Original Network : tvN
Saat Lee Rang keluar dari rumah Pria Rang. Seseorang memperhatikannya dari jauh.
Direstoran.
Ji A menceritakan semuanya kepada rekan Pyo dan rekan Kim mengenai Lee Yeon.
Lalu dia memberitahu bahwa mereka berdua mungkin bisa berada dalam bahaya, karena mereka
berdua adalah orang yang paling dekat dengan dirinya, baik di kehidupan lampau
dan di kehidupan ini. Mendengar itu, rekan Pyo dan rekan Kim tidak percaya dan
menganggap bahwa Ji A sedang berbicara omong kosong saja.
Untuk
membuktikkan kepada mereka berdua, Ji A memberikan kaca mata Alis Macan kepada
mereka. Dia menyuruh mereka untuk memakai itu sambil bercermin. Dan rekan Pyo
pun mencobanya.
Flash back
Tengah
malam. Kasim Pyo dan Dayang Kim membawa A Eum menjauhi istana secara diam-
diam. Mereka berdua berjanji kepada A Eum bahwa mereka akan menjaga A Eum tetap
aman.
Sejak saat
itu mereka bertiga pun tinggal jauh dari Istana. Dan A Eum menyuruh Dayang Kim
untuk menambahkan satu meja lagi saat waktu makan. Karena sekarang mereka tidak
berada diistana, yang berarti tidak ada yang akan mengawasi mereka. Jadi tidak
apa- apa untuk makan bertiga di satu meja yang sama.
“Itu tidak
masuk akal…” kata Dayang Kim, ingin menolak.
“Turuti
perintah, atau aku tidak akan makan,” balas A Eum dengan tegas.
A Eum
kemudian ingin pergi berjalan- jalan. Dan Kasim Pyo mengingatkan A Eum untuk
jangan sampai mendekati hutan di Utara, karena menurut rumor, ada rubah berusia
1.000 tahun yang tinggal disana.
“Rubah?”
gumam A Eum, merasa tertarik.
Hari- hari
terus berlalu. A Eum menikmati waktu bahagia bersama dengan Kasim Kim dan
Dayang Pyo yang menemani nya setiap hari. Sampai akhirnya diapun tumbuh dewasa.
Flash back
end
Melihat
kehidupan lampau mereka, rekan Kim dan rekan Pyo sama sekali tidak bisa
berkata- kata. Karena mereka masih merasa kalau ini tidak nyata. Dan lalu
mereka menanyai, kenapa Ji A menunjukkan ini.
“Monster
yang mengejarku jauh lebih dekat dengan kita dari dugaan kita. Itu mungkin
seseorang yang kita kenal. Aku ingin melindungi kalian sama seperti kalian
melindungiku di kehidupan lampau kita,” jawab Ji A.
“Bagaimana
dengan pacarmu?” tanya rekan Pyo, penasaran.
Mendengar
pertanyaan itu, Ji A tersenyum, lalu dia memanggil Lee Yeon untuk masuk. Dan
Lee Yeon langsung datang serta menyapa rekan Kim serta rekan Pyo dengan santai.
“Halo. Ini pasti kali pertama kalian bertemu rubah berekor sembilan,” sapanya.
“Ada apa? Kalian tidak memercayaiku?”
Dalam
perjalanan pulang. Ji A menjelaskan bahwa dia sudah menduga, kalau kisah mereka
ini akan sulit dipercaya. Dan Lee Yeon mengerti. Jadi bila Ji A ingin menghapus
ingatan rekan Kim dan rekan Pyo, maka dia siap untuk membantu. Dan Ji A
langsung mengalihkan pembicaraan, dia menanyai, apakah Lee Yeon sudah bertemu
dengan Lee Rang.
“Tidak,
kurasa Imoogi menemuinya lebih awal dariku,” kata Lee Yeon. “Dia menggunakan
Roh Kegelapan untuk mengawasi kita, jadi, dia mungkin tahu Rang akan menjadi
bom waktu begitu dia mulai goyah.”
“Aku
berharap kita bisa menemukan petunjuk,” balas Ji A, berharap.
“Jangan
terlalu kecewa. Aku sudah menduga ini akan terjadi. Jadi, aku menyiapkan
rencana cadangan,” kata Lee Yeon dengan percaya diri.
Shin Joo
berdiri didepan rumah Pria Rang. Ternyata dia adalah orang yang mengikuti dan
mengawasi Lee Rang barusan.
Ketika Lee
Rang pulang, dia merasa sangat tidak bersemangat. Dan saat Yoo Ri menanyai,
apakah dia sudah memakan buah ceplukan. Dia menyuruh Yoo Ri untuk jangan
menganggu nya.
“Yeon datang
dan meninggalkannya untukmu,” kata Yoo Ri, memberitahu. Dan lalu diapun pergi.
Lee Rang
menatap bunga azarea yang diberikan oleh Lee Yeon. Dia memetik satu petal dan
memakannya. Lalu dia mulai menangis dengan sedih.
Seorang
mayat yang sudah mengering di temukan tertanam di dalam tembok batu bata.
Pria Rang
menelpon Team Leader Choi dan memberitahu bahwa besok seseorang akan datang
menemui Team Leader Choi. Dan dia ingin Team Leader Choi untuk membantu orang
tersebut.
Lee Yeon
mengelus kepala Ji A yang sudah tidur. Lalu setelah itu, dia keluar dari kamar.
“Bagaimana
dengan Nona Nam? Dia tidak mau ayam goreng?” tanya Shin Joo.
“Tidak, dia
pasti lelah. Dia tertidur,” jawab Lee Yeon.
“Kamu
mengizinkannya tinggal di sini untuk sementara?” tanya Shin Joo.
“Ya, tempat
ini lebih aman sebagai markas,” jawab Lee Yeon, membenarkan.
Shin Joo
kemudian menceritakan tentang hasil pengintaian nya. Dia melihat Lee Rang bertemu
dengan seseorang. Tapi dia tidak melihat Imoogi. Dan dia menebak, pria yang
ditemui Lee Rang adalah pria dengan cap kriminal di dahinya. Setelah
menjelaskan itu, Shin Joo memberikan paha ayam kepada Lee Yeon.
“Kenapa kamu
selalu memberiku paha ayam?” tanya Lee Yeon, penasaran.
“Karena itu
paha ayam,” jawab Shin Joo, singkat. Lalu dia mulai makan juga.
Lee Yeon tiba- tiba teringat akan Taluipa. Dia tahu kalau Taluipa bukanlah orang yang memberi apa- apa secara gratis. Dan dia ingin tahu, apa yang Shin Joo berikan kepada Taluipa.
“Aku
menandatangani kontrak budak. Aku berjanji akan mengayuh perahu di Sungai
Samdo. Aku akan bertugas membawa orang mati ke Dunia Bawah. Tampaknya, mereka
kekurangan orang karena semua menua,” jawab Shin Joo, memberitahu.
“Tapi kamu
mabuk laut,” keluh Lee Yeon.
“Aku akan
bekerja di sana setelah aku mati. Aku yakin tidak akan mabuk laut begitu mati,”
jawab Shin Joo dengan santai.
“Kamu tetap
mabuk laut,” tegas Lee Yeon. Dan Shin Joo langsung terdiam.
Lee Yeon
kemudian menjelaskan bahwa dia akan membantu Shin Joo. Dia akan menyuap
manajemen diatas dan memindahkan Shin Joo ke bagian administrasi. Mengetahui
itu, Shin Joo tertawa dan berterima kasih. Namun hidup nya masih lama.
“Kamu harus
menjalin hubungan dengan pencuri kalung itu sebelum mati,” kata Lee Yeon,
menyarankan. “Ya, dia orang yang cukup baik,” katanya. Mendengar itu, Shin Joo
merasa sangat senang.
Pagi hari.
Pria Rang terkejut saat melihat Lee Yeon ada didalam ruang tamunya. Dan dia
juga merasa agak takut.
Sebelum rekan
Kim dan rekan Pyo sempat membahas pembicaraan mereka bertiga kemarin, Team
Leader Choi tiba- tiba datang dan memanggil mereka untuk ikut bersama nya.
Team Leader
Choi memperkenalkan Imoogi yang mulai hari ini menjadi anak magang baru
ditempat mereka. Dan melihat dia, Ji A merasa ada yang aneh. Jadi Ji A terus
menatap Imoogi.
“Bagaimana
kamu menemukan tempat ini?” tanya Pria Rang dengan gugup.
“Itu rahasia
bisnis. Kamu tidak perlu tahu itu,” balas Lee Yeon dengan sikap santai.
Lee Yeon
kemudian menanyai, dimana Imoogi. Dan Pria Rang langsung menjawab tidak tahu.
Lalu Lee Yeon menatap keluar jendela dan merasa bahwa hari ini adalah hari yang
indah untuk menyiksa seseorang.
Imoogi
menyamar menjadi pria bernama Terry, berusia 22 tahun. Mengetahui itu, Ji A menanyai,
siapa yang membantu Imoogi untuk bisa magang di sini. Karena melihat betapa
baiknya sikap Team Leader Choi kepada Imoogi. Mendengar itu, Team Leader Choi
tertawa dengan canggung dan memperingatkan Ji A supaya jangan seperti ini.
“Dia bukan
ayahku, tapi waliku adalah orang penting di industri ini,” kata Imoogi,
menjawab pertanyaan Ji A. Dan Ji A menyukai kejujuran nya itu. Lalu Ji A
mengulurkan tangan dan memperkenalkan dirinya. Dan Imoogi menyalami tangan Ji A
sambil tersenyum senang.
“Omong-omong,
pernahkah kita bertemu?” tanya Ji A, karena dia masih merasa ada sesuatu yang
janggal.
“Entahlah,”
jawab Imoogi, singkat.
Imoogi
kemudian mencoba untuk membaca pikiran Ji A, tapi dia tidak bisa, dan dia
merasa sangat heran. Lalu dia mencoba membaca pikiran rekan Pyo, rekan Kim, dan
Leader Choi.
Rekan Pyo : “Dia mungkin pemagang, tapi dia seperti bos
kita.”
Rekan Kim : “Sulit dipercaya. Aku tidak percaya pria
bisa setampan itu.”
Team Leader
Choi : “Jika mendapat perhatian dari
presdir kali ini, aku akan menjadi direktur stasiun termuda.”
Mendengar
pikiran mereka bertiga, Imoogi merasa lega. Karena itu berarti kemampuannya
masih bisa bekerja. Hanya saja dia memang tidak bisa mendengar pikiran Ji A.
Dan dia merasa tertarik dengan hal itu.
“Dia
akhirnya mulai beraksi. Satu-satunya cara menghentikan malapetaka …” gumam
Taluipa, lalu dia menghela nafas stress. “Apakah mengorbankan anak itu
satu-satunya cara?”
Hyeonuiong
datang sambil membawakan sebuket mawar untuk Taluipa. “Sayang. Kamu tahu ini
hari jadi pernikahan kita. Kamu lupa lagi? Apa kamu mencintaiku?” katanya,
berlatih cara berbicara yang baik. Tepat disaat itu, Taluipa membuka pintu dan
mengejutkannya.
“Lihat
waktunya. Kenapa kamu tidak menjawab telepon? Kenapa kamu belanja banyak
menggunakan kartu kreditku?” tanya Taluipa, mengintrogasi Hyenouiong.
“Benar. Orang tidak berubah,” keluh Hyeonuiong didalam pikirannya. Tapi
dimulutnya, dia berbicara lain. “Sayangku! Tebak apa yang kubawa!” katanya
dengan manis.
“Tapi
pertama, tebak apa yang ada di belakangku,” balas Taluipa dengan tegas.
“Entahlah,”
jawab Hyenuoiong. Dan Taluipa langsung
memukuli perutnya.
“Aku
melarangmu menyimpang dari tugasmu. Lihat tatanan rambut ini. Apakah Akhirat
itu kelab?” tegur Taluipa dengan keras. Lalu dia masuk kembali ke dalam kantor.
Dengan
sedih, Hyeonuiong menatap buket bunga yang di bawanya dan menghela nafas.
Flash back
Lee Yeon
meminta Hyeonuiong untuk membantunya. Pertama bantulah dia untuk membuka hati
Taluipa sedikit. Karena dia yakin, Taluipa pasti tahu caranya menyingkirkan
Imoogi. Tapi itu mungkin harus melanggar hukum terlarang, jadi Taluipa tidak
melakukan nya.
Flash back end
Mengingat
permintaan Lee Yeon itu, Hyeonuiong menguatkan tekad nya.