Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 12 part 1



Original Network : tvN

Ji A memeluk kedua orang tuanya sambil menangis penuh kerinduan. Tapi kedua orang tua Ji A sama sekali tidak mengenali Ji A yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Dan Ji A merasa frustasi serta semakin sedih. Namun kemudian tiba- tiba Ayah Nam dan Ibu Nam menghapus air matanya dan memeluknya.

“Mana mungkin orang tua tidak mengenali anak mereka?” kata Ibu Nam. Dan Ji A merasa sangat senang. “Maafkan kami telah membuatmu menunggu begitu lama. Maafkan ibu.”

“Aku merindukan kalian. Aku sangat merindukan kalian,” balas Ji A.


Melihat Ji A akhirnya bisa reuni dengan kedua orang tuanya, Lee Yeon merasa berbahagia untuknya. Lalu dia pergi dari rumah Ji A. Dan saat dia keluar, Shin Joo telah menunggu nya di depan rumah. Dan Shin Joo terus memuji- muji nya.

“Pujilah aku lagi,” kata Lee Yeon dengan bangga.

“Hidup sangat tidak adil. Bagaimana mungkin kamu tampan dan pandai memecahkan masalah? Kamu membutakanku!” kata Shin Joo, melanjutkan pujiannya.


Lee Rang merasa senang, karena dia tidak terikat dengan siapapun lagi. Dan Yoo Ri merasa berbahagia untuknya juga. Lalu mereka berdua mulai mengenang masa lalu, ketika pertama kali mereka bertemu.

Flash back. "Lima tahun lalu"

Lee Rang memberikan makanan kepada Yoo Ri, yang saat itu masih dalam kondisi liar. Dan Yoo Ri mengigit tangannya. Lalu Lee Rang pun balas mengigit tangannya.


“Jika ada yang menggigitmu, gigit balik mereka. Dunia kejam bagi mereka yang bahkan tidak bisa berteriak saat digigit,” kata Lee Rang, mengajarkan Yoo Ri.

“Aku tidak memintamu menyelamatkanku!” bentak Yoo Ri.

“Aku tahu. Mereka yang menerima orang lain walau tidak ingin dan memberi makan serta merawat mereka hanya untuk membuangnya juga yang terburuk menurutku,” balas Lee Rang. “Karena itu kamu harus pergi begitu selesai makan,” jelasnya. Lalu diapun pergi.

Ketika Lee Rang pergi, Yoo Ri dengan lahap langsung memakan semua makanan yang diberikan padanya.


Dan sejak saat itu, Yoo Ri mulai mengikuti Lee Rang. Saat Lee Rang berjalan, dia ikut berjalan. Saat Lee Rang berlari, dia ikut berlari. Dan Lee Rang juga merasa senang dengan kehadiran Yoo Ri.


Lee Rang kemudian mulai mengajarkan Yoo Ri caranya bertarung dan bertahan untuk melindungi diri sendiri. Dan ketika akhirnya, Yoo Ri berhasil, dia memuji Yoo Ri. Dan Yoo Ri merasa sangat puas.


Suatu hari, Yoo Ri melakukan praktek dan berhasil mengalahkan lawannya, dan Lee Rang memuji nya lagi. Dan Yoo Ri merasa sangat senang serta mencium pipi Lee Rang.

Flash back end


Lee Rang mengajak Yoo Ri untuk makan jokbal. Dan Yoo Ri langsung menolak, karena Jokbal mengingatkannya pada masa lalunya yang kelam. Dia ingin bossam saja. Dan Lee Rang menolak sambil tertawa. Lalu dia mengigit tangan Yoo Ri.

“Astaga, jangan lakukan itu!” keluh Yoo Ri sambil tertawa kesal.


Ji A membawa Ayah Nam dan Ibu Nam ke dalam kamar nya yang penuh dengan tempelan brosur dan koran di dinding kamarnya. Dia menceritakan kepada Ayah Nam dan Ibu Nam bahwa awalnya dia membagikan selebaran kepada orang- orang, tapi tidak ada yang percaya padanya, jadi karena itu, diapun menjadi sutradara acara TV untuk menemukan mereka berdua. Mendengar itu, Ibu Nam memeluk Ji A dan mengatakan bahwa dia sangat bangga kepada Ji A.


Ayah Nam, Ibu Nam, dan Ji A, kemudian duduk di ruang tamu bersama- sama. Ayah Nam membahas bahwa kecelakaan yang terjadi di Yeou Gogae terasa seolah- olah baru saja terjadi kemarin. Dan sekarang tiba- tiba saja 20 tahun sudah berlalu. Ji A kemudian menanyai, dimana saja Ayah Nam dan Ibu Nam selama ini. Dan Ibu Nam menjawab tidak tahu, dia hanya merasa bahwa dia baru terbangun. Dan Ayah Nam juga.

“Kalau begitu…  Bagaimana dengan ini? Bukankah ini tulisan tangan Ayah?” tanya Ji A sambil menunjukkan kertas origami berbentuk bunga yang di tunjukkan oleh Pria Rang.

“Ayah terbangun suatu kali dan didekati oleh pria berkulit putih. Dia bilang kami bisa melihatmu jika ayah menulis pesan itu. Dia pasti membantumu,” jawab Ayah Nam, mengingat itu.



Ji A langsung membenarkan pikiran Ayah Nam dan Ibu Nam. Yang menyelamatkan mereka berdua bukanlah pria berkulit putih yang menyuruh mereka untuk menulis surat, tapi Lee Yeon. Dan Lee Yeon juga adalah pacarnya. Mengetahui itu, Ayah Nam dan Ibu Nam merasa berbahagia untuk Ji A.

“Ayah selalu ingin menjadi orang pertama yang tahu tentang pacarmu dan tidak sabar untuk mengomelimu,” kata Ayah Nam, bercanda.

“Silakan mengomel. Aku ingin sekali mendengar kalian mengomel,” kata Ji A dengan senang dan bersemangat.


Sebelum tidur, Ji A dan Lee Yeon melakukan video call. “Kukira kamu mungkin takut tidur sendirian, Anak Anjing,” kata Ji A, menyapa Lee Yeon. “Mari lakukan semua hal yang dilakukan pasangan lain. Mari kita membuat nama julukan untuk satu sama lain dan membeli cincin pasangan,” ajak nya.

Mendengar itu, Lee Yeon merasa sangat senang dan tertawa. “Kamu pasti sangat bahagia hari ini.”

“Ya, aku bahagia. Sangat bahagia hingga aku merasa bisa terbang,,” balas Ji A, mengakui.

“Jangan terbang menjauh. Anak anjingmu akan menangis,” balas Lee Yeon sambil melakukan cikluba. Dan Ji A tertawa dengan senang. Lalu dia mengucapkan terima kasih banyak karena Lee Yeon sudah membantu nya menemukan kedua orang tuanya. Dan Lee Yeon mengiyakan.

Tiba- tiba Ibu Nam berteriak memanggil Ji A untuk tidur bersama. Jadi diapun pamit kepada Lee Yeon. Dan Lee Yeon mengiyakan sambil melambaikan tangannya.

"Bab 12: Menangkap Ekor"


Pria Rang merasa sangat emosi, karena dia hampir saja mati. Lalu kemudian Imoogi menelponnya, dan dia merasa agak takut- takut untuk menjawab. Tapi akhirnya, dia tetap memberanikan diri dan menjawab. Lalu dengan cepat, dia langsung menjelaskan semuanya kepada Imoogi bahwa dia telah ditipu, kehilangan buah ceplukan, dan juga sandera nya. Dan dia berjanji bahwa dia akan mengembalikan semuanya, jadi dia meminta Imoogi untuk percaya padanya.

“Beri tahu aku. Di mana kamu sekarang?” tanya Imoogi dengan sikap tenang, tapi menakutkan. “Aku bisa mendengar semuanya. Aku bisa mendengar betapa resahnya dirimu sekarang. Masuklah. Maka kamu akan tahu apakah kehidupan atau kematian yang menantimu.”

Mendengar itu, Pria Rang merasa sangat takut. Dia sebenarnya sudah ada didepan rumah, tapi karena takut mati, dia langsung pergi untuk menjauhi Imoogi.


Ji A sedang tidur bersama kedua orang tuanya, dan dia merasa senang. Tapi kemudian tiba- tiba dia muncul di dalam rumah Imoogi, dan dia merasa sangat bingung.


Disana Ji A menemukan satu kuku palsu di lantai, dan melihat kuku itu, Ji A tidak berniat untuk mengambilnya, dia ingin langsung pergi saja. Tapi tiba- tiba seseorang memegang kakinya dan merangkak ke arahnya. Dan dengan ketakutan, Ji A naik ke lantai dua dan bersembunyi di dalam kamar dilantai dua, tanpa menyadari bahwa itu adalah kamar Imoogi. Ketika Imoogi menyapa nya, barulah dia tahu.


“Aku lebih suka dipanggil Terry daripada Imoogi. Itu nama pertama yang kamu pakai untuk memanggilku,” kata Imoogi dengan sangat ramah.

“Jadi, ini perbuatanmu? Bagaimana caramu membawaku ke sini?” tanya Ji A, kesal.



“Aku tidak membawamu ke sini. Kamu memanggilku. Ini mimpimu. Itu berarti kita berkomunikasi dengan satu sama lain,” jawab Imoogi. Dan Ji A sama sekali tidak merasa senang. “Kita terikat oleh takdir.”

“Pergi. Enyahlah!” bentak Ji A, marah.



Cermin di dekat mereka berdua tiba- tiba retak, karena teriakan Ji A. Dan Imoogi menyuruh Ji A untuk melihat ke arah cermin. “Lihat baik-baik. Aku adalah kamu,” katanya.

Dan ketika Ji A melihat ke arah cermin, dia melihat kulit di lehernya berubah menjadi kulit ular, dan dia merasa sangat terkejut. Dan lalu diapun terbangun dari tidurnya.


Ji A keluar dari kamar dan bercermin diluar. Dia memeriksa kulit lehernya, dan melihat bahwa semuanya normal- normal saja. Dan diapun merasa sangat lega sekali.

Lee Yeon : “Aku harus menangkap Imoogi. Tapi harus kulakukan dengan cara yang tidak melukai Ji A. Kalau begitu, aku harus mulai dari mana?”

Lee Yeon bertekad untuk menangkap Imoogi. Tapi dia bingung bagaimana cara yang baik, supaya dia tidak melukai Ji A didalam proses nya.


Lee Yeon kemudian menelpon Pria Rang. Dia tahu Pria Rang membutuhkan buah ceplukan, dan dia bersedia untuk memberikan, tapi dia menginginkan sesuatu sebagai bayaran nya.

“Ya, lupakan semua hal lainnya. Aku hanya butuh ceplukan itu,” gumam Pria Rang, penuh emosi. “Lupakan soal Imoogi dan Lee Yeon. Aku tidak memedulikan mereka lagi,” teriaknya, menyakinkan diri sendiri.



Ji A membelikan ponsel baru untuk Ibu Nam. Dan lalu dia mengingatkan Ibu Nam dengan serius, jangan jawab telpon dari orang lain dan jangan buka pintu untuk orang asing. Mendengar itu, Ibu Nam mengerti serta menyuruh Ji A untuk jangan khawatir dan pergi bekerja saja. Lagian dia masih harus membiasakann diri di tahun 2020 ini.

“Ibu bisa mengandalkanku. Tidak apa-apa,” kata Ji A, bersikap dewasa.


Ayah nam kemudian datang menghampiri mereka berdua. “Ji A, kita harus makan dengan pria itu.”

“Siapa?” pikir Ji A dengan bingung. “Yeon?” tanyanya, terkejut.


Ji A menceritakan mimpinya semalam kepada Lee Yeon. Dan Lee Yeon menenangkan Ji A untuk tidak perlu khawatir, karena bagaimanapun dia akan menangkap Imoogi. Dan Ji A mempercayainya.


“Ah, Omong-omong, kamu ada waktu luang untuk makan malam hari ini?” tanya Ji A dengan gugup. “Ibu dan ayahku ingin bertemu pacarku,” katanya sambil tersenyum senang.

“Itu aku,” kata Lee Yeon sambil menunjuk dirinya sendiri dengan kaget. Dan Ji A tertawa.



Imoogi datang ke toko hewan Shin Joo dengan membawa seekor kucing liar yang terluka. Dan Shin Joo pun segera memeriksa kucing tersebut sambil berkomunikasi dengan nya. Dan dia merasa sangat terkejut. “Apa? Siapa? Siapa pelakunya?” tanyanya. Lalu dia menatap curiga kepada Imoogi.

“Ada apa? Apa kucing itu bisa bicara atau semacamnya?” tanya Imoogi, heran.

“Di mana kamu menemukan dia?” tanya Shin Joo dengan hati- hati.

“Di jalur mendaki di dekat sini,” jawab Imoogi dengan tenang.


Tiba- tiba Anastasia menggonggong. Dan mendengar itu, Shin Joo menatap Imoogi dengan gugup. “Ini Imoogi. Dia adalah Imoogi,” pikirnya, mengetahui identitas asli Imoogi.


Lee Yeon mentraktir dua rekan Ji A untuk makan siang bersama. Dan dia memberikan tugas dengan bayaran kepada mereka berdua. Dia ingin mereka berdua mencari informasi tentang Imoogi. Baik dari cerita Fabel, Legenda, Dongeng, atau cerita anak- anak, bahkan komik. Dia ingin tahu segalanya tentang Imoogi dan kelemahan Imoogi.

Mendapatkan tugas itu, rekan Kim dan rekan Pyo bersedia membantu dengan bersemangat.



Tangan Shin Joo bergetar hebat, karena takut. Dan Imoogi mengomentari bahwa dokter hewan seharusnya tidak boleh seperti ini. Dan Shin Joo meminta maaf. Lalu dia membalikkan tubuhnya untuk menenangkan diri. Dan dia juga berniat untuk mengambil pisau secara diam- diam.

“Sentuh itu, dan kamu akan mati hari ini,” ancam Imoogi sambil mendekati Shin Joo dan berdiri dibelakang nya. “Kamu tahu siapa aku, bukan? Koo Shin Joo, orang kepercayaan Yeon,” katanya. “Jadi, kamu bisa memahami hewan.”


“Apa yang kamu inginkan?” tanya Shin Joo, secara langsung.

“Yeon dan aku bermain "tangkap ekornya". Apa kamu sandera yang bagus?” gumam Imoogi, berpikir sambil mencekik leher Shin Joo. Dan Shin Joo sama sekali tidak takut untuk mati.



Imoogi kemudian melepaskan leher Shin Joo, dan memuji keberaniannya. Lalu dia berbisik di telinga Shin Joo, “Suatu hari, saat Imoogi yang ada di dalamnya memanggilmu, kamu akan…”

Mendengar bisikan itu, Shin Joo tampak seperti terhinoptis. Dan ketika dia tersadar, Imoogi telah menghilang.


Mengetahui kalau Terry adalah Imoogi, rekan Kim merasa sangat kesal, kenapa semua pria tampan malah ntah mengapa ternyata adalah rubah berekor sembilan atau Imoogi. Dan Ji A tertawa mendengar itu. Lalu dia pamit kepada semuanya, karena masih ada yang harus di kerjakan nya. Dan Lee Yeon mengerti serta mengiyakan. Lalu rekan Kim dan rekan Pyo pun juga pamit. Tapi Lee Yeon tidak mengizinkan mereka berdua untuk pergi.


“Aku akan memberi tahu kalian sesuatu yang lebih penting sekarang,” kata Lee Yeon dengan sikap sangat serius. “Aku butuh saran tentang cara mengesankan orang tuanya…”

Ibu Nam bertugas mempercantik rumah. Dan Ayah Nam serta Ji A memasak bersama.

Disisi lain. Rekan Kim dan rekan Pyo membantu Lee Yeon memilihkan pakaian yang bagus untuknya. Dan rekan Pyo sama sekali tidak ada komentar, karena baginya semuanya bagus. Tapi rekan Kim selalu tidak setuju dan menyuruh Lee Yeon untuk terus bertukar pakaian yang lain.

“Sepertinya kamu sengaja melakukan itu,” tuduh Lee Yeon, malas berganti pakaian lagi. “Bagaimana jika aku membuka satu kancing lagi?” tanyanya.

“Yang benar saja. Masuklah kembali,” tegas rekan Kim, kesal.

Akhirnya Lee Yeon berhasil menemukan baju yang bagus dan sesuai untuk bertemu dengan mertua. “Jadi, ini yang mereka sukai. Terima kasih, Pegawai Paruh Waktuku,” katanya. Lalu diapun langsung pergi.


Lee Yeon sampai dirumah Ji A. Dan ketika dia bertemu dengan kedua orang tua Ji A, dengan sopan dia memperkenalkan dirinya. Dan kedua orang tua Ji A menyambut Lee Yeon dengan sangat ramah.

“Ayo masuk,” ajak kedua orang tua Ji A.

“Tunggu,” kata Lee Yeon, menghentikan mereka. Dan semuanya merasa bingung ada apa.

Lee Yeon mengingat pelajaran dari rekan Kim dan rekan Pyo. Ketika bertemu dengan mertua untuk pertama kalinya, Lee Yeon harus memberikan hadiah kepada mereka.


“Terima kasih banyak sudah mengundangku. Ini hadiah kecil,” kata Lee Yeon sambil memberikan kunci mobil kepada Ayah Nam. Dan Ayah Nam mengira itu adalah pematik, jadi dia menolak, karena dia tidak merokok. Tapi saat dia tahu kalau itu adalah mobil, dia tertegun.

“Dia orang yang sangat murah hati,” kata Ji A menjelaskan dengan canggung. “Mari masuk.”



Ketika makan, Lee Yeon berkomentar sangat jujur sekali. Dia mengatakan bahwa masakan Ayah Nam bukanlah favoritnya, karena bumbu bulgogi nya agak terlalu kuat. Mendengar itu, Ji A langsung menyenggol Lee Yeon sebagai kode. Tapi sayangnya, Lee Yeon sama sekali tidak mengerti.

Lee Yeon mengingat pelajaran dari rekan Kim dan rekan Pyo dengan jelas. Ketika berbicara dengan mertua, kita harus selalu menjawab dengan jujur dan singkat.


“Berapa usiamu?” tanya Ayah Nam, ingin tahu.

“Kamu akan terkejut jika kuberi tahu,” jawab Lee Yeon dengan jujur. “Aku mungkin terlihat muda, tapi aku …”. Sebelum Lee Yeon selesai berbicara, Ji A langsung menginjak kakinya.

“Jadi, usianya 36 tahun dalam usia Korea,” kata Ji A, membantu Lee Yeon untuk berbohong. “Dia sempat tinggal di luar negeri. Benar, bukan?” tanyanya sambil memaksa Lee Yeon untuk mengangguk. “Kami juga bertemu saat belajar di luar negeri,”  jelas nya.


Ayah Nam dan Ibu Nam senang mengetahui kalau Lee Yeon berasal dari luar negri, karena itu berarti Lee Yeon cukup mapan. Tapi Lee Yeon malah menghancurkan semuanya dengan berbicara jujur. Dia mengatakan dengan jujur bahwa dia tidak ada bersekolah sama sekali dan dia tidak ada pekerjaan. Tapi dia sangat kaya. Mengetahui itu, Ji A menundukkan kepalanya dengan pasrah. Sementara Ayah Nam dan Ibu Nam tampak kurang merestui.



Imoogi datang ke restoran Hye Ja. Dan Hye Ja yang sama sekali tidak mengetahui identitas Imoogi, dia memperlakukan Imoogi seperti tamu biasa. “Mau pesan apa?” tanyanya.

“Mm… Sebelum aku memesan... Berisik sekali,” keluh Imoogi. “Aku sangat mengantuk. Aku mau tidur,” katanya. Dan semua pelanggan langsung tertidur.


Melihat itu, Hye Ja merasa terkejut dan ngeri. Lalu dia segera ingin kabur. Tapi Imoogi langsung menghalanginya. Dia menanyai, apa yang biasanya Lee Yeon suka pesan, karena dia ingin memesan hal yang sama seperti Lee Yeon.

Post a Comment

Previous Post Next Post