Sinopsis C-Drama : Poisoned
Love Episode 15
Dokter menggelengkan kepala dan
berujar, “Kami sudah berusaha sebaik mungkin. Si pasien punya kebutuhan khusus
dan harus di pindahkan. Apakah kau kerabatnya? Jika ya, tolong ambil ini dan
ikuti prosedurnya sekarang,” jelas dokter dan memberikan sebuah kertas.
Shi Yi yang ada di sana, segera
mengambil kertas itu dan pergi ke bagian resepsionis. Ying Jun seperti hendak
mengatakan sesuatu, tapi Shi Yi udah lari duluan. Pasien yang ada di ruang
operasi juga di bawa keluar. Fang Yan mulai menangis memanggil nama Shi Meng
dan meminta maaf.
Yang di tangisi, baru saja
keluar dari ruang UGD setelah menerima perban di tangan. Dia heran melihat Fang
Yan menangis terisak-isak sambil menyebut namanya pada seorang pasien yang di
perban sampai ke wajah. Ying Jun juga bingung gimana mau ngejelasinnya, apalagi
saat melihat Shi Meng.
“Aku menyukaimu. Aku
menyukaimu. Dari dulu menyukaimu. Selalu dirimu,” ujar Fang Yan, terisak-isak.
Dia masih belum sadar kalau pasien itu bukanlah Shi Meng. “Aku menolakmu malam
itu, tapi aku tidak sungguh-sungguh. Aku pun sedih. Aku menyukaimu. Bangunlah
dan jawab aku.”
Shi Meng yang sedari tadi
berdiri di belakangnya, segera berjalan menghampirinya dan menariknya. Fang Yan
sangat terkejut melhiat Shi Meng berdiri di depannya. Shi Meng tidak mengatakan
apapun dan langsung mencium Fang Yan. Fang Yan tidak menghindar dan membalas
ciuman itu.
Shi Yi yang baru saja kembali
dari resepsionis, melihat ciuman mereka. Kali ini, dia sudah terlambat.
--
Shi Meng mengantar Fang Yan
pulang. Fang Yan masih merasa malu karna menangis terisak-isak tadi. Jadi, dia
melampiaskannya pada Shi Meng dengan memarahinya karna sudah bohong. Saking
kesalnya, Fang Yan bilang tidak mau percaya lagi sama Shi Meng.
Ngomongnya sih gitu, tapi pas
Shi Meng mengeluh kalau tangannya sakit, Fang Yan langsung cemas. Dia bahkan
menyarankan untuk kembali ke rumah sakit. Shi Meng menggenggam tangan Fang Yan
dengan erat dan berujar kalau tangannya sudah tidak sakit lagi.
--
Shi Yi tiba di rumahnya. Wajahnya
menunjukkan jelas raut kekecewaan.
--
Shi Meng membawa Fang Yan
pulang ke rumahnya. Dia terus menggenggam tangan Fang Yan dengan alasan kalau
begini, Fang Yan tidak akan bisa kabur. Karna tangan kanannya mengenggam tangan
kiri Fang Yan, dia jadi nggak bisa makan dengan benar. Dan dengan santai, dia
menyuruh Fang Yan unuk menyuapinya.
Fang Yan awalnya menggoda dengan makan sendiri, tapi akhirnya,
dia tetap menyuapi ShI Meng. Mereka benar-benar sedang kasmaran dan terus
genggam tangan. Bahkan, Shi Meng membawa Fang Yan tidur di kamarnya. Mereka
tidak melakukan apapun, hanya tidur berdampingan sambil bergenggaman tangan.
Shi Meng mematikan lampu karna
mengira Fang Yan harus tidur dengan lampu mati. Fang Yan menjawab kalau dia
bisa tidur dengan lampu menyala ataupun mati. Shi Meng mulai bercerita kalau
dia tidak bisa tidur dengan lampu mati. Karna, waktu umur 8 tahun, dia pernah
di culik. Dia masih ingat, waktu itu, dia di bawa ke pabrik yang di
telantarkan. Pabrik itu kosong dan gelap. Dia tidak tahu berapa lama dia di
dalam sana. yang lebih menakutkan, saat dia berhasil kabur dan pulang, dia
mendapati ayahnya menghilang saat mencarinya. Sejak saat itu, dia tidak pernah
berani tidur dengan lampu mati lagi.
“Bukankah menurutmu itu lucu?”
“Bagaimana bisa? Ada orang yang
butuh masa kanak-kanaknya untuk menyembuhkan luka seumur hidup. Ada orang yang
butuh seumur hidup untuk menyembuhkan luka masa kanak-kanaknya. Tapi, tak
apa-apa. Kelak, aku akan menemanimu. Kau takkan sendirian lagi,” ujar Fang Yan
dan memeluk Shi Meng.
“Aku ingat ada orang lain yang
di culik juga. Dia gadis yang manis. Usianya sekitar 5 tahun. Setelah kami
kabur berdua, aku tidak pernah bertemu dia lagi. Aku ingin tahu keadaannya
sekarang,” cerita Shi Meng.
Fang Yan menanyakan apa Shi
Meng mau menghubungi gadis itu? Mau bertemu dengannya? Dia pun saat usia 5
tahun sangat manis. Sayang saja Shi Meng tidak bertemu dengannya dulu. Kalau
bertemu, Shi Meng tidak akan bisa melupakannya.
Selagi Fang Yan bercerita, Shi
Meng sudah tertidur sangat lelap. Karna Shi Meng sudah tidur, Fang Yan ikutan
tidur.
--
Esok hari,
Saat Fang Yan bangun, Shi Meng
sudah tidak ada di sampingnya. Fang Yan pun keluar kamar unutk mencarinya dan
mendapati Shi Meng yang sedang di dapur, membuat sarapan. Mereka masih saja
bersikap mesra. Pagi mereka di buka dengan melakukan morning kiss.
Shi Meng menyuruh Fang Yan
untuk duduk di meja makan dan menunggunya selesai memasak. Begitu selesai, Shi
Meng langsung menghidangkannya untuk Fang Yan. Tampilan makanannya hmmm…
meragukan enaknya. Fang Yan mencoba menebak kalau Shi Meng memasak panekuk
telur wijen hitam.
“Ini teluar goreng,” jawab Shi
Meng.
Wkwkwkw, lebih tepatnya, telur
goreng gosong. Fang Yan kaget. Shi Meng beralasan kalau warnanya saja yang
hitam, tapi isi di dalamnya masih lembut. Dia memaksa Fang Yan untuk
mencobanya. Fang Yan ragu dan berusaha mengulur waktu untuk memakan telur
gosong itu.
Shi Meng benar-benar sedang happy. Dia menyuruh Fang Yan untuk bolos
dari jadwal latihannya dan pergi kencan dengannya. Ini kan hari pertama mereka
resmi pacaran, jadi Fang yan harus menghabiskan waktu dengannya. Biar adil, Fang Yan yang akan
menentukan jadwal di siang hari, sementara dia di malam hari.
Fang Yan gugup mendengarnya dan
mengalihkan dengan mencoba telur goreng Shi Meng. Sebelum mulai makan, dia
menyuapinya terlebih dahulu ke Shi Meng.
--
Fang Yan membawa Shi meng ke
pasar tradisional (hm, yang sudah modern. Di dalam gedung dengan lantai
keramik). Shi Meng tidak menyangka Fang Yan akan membawanya kemari. Fang Yan
menjelaskan kalau dia ingin seorang pacar yang sayang keluarga untuk hidup
bersamanya. Hari ini adalah Festival Dongzhi, jadi mereka harus membuat pangsit
bersama dan makan bersama.
Mereka mulai keliling untuk
memberi isian pangsit. Shi Meng mau membeli kepiting, tapi Fang Yan melarang
karna harganya yang mahal. Dia mengajak Shi Meng untuk membeli daging lain
saja. Mereka melewati tempat jual daging sapi. Saat itu, ada juga pasangan di
sana yang membeli dua testikel sapi. Fang Yan jadi penasaran dengan daging yang
di beli pasangan itu karna seharga daging sapi, jadi dia membeli satu juga
seharga 100yuan.
Begitu sudah membayar, si
penjual diam-diam memberi tanda semangat pada Shi Meng. Shi Meng tampak bingung
dengan tanda itu.
--
Begitu tiba di rumah, mereka
mulai bekerja sama untuk membuat pangsit. Shi Meng bertugas mengadoni adonan
pangsit sementara Fang Yan memotong sayuran. Sambil masak, Fang Yan penasaran,
mulai dari kapan Shi Meng menyukainya? Shi Meng tidak mau memberitahu dan
menyuruh Fang Yan untuk menebak.
Fang Yan menebak kalau sejak
hari pertama dia pindah tinggal di rumah Shi Meng? Shi Meng menjawab, bukan.
Fang Yan nebak lagi, saat hujan turun dan Shi Meng datang ke toko kaset, saat
itu dia memayunginya. Ah, waktu itu, Shi Meng pasti terpesona dengan
kecantikannya. Shi Meng tidak mengiyakan dan malah menggodanya yang begitu
cantik hingga tidak terlihat.
Akhirnya, mereka malah
bermain-main tepung.
Shi Meng juga penasaran, sejak
kapan Fang Yan mulai menyukainya? Fang Yan pun tidak tahu karna sepertinya dia
menyukai Shi Meng tanpa sadar. Dia tidak tahu apakah itu cinta pertama atau
bukan, tapi karna dia bisa bertemu Shi Meng, maka itu takdir.
Kegembiraan mereka, di akhiri
dengan ciuman mesra.
--
Yao Yao juga sedang sibuk
membuat adonan pangsit. Zuo You kepo, mau tahu mereka hari ini akan makan apa?
Yao Yao mengingatkan kalau hari ini adalah Festival Dongzhi, jadi mereka akan
makan pangsit. Dan dia akan membuat isian yang sangat berkelas. Pangsit testis
sapi. Kesukaannya.
Kelihatannya Yao Yao belum
pernah membuat pangist. Karna Zuo You menegur Yao Yao untuk membuat isian
pangsit duluan sebelum menggulung kulit pangsit. Yao Yao mendengarkan ucapan
Zuo You dan mulai memotong sayuran dan bahan untuk isian pangsit. Tapi, dia
memotongnya dengan berantakan.
Bel pintu rumah berbunyi saat
itu. Yao Yao menyuruh Zuo You yang pergi membukakan pintu. Jrengg! Yang datang adalah Ying Jun.
“Siapa yang menyuruhmu
datang?!” tanya Yao Yao dengan dingin.
“Aku dengar kau mau makan
pangsit. Jadi, aku datang ke sini,” jawab Ying Jun.
Yao Yao tidak suka, tapi Zuo
You berada di pihak Ying Jun.
--
Saat Fang Yan sedang sibuk
merebus pangsit, diam-diam Shi Meng menggunakan ponsel Fang Yan. Dia mengambil
foto selfie dan menjadikannya sebagai
lock-screen dan wallpaper hp Fang Yan.
Fang Yan menghidangkan pangsit
yang sudah jadi. Dia sangat senang dan mau mengambil foto pangsit. Saat itulah
dia baru menyadari ulah Shi Meng. Dia menanyakan alasan Shi Meng mengubah
wallpaper hp nya. Shi Meng dengan kekanak-kanakkan menjawab kalau dia ingin
Fang Yan terus melihatnya setiap hari.
Karna Shi Meng mengubah
wallpaper hp nya, Fang Yan jadi mau tahu wallpaper hp yang Shi Meng pakai. Shi
Meng tidak mau menunjukkannya dan tiba-tiba saja mencium Fang Yan. Fang Yan
terkejut hingga tidak sempat bereaksi dan Shi Meng mengambil foto ciuman mereka
tersebut. Dia akan menggunakan foto itu sebagai wallpaper hp-nya.
Fang Yan tampak senang
mendengarnya.
--
Akhirnya, Yao Yao mengizinkan
Ying Jun membantunya membuat pangsit. Dia membiarkan Ying Jun membuat adonan
pangsit, sementara dia duduk di ruang tamu dengan wajah cemberut. Zuo You tahu
kekesalan ibunya, jadi dia berbisik memintanya untuk tidak marah karna Ying Jun
datang kemari hanya untuk menjadi pekerja.
“Anak nakal! Siapa yang
mengajarimu begini? Mama sudah sering bilang, jangan menyepelekan upaya orang
lain,” tegur Yao Yao. “Kau harus berterimakasih kepada paman Hao Ying Jun
nanti. Jika bukan karna dia, hari ini kau tidak akan bisa makan pangsit.”
Selagi membuat pangsit, Ying
Jun sempat-sempatnya menunjukkan keboleh memasaknya. Dia juga selalu mengirim
kode love dengan jadinya pada Yao
Yao. Dan itu membuat Yao Yao jadi grogi.
--
Fang Yan dan Shi Meng sudah
selesai makan. Kini saatnya Fang Yan mengikuti rencana Shi Meng. Shi Meng akan
membawanya ke suatu tempat.
--
Pangsit Ying Jun sudah jadi.
Karna pekerjaannya sudah selesai, Ying Jun pamit pulang. Yao Yao tentu tidak
tega dan menyuruhnya untuk ikut makan bersama mereka. Ying Jun langsung gercep
duduk. Yao Yao menyuruh Zuo You untuk mengambilkan sumpit untuk Ying Jun. Ying
Jun langsung menyuruh tidak usah.
Seperti trik sulap, Ying Jun
mengeluarkan sumpit dari saku celana kanan, sendok dari saku kiri dan mangkok
dari balik baju sewater. Dia sudah menyiapkan semua peralatan makan sendiri
seolah sudah menantikan hal ini.
--
Sepanjang perjalanan, Fang Yan
terus tersenyum dan tampak bahagia. Melihat senyumannya saja sudah membuat Shi
Meng merasa bahagia. Dalam perjalanan, jika ada tempat yang indah, mereka akan
berhenti sejenak untuk menikmati tempat itu.
Dan akhirnya, mereka tiba di
tempat tujuan. Shi Meng membawa Fang Yan ke sebuah danau. Dan tentu saja,
mereka tidak lupa berfoto.
--
Ying Jun sudah siap makan.
Sebelum pulang, Ying Jun berujar pada Yao Yao untuk memanggilnya kapanpun mau
makan pangsit karna dia akan membuatkannya.
“Terimakasih untuk hari ini.
Kelak, tidak perlu kemari lagi,” ujar Yao Yao, membuat batas.
“Yao Yao. Bisakah kau
memberitahuku siapa ayah Zuo You? Siapa dia? Dimana dia? Apa pekerjaannya? Beri
aku petunjuk! Jika perlakuannya kepadamu lebih baik dariku, aku akan mundur.”
“Tidak perlu membuang tenagamu.
Menyerah saja,” ujarnya dan membuka pintu rumah dengan lebar, mempersilahkan
Ying Jun untuk pergi.
Ying Jun menyadari tanda itu,
sehingga dia pun pergi keluar. Begitu Ying Jun keluar, Yao Yao langsung menutup
pintunya. Ying Jun tidak sakit hati atas perlakuan itu, malahan semakin bertekad
untuk tidak menyerah!
--
Hari sudah sangat malam,
Shi Meng dengan Fang Yan masih
ada di sekitar danau. Di tepi danau, Shi Meng sudah menyiapkan sebuah perahu.
Dia mengajak Fang Yan naik ke atas perahu dan kemudian memintanya untuk menutup
mata dengan rapat.
Shi Meng mulai mendayuh perahu
hingga ke tengah danau. Di tengah danau, Shi Meng sudah menyiapkan banyak
sekali lampu yang tampak berkilau.
“Bukalah matamu,” ujar Shi
Meng.
Begitu membuka mata,
pemandangan indah yang di lihatnya, membuat Fang Yan berseru terpukau.
“Mulai sekarang, aku akan
menemanimu melihat bintang-bintang dan kau menemaniku melihat galaksi,” ujar
ShI Meng.
Fang Yan mengangguk dan
berujar, “Terimakasih Shi Meng. Kau mengajakku melihat galaksi yang begitu
indah.”
Shi Meng berjanji akan selalu
berusaha mewujudkan keinginan Fang Yan. Mendengar itu, Fang Yan meminta agar
mereka melihat meteor bersama-sama untuk selanjutnya. Shi Meng berujar tidak
perlu selanjutnya, karna sekarang juga bisa. Shi Meng mengambil sebuah lampu
dan meleparkannya seolah itu meteor yang jatuh. Dia juga menyuruh Fang Yan
untuk segera membuat permohonan.
“Sudah? Apa yang kau minta?”
tanya Shi Meng, penasaran.
“Tidak ada.”
“Kenapa tidak?”
“Karna… hal-hal yang ku
inginkan sudah bersamaku sekarang,” jawabnya.
Mereka saling bertatapan,
bergenggaman tangan dan berciuman.
So sweet 💞💞💞💞💞trims..... Lanjut💕💕💕💕semangat🔛🔥
ReplyDelete💕💕💕💕
ReplyDelete💕💕💕💕💕💕
ReplyDelete