Shi Yi berjanji akan
mengabulkan tiga permintaan Fang Yan sebagai permintaan maafnya. Tidak perlu
berpikir lama, Fang Yan meminta foto yang Shi Yi tandatangani. Eit, tapi jangan
salah mengira kalau dia fans gila ya.
Permintaan itu tidak sulit,
tapi apa Fang Yan yakin itu permintaan pertamanya? Fang Yan mengiyakan, tapi
dia mau Shi Yi menuliskan dua kalimat di foto itu. Kalimat pertama : Kau adalah teman baik yang mengerti musikku.
Kalimat kedua : Fang Yan memahami Shi
Yi.
Usai menuliskan dan
menandatanganinya, Shi Yi memberikan foto itu pada Fang Yan. Fang Yan beneran
berterimakasih dan senang karna Shi Yi sudah tidak salah paham lagi padanya.
Karna urusannya sudah selesai, Fang Yan pamit pergi.
Sebelum Fang Yan pergi, Shi Yi
memberikan jaketnya ke badan Fang Yan. Cuaca dingin, jangan sampai Fang Yan
terkena flu. Fang Yan awalnya menolak,tapi karna Shi Yi bersikeras, maka Fang
Yan menerimanya.
--
Suasana hati Fang Yan beneran
bagus setelah bertemu Shi Yi tadi. Untuk merayakan kesuksesan pertemuannya
dengan Shi Yi, maka Fang Yan mengadakan pesta online dengan Yao Yao dan Wei Lin
melalui video call. Saat Fang Yan bersorak kegirangan, alarm pengukur desibel
suara langsung berbunyi. Wei Lin dan Yao Yao bingung mendengar suara itu.
Dengan menggebu-gebu, Fang Yan menjelaskan kalau mesin itu adalah alat pengukur
desibel suara dan si iblis (Shi Meng) membuat peraturan kalau suara di rumah
ini harus di bawah 40 desibel. Kalau dia tidak mematuhinya, dia akan di
denda.
“Dia kan sekarang nggak ada.
Matikan saja alatnya,” saran Yao Yao.
Fang Yan merasa saran Yao Yao
bagus, jadi tanpa ragu dia mencabut kabel alat itu. Alat sudah mati dan dia
bisa bebas berteriak. Horee!!
Wei Lin menanyakan alasan Fang
Yan tidak mau datang ke studio saja untuk berpesta bersama daripada lewat video
call. Fang Yan juga maunya begitu, tapi dia harus memasak dan membersihkan
rumah, jadi tidak punya waktu.
Mereka terus asyik berpesta.
Saking asyiknya, Fang yan sampai tidak sadar kalau Shi Meng sudah pulang dan
berdiri di belakangnya. Yao Yao dan Wei Lin udah memberi tanda, tapi Fang Yan
terlalu asyik hingga tidak melihat tanda mereka.
Plek!
Shi Meng meletakkan
tangannya di bahu Fang Yan. Fang Yan berbalik dan sangat terkejut melihat Shi Meng
hingga dia tidak sadar meledakkan konfeti yang ada di tangannya. Kertas –
kertas kecil pun berterbangan.
Sebagai hukuman karna Fang Yan
sudah mengadakan pesta dan membuat berantakan, maka dia kena denda. Shi Meng
mencatat jumlah denda yang harus di bayar Fang Yan. 55.000RMB. Denda itu harus
di lunaskan dalam waktu 3 hari, jika lewat sehari akan berlipat ganda. Fang Yan
panik karna bagaimana bisa dia mendapat uang sebanyak itu dalam waktu 3 hari?
Uwoo, Shi Meng melihat alat
pengukur desibel yang mati. Jadi, dia menambahkan denda Fang Yan 5.000RMB lagi.
Fang Yan nggak bisa protes dan hanya bisa meratap.
--
Karna tidak punya cukup uang
untuk membayar denda (sebenarnya bisa saja karna dia baru saja ttd kontrak
kerja sama dengan Concept Picture)
maka Fang Yan memutuskan melakukan siaran langsung di medsos, mempromosikan beauty blender.
Dia melakukan siaran langsung
di kamar mandi, karna itu satu-satunya tempat dimana dia bisa bicara lebih dari
40 desibel dan tidak akan terdengar oleh mesin pengukur desibel. Setelah
mengatur ponselnya di rak yang ada di kamar mandi, maka Fang Yan memulai siaran
live.
Baru juga melakukan beberapa
detik, Shi Meng sudah masuk ke dalam kamar mandi (pintunya nggak di kunci) dan
menyuruh Fang Yan untuk keluar karna dia mau mandi. Karna terlalu takut akan di
denda lagi, maka Fang Yan langsung keluar dan melupakan ponselnya yang masih
dalam keadaan merekam live.
Shi Meng juga tidak menyadari
ponsel Fang Yan yang ada di rak dan dengan santai membuka bajunya dan mandi.
Pas udah di luar, Fang Yan baru sadar kalau ponselnya masih di dalam.
Bagian tubuh yang terekam hanya
bagian atas dan karna Shi Meng mandi berlawanan dengan arah kamera, jadi
wajanya tidak terlihat. Nah, masalahnya, dia sama sekali masih belum sadar,
sementara para netizen mulai heboh karna ada pria yang mandi di siaran live.
Fang Yan galau. Dia bertengkar
dengan dirinya sendiri. Harus gimana? Kalau dia ketok pintu, nanti Shi Meng
bisa tahu dan seluruh uangnya bisa habis untuk denda. Tapi, kalau dia nggak
masuk, seluruh dunia akan melihat Shi Meng mandi?!
Ah, dengan nekat, Fang Yan
memutuskan untuk menyelinap masuk. (Dasar drama, masa pintunya nggak di tutup.
Wkwk). Dengan mata tertutup, Fang Yan merangkak sambil meraba mencari rak.
Berhasil! Dia berhasil melihat hapenya kembali. Tapi, sialnya, dia malah
menjatuhkan botol sabun hingga membuat Shi Meng sadar.
Karna panik, bukannya mematikan
ponselnya, dia malah mengarahkannya ke arah Shi Meng. Shi Meng jelas kaget dan
segera menutupi tubuhnya dengan handuk. Dengan penuh amarah, dia menyuruh Fang
Yan keluar! Masih dengan mata tertutup, Fang Yan kabur dair kamar mandi.
--
Esok harinya,
Pagi-pagi, Ying Jun sudah
mendapat telepon yang melaporkan kalau akun Yin Jiang di tangguhkan karna telah
merilis konten yang tak pantas. Shi Meng yang mendengar teleponnya, tambah
kesal. Dia memeritahkan Ying Jun untuk segera mencari cara untuk menyingkirkan
Fang Yan darinya sekarang! Sekarang juga!
Ying Jun nggak bisa dan dia
terpaksa menggunakan foto Ny. Ling lagi. Ini perintah langsung dari Ny. Ling
dan dia tidak bisa mengabaikannya. Shi Meng juga nggak peduli dan mau ngirim
Ying Jun kerja keluar negeri saja. Ying Jun ketakutan dan akhirnya mau
membantu. Tapi, hanya sebatas saran. Dia menyuruh Shi Meng membuat Fang Yan
tidak betah dan akhirnya keluar dengan keinginan sendiri.
“Apa ini akan berhasil? Itu
kan sangat kekanak-kanakan.”
“Pasti berhasil,” yakinkan Ying
Jun. “Tidak perlu khawatir. Aku yang akan menyiapkan propertinya.”
--
Dan dimulailah operasi Shi Meng
membuat Fang Yan tidak betah bekerja di rumahnya. Dia menakuti-nakuti Fang Yan.
Dengan sengaja, Shi Meng
meletakkan boneka kecoak mati di dapur. Dia sudah berkhayal melihat Fang Yan
akan berteriak ketakutan. Tapi, khayalannya tidak terwujud, karna dengan santai
Fang Yan malah menggunakan pisau untuk mengangkat kecoak itu.
Shi Meng nggak nyerah. Dia
naruh mainan ular dan kodok. Tapi, Fang Yan sama sekali nggak takut dan malah
bersenang-senang dengan mainan tersebut.
Udah selesai bersenang-senang,
Fang Yan meletakkan semua mainan tersebut ke meja kerja Shi Meng. wkwkwk.
Shi Meng kesal karna semua
rencananya gagal tapi dia tidak akan menyerah.
--
Malam hari,
Yao Yao menelpon Fang Yan untuk
menanyakan kenapa konten video Fang Yan kemarin malam di blokir? Fang Yan tidak
berani bilang yang sejujurnya, jadi dia berbohong kalau akun-nya kena hack. Setelah itu, Fang Yan meminta
saran Yao Yao, gimana caranya untuk menyenangkan pria? Khususnya saat kita
berbuat salah padanya.
“Maksudmu Shi Meng?”
“Benar. Begini, karna tinggal
serumah dengannya, aku hanya bisa menurutinya. Belum lagi dia yang berkuasa,
aku hanya bisa menjalani hidup yang lebih baik selama dia bahagia,” alasan Fang
Yan.
Yao Yao menyarankan agar Fang
Yan menyerah saja untuk meyenangkan pria seperti Shi Meng. Fang Yan tidak mau
dan malah merasa kasihan pada Shi Meng karna ny. Ling kan bilang Shi Meng punya
penyakit bipolar.
Di tengah teleponan, seseorang
mengetuk pintu kamar Fang Yan. Jadi, Fang Yan mengakhiri teleponnya dengan Yao
Yao. Dia pun keluar kamar mengira Shi Meng mencarinya. Dan mendadak lampu malah
mati. Fang Yan mulai ketakutan apalagi Shi Meng tidak menjawab panggilannya.
Benda-benda mulai berjatuhan.
Fang Yan menjerit ketakutan. Shi Meng ada di sana dan mengawasi. Ini caranya
untuk menakuti Fang Yan. Fang Yan yang ketakutan menelpon Shi Meng. Shi Meng
meletakan hapenya di kursi, jadi Fang Yan mencari asal sumber suara.
Jreeng!!!
Fang Yan menemukan hape di
kursi beserta sebuah boneka tua yang menyeramkan! Dia shock. Penyakitnya kambuh.
Pandangan mata Fang Yan menjadi
kosong. Dia menjatuhkan hape nya ke lantai dan mulai berjalan lurus sambil
menabrak kursi.
Shi Meng yang mengawasi jadi
merasa ada yang aneh. Fang Yan tidak berteriak dan terus berjalan. Ketika lampu
di hidupkan pun, Fang Yan tidak menunjukkan reaksi apapun. Fang Yan terus
berjalan dan kehilangan keseimbanga. Untung, Shi Meng dengan sigap menangkapnya.
Begitu jatuh ke pelukan Shi
Meng, Fang Yan langsung tertidur. Shi Meng beneran panik karena Fang Yan tidak
sadar walau dia memanggil namanya berulang kali. Dalam keadaan panik, Shi Meng
menelpon 120 untuk meminta tolong.
Shi Meng melaporkan kondisi
Fang Yan yang tidak sadarkan diri kepada petugas di seberang telepon. Petugas
memintanya untuk tenang dan menjelaskan kondisi pasien. Shi Meng memberitahu
kalau nafas Fang Yan pendek dan dalam keadaan pingsan. Petugas memberikan
pengarahan pada Shi Meng sembari mereka menuju ke sana. Dia di suruh untuk
mengedurkan kerah baju dan pakaian dalam pasien, atur pernapasannya, tidurkan
secara telentang, atur sirkulasi udaranya.
Shi Meng segera melakukan yang
di perintahkan oleh petugas. Tapi, dia ragu mau membuka baju Fang Yan. Karna
itu, Shi Meng memilih untuk memotong baju Fang Yan, tapi sebelumnya, dia
menutupi tubuh Fang Yan dengan jaket yang ada di kursi (jaket punya Shi Yi)
baru mengguntingnya.
Petugas menyuruh Shi Meng untuk
melakukan CPR. Shi Meng pun menyiapkan diri untuk melakukannya. baru juga mau
melakukannya, Fang Yan udah membuka mata. Shi Meng beneran kaget hingga tidak
bergerak. Fang Yan juga bingung dan berdiri tanpa sadar bajunya sudah
tergunting. Dengan sigap, Shi Meng menutupi tubuh Fang Yan dengan jaket.
Fang Yan menjerit kaget dan
ketakutan, mengira Shi Meng melakukan sesuatu padanya. Tapi, kemudian dia sadar
kalau Shi Meng melakukan pertolongan pertama padanya. Jadi, Fang Yan bicara
pada petugas di telepon kalau dia sudah sadar dan penyakitnya hanya kambuh
tadi. Dia sudah baik-baik saja, jadi petugas itu tidak perlu datang.
Selesai bicara dengan petugas,
Fang Yan segera lari masuk ke kamarnya.
--
Fang Yan masih dalam keadaan
shock, mengingat Shi Meng yang hampir menciumnya tadi. Sambil nyuci baju, dia
masih saja bicara agar melupakan kejadian tadi. Ketika menunggu cucian, Fang
Yan baru mikir, kenapa dia bisa bangun dengan cepat tadi ya?
Hm, kalau di pikirkan dr. Cui
pernah bilang kalau aroma Shi Yi memberikannya rasa aman. Aroma? Ah, jangan-jangan
jaket Shi Yi yang tadi di pakaikan Shi Meng padanya?! Berarti, jaket itu bisa
membantunya. Sialnya, jaket itu sudah masuk ke mesin cuci. Aroma Shi Yi sudah
menghilang.
--
Selesai mencuci baju, Fang Yan
langsung menelpon Yao Yao untuk memberitahu kalau jaket Shi Yi bisa
menyembuhkan penyakitnya yang kambuh tadi. Sepertinya, karna jaket itu
mempunyai aroma Shi Yi.
Tanpa ragu, Yao Yao menyuruh
Fang Yan untuk meminta barang pribadi Shi Yi sekarang dari Shi Meng dengan
memanfaatkan rasa bersalahnya karna sudah membuatnya pingsan tadi. Fang Yan
nggak mau karna dia kan juga buat salah sama Shi Meng, jadi impas. Tapi, Yao
Yao terus menyuruhnya untuk memanfaatkan rasa bersalah Shi Meng.
--
Shi Meng mendapat telepon dari
Ny. Ling. Ny. Ling menelpon hanya untuk memastikan Shi Meng baik-baik saja dan
tidak mengganggu Fang Yan. Karna terlalu menggebu-gebu dalam bicara, Ny. Ling
keceplosan bilang kalau dia sudah mengelabui Fang Yan agar mau tinggal di
tempat Shi Meng. Shi Meng tentu menanyakan maksudnya Akhirnya, Ny. Ling jujur
kalau dia bohong sama Fang Yan bilang Shi Meng menderita gangguan bipolar dan
meminta tolong padanya agar menjaganya selama dia keluarga negeri 2 bulan.
Jadi, Shi Meng jangan mengganggu Fang Yan yang udah membantunya, atau Shi Meng
akan berurusan dengannya.
Shi Meng marah karna ibu sudah
berbohong seperti itu pada Fang Yan. Walau begitu, Shi Meng hanya mengiyakan
peringatannya.
Pembicaraan berakhir karna dari
luar terdengar suara Fang Yan yang berteriak menyuruhnya makan.
--
Di meja makan, keduanya sangat
canggung. Fang Yan yang membuka pembicaraan dengan membahas penyakitnya tadi.
Dia berbohong kalau itu hanya penyakit kambuhannya, vertigo. Dia meminta Shi
Meng untuk tidak khawatir. Tapi, kenapa di rumah ada boneka menyeramkan seperti
itu?
Shi Meng tidak berani jujur dan
berbohong kalau itu boneka untuk properti film horror yang sedang di
kerjakannya. Dia sedang mencari inspirasi tadi. Maaf. Dia tidak tahu kalau itu
bisa memicu penyakit Fang Yan.
“Katakan bagaimana aku bisa
menebusnya? Apa aku harus membatalkan semua hutangmu?” tanya Shi Meng.
Nasehat Yao Yao langsung muncul
di kepala Fang Yan yang menyuruhnya untuk memanfaatkan rasa bersalah Shi Meng.
“Tidak masalah. Kau tidak perlu
membatalkan hutang itu. Tapi, boleh aku minta hal yang lain?”
“Katakan.”
“Maksudku, bolehkah aku meminta
barang Shi Yi? Kalau bisa, barang pribadinya. Yang ada aromanya. Apa boleh?”
“Aroma Shi Yi?” ulang Shi Meng.
“Tidak ada.”
Fang Yan langsung menunjukkan
rasa kecewanya.
--
Keesokan harinya,
Baru tiba di kantor, dia sudah
menerima omelan Ying Jun yang menilai tingkahnya sudah kelewatan dengan
menakuti menggunakan metode horror seperti itu. Shi Meng jelas kesal karna dia
juga sudah merasa bersalah.
Yang tidak di duga, walau dia
menolak permintaan Fang Yan kemarin, tapi hari ini, dia memerintahkan Ying Jun
utnuk mencarikannya ‘aroma Shi Yi.’ Ying Jun sampai mengira telinganya salah
mendengar.
Setelah memastikan berulang
kali, Ying Jun menunjukkan wajah speechless.
Raut wajahnya itu jelas membuat Shi Meng kesal.
--
Fang Yan menerima paket dari
Ying Jun. Ying Jun bilang kalau itu adalah barang yang Fang Yan minta dari Shi
meng. Di dalam paket juga ada memo bertuliskan : “Aroma Shi Yi.” Fang Yan
awalnya bingung karna di dalam paket hanya ada kertas-kertas gitu. Tapi, pas di
bongkar, ternyata ada recorder.
“Shi
Meng memang bodoh. Sepertinya aku harus mendapatkannya sendiri,” pikir Fang Yan, sadar kalau Shi Meng
tidak mengerti keinginannya.
Karna itu, Fang Yan pun
memutuskan menelpon dr. Cui, meminta tolong.
--
Ternyata, Fang Yan meminta dr.
Cui bicara dengan Shi Yi, agar tidak terjadi kesalahpahaman. Mulai-mula, Fang
Yan menjelaskan pada Shi Yi kalau penyakitnya kambuh semalam, tapi hanya
berlangsung beberapa menit. Dan setelah sadar, dia merasa kalau dia bisa sadar
dengan cepat kemarin karna memakai jaket Shi Yi. Jadi…
“Jadi, kami pikir, mungkin
aromamu di jaket itu memberi Fang Yan rasa aman,” ujar dr. Cui menjelaskan
karna Fang Yan kesulitan. “Aku sudah menyarankan Fang Yan untuk tinggal
bersamamu sebelumnya. Tapi… jika ini bisa menyembuhkannya, maka segalanya
menjadi lebih mudah. Itu tak akan mengganggu kehidupan pribadimu. Juga bisa
menghemat waktunya untuk datang ke sini.”
“Aku tak sengaja mencuci jaketmu kemarin. Jadi, aku mau tahu apa kau bisa meminjamiku beberapa barang
pribadimu?” tanya Fang Yan, dengan hati-hati.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
ReplyDeleteJumat, sabtu-minggu libur sptnyðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDelete