, jika Xiao’en tersandung atau terluka sedikit saja, Tianxing langsung khawatir dan menelponnya.

Karna terlalu seringnya drone datang ke kantornya, Editor Yao sampai sudah terbiasa. Dia menyebut drone sebagai tamu Xiao’en.

--

Buku autobiografi Tianxing sudah hampir selesai dan tinggal naik cetak. Sekarang tinggal memilih foto Tianxing yang sesuai untuk cover buku. Xiao’en sudah menunjukkan beberapa foto Tianxing pada Editor Yao, tapi tidak ada yang sesuai selesai Editor Yao. Karna semua foto itu hanya menampakkan tampak samping foto Tianxing, sementara Editor Yao mau tampak depan wajah Tianxing. Itu yang akan menjadi nilai jual buku mereka. Dia akan memberikan waktu 3 hari bagi Xiao’en untuk merevisinya.

Seperti biasa, Xiao’en dan Chuntian pergi ke atap dan mulai mengomel. Xiao’en beneran kesal karna hanya di beri waktu 3 hari. Darimana dia bisa mendapatkan foto Tianxing?! Lagi mengomel seperti itu, drone kembali muncul sambil membawa kantong kertas. Dan isinya adalah berbagai foto Tianxing dengan wajah yang terlihat jelas. Dia membantu Xiao’en!

Xiao’en tentu saja tersenyum senang dan berterimakasih. Dan sudah cukup bagi Tianxing bisa melihat wajah senyuman Xiao’en.

--

Akhirnya, buku autobiografi Tianxing naik cetak dan terbit. Xiao’en langsung mengirim pesan mengabarkan hal itu. Btw, Xiao’en masih memanggil Tianxing dengan panggilan ‘tn. He.’ Tianxing membalas pesan Xiao’en dengan meminta buku itu sebagai hadiah. Xiao’en membalas cepat kalau itu bukan masalah.

Tianxing sudah mengetik pesan meminta agar Xiao’en yang mengantarkannya, tapi belum dia selesai mengetik, Xiao’en sudah mengirim pesan kalau Editor Yao yang akan mengantarkannya langsung. Dan selesai.

Tianxing hanya bisa cemberut karna sadar Xiao’en masih menjaga jarak darinya. Tidak ada punya aktivitas lagi, maka Tianxing lanjut membawa novel Xiao’en. Novel terakhir yang di bacanya adalah : “CEO, You’re So Naughty.”


Tianxing beneran sudah ahli dalam kisah novel romance. Tapi, baru beberapa halaman novel, dia mendapati ada tokoh di dalam novel itu bernama Xiao’en. Dan di adegan pertaman Xiao’en bertemu dengan Situ Aoran, Xiao’en mengira Aoran adalah He Tianxing.

“He Tianxing? Aku?” gumam Tianxing.

Dia seolah bisa melihat kejadian itu di ingatannya. Tidak! bukan melihat. Semakin dia membaca novel itu beberapa lembar halaman, bagaikan sebuah video yang di percepat, semua ingatannya saat berada di dunia novel kembali. He Tianxing adalah Situ Aoran. Situ Aoran adalah He Tianxing. Semua memori kenangannya dengan Xiao’en kembali!! Dan bahkan saat mereka menikah.

Kemudian, ketika dia mengucapkan janji pernikahan, waktu menjadi beku. Adegan berputar balik. Dan dia mendapatkan ingatan awal pertemuannya dengan Xiao’en. Saat di rumah sakit. Saat dia akan di pindahkan ke ambulans, dia menarik tangan Xiao’en (episode 01).

“Aku punya sebuah permohonan. Bisakah kau membantuku mengabulkannya? Bisakah kau… tidak melupakanku?” ujar Xiao’en.

Kalimat terakhir dan semua ingatan yang muncul itu, membuat Tianxing pingsan.

--

Xiao’en sedang menunggu bus di halte. Sambil menunggu, dia melihat berita di internet. Berita yang menjadi headline adalah He Tianxing, CEO Tianliang dilarikan ke UGD. Kemungkinan di sebabkan karna jatuh dari atap gedung dulunya.

Xiao’en langsung panik dan pergi ke rumah sakit mencari Tianxing. Tapi, petugas di sana tidak bisa memberikan informasi pasien kepada yang bukan anggota keluarga. Xiao’en beneran panik. Dia mencoba menelpon Tianxing, Jason dan Susanna, tapi tidak ada satupun yang mengangkat teleponnya. Dia juga ke rumah Tianxing untuk memeriksa, tapi tidak ada siapapun di rumah.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post