Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 05 part 1


Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 05 part 1



Walaupun terkejut dengan kedatangan Kyoko, tapi Yuko tetap berusaha bersikap tenang. Dia menyambutnya dengan ramah sembari bertanya, bagaimana Kyoko bisa datang ke restorannya? Kyoko tersenyum manis dan licik, berbohong kalau Nao yang memberitahunya. Dan juga, dia ingin bicara empat mata dengan Yuko. Ah, tapi bukankah Yuko harusnya tinggal di Wajima?


Dengan tenang, Yuko berbohong kalau dia di lahirkan di Wajima. Tapi, sejak Nao minggat dari rumah, dia pindah ke daerah ini. Kyoko masih bertanya, kalau Nao minggat kan kurang lebih 3 tahun yang lalu, tapi kenapa gelas dan peralatan di kedai ini terlihat lebih dari 3 tahun?



“AHH!” teriak Kyoko tiba-tiba sebelum Yuko menjawab pertanyaannya. “Tidak ku sangka kau menyajikan minum berisi itu pada pelanggan!” fitnahnya.

Di dalam gelas yang Kyoko jatuhkan ke lantai, terlihat ada bangkai kupu-kupu. Para pelanggan yang lain, jadi heboh. Yuko lebih panik lagi dan berteriak menyuruh Kyoko untuk tidak bohong.


Kyoko membalikkan kembali perkataan tersebut pada Yuko. Setelah mengintimidasi Yuko, dia memberikan undangan pernikahan Tsubaki dan Nao. Dia menyuruh Yuko untuk datang jika dia beneran adalah Ibu kandung Nao.

Yuko menjadi semakin takut kalau kebohongannya akan berbalik menyerangnya. Apalagi, saat dia melihat keakraban Kyoko kepada orang penting yang juga adalah pelanggannya yaitu Pak Mukojima dan Pak Mizoguchi.



“Oh ya, saya tahu kedai yang lebih bagus daripada ini. Kenapa kita tidak bersama-sama ke sana?” ajak Kyoko.

“Boleh juga.”


Yuko tentu kesal karna Kyoko secara langsung membuatnya kehilangan pelanggan. Kyoko menatap Yuko dengan pandangan sinis dan membatin di dalam hatinya : “Menghancurkan kedai seperti ini hal yang mudah.”


Walau dia hanya membatin di dalam hatinya, Yuko bisa tahu arti sorot mata tatapannya. Dan hal itu, membuatnya jadi gentar untuk terus berbohong sebagai Ibu Nao.

--



Esok harinya,

Nao merasa cemas. Dia takut memberitahu Tsubaki mengenai gejala kehamilannya. Dia tidak bisa membayangkan akan seperti apa ekspresi dan tanggapan Tsubaki jika dia memberitahunya hal itu.

Melihat tingkah Nao yang gelisah, Tsubaki menanyakan kondisinya. Dan Nao berbohong kalau dia baik-baik saja.


Pada akhirnya, aku tak ada perubahan sedari kecil.

Secara tidak berdaya, aku jatuh cinta padanya.


Jojima ternyata juga memperhatikan ekspresi sedih Nao saat menatap Tsubaki.

--



Sorenya, Nao pergi ke minimarket terdekat. Dia membeli test pack. Dia menggunakan alat itu di kamar mandi minimarket. Dan hasilnya, garis dua. Dia hamil.

--



Saat tiba di rumah, Tsubaki sudah menunggunya. Dia meminta Nao memberitahukan alamat rumahnya karna dia akan mengirimkan undangan pada Ibu Nao. Nao tentu tidak bisa memberitahu karna dia juga tidak tahu alamat rumah Yuko, jadi dia menyarankan untuk tidak mengundang ibunya. Nao beralasan kalau badan ibunya lemah dan nggak bisa pergi jauh.



“Jauh-jauh?” terdengar suara Kyoko dari luar pintu. Dia langsung membuka pintu kamar Tsubaki dan Nao, “Aneh ya, Nao. Bukankah dia tinggal di kedai yang ada di Nagamichi?”


Nao kaget karna Kyoko bisa tahu. Sementara Tsubaki merasa bingung dengan ucapan Kyoko. Kyoko juga berakting pura-pura mengembalikan kartu nama kedai Yuko yang seolah di temukannya.



Nao segera mengambil kartu nama Yuko. Setelah itu, dia bohong pada Tsubaki kalau ibunya tidak bisa mengambil hari libur, jadi tidak usah mengundangnya karna dia juga tidak akan bisa datang. Usai mengatakan itu, Nao segera pergi keluar kamar.



Tsubaki segera mengejarnya. Dia meminta kartu nama Yuko dan dengan tegas, bilang akan mengunjungi Ibu Nao, Yuko. Karna itu sudah hal yang sepantasnya dia lakukan.

“Itu benar. Karna tidak baik jika ibunda mempelai wanita tak hadir saat pernikahan.  Tsubaki takkan mau membiarkan itu,” batin Nao.

Dan karna itu, dengan terpaksa, dia memberikan kartu nama Yuko.

“Aku hanya bisa berdoa. Semoga Yuko-san masih mau berperan sebagai Ibuku.”


==Watashitachi wa Douka Shiteiru==



Pada hari yang di tentukan, Tsubaki dan Nao pergi ke kedai Yuko sambil membawa manisan. Tsubaki yang membuat manisan itu. Nama manisan itu adalah Kuzu-zakura. Yuko menyambut mereka dengan ramah dan juga mencobai manisan buatan Tsubaki. Rasanya sangat enak. Isinya lembut dan nikmat.


Setelah mencoba manisan, Yuko langsung menembak langsung maksud kedatangan mereka adalah mengenai pernikahan, ‘kan? Tsubaki membenarkan. Dia memberikan undangan pernikahan mereka sembari meminta Yuko untuk datang.

“Maaf, ya. Tampaknya aku tak bisa datang,” ujar Yuko. “Maksudku, soalnya aku masih harus buka kedai.”

“Kami akan menyelesaikannya sebelum jam buka,” ujar Tsubaki.

“Namun… aku tidak punya pakaian yang pantas.”


“Kami akan menyiapkannya. Tampaknya, kami masih bisa memesannya tepat waktu.”

“Namun…,” Yuko bingung mau membuat alasan apa lagi. Dia masih mengingat peringatan Kyoko waktu ke kedainya tempo hari. “Bagaimana ya aku bilangnya. Aku tidak berhak untuk menghadirinya. Karna selama ini, aku belum pantas menjadi ibunya. Aku sama seperti daun ini (alas kue Kuzu-zakura). Keberadaan yang tidak di inginkan.”


“Namun, kuzu-zakura menjadi sakura karna adanya daun ini,” ujar Tsubaki. “Ketika saya bertemu Nao pertama kali, dia membuat manisan daun sakura untuk acara pernikahan, sembari mendoakan mereka mengalami kebahagiaan berkelanjutan.  Karna keluargaku itu rumit, jadi emosi yang ku miliki hanyalah menganggap keluarga sebagai musuh. Sehingga, aku menganggap bahwa dia istimewa, ketika dia menyorot bahwa daun sakura adalah hal yang berharga. Lalu, sosok yang membesarkan Nao hingga seperti ini, adalah Ibunya. Bisakah Ibu menghadiri upacara pernikahannya?” mohonnya.

Nao terkejut. Dia mengira Tsubaki mau menemui Yuko hanya karna etika atau tatakrama. Tapi, ternyata, itu demi dirinya. Yuko pun jadi nggak tega mau menolak.



Setelah pembicaraan selesai, Tsubaki pamit pulang duluan. Itu karna dia yakin pasti ada banyak hal yang mau di bicaraakan Nao dengan Yuko.


Begitu Tsubaki keluar dari pintu, Nao langsung meminta maaf pada Yuko. Yuka to the point nanya, apa Nao ingin di datang ke pernikahannya? Kebohongan mereka akan semakin bertambah.

Nao baru mau menjawab pertanyaan Yuko, tapi tiba-tiba saja, dia merasa mual. Dia pun langsung lari ke kamar mandi.



Setelah dia kembali, Yuko langsung nanya, apa Nao hamil? Nao tidak membenarkan tapi meminta Yuko untuk tidak memberitahukan hal ini pada Tsubaki.

“Kenapa? Itu kan kabar bahagia!” seru Yuko, senang. “Bukankah kalian akan menjadi pasutri?”

“Ketika aku melihat hasil tes kehamilan, aku sangat senang. Karna semenjak masuk panti asuhan, aku selalu sendiri, sehingga aku merasa bahwa diriku juga bisa membentuk suatu keluarga. Saat ku sadari itu, aku merasa bahagia di banding cemas. Namun….” Ucapan Nao terhenti karna dia teringat saat Tsubaki menuduh ibunya sebagai pembunuh dan hal itu membuat ibunya di tahan.


Nao jadi menangis saat mengingat kenyataan menyakitkan itu. Yuko jadi panik meihatnya tiba-tiba menangis. Nao masih terisak-isak, menjelaskan kalau orang yang paling di inginkannya bahagia saat mendengar kabar pernikahannya, mungki tidak akan merasa bahagia. Karna mungki, beliau (mendiang Ibunya) tidak ingin dia bersama Tsubaki.


Yuko tidak terlalu mengerti, tapi jika orang yang Nao bicarakan memedulikan Nao, maka orang itu pasti akan bahagia jika Nao bahagia. Dan juga, kalau dia adalah Ibu asli Nao, dia pasti akan bilang : “Berbahagialah.”


Ucapan itu, membuat Nao semakin menangis terisak-isak. Dia merasa terharu.

“Padahal aku tidak ingin terlibat apapun. Namun, kau sudah melibatkanku, loh. Jadi, kau harus bahagia. Demi bayimu juga.”


Mama… bolehkah aku bahagia?

Bolehkah aku bersama Tsubaki?

--



Tsubaki berada sendirian di dapur. Dia sedang membuat kue manisan berbentuk ikan. Saat melihat Nao pulang, dia sedikit kaget karna dia mengira Nao akan menginap.

“Aku ingin melihat wajahmu,” ujar Nao, tersenyum.


Tsubaki jadi salting dan menduga salju akan turun. Nao tidak mempedulikan ejekannya dan menawarkan diri untuk membantu.


Aku tak ingin berbohong lagi pada Tsubaki.

Tenang saja. Aku yakin pasti dia bisa menerima kebenarannya.

Baik tentang anak kami, maupun identitas asliku.

Akan kuungkapkan padanya semuanya!

--



Sayangnya, saat dia sudah siap mau mengakui semuanya pada Tsubaki, dia malah dapat kabar dari Abe dan Sugita kalau hari ini, Tsubaki akan melakukan perjalanan bisnis ke Tokyo. Soalnya, cabang di Tokyo akan menjual warabi-mochi dari festival waktu itu, jadi mereka ingin Tsubaki hadir di hari pertama. Tsubaki akan naik shinkansen terakhir hari ini.


Nao kaget karna baru tahu. Tapi, Abe dan Sugita malah menggodanya yang sudah merasa kesepian padahal hanya di tinggalkan sehari. Eh, Pak Tomioka semakin memanasi kalau perwakilan yang akan ikut dengan Tsubaki, Matsubara adalah wanita cantik.

Sementara yang lain menggoda Nao, Pak Yamaguchi bicara pada Jojima, memuji warabi-mcohi ala Shimaya yang akan di jual secara nasional. Jojima juga merasa senang.


Saat Tsubaki datang ke dapur, Nao meminta waktunya untuk bicara berdua sebelum di ke Tokyo nanti malam. Tsubaki setuju karna dia juga ingin membawa Nao ke suatu tempat.

--



Malamnya, Tsubaki membawa Nao ke taman belakang yang mengarah ke danau (sepertinya). Dari sana, mereka bisa melihat kunang-kunang. Mereka berdua menikmati dan mengagumi pemandangan kunang-kunang yang ada di depan mata mereka. Indah sekali!


Tsubaki mengemukakan pendapatnya kalau dia ingin mengenal satu sama lain secara perlahan-lahan. Dan hari ini, dia tahu kalau ini pertama kalinya Nao melihat kunang-kunang dan juga kalau Nao takut sama ulat. Secara perlahan-lahan, mereka akan saling memahami satu sama lain. Kelak, mereka akan hidup bersama selamanya.



“Oh ya, di jari manismu belum terukir cincin,” ujar Tsubaki, menatap tangan Nao. Dan saat itu, sebuah kunang-kunang berhenti di jari itu, menbuatnya tampak seperti permata di jari Nao. “Mari menyiapkannya untuk acara pernikahan.”

“Tidak usah, begini saja. Soalnya takkan mengganggu pada saat membuat manisan, dan terkesan akan terus menyinari hatiku. Cincin terindah sedunia. Terimakasih.”

“Ada satu hal lagi yang ingin ku beritahukan padamu. Nao. Aku mencintaimu,” nyatakan Tsubaki dan perlahan, menciumnya.



Karena suasana romantis dan pernyataan cinta yang Tsubaki lakukan, Nao jadi tidak berani memberitahunya kebenaran mengenai dirinya.

“Tsubaki, boleh ku tanya sesuatu?”

“Apa?”

“Bagaimana perasaanmu pada ayahmu? Kau menyanyanginya, kan?”



“Ketimbang sayang, lebih tepatnya kagum. Walaupun dia tegas, tapi dialah satu-satunya yang mendekapku. Sebagai anaknya, aku merasa terlindungi oleh tangan besarnya. Aku ingin menjadi sepertinya. Menjadi orang tua sepertinya.”


“Tsubaki. Jadi, begini… aku…”



Belum Nao mengatakannya, Kyoko mendadak muncul. Dia menyuruh Tsubaki untuk segera bergegas pergi atau dia nanti akan tertinggal Shinkansen. Mau tak mau, Tsubaki bilang pada Nao kalau mereka akan lanjut bicara saat dia pulang nanti.

Aku tak bisa mengatakannya.

--


Saat Nao tiba di dapur, kakek sudah ada di sana dengan raut wajah judes, seperti biasanya. Tapi, dia tidak mengatakan apapun pada Nao dan langsung keluar. Pak Yamaguchi yang menjelaskan pada Nao kalau Upacara Minum Teh Senja di majukan seminggu lebih awal.

“Upacara minum teh sebelum acara pernikahan?” tanya Jojima, ulang.

“Bukankah itu berarti…  beliau sudah merestui kalian?” goda Sugita dan Abe.



Pak Yamaguchi bersikap serius, menanyakan pendapat Nao mengenai manisan apa yang harus mereka buat? Mereka harus segera membuat contoh manisannya untuk Master, untuk di nilai.

“Mau bagaimana lagi, ini tugasku,” ujar Tomioka.


“Tolong berikan aku waktu untuk berpikir!” mohon Nao pada Yamaguchi, mengabaikan ucapan Tomioka barusan.

--


Kyoko sedang melayani para pelanggan yang datang. Saat itu, seorang pelanggan memanggilnya dan menanyakan mengenai beberapa manisan yang di pajang. Dengan ramah, Kyoko memberitahu kalau nama manisan itu adalah uchi-mizu dan cocok untuk musim panas.


“Kalau begitu, aku pesan lima,” ujar Takigawa dan menunjukkan wajahnya. Sebelumnya, dia menundukkan kepala, jadi Kyoko tidak melihat wajahnya.

Pas melihat wajah Takigawa, ekspresi Kyoko berubah dratis. Seperti merasa takut dan cemas akan sesuatu.

Sebelum pergi, Takigawa sempat membahas acara Upacara Minum Teh Senja yang akan segera tiba dan dia merasa tidak sabar untuk hadir.


“Ah ya, Kyoko-san, sesekali kamu datang ke tempatku untuk menyalakan dupa untuk ayahku. Pasti ayahku juga akan senang,” ujar Takigawa sebelum keluar dari pintu.

--


Sojyuro sedang menerima tamu yang akan merancangkan acara Upacara Minum Teh Senja. Setelah tamu itu pergi, Sojyuro memikirkan sesuatu.


Flashback

Dulu sekali, saat hubungan Tsubaki dan Sojyuro masih baik, Tsubaki pernah mengantarkannya sebuah kue manisan berbentuk Sakura. Saat itu, Tsubaki bilang pada kakek, kalau manisan itu di buat oleh seorang cewek bernama Sakura.


Sojyuro pun mencoba manisan tersebut. Dari ekspresi wajahnya, tampak sekali kalau dia sangat menyukai manisan tersebut. Sangat enak.

--


Suatu ketika, Sojyuro sakit dan tidak berhenti batuk. Tsubaki merasa sangat khawatir, tapi Kyoko malah tidak peduli. Kyoko menduga sakit Sojyuro karna Itsuki meninggal.


Saat itu, Tsubaki datang membawakan manisan dengan bentuk bunga dan meminta kakek untuk memakannya. Sojyuro mencobanya sesuap, tapi ekspresi wajahnya sangat berbeda.


“Rasanya berbeda. Aku tak mau ini. Aku mau buatan Sakura,” ujar Sojyuro.


Seketika, wajah Tsubaki berubah dratis, sedih dan kecewa.

End


Dan sampai sekarang, Sojyuro masih saja memikirkan Sakura.

Sayang sekali Sojyuro tidak tahu bahwa Sakura yang di carinya selama ini adalah Nao.

--


Nao di kamarnya sedang mendesain kue manisan yang akan di buatnya. Dia sangat senang dengan dugaan kalau kakek sudah merestui hubungannya dengan Tsubaki hingga memajukan acara Upacara Teh Senja. Dia sangat ingin segera memberitahu Tsubaki dan yakin kalau Tsubaki juga pasti akan bahagia.


Saat itu, Jojima datang menemuinya.

 

 



----

Sedikit OOT. Mau nanya pendapat readers nih. Ada rencana mau buat channel youtube. Ada yg punya saran, bagusnya channel tentang apa ya? 

(Ps : pertanyaan ini akan di hapus dari postingan setelah seminggu. Thx. ) 

 






3 Comments

  1. 💞💞💞💞semangat🔛🔥 lanjut💞💞💞💞💞

    ReplyDelete
  2. Karena saya suka sinopsis, kenapa nggak buat ringkasan drama dari awal smp endingnya aja,berupa video.

    ReplyDelete
  3. iyaa cerita ringkasan awal sampai ending saya suka

    ReplyDelete
Previous Post Next Post