Sinopsis C-Drama
: I Don’t Want to Be Friends with You Episode 10
Qingtong sakit dan di rawat di rumah sakit. Jinbu yang menjaganya.
Tiba-tiba saja, Qingtong menyuruh Jinbu untuk menjadi dokter kalau udah besar
nanti, jadi kalau dia sakit, dia tidak perlu membayar. Jinbu nggak mau. Kenapa?
karna Qingtong selalu saja menyuruhnya menjadi ini itu. Waktu Qingtong harus
mentraktir orang makan, Qingtong menyuruhnya jadi koki. Waktu bosan nonton TV,
Qingtong menyuruhnya jadi artis. Waktu tersentuh menonton konser, Qingtong
menyuruhnya jadi penyanyi. Dan sekarang sakit, minta jadi dokter. Kelak, pas
mau naik pesawat, Qingtong mau nyuruh dia jadi pilot, hah?
Bukannya tersinggung, Qingtong malah menanggapi kalau Jinbu bisa
jadi pramugari saja.
Episode
10
-Tiga
kesempurnaan, tujuh kesialan-
Huft.
Akibat pertengkaran tadi, semua siswa pria yang terlibat, di hukum sama Guru
Yang. Guru Wu mencoba membela mereka, tapi dia malah kenak amarah guru Yang
juga. Guru Yang juga mengungkapkan rasa kecewa pada Zhixun yang murid baik,
tapi malah ikut dalam pertengkaran tadi.
Setelah
Guru Yang selesai memarahi mereka dan pergi, gantian Guru Wu yang marah. Tapi,
Guru Wu sudah kehabisan kata untuk memarahi mereka. Jadi, dia hanya menyuruh
mereka untuk bubar dan mengobati luka mereka.
Qingtong
sedari tadi sudah menunggu di dekat sana. Saat melihat Zhixun sudah selesai
dimarahin, dia pun mendekat untuk memberikan hansaplast. Zhixun menolak, tapi Qingtong bersikeras menyuruhnya
memakai. Junhe yang melihat itu, jadi cemburu dan dengan sengaja, menyenggol
Qingtong yang lagi memasangkan hansaplast
di wajah Zhixun. Qingtong jelas kesal setengah mati sama Junhe. Sementara
Zhixun, dia tampak canggung dengan kepedulian Qingtong padanya.
--
Xuewei
yang terpilih menjadi MC acara. Dia melakukan tugasnya dengan sangat baik.
Tapi,berbanding terbalik dengannya, seluruh kelasnya tidak ada yang menang
satupun perlombaan. Fan Pang yang ikut lomba lempar cakram, salah berdiri di
garis perlombaan dan lebih parahnya, lemparan cakramnya hampir saja mengenai
kepala sekolah. Duan Xiao pun juga gagal dalam lomba lari gawang. Ba Dan malah
pamer kalau dia juara tiga di lomba lompat tinggi. Jinbu langsung komentar
kalau yang ikut lomba lompat tinggi kan hanya 3 orang. Ba Dan balas mengejek
Jinbu yang ikut lomba lari estafet tapi malah kehilangan tongkat.
Huft.
Harapan terakhir hanya lomba lari 5000 meter yang diikuti Qingtong. Qingtong
masih percaya diri kalau dia bisa menang. Tapi, bagi teman-temannya, mustahal
baginya untuk menang.
--
Perlombaan
Qingtong udah dimulai. Junhe yang menonton dari pinggir lapangan, ingin
membantunya untuk menang. Jadi, dia menyuruh Xiaohuo dan Da Da untuk
menyabotase hasil lomba. Yang mencatat hasil lomba lari adalah siswi yang
menggunakan topi kuning. Tapi, juri itu tidak mencatat nama, hanya mencatat
nomor peserta. Mudah bagi mereka untuk mengelabuinya. Tinggal ganti nomor juara
pertama dengan nomor peserta Qingtong.
Da
Da dan Xiaohuo menyanggupi. Mereka segera mendekati si siswi topi kuning dan
menabraknya. Kemudian, merebut kertas catatan dengan alasan mau di berikan ke
wasit.
Nah,
pas selesai lari, Qingtong menyebutkan nomor pesertanya. Tapi, dia malah
mendapat kemarahan dari wasit, Pak Huang. Itu karna juara satu, nomornya di
coret dan di ganti dengan angka 0325, yang merupakan nomor peserta Qingtong.
Masa yang juara 1 adalah 0325 dan juara 4 juga adalah 0325?! Dia menuduh
Qingtong menyabotase hasil lomba.
Tapi,
mau apapun yang dikatakannya, guru Huang tidak percaya padanya. Karna Qingtong
nggak mau ngaku, dia melaporkan Qingtong ke Guru Wu.
Qingtong
pun di marahi habis-habisan sama Guru Wu. Padahal, Qingtong udah ngotot kalau
dia nggak tahu apapun. Tidak lama, Guru Yang datang dengan membawa Xiaohuo dan
Da Da. Guru Yang juga nggak mendengarkan Qingtong dan malah menuduhnya meminta
tolong kakak kelas untuk menyabotase hasil lomba.
Qingtong
beneran kesal dan marah. Dia mengira ini adalah ulah dari Junhe yang ingin
mencelakainya. Xiaohuo dan Da Da menjelaskan kalau mereka hanya ingin membantu.
Beneran membantu. Tapi, Qingtong nggak percaya sama sekali pada mereka.
Yang
lebih membuat Qingtong marah dan malu adalah Guru Yang mengumumkan kejadian ini
melalui mic, hingga seluruh siswa bisa mendengar. Di pengumumannya, dia
menyebutkan nama Qingtong yang sudah menyabotase hasil lomba.
Junhe
yang mendengar pengumuman itu, berusaha bicara sama Qingtong. Tapi, Qingtong
sudah sangat marah dan tidak mau mendengar apapun penjelasannya. Huft, niat
baiknya malah menjadi bumerang. Junhe tentu marah sama Xiaohuo dan Da Da yang
melakukan sesuatu nggak pake otak dan malah mencelakai Qingtong jadinya.
--
Begitu
acara loba selesai, semua yang bermasalah berkumpul di raungan guru untuk
menulis surat penyesalan. Zhixun beneran kesulitan menulis surat penyesalah
karna dia belum pernah melakukannya. Eh, yang lain malah jadi menggoda Zhixun
yang pasti belum pernah bolos atau datang terlambat. Woah, mereka mulai
menyadari perbedaan antara seorang individu bisa sangat jauh.
Saat
yang lain fokus menulis surat penyesalan, Qingtong malah menangis. Dia nggak
terima di hukum padahal dia tidak melakukan apapun. Di tambah lagi, namanya
malah disiarkan begitu.
--
Saat
jam istirahat, Zhixun menghampiri Qingtong yang lagi sendirian. Qingtong masih
berharap kalau Zhixun akan mentraktirnya BBQ walaupun dia nggak juara.
Sayangnya, itu hanyalah harapan karna Zhixun tidak akan mentraktirnya.
Tapi,
sebagai hadiah Qingtong udah ikut lomba, Zhixun memberikannya hadiah kaset Wang
Leemon. Qingtong bingung. Dengan cool, Zhixun memberitahu kalau hadiah masuk
juara tiga besar adalah dia mentraktir BBQ, tapi kalau nggak masuk tiga besar,
Qingtong hanya akan mendapatkan hadiah kaset itu. Qingtong senang karna hadiah
kaset itu lebih baik daripada BBQ.
Dan
lagi-lagi, Junhe tiba terlambat. Dia ingin menghibur Qingtong, tapi malah
melihat kedekatan Qingtong dengan Junhe. Dan yang bisa dilakukannya hanyalah
mundur.
--
Qingtong
beneran senang dengan hadiah kaset itu. Saking senangnya, dia tidak mengizinkan
siapapun menyentuhnya, termasuk Jinbu.
--
Esok
harinya,
Qingtong
menemui Guru Wu untuk menanyakan kalau Guru Wu percaya padanya kan? Guru Wu
menjawab kalau tidak ada gunanya dia percaya sama Qingtong karna guru lain
hanya melihat hasil. Dan juga, untuk apa Xiaohuo dengan Da Da menjebaknya?
Qingtong juga nggak tahu alasan mereka
melakukan itu, mungkin hanya bercanda. Guru Wu memberitahu kalau kemarin, semua
guru hingga kepala sekolah memarahinya. Bisakah Qingtong mengerti perasaan
seorang guru yang dimarahi setiap hari? Lebih baik, Qingtong fokus saja
belajar.
--
Pas
jam istirahat, Qingtong nggak sengaja berpas-pasan dengan Junhe. Dengan gercep,
dia langsung mundur menjauhi Junhe dan menyuruh Junhe untuk menjaga jarak 10
meter darinya. Mulai hari ini, Junhe tidak boleh mendekat padanya.
Junhe
mau menjelaskan masalah kemarin, tapi Qingtong tidak mau mendengarkan sama
sekali.
--
Sikap
Qingtong sangat berbeda saat berhadapan dengan Junhe dan Zhixun. Kalau sama
Junhe, dia selalu berpikiran buruk, mau apapun yang Junhe lakukan. Tapi, sama
Zhixun, dia bersikap sangat manis dan lembut. Dia bahkan memberikan Zhixun
hadiah kotak kacamata + kain lap kacamata sebagai bentuk terimakasih atas
hadiah kaset yang Zhixun berikan.
--
Hari
ujian.
Semua
siswa berusaha sebaik mungkin mengerjakan soal. Yah kecuali Ba Dan yang
menjawab soal bukan dengan membaca dan mengerjakan tapi dengan melempar
penghapus yang udah di tulis –A B C D E- dan yang keluar itu jawaban yang dil
ingkarinya.
--
Dan
hari ini hasil ujian keluar. Begitu hasilnya keluar, Zhixun langsung ke papan
untuk mencari nama Qingtong. Setelah menemukan nama itu, dia tampak puas.
--
Saat
jam makan malam, bukannya makan dengan tenang, ayah Zhixun malah membahas hasil
ujian Zhixun. Zhixun tahu kalau ayahnya akan memarahinya, jadi dia mengingatkan
kalau ujian kali inipun, dia juara satu di angkatannya. Masalahnya, tn. Wu
tidak peduli. Menurutnya, menjadi juara satu adalah tugas Zhixun. Tapi, yang
ingin di bahasnya, adalah nilai Zhixun yang hanya beda 4 point dari juara
kedua. Dia membahas mengenai nilai matapelajaran Zhixun yang nggak sempurna.
tn.
Wu menuduh alasan nilai Zhixun menurun adalah karna perempuan. Zhixun
menyangkal hal itu. Ibu malah bilang kalau mereka sudah bertanya ke sekolah dan
tahu mengenai kelompok belajar itu. Zhixun menjelaskan kalau dia dan Qingtong
hanyalah teman sekelompok, tapi itu juga sudah selesai. tn. Wu tidak percaya
sama sekali padanya. Dia malah membahas hal lainnya mengenai Zhixun yang
berkelahi dengan orang waktu ikut lomba olahraga sekolah. tn. Wu tidak suka
Zhixun mengikuti lomba olahraga itu karna hanya membuang waktu.
Zhixun
beneran muak mendengar omelan ayahnya. Apalagi, saat tn. Wu membahas kalau dia
sudah mengeluarkan banyak biaya hanya untuk sekolah Zhixun. Zhixun untuk
pertama kalinya mulai membangkang. Dia nggak terima dimarahi padahal dia tidak
salah dan juga tidak malas-malasan. Dan juga, Qingtong adalah temannya, jadi
dia berharap kedua orangtuanya mau menghormati temannya.
Ibu
menyuruh mereka untuk nggak bertengkar dan makan saja. Zhixun yang udah kadung
kesal dan marah, tidak mau makan dan pergi keluar rumah. Tn. Wu semakin marah
dan memperingati Zhixun kalau mulai hari ini, dia dilarang berteman dengan
siapapun.
--
Zhixun
pergi ke perpustakaan. Di sana sudah ada Qingtong yang udah selesai belajar dan
udah siap-siap mau pulang. Baru melihat raut wajah Zhixun saja, Qingtong sudah
tahu kalau ada masalah. Zhixun sampai heran, darimana Qingtong tahu?
“Di
atas kepalamu ada awan gelap. Sedang ada petir, kilat dan hujan deras,” jawab
Qingtong. “Kau kenapa?”
“Sedikit
perselisihan dengan orang tua.”
Qingtong
menanggapi dengan santai. Dengan bangganya, dia malah bilang kalau setiap
harinya dia juga bertengkar dengan ibunya. Tapi, melihat ekspresi Zhixun yang
masih muram, Qingtong berusaha menghiburnya. Dia mengajak Zhixun untuk ikut
makan BBQ bersamanya dan teman-temannya. Zhixun menolak dan menyuruh Qingtong
pergi sendiri.
“Kalau
begitu, aku pergi ya. Kalau kau berubah pikiran, langsung datang saja Di
restoran depan sekolah. Kami akan makan lama di sana,” ujar Qingtong.
Krik.
Tidak ada jawaban sama sekali.
--
Qingtong
beneran nggak bisa fokus makan. Dia sibuk melirik ke pintu masuk, berharap
kalau Zhixun akan datang. Jinbu dkk merasa kalau mustahil Zhixun mau bergabung
dengan mereka. Ba Dan bahkan ngomong kalau Zhixun datang, dia akan makan tusuk
satenya.
Wkwkwk.
Dan beneran aja, Zhixun datang. Semua tertawa ngakak. Fan Pang langsung
menyuruh Ba Dan untuk makan tusuk satenya. Sebagai bonus, dia juga memberikan
tusuk satenya untuk Ba Dan. Hahaha.
Walaupun
datang, tapi tampak jelas kalau Zhixun canggung berada di antara Qingtong dkk.
--
tn.
Li mulai bekerja di tempat konstruksi. Karena ini kali pertamanya bekerja
sebagai kuli, badannya jadi sakit semua. Ny. Li lah yang bantu mengurutnya.
Qingtong yang baru bangun, menawarkan diri membantu mengurut.
Sementara
itu, Jinbu pagi-pagi sekali, selesai membersihkan rumah, pergi ke hotel Mudan.
Dia ke sana untuk bertemu Duan Xiao sekaligus membantunya membersihkan hotel.
--
Qingtong
ke toko buku dan nggak sengaja berjumpa dengan Zhixun. Zhixun ke sana untuk
membaca buku pelajaran sementara Qingtong ke sana untuk membaca novel. Qingtong
yang santai, memilih duduk sambil membaca. Zhixun yang awalnya berdiri pun jadi
ikutan duduk.
Tapi,
bukannya fokus membaca novel nya, Qingtong malah terus melirik ke Zhixun.
Zhixun sadar hal itu, jadi dia menyuruh Qingtong bicara. Qingtong langsung
mendekat dan membicarakan mengenai novel yang di bacanya, Pipilu. Baginya, buku
komik itu menarik.
Zhixun
kelihatan sekali sudah mulai membuka diri sama Qingtong. Dia bahkan bersedia
saat Qingtong menawarkan membacakan novel itu.
--
Saat
pulang, Zhixun menyeka kacamatanya dengan hadiah kain pemberian Qingtong. Tidak
disangka, dia juga meminjam buku novel Pipilu yang di bicarakan Qingtong tadi.
--
Ketika
Qingtong pulang ke rumah, ada seorang pria aneh berada di depan rumah. Pria itu
memberikan kartu namanya dan memberitahu kalau dia adalah guru di kursus
penerbangan gitu. Jadi, dalam satu bulan, Qingtong udah bisa jadi pramugari.
Qingtong
sangat tertarik jadi dia mengajak Jinbu ikut. Jinbu ragu, tapi Qingtong yakin
kalau tempat itu asli, bukan penipuan. Buktinya, di brosurnya ada nama, alamat
dan nomor telepon. Dan biaya latihannya 500yuan, lumayan mahal.
Udah
tahu mahal, Qingtong malah tetap nekat mengajak teman-teman yang lain untuk
ikut (Duan Xiao, Ba Dan dan Fan Pang). Dia malah udah kayak sales yang nawarin produk. Dan mereka
malah tertarik dan mulai berkhayal menjadi pilot dan pramugari.
--
Karna
itu, Ba Dan pun memberanikan diri meminta uang dari orang tuanya sebesar
1000yuan. Keluarga Ba Dan ini lumayan kaya, jadi mereka nggak terlalu berat
memberikan uang sebesar itu.
--
Qingtong
yang sekarang sering ke perpustakaan untuk belajar, dengan bangga bilang sama
Zhixun kalau dia akan jadi pramugari. Dia mengajak Zhixun ikutan juga, tapi
Zhixun dengan tegas menolak.
--
Junhe
nongkrong sama Xiaohuo di atap rumah orang. Mereka membicarakan rencana ke
depannya karna sudah lulus SMA. Junhe cemas kalau setelah nilai ujiannya
keluar, dia akan di usir sama pamannya. Tapi, dia juga terima aja sih kalau
nantinya di usir.
--
Qingtong
cemas karna sudah 21.30 tapi Jinbu masih belum pulang. Karna itu, dia pamit
sama ibunya untuk keluar menjemput Jinbu.
--
Zhixun
menghabiskan waktu membaca novel Pipilu. Waktu ibunya masuk ke dalam kamarnya,
Zhixun langsung menyembunyikan bukunya. Ibu menasehati Zhixun untuk tidak terus
melawan ayah karna kondisi ayah juga nggak terlalu baik. Dan juga, bulan depan,
mereka akan mengundang prof. He, teman ayahnya saat kuliah nanti.
Tapi,
Zhixun tidak tampak antusias sama sekali.
--
Qingtong
ke hotel Mudan untuk menjemput Jinbu, tapi Jinbu ternyata sudah pulang dari jam
18.00 tadi. Duan Xiao jadi cemas saat tahu Jinbu belum pulang. Dia menyuruh
Qingtong agar mereka berpencar mencari Jinbu.
--
Qingtong
mengendarai sepeda dengan panik, mencari Jinbu. Kebetulan, dia melewati tempat
Junhe lagi nongkrong sama Xiaohuo.
--
Duan
Xiao sangat cemas. Pas di jalan, ban sepedanya malah bocor. Jadi, dia segera
meletakkan sepedanya gitu aja di jalan dan mulai lari mencari Jinbu.
--
Rantai
sepeda Qingtong juga lepas. Saat dia lagi berusaha memperbaikinya, dua orang
pria mabuk mulai mendekat dan menggodanya. Qingtong mulai ketakutan tapi kedua
pria itu terus mendekat dan menghalanginya kabur.
“HEI!
Apa yang kalian lakukan?” teriak Junhe.
Dia
datang menyelamatkan Qingtong. Reflesk, Qingtong langsung berlari ke belakang
Junhe untuk bersembunyi. Junhe juga menjaga Qingtong agar tetap di belakangnya.
Kedua
pria mabuk itu malah menantang Junhe untuk berkelahi.