Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter
Episode
06 part 02
Mereka
akhirnya tiba di tempat Jeong Yeong. Mo Tak menyuruh So Mun untuk menunggu di
dalam mobil sementara dia bicara dengan Jeong Yeong.
Tempat
mereka janjian adalah daerah rumah tn. Jeon. Jeong Yeong ke sana untuk
menyelidiki jejak pelaku yang tertinggal. Dengan sinar UV, dia bisa menemukan
jejak darah yang ada di tanah, tapi sama seperti yang di tunjukkan di CCTV yang
Han Ul tunjukkan padanya, jejak darah itu tiba-tiba berhenti di tengah jalan,
seolah si pelaku menghilang.
Mo
Tak menghampirinya dan memberikan hasil laporan analisis darah yang mereka
ambil di kediaman Kim Yeong Nim. Ada darah milik seorang pria bergolongan darah
AB. Mo Tak menyuruh Jeong Yeong untuk mencari darah itu milik siapa di basis
data Layanan Forensik Nasional.
Jeong
Yeong cukup terkejut saat tahu kalau ada jejak darah lain selain darah Kim
Yeong Nim. Dan juga, mudah baginya untuk mencari di basis data Layanan Forensik
Nasional. Dia akan menyerahkan laporan tersebut bersama dengan laporan kasus
yang sedang di tanganinya, jadi tidak akan ada yang curiga.
Mo
Tak jadi kepo, mau tahu kasus apa yang sedang Jeong Yeon tangani. Dia sempat
melihat Jeong Yeong mengarahkan sinar UV ke lantai, jadi dia menggunakan
ponselnya dan melihat jejak pelaku juga. Di jejak tersebut ada sedikit serbuk
kaca, sehingga ketika terkena sinar, sedikit bercahaya. Mo Tak menelusuri jejak
itu dan heran karna jejak itu berhenti tepat di depan CCTV dan kemudian, tidak
ada lanjutannya. Jeong Yeong tidak nyaman dan menyuruh Mo Tak untuk pulang
karna urusan mereka sudah selesai.
Perhatian
Jeong Yeong sedikit teralihkan karna dia menerima telepon dari Han Ul. Ketika
itu, Mo Tak terpikir untuk mengarahkan senternya ke sisi jalan. Dan dia
menemukan jejak pelaku ada di sana, di dekat dinding yang tinggi dan kemudian
menghilang.
“Biar
kulihat foto korban,” ujar Mo Tak, ingin mengambil dokumen berkas Jeong Yeong.
Tentu
saja, Jeong Yeong tidak mengizinkan dan segera pergi meninggalkannya. Ketika
dia kembali ke mobilnya, So Mun sempat melihat wajahnya dari dalam mobil Mo
Tak.
Flashback
Jeong Yeong lah yang menangani
kasus kecelakaan orang tuanya dan berusaha mewawancarainya untuk laporan. Tapi,
saat itu, So Mun terlalu shock hingga mengalami aphasia. Dia tidak mau bicara
sedikitpun.
Kakek menjelaskan pada Jeong
Yeong kalau So Mun merasa kalau dirinya adalah penyebab kematian ayah dan
ibunya sehingga dia menolak bicara.
End
Dan
So Mun ternyata masih mengingat Jeong Yeong. Begitu Jeong Yeong pergi, So Mun
segera keluar mobil dan menghampiri Mo Tak sembari bertanya, kenapa Jeong Yeong
ada di sini? Dia memberitahu Mo Tak kalau Jeong Yeong adalah detektif yang dulu
menyelidiki kasus kecelakaan orangtuanya. Mo Tak berpura-pura tidak tahu dan
mengalihkan topik.
Dia
menunjukkan So Mun jejak pelaku yang ada di lantai dan kemudian menghilang di
tengah jalan. Tapi, jejak itu tidak menghilang, melainkan berlanjut di pinggir
jalan. Dan kemudian, pasti mengarah ke atas jembatan yang ada di atasnya. Dan
yang bisa melompat setinggi itu selain mereka adalah roh jahat.
“Roh
jahat? Pelakunya roh jahat?” kaget So Mun.
“Mari
kita temukan dia.”
Tanpa
membuang waktu, mereka pun melompat hingga ke atas jembatan. Dan benar saja,
jejak pelaku berlanjut mulai dari sana lagi. Mereka mulai menelusuri jejak
tersebut dengan semangat.
--
Kantor
Polisi Jungjin,
Jeong
Yeong sudah kembali. Dan tentu saja, seperti yang di tebak sebelumnya, kasus
tn. Jeon yang mereka tangani, di ambil alih oleh det. Pyo. Semua bukti dan
laporan yang sudah mereka buat, juga di ambil. Dan yang memerintahkan semua itu
adalah Kepala Choi.
Han
Ul yang anak baru, kesal dan tidak mengerti alasan Kepala Choi menyuruh det.
Pyo mengambil alih kasus mereka.
“Kurasa
itu kasus yang harus dikubur,” jawab Jeong Yeong.
“Psikopat
ini bukan manusia. Kenapa melindungi pembunuh macam itu?” tanya Han Ul.
“Jika
tersangkanya bukanlah alasan kasus ini dikubur… Maka korbannya?” gumam Jeong
Yeong.
--
Jeong
Yeong kembali ke TKP seorang diri. Dia melihat-lihat ruang kerja tn. Jeon,
tempat dimana tn. Jeon terbunuh. Dia menemukan sebuah buku autobiografi milik
tn. Jeon yang berjudul : “Jeon Gi Hwan, Sejarah Jungjin.” Jeong Yeong
membalikkan buku dengan cepat dan menemukan sebuah halaman yang isinya foto
saat tn. Jeon menjadi kepala kampanye untuk pemilihan walikota Jungjin, tn.
Shin Myeong Hwi. Di foto itu, ada Kim Yeong Nim yang juga anggota kampanye.
Jeong
Yeong merasa ada yang aneh. Dia memeriksa berkas kasus tn. Jeon dan ternyata,
tn. Jeon memiliki golongan darah AB. Itu golongan darah yang sama seperti yang
di temukan di analisis darah Kim Yeong Nim. Sebagai seorang detektif, Jeong
Yeong tidak bisa mengabaikan kebetulan seperti ini.
Tidak
lama, dia mendapat pesan dari Mo Tak yang isinya : Kau bisa lacak tersangka kembali menggunakan rekaman dari kamera
pengawas milik Apotek Yeonhui di Suil 6-ro. Tolong beri tahu aku jika kau
temukan identitas korban.
--
So
Mun beneran semangat karna mereka bisa menangkap roh jahat dan juga mengungkap
siapa yang berusaha membunuh Mo Tak. Tapi,
dia juga merasa heran mengenai alasan Mo Tak yang tiba-tiba ingin mencari tahu
masa lalunya. Dan juga, ponsel Mo Tak yang dalam keadaan hancur itu.
Karna
rasa kepo-nya, So Mun melihat dokumen yang ada di meja Mo Tak. Mo Tak berusaha
menghalangi, tapi So Mun ngotot melihat. Dia melihat sebuah foto yang tidak
asing. Sebuah foto di jalan yang gelap dan sepi. Mo Tak memberitahu kalau
menurutnya, foto itu adalah bukti yang menunjukkan bagaimana jasad Kim Yeong
Nim di buang.
“Ayahku
punya rekaman ini, kutemukan di kartu memori yang tersembunyi di dalam buku
catatannya. Kenapa ayahku punya rekaman ini? Maksudku… Kenapa kau… Kenapa ini
berkaitan dengan kasus Kim Yeong-nim?” tanya So Mun sembari menunjukkan rekaman
yang ada di ponselnya, milik ayahnya.
“Mun.”
“Jangan
bilang… Katamu ada detektif lain yang
mati. Apa mereka orang tuaku? Tunggu. Orang tuaku dibunuh, tapi mereka
menutupinya? Jadi, itu bukan kecelakaan? Apa yang kau sembunyikan dariku?”
tanya So Mun, penuh kemarahan.
Dia
membongkar barang yang ada di laci meja Mo Tak. Dan menemukan ada berkas
laporan penyelidikan kecelakaan orangtuanya termasuk foto-foto bagaimana
kondisi ibu dan ayahnya saat di temukan di TKP. So Mun merasa sangat marah
karna Mo Tak menutupi hal itu.
Mae
Ok dan Ha Na yang ada di atas ruang latihan, sampai turun ke bawah karna
mendengar suara teriakan So Mun. Ketika mereka tiba, Mo Tak sudah mengakui pada
So Mun kalau kedua orangtuanya bukan mengalami kecelakaan tapi di bunuh.
So
Mun sangat terpukul. Dia ingin tahu siapa yang membunuh orang tuanya. Noh Hang
Gyu atau Noh Chang Gyu? So Mun merasa semakin marah karna mereka semua tahu hal
itu tapi tidak mengatakan apapun padanya!!!
“Aku
tak bisa membacanya jika kau tak mengingatnya,” ujar Ha Na. “Kau ingin
melupakannya, maka kau memblokirnya. Tapi kau tahu. Kau dengar suaranya.”
So
Mun semakin shock. Dia tidak sadar kalau dia tahu orang tuanya di bunuh, tapi
alam bawah sadarnya, memblokir ingatan itu. Sekarang, dia ingin tahu siapa
pembunuh ayah dan ibunya!
Dalam
keadaan diliputi emosi, So Mun pergi dari kedai.
--
Ju
Yeon sedang makan bersama teman-temannya di pinggir jalan. Saat itu, So Mun
menelponnya dan Ung Min sambil menangis dan bilang kalau dia tubuh bantuan
mereka.
Ju
Yeon dan Ung Min benar-benar peduli pada So Mun. Tanpa perlu sedetikpun, mereka
segera meninggalkan teman-teman dan aktivitas mereka dan segera pergi untuk
menemui So Mun.
--
Mae
Ok, Ha Na dan Mo Tak juga tidak tahu harus bagaimana sekarang setelah So Mun
tahu kebenarannya.
--
Saking
tidak stabilnya emosi So Mun saat ini, dia sampai tidak fokus mengendarai
sepeda dan hampir tertabrak mobil. Dia pergi ke persimpangan dimana dia
mengalami kecelakaan itu bersama orang tuanya. So Mun benar-benar ingin
mengingat hari kejadian itu, hingga dia mau menantang maut. Dia tetap duduk di
tengah jalan dan menatap truk yang melaju ke arahnya. Dia berteriak :
“Kembalikan ingatanku!!!”
Untungnya,
di saat yang tepat, Ju Yeon dan Ung Min tiba dan segera menariknya ke pinggir
jalan. Mereka berusaha menenangkan So Mun yang menangis terisak-isak dan
memberitahu kalau dia melihat orangtuanya di bunuh, tapi dia tidak ingat
apapun.
So
Mun terus menangis dan menyalahkan dirinya sebagai penyebab terbunuhnya orang
tuanya. Kedua sahabatnya memeluknya dengan erat dan berujar kalau itu bukan
kesalahan So Mun.
--
Esok
hari,
Mae
Ok, Mo Tak dan Ha Na merasa khawatir dan cemas dengan So Mun. Setiap kali
melihat anak berseragam pria masuk, mereka pasti akan segera melirik ke pintu
masuk, mengira So Mun yang datang.
Tapi,
So Mun tidak datang sama sekali ke kedai dan bahkan tidak bisa di hubungi.
Saat
kedai udah tutup, Ha Na pergi entah kemana. Mae Ok yang merasa khawatir,
mengajak Mo Tak untuk pergi ke Yung dan meminta bantuan Wi Gen agar segera
membantu So Mun bertemu dengan orangtuanya. Hanya itu satu-satunya cara untuk
menghibur So Mun.
Mo
Tak awalnya setuju, tapi kemudian, mengurungkan niatnya. Itu karna dia takut
ketemu Gi Ran. Beberapa hari ini, Gi Ran berusaha menghubunginya (dengan
telepati), tapi dia mengabaikannya. Mae Ok langsung memukulinya karna dia kan
udah bilang agar Mo Tak tidak mencampuri urusan dunia.
--
Ha
Na ternyata pergi ke rumah So Mun. Dia menunggu di depan gerbang hingga So Mun
pulang. So Mun masih merasa marah karna mereka semua menipunya dan
menyembunyikan fakta kalau orangtuanya di bunuh. Ha Na malah memarahinya.
Ha
Na akan membantu So Mun untuk membuka ingatannya dan melihat siapa pembunuh
orang tuanya. So Mun tentu mau. Makanya, ketika kakeknya keluar, So Mun
memperkenalkan Ha Na sebagai pacarnya agar dia bisa membawa masuk Ha Na ke
dalam kamarnya. Ha Na langsung melotot padanya dan mau pergi saja. Masalahnya,
kakek sangat senang karna So Mun membawa pulang pacar dan segera menyuruh Ha Na untuk masuk ke dalam rumah.
So
Mun membawa Ha Na masuk ke dalam kamarnya. Kakek mengantarkan minum ke kamar So
Mun dan menyampaikan pesan agar So Mun tetap membiarkan pintu terbuka ketika
membawa gadis ke dalam rumah. Eh, Ha Na malah menutup pintu dari dalam dan juga
menutup tirai jendela. Setelah itu, dia menanyakan, apakah So Mun mempunyai
barang yang di bawanya di dalam mobil saat kecelakaan itu terjadi? Seperti,
buku gambarnya.
So
Mun pun mengambil buku gambarnya tersebut. Ha Na menyuruh So Mun duduk di
sebelah dan meletakkan buku gambar itu di antara mereka.
“Kau
memblokir ingatanmu karena perasaan bersalah. Lepaskan semuanya. Saat itulah
kau bisa melihatnya,” ujar Ha Na.
--
Mae
Ok berhasil membujuk Mo Tak untuk ikut bersamanya ke Yung.
Saat mereka tiba, Wi Gen sedang melakukan rapat bersama anggota
lainnya. Mae Ok yang baru tiba, mulai berteriak menuntut janji Wi Gen yang akan
mempertemukan So Mun dengan orang tuanya, tapi kenapa sampai sekarang belum?!
Semua terdiam dan menunduk. Mae Ok dan Mo Tak langsung sadar
kalau ada sesuatu yang nggak beres.
“Orang tua Mun tak pernah naik ke surga,” ujar Wi Gen.
--
Ha
Na menanyakan kesiapan mental Mun, apa dia siap untuk melihat pembunuhnya? Mun
menganggukan kepala, yakin. Ha Na menyuruh So Mun untuk memegang buku
gambarnya, kemudian, Ha Na menggenggam tangannya dan membantunya melihat masa
lalunya.
Keduanya,
menutup mata. Dan dengan bimbingan Ha Na, mereka kembali ke saat-saat sebelum
kecelakaan tersebut terjadi.
Flashback
Kita kembali ke adegan di episode
01, saat Mun menggambar dan kedua orangtuanya membujuk agar Mun juga menggambar
mereka di buku gambarnya.
Tidak lama kemudian, mobil
berhenti di lampu merah dan So Gwon mendapat telepon dari Mo Tak. Di saat itu,
sebuah truk melaju kencang dan melabrak mobil mereka.
Mun dan Ha Na melihat semua
kejadian itu dengan mata kepala merekan sendiri. Mun masih saja shock saat
melihat kejadian itu terulang kembali di depan matanya. Dia melihat ibunya yang
sekarat tapi berusaha untuk melindungi tubuhnya. Mun berteriak histeris agar
ibunya bertahan, tapi percuma, Ibunya sudah meninggal sambil memeluk tubuhnya
yang kecil.
Dia melihat roh ayah dan ibunya
keluar dari tubuh mereka dan terbang ke langit.
Saat itu, seseorang melangkah
keluar dari dalam truk. Ha Na segera menghampiri Mun dan memberitahu kalau
pelakunya muncul. Ha Na memperingatkan Mun untuk tidak menyentuh apapun karna
mereka bisa mendapat masalah jika So Mun merubah alur masa lalu.
Pria pertama memeriksa denyut
nadi ayah dan ibu Mun. Dengan santai, dia berujar kalau keduanya sudah tewas
dan misi mereka selesai. Dia menyampaikan hal itu kepada pelaku lain yang ada
di dalam truk.
--
Mo Tak menanyakan maksud ucapan Wi Gen mengenai orang tua Mun
yang tidak pernah ke surga.
“Mereka mungkin gentayangan, atau menjadi roh jahat. Mungkin
juga, mereka dimangsa oleh roh jahat. Itulah yang bisa kami katakan saat ini,”
ujar Wi Gen.
--
Pelaku yang turun dari dalam
truk, memakai masker. Dia membuka maskernya. Pelakunya adalah Cheong Sin.
Cheong Sin yang sudah di rasuki
roh jahat, memakan roh kedua orang tua Mun. Hal itu di saksikan oleh Mun dan Ha
Na. Keduanya sangat terkejut karna pelakunya ternyata roh jahat.
Rekan Cheong Sin melapor kalau So
Gwon dan Mun Yeong sudah tewas, tapi anak mereka masih hidup. Cheong Sin
menyuruhnya untuk membiarkan Mun karna dia juga tidak peduli.
Ha Na merasa tidak asing dengan
wajah Cheong Sin, sehingga dia mendekat untuk memastikan lebih jelas.
“Itu dia! Dia pembunuh Cheol
Jung,” ujar Ha Na.
Tidak di sangka, Cheong Sin
melirik padanya dan tersenyum, “Kau jalang itu,” terdengar dua suara. Suara roh
jahat yang bercampur dengan suara Cheong Sin.
“Tidak mungkin dia bisa
melihatku,” ujar Ha Na, shock.
Cheong Sin terus menatap Ha Na
dengan tatapan membunuh. Ha Na benar-benar ketakutan dan berteriak pada So Mun
agar mereka segera keluar.
“Akan kuingat wajahmu agar aku
bisa menemukanmu dan mencabikmu sampai habis, Jalang,” ujar roh jahat.
Saking takut dan terkejutnya, Ha
Na sampai terjatuh ke lantai. Mun yang masih dalam keadaan terpukul, berjalan
mendekati mereka dan meninju wajah Cheong Sin. Dia diliputi kemarahan hingga
mau membunuh Cheong Sin dan mengabaikan ucapan Ha Na yang menyuruhnya berhenti.
Roh jahat yang ada di dalam tubuh
Cheong Sin, berhasil mencekik leher Mun. Dia pun jadi sadar kalau Mun adalah
anak di dalam mobil itu.